Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Efektifitas Kinerja Bangunan Pengaman Pantai di Desa Munte Kabupaten Luwu Utara Samaila, Muh Akhsan; Hidayatun, Siti Marohatus
Jurnal Teknik Sipil : Rancang Bangun Vol 4, No 1 (2018): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.798 KB) | DOI: 10.33506/rb.v4i1.187

Abstract

Garis Pantai Munte yang berhadapan dengan Teluk Bone, lebih banyak menghadapi masalah abrasi pantai yang menyebabkan permukiman dan fasilitas umum seperti sekolah, masjid terancam oleh hempasan gelombang. Dalam menangani permasalahan tersebut dilakukan pendekatan hard approach dengan pembangunan struktur bangunan pantai. Kinerja bangunan pantai diukur dengan efektifitas fungsionalnya untuk mereduksi energi gelombang. Untuk mencapai kriteria efektif maka dilakukan identifikasi masalah serta konsep kajian dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Kondisi bangunan eksisting pada Pantai Munte berupa groin dan detached breakwater. Dari hasil analisis deformasi gelombang menggunakan pemodelan terhadap bangunan eksisting, tinggi gelombang yang sampai dibibir pantai rata rata sebesar 0.86 m sedangkan kombinasi groin dan detached breakwater mereduksi tinggi gelombang yang sampai ke pantai hingga 0.26 m. Hasil tersebut menunjukkan efektifitas bangunan pengaman pantai sebesar 30.23%. Hasil perhitungan deformasi gelombang menggunakan pemodelan numerik menunjukkan hasil yang mendekati dengan perhitungan secara analitik sehingga pemodelan dapat digunakan untuk memperoleh salah satu parameter efektifitas yaitu reduksi tinggi gelombang.
Pemodelan Respon Struktur Pemecah Gelombang Tipe Terapung dengan Peredam Tambahan (Heave Plate) Samaila, Muh Akhsan; Butudoka, Marina Abriani
Jurnal Teknik Sipil : Rancang Bangun Vol 4, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1227.611 KB) | DOI: 10.33506/rb.v4i2.193

Abstract

Salah satu cara untuk meningkatkan efektifitas sebuah pemecah gelombang terapung adalah dengan memperbesar hydrodynamic damping atau viscous damping. Redaman hidrodinamik bergantung pada bentuk dan frekuensi gerakan dari struktur.  Penelitian ini bertujuan meninjau pengaruh penambahan redaman pada struktur terapung dengan variasi sudut yaitu 90o, 150o dan 180o yang membatasi respon gerak struktur terapung hanya arah vertikal (heave motion) dimana sistem pengikat berupa pile untuk menjaga struktur terapung hanya bergerak secara vertikal. Model uji struktur terapung memiliki dimensi panjang 1.1 m, lebar 0.6 m dan tinggi 0.4 m. Gelombang yang digunakan pada model adalah gelombang regular dimana gelombang dicatat menggunakan alat wave gauge sedangkan pencatatan respon gerak struktur menggunakan alat accelerometer. Gerak translasi arah vertical (heave motion) diperoleh dari hasil integrasi numerik data kecepatan hasil pencatatan accelerometer. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai rasio redaman yang paling besar (ζ) yaitu redaman tambahan dengan variasi sudut 90o sebesar 0.418 sedangkan redaman tambahan dengan sudut 180o dan 150o masing-masing sebesar 0.344 dan 0.326. Untuk respon gerak struktur terapung (gerak translasi), sistem redaman tambahan yang memiliki sudut 90o paling besar mengurangi simpangan gerak translasi sebesar 0.1 m.
EVALUASI EXISTING SALURAN DRAINASE JALAN KILANG KELURAHAN SAWAGUMU KOTA SORONG Niglar Niglar; Muh. Akhsan Samaila; Epafroditus Tuwanakotta
Jurnal Karkasa Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Karkasa - Desember 2018
Publisher : LPPM Politeknik Saint Paul Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32531/jkar.v4i2.239

Abstract

Infrastruktur drainase diperlukan untuk mengendalikan kelebihan air permukaan berupa air hujan, air limbah domestik maupun air limbah industri. Sistem drainase sendiri sendiri terdiri dari empat macam, yaitu system drainase primer, sistem drainase sekunder, sistem drainase tersier dan sistem drainase kuarter. Sistem drainase ini memiliki peran dan fungsinya masing-masing, sudah seharusnya bahwa fungsi drainase ini tidak dialihfungsikan. Terjadinya genangan air atau banjir di Kota Sorong merupakan salah satu permasalahan penting yang harus diatasi. Terutama banyaknya saluran drainase yang tidak berfungsi dengan baik dan penumpukan sampah pada saluran drainase, olah sebab itu maka tujuan dari penelitian ini ialah Menentukan dimensi saluran yang mampu mengalirkan debit aliran air maksimum. Tahapan perhitungan meliputi perhitungan intensitas hujan, perhitungan debit banjir rencana kemudian dibandingkan dengan perhitungan kapasitas saluran sekarang. Perhitungan dimensi saluran berdasarkan debit hujan rencana pada PUH 5, 5 tahun dan tata guna lahan sesuai dengan RTRUK Kelurahan Sawagumu. Berdasarkan hasil perhitungan antara debit rencana dengan perhitungan debit saluran sekarang, didapatkan bahwa saluran yang terjadi genangan ada 2 saluran karena sudah tidak mampu menampung debit air yang ada pada saat curah hujan tinggi. Dapat ditarik kesimpulan diperlukan pelebaran dan perubahan bentuk saluran.
KINERJA CAMPURAN ASPAL PORUS BERBAGAI GRADASI PADA ASPAL PENETRASI 60/70 Oktavianus Klau Bria; Imam Trianggoro Saputro; Muh. Akhsan Samaila; Jhoni Mangi
Jurnal Karkasa Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Karkasa - Desember 2018
Publisher : LPPM Politeknik Saint Paul Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32531/jkar.v4i2.240

Abstract

Aspal Porus merupakan struktur dengan lapisan perkerasan yang memiliki rongga-ronga yang cukup antara 10-30% kadar rongga dalam campuran sehingga memungkinkan air tidak tergenang di permukaan jalan, meredam suara, mengurangi percikan air dan meningkatkan skid resisten sehingga meningkatkan keselamatan dalam berkendaraan. Permasalahan perkerasan aspal porus (open grade) secara umum terletak pada nilai struktural perkerasan seperti nilai stabilitas yang masih rendah dibandingkan dengan perkerasan gradasi rapat (dense grade). Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui kinerja aspal porus dengan mengabil parameter dari stabilitas, flow, Marshal Question, Porositas dan Permeablitas dengan membandingkan tiga gradasi yang berbeda. Antara lain gradasi Austalia, gradasi Jepang dan gradasi New Zealand menggunkan aspal Penetrasi 60/70 Ex. ESSO dan material lokal aggregat kasar dan halus pada Quary baingkete kabupaten Sorong, Papua Barat. Hasil uji kinerja memenuhi parameter spesifikasi AAPA 2002 diperlihatkan oleh gradasi Jepang dengan Stabilitas 750 kg, Marshall Question 200 kg/mm, Porositas 15% dan Permeabilitas 0,19 cm/dt. Sedangkan gradasi Austalia dan New Zealand dibawah spesifikasi Marshal Question yaitu 140 dan 175 dapat dikatakan gradasi tersebut agak kaku dalam menerima beban, yang disyaratkan harus >200 kg/mm.
Efektifitas Kinerja Bangunan Pengaman Pantai di Desa Munte Kabupaten Luwu Utara Muh Akhsan Samaila; Siti Marohatus Hidayatun
Jurnal Teknik Sipil : Rancang Bangun Vol. 4 No. 1 (2018): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.798 KB) | DOI: 10.33506/rb.v4i1.187

Abstract

Garis Pantai Munte yang berhadapan dengan Teluk Bone, lebih banyak menghadapi masalah abrasi pantai yang menyebabkan permukiman dan fasilitas umum seperti sekolah, masjid terancam oleh hempasan gelombang. Dalam menangani permasalahan tersebut dilakukan pendekatan hard approach dengan pembangunan struktur bangunan pantai. Kinerja bangunan pantai diukur dengan efektifitas fungsionalnya untuk mereduksi energi gelombang. Untuk mencapai kriteria efektif maka dilakukan identifikasi masalah serta konsep kajian dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Kondisi bangunan eksisting pada Pantai Munte berupa groin dan detached breakwater. Dari hasil analisis deformasi gelombang menggunakan pemodelan terhadap bangunan eksisting, tinggi gelombang yang sampai dibibir pantai rata – rata sebesar 0.86 m sedangkan kombinasi groin dan detached breakwater mereduksi tinggi gelombang yang sampai ke pantai hingga 0.26 m. Hasil tersebut menunjukkan efektifitas bangunan pengaman pantai sebesar 30.23%. Hasil perhitungan deformasi gelombang menggunakan pemodelan numerik menunjukkan hasil yang mendekati dengan perhitungan secara analitik sehingga pemodelan dapat digunakan untuk memperoleh salah satu parameter efektifitas yaitu reduksi tinggi gelombang.
Pemodelan Respon Struktur Pemecah Gelombang Tipe Terapung dengan Peredam Tambahan (Heave Plate) Muh Akhsan Samaila; Marina Abriani Butudoka
Jurnal Teknik Sipil : Rancang Bangun Vol. 4 No. 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1227.611 KB) | DOI: 10.33506/rb.v4i2.193

Abstract

Salah satu cara untuk meningkatkan efektifitas sebuah pemecah gelombang terapung adalah dengan memperbesar hydrodynamic damping atau viscous damping. Redaman hidrodinamik bergantung pada bentuk dan frekuensi gerakan dari struktur.  Penelitian ini bertujuan meninjau pengaruh penambahan redaman pada struktur terapung dengan variasi sudut yaitu 90o, 150o dan 180o yang membatasi respon gerak struktur terapung hanya arah vertikal (heave motion) dimana sistem pengikat berupa pile untuk menjaga struktur terapung hanya bergerak secara vertikal. Model uji struktur terapung memiliki dimensi panjang 1.1 m, lebar 0.6 m dan tinggi 0.4 m. Gelombang yang digunakan pada model adalah gelombang regular dimana gelombang dicatat menggunakan alat wave gauge sedangkan pencatatan respon gerak struktur menggunakan alat accelerometer. Gerak translasi arah vertical (heave motion) diperoleh dari hasil integrasi numerik data kecepatan hasil pencatatan accelerometer. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai rasio redaman yang paling besar (ζ) yaitu redaman tambahan dengan variasi sudut 90o sebesar 0.418 sedangkan redaman tambahan dengan sudut 180o dan 150o masing-masing sebesar 0.344 dan 0.326. Untuk respon gerak struktur terapung (gerak translasi), sistem redaman tambahan yang memiliki sudut 90o paling besar mengurangi simpangan gerak translasi sebesar 0.1 m.