Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Model Sistem Pendataan Contact Tracing COVID-19 Berbasis Mobile dan Web Shabrina Gatenia; Artha Prabawa
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um044v6i1p43-50

Abstract

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menyatakan Virus Corona (COVID-19) sebagai pandemi, artinya COVID-19 telah menyebar luas di dunia. Jumlah kasus COVID-19 di Indonesia terus meningkat setiap harinya. Untuk menekan jumlah penularan COVID-19, pemerintah telah mengeluarkan banyak kebijakan mulai dari PSBB, Social Distancing hingga New Normal yang dilengkapi dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Namun tetap saja belum cukup, untuk menekan angka penularan, setiap daerah harus memiliki sistem pengawasan yang berkualitas didukung dengan pendataan yang baik. Salah satu indikator pelacakan kontak surveilans kesehatan masyarakat adalah, data harus memiliki lebih dari 80 persen kasus baru di mana kontak dekat dapat diidentifikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sistem yang dapat mengumpulkan data secara terintegrasi mengenai pelacakan kontak COVID-19. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah System Development Life Cycle (SDLC) dengan melakukan prototyping yang meliputi 1) analisis kebutuhan sistem dan 2) perancangan sistem. Analisis kebutuhan sistem terdiri dari 1) masukan, 2) proses dan 3) analisis keluaran dilakukan dengan tinjauan pustaka dari berbagai sumber. Perancangan sistem terdiri dari rancangan logika yang meliputi 1) diagram alir, 2) diagram konteks, 3) diagram relasional entitas, dan 4) diagram relasional tabel; dan desain antarmuka untuk web dan aplikasi seluler. Setelah dilakukan analisis, sistem contact tracing saat ini mengalami banyak kendala, dan akan terbantu jika sistem tersebut diupdate menggunakan media selain kertas. Kesimpulannya, perancangan sistem ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk mengembangkan sistem revolusi pelacakan kontak dari sistem manual menjadi berbasis web dan aplikasi berbasis seluler.
Image of Health House in Indonesia Based on Susenas 2017 Ginoga Veridona; Artha Prabawa
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 5 No 2 (2019): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1461.991 KB)

Abstract

Houses are a primary need for humans. The need for houses that meet healthy requirements is very important in order to improve household health status and prevent disease. The parameters of a healthy house have been regulated by a law issued by the Ministry of Health where there are 17 parameters that must be met. The purpose of this paper is to know the overview of healthy houses in Indonesia. The data used is the 2017 Susenas module. The assessment of healthy houses is based on 17 parameters which are divided into three categories, namely good, medium and less. From the results of the analysis it was found that the number of healthy houses in Indonesia was 11.3% good / fulfilling healthy conditions, 75.70% moderate categories, and 13.00% less categories. The results of mapping the number of houses in good condition are mostly in Java, Bali and southern Sumatra. Keywords : house, healthy house, mapping
PENGEMBANGAN APLIKASI KONSULTASI DAN PENGUKURAN STATUS GIZI USIA REMAJA (SMA) SECARA ONLINE (NUTRI-O) Dodhi widyatnoko; Meiwita Budiharsana; Artha Prabawa
JURNAL KESMAS DAN GIZI (JKG) Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Kesmas dan Gizi (JKG)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.15 KB) | DOI: 10.35451/jkg.v2i2.390

Abstract

In Indonesia, the current trends and issues has changed of the malnutrition paradigm. The nutritional status of adolescents in Indonesia is experiencing double burden problems (Riskesdas 2007, 2010, and 2013). This happens due to improper lifestyle and eating habits, thus causing adolescents to be at risk of malnutrition, both deficiency or overnutrition. The nutrient deficiency has an impact on decreasing physical abilities, immune system, thinking and learning concentration. While overnutrition such as overweight and obesity in adolescents, increasing the risk of non-infectious diseases during adulthood such as heart and blood vessel disease, high blood pressure, dyslipidemia, and diabetes mellitus. The purpose of this study is to develop an Android-based m-Health application model as an effort to monitor nutritional status and online consultation. The development method that used is a prototype. Application modeling begins with system requirements analysis, context diagrams, Entity Relational Diagrams (ERD), Table Relational Diagrams (TRD), Flow Charts and User Interface Design. Adolescent nutritional status measured base on Height divided by Age (TB/U), Body Mass Index divided by Age (BMI/U) and other health conditions. The system information formed by the design concept can provide an information of nutritional status and fascinate competent nutritionists to give an interactive nutritional consultation.
Perancangan Sistem Informasi Pengukuran Kebugaran Jasmani (E-BUGAR) Kementerian Kesehatan RI Resti Sintya Ervina; Tris Eryando; Artha Prabawa
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/jmiki.v8i1.257

Abstract

Kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu dari sepuluh faktor risiko utama kematian. Terlebih lagi, orang yang tidak aktif secara fisik akan membebani masyarakat melalui biaya perawatan medis yang terus meningkat serta hilangnya produktivitas yang bersangkutan. Dewasa ini, fenomena kegiatan aktivitas fisik yang rendah juga terjadi di Indonesia. Ternyata hal serupa terjadi pula di kalangan pegawai Kementerian Kesehatan yang seharusnya menjadi pelopor pelaksanaan aktivitas fisik. Mempelajari kondisi demikian maka penelitian ini akan mengusulkan suatu model aplikasi berbasis mobile android.  Tujuan dari penelitian ini agar pegawai Kementerian Kesehatan termotivasi untuk berpartisipasi pada pengukuran kebugaran dan selanjutnya menjadi aktif melakukan aktivitas fisik. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah prototyping. Hasil penelitian ini berupa rancangan sistem informasi pengukuran kebugaran jasmani Kementerian Kesehatan yang berisi informasi pemeriksaan fisik, pengukuran kebugaran menggunakan metode rockport dan pemeriksaan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga.
Kinerja Pelaksana Manajemen Informasi Kesehatan di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso Nanthyan Khampa Usada; Artha Prabawa
Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Departemen Biostatistika dan Ilmu Kependudukan FKM UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51181/bikfokes.v2i1.5328

Abstract

Sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan komponen yang berfokus pada terwujudnya sistem kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna secara efektif dan efisien. Pentingnya tujuan tersebut menjadi dasar aturan bahwa setiap fasilitas pelayanan kesehatan berkewajiban dalam menyelenggarakan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) demi membantu tercapainya sasaran pembangunan kesehatan. Penelitian ini bertujuan menganalisis determinan kinerja pelaksana manajemen sistem informasi kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso. Merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan sistem menggunakan metode cross sectional. Kuesioner online dengan google form disebarkan melalui whatsapp group terhadap sampel penelitian yaitu seluruh (111 responden) pelaksana manajemen sistem informasi kesehatan di 25 puskesmas. Hasil menunjukkan responden berkinerja baik 55,0%. Menggunakan uji Chi-Square faktor input yang berpengaruh signifikan (p<0,05) terhadap output berupa kinerja adalah usia, pendidikan terakhir, keterampilan, pengetahuan, dan sarana prasarana.
Analisis Manajemen Pengelolaan Data Sistem Informasi Puskesmas di Tingkat Dinas Kesehatan di Kabupaten Bondowoso Nanthyan Khampa Usada; Artha Prabawa
Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Departemen Biostatistika dan Ilmu Kependudukan FKM UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51181/bikfokes.v2i1.5329

Abstract

Ketepatan proses pengelolaan data Sistem Informasi Puskesmas di tingkat Dinas Kesehatan sangat menentukan dalam menghasilkan informasi berkualitas yang digunakan untuk pengambilan keputusan di pusat atau jenjang yang lebih tinggi. Penelitian bertujuan mengetahui gambaran manajemen pengelolaan data Sistem Informasi Puskesmas di tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso. Merupakan penelitian kualitatif dengan metode case study. Pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam yang berpedoman pada system approach. Subyek penelitian adalah kepala Subbagian PIEP, petugas pengelola program dan laporan serta petugas pengelola sistem informasi. Penelitian menunjukkan manajemen pengelolaan data sudah baik meski belum optimal, ditemukan kendala diantaranya adalah keterlambatan, inkonsistensi data, alur pelaporan yang terfragmentasi, dan kebutuhan penambahan SDM. Penyusunan standar tata kelola tentang Sistem Informasi dapat menjadi rekomendasi aplikatif bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso.
Identifikasi Atribut dengan Principal Component Analysis dan K-Means Clustering Sebagai Dasar Penyusunan Strategi Promosi KB Pria di Indonesia Titis Risti Yulianti; Kemal Nazarudin Siregar; Artha Prabawa; Nurul Fadhilah
Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Departemen Biostatistika dan Ilmu Kependudukan FKM UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51181/bikfokes.v2i2.5868

Abstract

Penggunaan kontrasepsi pria sangat rendah dibandingkan wanita di Indonesia, serta terdapat gap cukup jauh antara penggunaan kontrasepsi pria di Indonesia dengan beberapa negara di Asia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi promosi KB pria di Indonesia. Analisis data dilakukan dengan metode Principal Component Analysis (PCA) dan k-means clustering menggunakan 4.453 responden SDKI 2017 mengenai penggunaan KB pria dengan 14 atribut. Hasil penelitian berdasarkan PCA didapatkan 5 principal component, kemudian hasil k-means clustering didapatkan 2 cluster meliputi cluster 1 dan cluster 2. Cluster 1 meliputi 411 pria kawin dengan penggunaan KB pria yang baik dan menduduki sebagian kecil provinsi di Indonesia dan cluster 2 meliputi 4.042 pria kawin dengan penggunaan KB pria kurang baik dan menduduki sebagian besar provinsi di Indonesia. Strategi promosi KB pria pada cluster 1 dilakukan peningkatan sosialisasi, pelayanan KB pria, dan akses media massa, sedangkan cluster 2 dilakukan sosialisasi, pelayanan KB pria, dan akses media massa dengan adanya inovasi. Penelitian ini merekomendasikan kepada pemerintah daerah dan tenaga kesehatan setempat untuk meningkatan sosialisasi, pelayanan KB pria (termasuk konseling), dan akses terhadap media massa kepada pria kawin menyesuaikan karakteristik wilayahnya.
Pengklasteran Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Pada Wanita Usia Subur Menggunakan Metode Principal Component Analysis dan K-Means Hasnia Jondu; Kemal Nazaruddin Siregar; Artha Prabawa; Nurul Fadhilah
Jurnal Biostatistik, Kependudukan, dan Informatika Kesehatan Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Departemen Biostatistika dan Ilmu Kependudukan FKM UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51181/bikfokes.v2i2.5875

Abstract

Anemia pada ibu hamil adalah kondisi di mana kadar Hb < 11 gr/dL. Prevalensi anemia di Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar 44%. Target penurunan anemia dapat dicapai melalui program suplementasi zat besi dan asam folat (program IFAS). Indonesia telah sejak 1975 merekomendasikan ibu hamil minum satu tablet IFA selama kehamilan minimal 90 hari hingga 42 hari pasca melahirkan. Hasil Riskesdas 2018, Ibu hamil yang mengonsumsi TTD ≥90 butir adalah sebesar 38,1%, sedangkan <90 butir adalah sebesar 61,9%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat atribut apa yang mempengaruhi konsumsi tablet tambah darah dan mengidentifikasi hambatan konsumsi tablet tambah darah menggunakan pendekatan data mining. Penelitian ini memadukan metode PCA dan K-Means. Peneliti menggunakan data SDKI Wanita Usia Subur 2017. Data terdiri dari 8 atribut dan 12262 record. Hasil penelitian ini yaitu hasil final cluster metode PCA menghasilkan faktor 1 (Pendidikan, Status Ekonomi, dan Tempat Tinggal), faktor 2 (Konsumsi TTD dan Kunjungan ANC), faktor 3 (Pemeriksa Hamil: Non-Nakes). Hasil metode K-Means terbentuk dua klaster dan ketiga atribut baru terdapat signifikansi.
RANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING DAN EVALUASI KIT SANITARIAN PUSKESMAS Dwita Maulida; Artha Prabawa
Jurnal Indonesia : Manajemen Informatika dan Komunikasi Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Indonesia : Manajemen Informatika dan Komunikasi (JIMIK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) AMIK Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/jimik.v4i2.236

Abstract

Environmental health inspection is part of the environmental health services carried out by the Public Health Center. Environmental health inspections are carried out by observing environmental media using the health center's sanitarian kit to measure the quality of water, air and food. The District/City Health Office is expected to assist the Public Health Center in providing a sanitarian kit as a tool to support environmental health inspections. The Public Health Center that already have a sanitarian kit, need to carry out item management which includes monitoring and evaluating the use of the equipment. Based on this, the design of a monitoring and evaluation information system for the health center sanitarian kit using the Systems Development Life Cycle (SDLC) method with a prototype approach was created. System design stages start from planning, analysis, to design. The end result of this information system is to obtain information related to the utilization of the kit, the condition of the equipment, the obstacles encountered, to the maintenance of the equipment (calibration, availability of reagents and spare parts) which can then be utilized by the District/City Health Office and the Ministry of Health.
Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak Sistem Informasi Penjaringan Kesehatan Siswa Sekolah Dasar Putu Dian Karmana; Martya Rahmaniati Makful; Artha Prabawa
JSAI (Journal Scientific and Applied Informatics) Vol 6 No 2 (2023): Juni
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jsai.v6i2.5268

Abstract

School-age children are candidates for the next generation, so to produce superior next generations, efforts are needed to maintain the health of students. One of the efforts made is through health screening activities for students carried out by schools through UKS/M with assistance from the local Puskesmas as an institution under the district/city Health Office. The results of this health screening activity must be reported and followed up quickly so that if there are cases of certain diseases in students, they can be handled immediately. However, in practice, there are still many obstacles to this activity, mainly caused by paper-based data management. Therefore, information system technology is needed so that the data management becomes better. Based on this, the author wishes to design a software requirement for elementary school students' health screening information system as an initial step in designing a web-based application that can be used by the puskesmas in managing health screening data for students in elementary schools. Based on the evaluation by the evaluator, this design requirement only accommodates 65% of the needs of prospective users. Therefore it is necessary to carry out further development to produce prototype designs with a higher percentage to produce web-based applications that suit the needs.