Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Literasi Pancasila Dalam Seni Pertunjukan Reak Di Kampung Jati, Kelurahan Pasir Biru, Kecamatan Cibiru Willfridus Demetrius Siga; Kristining Seva; Topik Mulyana; Tri Joko Her Riadi
Jurnal PADMA: Pengabdian Dharma Masyarakat Vol 1, No 2 (2021): PADMA
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/jpdm.v1i2.10642

Abstract

Kebudayaan adalah salah satu komponen yang menunjukkan jati diri kita sebagai sebuah bangsa. Nilai kearifan lokal yang terkandung dalam seni budaya seyogyanya mampu mendorong semangat kecintaan pada kehidupan manusia dan bangsa. Kearifan lokal yang terkandung dalam seni dan budaya merupakan referensi yang bermanfaat, terutama dalam rangka edukasi generasi muda. Sementara di sisi lain, teknologi sebagai hasil kebudayaan yang bersifat fisik dianggap mereduksi nilai-nilai yang terkandung dalam adat istiadat, agama, dan kesenian. Faktor-faktor yang menjadi tantangan bagi budaya lokal adalah perubahan tata nilai-nilai budaya dalam masyarakat serta matinya bentuk-bentuk seni tradisi di Indonesia, khususnya Jawa Barat, yang disebabkan oleh ideologi digital dan acuhnya generasi muda akan pentingnya nilai seni dan budaya lokal. Maka, dipandang perlu menumbuhkan kesadaran bagi generasi muda untuk lebih memahami budaya yang dimilikinya melalui edukasi seni pertunjukkan reak. Merujuk pada fenomena-fenomena di atas, kegiatan pengabdian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dianalisis secara deskriptif. Pencarian atau pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka guna mendalami seni Reak sebagai ritual, hiburan, dan memperkokoh integritas kebangsaan berdasarkan semangat Pancasila.Kata Kunci : Nilai, Kebudayaan, Kearifan Lokal, Reak, Pancasila, Disrupsi Culture is one component that shows our identity as a nation. The value of local wisdom contained in cultural arts should be able to encourage a spirit of love for human life and the nation. Local wisdom contained in art and culture is a useful reference, especially in the context of educating the younger generation. While on the other hand, technology as a physical cultural product is considered to reduce the values contained in customs, religion and art. Factors that challenge local culture are changes in cultural values in society and the death of traditional art forms in Indonesia, especially West Java, which is caused by digital ideology and the youth's indifference to the importance of local artistic and cultural values. Thus, it is deemed necessary to raise awareness for the younger generation to better understand their culture through education on reak performing arts. Referring to the above phenomena, this service activity uses a qualitative approach which is analyzed descriptively. Search or data collection is carried out through observation, interviews, and literature study in order to explore the art of Reak as a ritual, entertainment, and strengthen national integrity based on the spirit of Pancasila..Keywords: Values, Culture, Local Wisdom, Reak, Pancasila, Disruption
Efektivitas Kemampuan Berpikir Kritis dalam Menangkal Hoaks Willfridus Demetrius Siga; Kristining Seva; Tri Joko Her Riadi
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 8, No 1 (2023): JAQFI VOL.8 NO. 1, 2023
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jaqfi.v8i1.25554

Abstract

ABSTRAK Hoaks dibuat seseorang/kelompok dengan beragam tujuan. Hoaks biasanya muncul ketika sebuah isu mencuat ke permukaan, namun banyak hal yang belum terungkap atau menjadi tanda tanya. Menyikapi konten media sosial dan media berita daring yang menawarkan informasi yang bermuatan hoaks dibutuhkan kemampuan berpikir kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas kemampuan berpikir kritis sebagai sebuah cara dalam menangkal hoaks yang disajikan dalam bentuk informasi pada media media sosial dan media berita daring. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi (mixed method) dengan desain konvergen. Metode kuantitatif mengumpulkan data menggunakan teknik survei. Sedangkan, untuk metode kualitatif dilakukan dengan teknik wawancara mendalam yang hasilnya kemudian dielaborasi dengan data kuantitatif dan disajikan secara deskriptif. Unit analisis penelitian ini adalah 131 mahasiswa rentang usia 16 – 27 tahun dengan beragam jurusan yang tersebar di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa mengakses informasi terkait informasi gaya hidup dan politik lebih dari sekali dalam sehari dan sungguh menyadari bahwa setiap informasi/berita merupakan representasi sudut pandang atau ideologi tertentu. Menariknya, responden merasa perlu mengetahui bagaimana cara media menyajikan informasi/berita dengan segala kepentingan yang melatar belakanginya. Suburnya infomasi hoaks mendorong mahasiswa mengkases banyak informasi dengan tetap mengedepankan rasionalitas dan objektivitas data. Tingkat kepercayaan terhadap informasi atau berita yang disajikan oleh media digital belum menunjukkan persentasi yang memuaskan. Salah satu alasannya karena kepentingan mahasiswa mengakses informasi atau berita masih sekedar mencari informasi hiburan dan mengisi waktu luang. Mahasiswa juga menilai bahwa media informasi/berita digital sangat berpengaruh pada pembentukkan pola pikir. Hoaks menimbulkan kepanikan, kegaduhan, menggiring opini publik untuk mudah menerima dan memercayainya sebagai sebuah kebenaran. Maka berpikir kritis menjadi menjadi sebuah keharusan kompetensi untuk mendengarkan dan membaca logika masyarakat, literasi media sejak dini, bijaksana dalam menyampaikan pesan, telusuri sumber berita, dan analisis wacana kritis.