Yusri Fajar
Fakultas Bahasa Dan Sastra, Universitas Brawijaya, Jalan MT. Haryono, Malang, Jawa Timur

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PERLAWANAN TERHADAP PENJAJAHAN DALAM PUISI-PUISI INDONESIA DAN KOREA Fajar, Yusri
ATAVISME Vol 18, No 2 (2015): ATAVISME, Edisi Desember 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.54 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v18i2.114.183-193

Abstract

Penjajahan di muka bumi, seperti yang dialami Indonesia dan Korea telah mengakibatkan kerugian materiil dan non materiil. Akibat-a­kibat dari kolonialisme ini mendapat respon puitik dari para penyair Indonesia dan Korea yang tidak hanya menulis puisi namun juga bersentuhan dengan gerakan perlawanan untuk menggapai kemerdekaan. Artikel ini membahas resistensi terhadap penjajahan sebagaimana tercermin dalam puisi-puisi para penyair Indonesia dan Korea. Untuk meneliti puisi-puisi tersebut konsep sastra bandingan digunakan dan dielaborasi bersama dengan teori kolonialisme. Sumber data penelitian ini adalah antologi puisi Korea yang berjudul Puisi buat Rakyat Indonesia (terjemahan Chung Yong Rim tahun 2013) dan antologi puisi Indonesia Aku ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar cetakan tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman ketika dijajah Jepang membuat para penyair kedua negara ini melahirkan puisi-puisi yang secara tematis menggambarkan berbagai akibat kolonialisme dan semangat antipenjajahan yang lahir sebagai bentuk perlawanan. Abstract: Colonization as experienced by Indonesia and Korea brought about impacts on infrastructure and people of both countries. Those effects triggered Indonesian and Korean poets to give poetical response. These poets not only wrote poems but also involved in the movement in gaining independence. This article discusses the resistance toward colonization as represented in the poems by Indonesian and Korean Poets. The concept of comparative literature and colonialism are employed in this research. Sources of the data in this research are taken from the anthology of Korean poems entitled Puisi buat Rakyat Indonesia (translated into Indonesian by Chung Yong Rim in 2013) and anthology of Indonesian poems by Chairil Anwar entitled Aku ini Binatang Jalang published in 2015. The result of the research shows that colonization in Indonesia and Korea inspired the poets from these two colonized countries to write poems that delineate the impacts of colonization and spirit of anti colonization as the foundation of the resistence. Key Words: colonization, resistance, Indonesian and Korean poems
IDENTITY CONSTRUCTION IN SAMUEL BECKETT’S WAITING FOR GODOT Fajar, Yusri
ATAVISME Vol 16, No 2 (2013): ATAVISME, Edisi Desember 2013
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.149 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v16i2.88.129-140

Abstract

This paper scrutinizes the formation of the identity of the characters in Samuel Beckett?s famous play Waiting for Godot. One of the characters whose identity is constructed is Godot, a mysterious absent figure. The other characters, such as Vladimir and Estragon actively construct Godot?s identity. Thus, the formation of identity cannot be separated from the social construction in which a lot of characteristics are attributed by the members of the large community. The theory of identity elaborated by Stuart Hall and Erikson is employed to examine the play. The study shows that Godot and other characters? identity is unstable and fluid. The characteristics of their identity are ambiguous and even challenged. Abstrak: Artikel ini mengkaji pembentukan identitas karakter dalam drama terkenal Waiting for Godot karya Samuel Beckett. Salah satu karakter yang dikonstruksi identitasnya adalah Godot, sosok misterius yang tidak pernah muncul. Karakter lain, seperti Vladimir dan Estragon secara aktif mengonstruksi identitas Godot. Oleh sebab itu, pembentukan identitas tidak dapat dipisahkan dari konstruksi sosial yang dimasuki banyak karakteristik oleh anggota masyarakat luas. Teori identitas Stuart Hall dan Erikson digunakan untuk menganalisis drama tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa identitas Godot dan karakter lain tidak stabil dan cair. Karakteristik identitas mereka ambigu dan bahkan meragukan. Kata-­Kata Kunci: identit; ambiguitas; Godot
KUASA ORIENTALIS BELANDA ATAS NASKAH-­NASKAH KUNO INDONESIA DALAM CERPEN “DI JANTUNG BATAVIA” KARYA INDAH DARMASTUTI Fajar, Yusri
ATAVISME Vol 19, No 2 (2016): Atavisme, Edisi Desember 2016
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1256.403 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v19i2.253.251-262

Abstract

Pascamemproklamasikan kemerdekaan dan sekarang memasuki dunia global, Indonesia tetap menjadi objek penelitian penting para orientalis Belanda yang ingin mengeksplorasi budaya Indonesia. Fenomena ini terepresentasikan dalam cerpen ?Di Jantung Batavia? karya Indah Darmastuti. Masalah penelitian ini adalah bagaimanakah strategi-strategi orientalis Belanda dalam menguasai berbagai naskah kuno Indonesia dan bagaimanakah pandangan orang Indonesia terhadap eksistensi orientalis Belanda dalam cerpen ?Di Jantung Batavia?? Tujuan penelitian ini adalah mengungkap dan mendeskripsikan berbagai strategi orientalis Belanda dalam menguasai dan mempelajari naskah kuno Indonesia dan menggambarkan pandangan orang Indonesia terhadap orientalis Belanda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orientalis Belanda menjalankan misinya dengan membangun citra kejayaan Belanda di Indonesia, menjalin kedekatan dengan narasumber dari Indonesia, menguasai bahasa Indonesia, dan memburu naskah kuno di Perpustakaan Nasional, serta mengunjungi situs sejarah Indonesia. Orientalis Belanda ini dipandang superior dan sebagai sumber pengetahuan budaya Indonesia oleh orang Indonesia. After declaring its independence and presently entering the global world, Indonesia still continues to be the research object of Dutch orientalists wanting to explore Indonesian culture. This phenomenon is represented in Indah Darmastuti?s short story, ?Di Jantung Batavia?. The problems of this research are how the orientalist?s strategies are in gaining authority toward old manuscripts of Indonesia and how the Indonesians see the existence of Dutch orientalists as portrayed in ?Di Jantung Batavia?. The research objectives are to reveal the orientalist?s strategies to gain authority toward old manuscripts of Indonesia and to describe the Indonesians? viewpoint toward the Dutch orientalists. The finding of this research shows that Dutch orientalists carried out missions through constructing the image of the glory of the Dutch in the past in Indonesia, building close relationship with an Indonesian, mastering Indonesian language, and searching for old manuscripts in Indonesian National Library and observing historical sites. Dutch orientalists are regarded as superior and sources of knowledge on Indonesian culture.
Kontribusi Teater Kampus dalam Pendidikan Karakter Mahasiswa: Studi Kasus Teater Lingkar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Fredy Nugroho Setiawan; Yusri Fajar
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Vol 7, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA), Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1156.386 KB)

Abstract

The study aims to explain the contribution of “Teater Lingkar” of Faculty of Cultural Studies Universitas Brawijaya in educating its members’ characters. The researcher employs qualitative method in collecting and recording data by applying the principles of field research in interviewing informants and library research in gathering textual and visual data. The analysis of the interview reveals that “Teater Lingkar” has contributed in improving the character quality of its members. In this case, the group serves as a medium of character education that helps its members to have better personality. It is obtained through activities they have done in the group. Thus, this finding provides an example of the significance of theater groups on campus in terms of their contribution in educating and improving the quality of their members’ characters.
NEGOSIASI IDENTITAS PRIBUMI DAN BELANDA DALAM SASTRA POSKOLONIAL INDONESIA KONTEMPORER Yusri Fajar
LITERASI: Indonesian Journal of Humanities Vol 1 No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Humanities, Jember University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

There are few postcolonial novels which narrate identity negotiation between Indonesians and Dutch people comprehensively since Pramoedya Ananta Toer wrote his phenomenal postcolonial novels quartet Buru. However, some contemporary Indonesian short stories highlight identity negotiation particularly in the era during which a lot of Indonesian students and immigrants live in the Netherlands, the former colonizer of Indonesia. This translocation indicates the deconstruction of the centre by the former colonized people from the place called periphery (colony). The movement of the former colonized Indonesian people to Netherlands, as a consequence, brings about identity negotiation in the metropolitan centre and creates what is called by Homi Bhabha in-between space. The identity of the Indonesian characters in those contemporary Indonesian literary works is constructed by the Dutch. Conversely, the identity of the Dutch is also stereotyped by the Indonesians. The relations between the Indonesians and Dutch people in the past, during the colonial period, to some extent engulfs that construction. Keywords: identity, postcolonial studies, the Self, the Other
The Construction of Social Identity Through Digital Games Mobile Legends Bang Bang Hafidha Adila Rahma; Yusri Fajar
E-Structural (English Studies on Translation, Culture, Literature, and Linguistics) Vol 5, No 01 (2022): June 2022
Publisher : Universitas Dian Nuswantoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/es.v5i01.6296

Abstract

SIT (Social Identity Theory) has been extensively used to study group identity and its implications in a variety of contexts, but SIT's relevance has gotten less attention in digital gaming. The article examines how the digital game Mobile Legends Bang Bang constructs social identity based on the observation outcomes attributed to gaming identity through the phenomenon of digital gaming. A qualitative approach guided the data analysis in this research. Moreover, this study gathers data using online questionnaires and interviews with five participants of Mobile Legends Bang Bang's players. The analysis indicates that Mobile Legends Bang-Bang has contributed to the construction of social identity, which is associated with aspects of existing social networks and virtual communities while generating new forms of cultural activity.Keywords: digital games, gamer, mobile legends, social identity, virtual communityAbstrak. SIT (Teori Identitas Sosial) telah banyak digunakan untuk mempelajari identitas kelompok dan implikasinya dalam berbagai konteks, tetapi relevansi SIT kurang mendapat perhatian dalam permainan digital. Artikel ini mengkaji bagaimana game digital Mobile Legends Bang Bang mengkonstruksi identitas sosial berdasarkan hasil observasi yang dikaitkan dengan identitas game melalui fenomena game digital. Analisis data dalam penelitian ini berpedoman pada pendekatan kualitatif. Selain itu, penelitian ini mengumpulkan data melalui aktivitas virtual dan mewawancarai lima partisipan dari pemain Mobile Legends Bang Bang. Analisis menunjukkan bahwa Mobile legends Bang Bang secara umum telah menemukan identifikasi positif dalam mengkonstruksi identitas sosial, yang dikaitkan dengan aspek jaringan sosial yang ada, dan komunitas virtual sekaligus juga menghasilkan bentuk-bentuk aktivitas budaya baru.Kata kunci: game digital, pemain permainan, mobile legends, identitas sosial, komunitas virtual
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN SEBAGAI AGEN PENGGERAK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH DAPUR MENJADI ECO ENZYME Agustina Shinta Hartati Wahyuningtyas; Anisa Aprilia; Tri Ardyati; Kiki Fibrianto; Fahriyah Fahriyah; Riyanti Isaskar; Arie Srihardyastutie; Destyana Ellingga Pratiwi; Vi’in Ayu Pertiwi; Yusri Fajar
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i1.12000

Abstract

Abstrak: Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan adanya peningkatan produksi sampah, utamanya limbah organik rumah tangga yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan maupun kesehatan masyarakat jika tidak diimbangi dengan pengelolaan sampah yang tepat. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk mengembangkan pengetahuan, kesadaran, dan kebiasaan baik terutama bagi kaum perempuan agar mampu mengolah sampah atau limbah rumah tangga menjadi eco enzyme. Metode pengabdian meliputi persiapan, sosialisasi, dan pelatihan. Mitra dari kegiatan ini adalah kelompok ibu-ibu PKK RW VII Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang dengan jumlah peserta yang terlibat sebanyak 86 20 orang. Hasil dari kegiatan tersebut, yaitu peserta dapat membuat dan melestarikan eco enzyme yang didukung dengan hasil evaluasi di mana peserta memiliki peningkatan pemahaman terkait pengolahan sampah dari aspek pengetahuan, kebiasaan, dan kepedulian.Abstract: The growth of population causes the increase of waste production, especially household waste which can cause a negative impact for environment and health if it isn't used the right waste’s management. The community service aims to increase the knowledge, awareness, and good habits to manage household waste into eco enzymes. The first method of this service is preparation, and then followed by socialization. And also training. The partners are the women of RW VII, who are the member of PKK group in the Kelurahan Lesanpuro of Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. There are 86 women involved. The result of the activity shows that participants can make and preserve eco enzymes, which is supported by the evaluation result. It shows that the participants understanding about organic waste management have increased based on the aspects of knowledges, habits, and care. 
Religious Hybridity of Asian Diaspora: A Postcolonial Criticism on The Buddha of Suburbia and Anita and Me Yusri Fajar
Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal Vol 2 No 2 (2023): Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/Arif.022.10

Abstract

This article investigated the negotiation of Islamic and Hindu beliefs held by South Asian immigrants in British society, which resulted in religious hybridity as depicted in two diasporic fictions, The Buddha of Suburbia by Hanif Kureishi and Anita and Me by Meera Syal. This was a qualitative study. Data was collected through document studies of the two novels. The data were then analyzed using content analysis techniques in conjunction with cultural hybridity theory. The findings indicated that the religious practices of the British Asian diaspora were ambiguous. On the one hand, they continued to practice Islam and Hinduism, while on the other, they attempted to reconcile their religious beliefs with the religious, social, and cultural aspects of British society.
Peningkatan Bahasa Asing di Kawasan Wisata Jopuro, Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi Ismatul Khasanah; Yusri Fajar; Dyan Rahmiati; Rofiq Rofiq; Khilmi Mauliddian
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 3 No 3 (2023): JAMSI - Mei 2023
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.759

Abstract

Program pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan berbahasa asing masyarakat khususnya bagi masyarakat kawasan wisata Jopuro, Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi sebagai bekal dalam pelayan informasi sekaligus untuk mempromosikan daya tarik wisata yang telah ada. Metode pelaksanaan dengan pelibatan mitra pengabdian yaitu Pemerintah Desa Kampung Anyar, para pegiat dan pengelola wisata Jopuro, pelajar, dan masyarakat umum sekitar wisata. Tahap-tahap pelaksanaan meliputi: sosialisasi program pelatihan, pembuatan kurikulum dan bahan pengajaran, pembelajaran bahasa asing, Jadwal pembelajaran dan pendampingan proses pembelajaran, monitoring dan evaluasi pembelajaran, dan pembuatan kelompok belajar sebagai sarana pembinaan dan monitoring agar program dapat berjalan secara berkelanjutan. Pada pengabdian ini, pengabdi berpartisipasi dalam memberikan solusi atas kendala yang dihadapi masyarakat agar dapat dirasakan manfaatnya bagi potensi wisata yang berkelanjutan yaitu berupa pemberdayaan masyarakat dengan memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan bahasa asing (Inggris, Jepang, Cina) bagi masyarakat yang memiliki potensi untuk membangun keberlanjutan wisata di kawasan wisata secara gratis. Dengan adanya pelatihan ini maka pengelola wisata dapat melakukan upaya memaksimalkan pengelolaan website wisata dan sarana media sosial dengan menggunakan bahasa asing sebagai sarana promosi agar lebih banyak dikenal secara global.
Interpretive Paradigm: Disclosure of Local Community Concern for the Environment (Study in Alas Purwo National Park Area, Banyuwangi, East Java) Kartika Putri Kumalasari; Anisa Aprilia; Edlyn Khurotul Aini; Yusri Fajar; Anindya Prasasti
HABITAT Vol. 34 No. 2 (2023): August
Publisher : Department of Social Economy, Faculty of Agriculture , University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.habitat.2023.034.2.13

Abstract

Alas Purwo National Park is a protected national park located in Banyuwangi, East Java, Indonesia. The Alas Purwo National Park currently allows for a variety of activities, including tourism and scientific study. In its development, the tourism industry must consider environmental, economic, social, and cultural factors, among others. Additionally, Alas Purwo National Park is a state-protected park, thus environmental sustainability must be considered. The aim of this research was to investigate how people interpret the notion of environmental stewardship. This researcher employed descriptive qualitative methods with primary data sources from informants who are Bedul and Alas Purwo Banyuwangi region residents engaged in economic activities. Determination of informants utilizing semi-structured interviews and open-ended questions based on snowball sampling. The results of the study indicate that the community in Alas Purwo National Park already appreciates the importance of caring for the environment and contributing to its preservation. Moreover, managers always maintain the ecosystem and advise visitors not to harm the native flora and wildlife.