Hengki Siahaan
Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Palembang

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH PERIODE DAN RUANG SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH BAMBANG LANANG Hengki Siahaan; Shabiliani Mareti; Nanang Herdiana; Teten Rahman S.
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.606 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2008.5.1.13-20

Abstract

Bambang lanang (Madhuca aspera H.J. Lam.) merupakan salah satu jenis potensial di Kabupaten Labat, Sumatera Selatan, tetapi hingga saat ini, informasi  silvikultur tentang jenis ini masih sangat terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi dan mengatasi  penurunan viabilitas benih bambang lanang. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui pengaruh periode dan ruang simpan terhadap perkecambahan benih bambang lanang. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Faktor perlakuan terdiri atas lima taraf periode simpan yaitu 0, 1, 2, 3 dan 4 minggu serta dua taraf ruang simpan yaitu ruang AC dan ruang suhu kamar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa viabilitas benih bambang lanang mengalami penurunan yang nyata selama penyimpanan. Penyimpanan benih selama 4 minggu menurunkan daya berkecambah sebesar 42,5  % dan kecepatan berkecambah sebesar 2,77 hari. Penyimpanan benih diruang AC meningkatkan daya berkecambah sebesar 25 % dibanding penyimpanan pada ruang suhu kamar, Daya berkecambah  menurun drastis jika benih disimpan di ruang suhu kamar yaitu sebesar 64 %, sedangkan penyimpanan di ruang AC hanya terjadi penurunan sebesar 21 %.
INDEKS KUALITAS TEMPAT TUMBUH DAN PERTUMBUHAN TEGAKAN GELAM (Melaleuca leucadendron L.) PADA LAHAN RAWA DI SUMATERA SELATAN Hengki Siahaan; Agus Sumadi
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 1 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.014 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2015.12.1.29-40

Abstract

Gelam  (Melaleuca  leucadendron  L.)  tumbuh  pada  berbagai  tipe  lahan  rawa  dan  telah  lama  dimanfaatkan  di Sumatera  Selatan,  namun  informasi  pertumbuhannya  belum  tersedia.  Penelitian  bertujuan  untuk  melakukan kuantifikasi kualitas tempat tumbuh dan pertumbuhan gelam pada beberapa tipe lahan rawa. Penelitian dilakukan dengan membangun petak ukur permanen yang diukur  secara periodik. Data diambil dengan purposive sampling pada berbagai kondisi tempat tumbuh dan kelas umur tegakan. Selanjutnya data ditrans-formasikan ke dalam bentuk logaritma natural dan dianalisis dengan analisis regresi linear. Variabel penduga berupa umur, kerapatan tegakan dan indeks  kualitas  tempat  tumbuh.  Variabel  respon  berupa,  tinggi,  diameter  dan  volume  tegakan.  Hasil  analisis diperoleh model kualitas tempat tumbuh, ln Si = ln Ho -1,8416 (1/Ai-1/A). Indeks kualitas tempat tumbuh dibagi kedalam 4  kelas, yaitu kelas I (Si < 7 m) terdapat pada lahan rawa gambut dalam, kelas II (Si = 7–10 m) pada lahan rawa gambut dangkal, kelas III (Si =10–13 m) dan IV (Si >13 m) pada lahan rawa sulfat masam. Model pertumbuhan 2,82/A - 0,23 ln N + 0,82 ln Si (R  = 95,0%), dan ln V = 5,64 – 9,15/A (R  = 96,1%). Riap tegakan gelam pada lahan rawa sulfat masam mencapai 9,15 m3/ha/tahun.
APLIKASI PUPUK MAJEMUK TERKENDALI PADA BIBIT JELUTUNG RAWA ( Dyera lowii Hook ) DI PERSEMAIAN . Sahwalita Sahwalita; Nanang Herdiana; Hengki Siahaan; Maman Suparman
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.781 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2012.9.1.19-24

Abstract

Pemupukan di persemaian merupakan upaya untuk memacu pertumbuhan dan meningkatkan kualitas bibit. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang pengaruh dosis pupuk majemuk terkendali terhadap pertumbuhan bibit jelutung rawa di persemaian. Penelitian dilakukan di persemaian dan laboratorium Balai Penelitian Kehutanan Palembang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan tiga kali ulangan dengan perlakuan yang diuji meliputi 5 (lima) taraf dosis pupuk majemuk terkendali (Do = 0; D1 = 0,5; D2 =1,0; D3 =1,5; D =2,0 gram/bibit). Parameter yang diamati adalah persentase hidup, pertumbuhan tinggi, diameter dan Indeks Kualitas Semai (IKS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk berpengaruh sangat nyata dalam meningkatkan pertumbuhan bibit di persemaian. Perlakuan yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan bibit adalah perlakuan D. Hal ini ditunjukkan oleh pertumbuhan tinggi bibit yang lebih tinggi 48,03% dan diameter  37,57% dibandingkan pertumbuhan tinggi dan diameter bibit D. lowii pada perlakuan Do dengan nilai IKS 0,28. 
POLA PEMANFAATAN DAN PEMASARAN NIBUNG DI SEKITAR KAWASAN TAMAN NASIONAL SEMBILANG PROVINSI SUMATERA SELATAN Ari Nurlia; Hengki Siahaan; A.H. Lukman
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2013.10.4.241-251

Abstract

Nibung (Oncosperma tigillarium (Jack) Ridl) adalah sejenis Palmae yang tumbuh berkelompok dan berumpun pada ekosistem rawa pasang surut. Di Sumatera Selatan sebaran nibung terdapat di sekitar Taman Nasional Sembilang, yaitu di hilir Sungai Sembilang, Sungai Benawang dan Pulau Alang Gantang. Nibung merupakan komoditi utama bagi masyarakat yang tinggal di daerah pasang surut. Pemanfaatan nibung oleh masyarakat tidak disertai dengan kegiatan pembudidayaan membuat keberadaan nibung di alam semakin berkurang setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan status pemanfaatan dan pemasaran nibung di masyarakat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa nibung dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan rumah, jembatan dan sarana penangkapan ikan seperti kilung, bagan dan toguk dengan kebutuhan mencapai 16.325 batang/tahun. Nibung dipasarkan berdasarkan pada panjang batangnya yang dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok satu dengan panjang ≤ 12 meter, kelompok dua dengan panjang antara 12-15 meter dan kelompok tiga dengan panjang > 15 meter. Pemasaran nibung sangatsederhana dimana hanya terdapat dua pelaku pemasaran yaitu kelompok pemanfaat utama dan penibung.
INVENTARISASI DAN DESKRIPSI PENYAKIT DAUN PADA TANAMAN TEMBESU ( ) DI SUMATERA BAGIAN SELATAN Asmaliyah Asmaliyah; Illa Anggraeni; Hengki Siahaan
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1162.053 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2015.12.2.141-153

Abstract

Serangn penyakit merupakan permasalahan serius dalam pembangunan hutan tanaman karena yang dapat menyebabkan kematian tanaman. Pengendalian penyakit yang efektif dan efisien harus didukung informasi mengenai penyebab penyakit dan ekobiologinya. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi penyakit daun dan dampak serangannya terhadap tanaman tembesu di Provinsi Sumatera Selatan, Jambi dan Lampung. Metode penelitian menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada 5 jenis penyakit dan patogen pada tegakan tembesu, yaitu penyakit bercak kuning disebabkan cendawan; penyakit Diplodia mutila bercak hijau kekuningan disebabkan cendawan sp., penyakit bercak kuning kecokelatan disebabkan Curvularia oleh cendawan sp. dan penyakit bercak cokelat disebabkan cendawan serta Pestalotiopsis Phyllosticta capitalensis penyakit embun hitam disebabkan cendawan sp.; 2) intensitas serangan penyakit tersebut termasuk kategori Meliola serangan agak berat; 3) penyakit bercak daun merupakan penyakit yang paling luas sebarannya pada D. mutila tegakan tembesu di Sumatera Bagian Selatan dengan intensitas serangan 20,36%; 4) penyakit embun hitam Meliola sp. merupakan penyakit paling terbatas keberadaannya, namun memiliki intensitas serangan paling tinggi, yaitu 22,98%; dan 5) mengendalian serangan penyakit daun dapat diupayakan dengan penggunaan jarak tanam lebar dan perlu penerapan pola tanam agroforestri.