Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengaruh jenis asam dan pH terhadap aktivitas enzim dehidrogenase dan indeks browning daging buah salak Judith Henny Mandei; Sjamsiwarni Reny Sjarif; Nicolas Tumbel
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol 13. No. 1 Juni 2021
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33749/jpti.v13i1.7036

Abstract

Penelitian pengaruh jenis asam dan pH terhadap aktivitas enzim dehidrogenase dan indeks browning daging buah salak telah dilaksanakan. Penelitian bertujuan untuk kandungan gizi dan serat pangan daging buah salak Pangu serta melihat pengaruh jenis asam dan pH terhadap nilai indeks browning dan aktivitas enzim dehidrogenase pada daging buah salak Pangu.Penelitian menggunakan metode pendekatan kuantitatif, yaitu metode eksperimental untuk mendapatkan daging buah salak pangu yang tidak mengalami perubahan dari warna alami daging buah salak. Perlakuan yang dicoba adalah: Jenis asam yaitu asam askorbat, asam sitrat dan asam cuka, dan pH larutan: pH 3 dan pH 4. Perendaman daging buah salak dilakukan selama 10 menit. Daging buah salak segar memiliki kandungan gizi makro berupa protein (0,67%), karbohidrat (15,91%), mengandung vitamin C sebesar 56,40 mg/kg dan sejumlah mineral seperti Ca (11,03 mg/100 g), Mg (15,94 mg/100 g), K (356,93 mg/100 g), Fe (0,67 mg/100 g) serta mengandung serat pangan berupa serat larut 1,88% dan serat tidak larut 5,46% sehingga dapat dikategorikan sebagai pangan tinggi serat. Metode penghambatan proses browning manisan buah salak yang sesuai adalah menggunakan  asam askorbat dengan pengaturan pH 3.Kata Kunci: Enzim dehidrogenase, indeks browning, buah salak
PENGGUNAAN PATI SAGU TERMODIFIKASI DENGAN HEAT MOISTURE TREATMENT SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI UNTUK PEMBUATAN MI KERING Judith Henny Mandei
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 1 Juni 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.495 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i1.1321

Abstract

Penelitian penggunaan pati sagu termodifikasi sebagai bahan substitusi untuk pembuatan mi telah dilaksanakan. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh pati sagu termodifikasi HMT dengan karakteristik yang sesuai untuk diaplikasikan pada pembuatan produk mi kering, serta mendapatkan formula (perbandingan pati sagu termodifikasi dan tepung terigu) yang dapat menghasilkan mi yang memenuhi syarat mutu mi kering.  Penelitian terdiri atas beberapa tahapan yaitu karakterisasi pati sagu alami, modifikasi pati sagu dengan teknik heat moisture treatment (HMT), dan aplikasi pati sagu termodifikasi HMT sebagai substitusi pada pembuatan mi. Perlakuan yang dicobakan adalah substitusi pati sagu termodifikasi HMT 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100% dan sebagai pembanding digunakan substitusi pati sagu alami 50%. Pati sagu alami diuji kadar air, kadar abu, serat kasar, kadar pati, fraksi amilosa dan amilopektin, swelling power dan kelarutan.  Pati sagu termodifikasi HMT diuji kadar air, kadar pati, fraksi amilosa dan amilopektin, swelling power dan kelarutan. Produk mi kering diuji kadar air, kadar protein, kadar abu tidak larut dalam asam, keadaaan mi (bau, rasa, warna dan tekstur) sesuai SNI 8217:2015 syarat mutu mi kering, dan sifat fungsional mi diukur waktu optimum rehidrasi, cooking loss, dan daya serap air.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pati sagu alami memiliki kadar air 7,48%, kadar abu 0,062%, serat kasar 0,04%,  dan kadar pati 88,31%,  semuanya memenuhi syarat mutu tepung sagu SNI 3729:2008, dengan kandungan fraksi amilosa 20,00%, fraksi amilopektin 39,50%, swelling power 4,35 (gr/gr) dan kelarutan 6,06%. Hasil modifikasi pati sagu secara HMT merubah sifat fungsional pati sagu yaitu meningkatkan kandungan fraksi amilosa menjadi 25,00%, kelarutan pati sagu menjadi 17,2% dan sedikit menurunkan swelling power dari pati sagu menjadi 3,63 (gr/gr). Pati sagu termodifikasi HMT dapat dimanfaatkan sebagai bahan substitusi tepung terigu dalam pembuatan mi kering, juga sebagai bahan baku baku pengganti tepung terigu. Mi kering menggunakan 100% pati sagu termodifikasi HMT memiliki waktu optimum rehidrasi 7,5 menit yang relatif lebih lama dari waktu optimum rehidrasi mi kering pada umumnya yaitu sekitar 4 menit, juga memerlukan waktu yang lebih lama dalam pembentukan adonan untuk menghasilkan adonan yang cukup khalis dan tidak mudah patah. Dibandingkan dengan SNI 8217:2015 syarat mutu mi kering (berbahan baku tepung terigu), mi kering yang dibuat dengan substitusi pati sagu termodifikasi HMT sampai 30% memenuhi syarat mutu.Kata kunci: Pati sagu termodifiksi HMT, mi kering 
THE EFFECT OF PH OF NUTMEG JUICE ON REDUCING SUGAR CONTENT AND HARD CANDY TEXTURE Judith Henny Mandei; Alim Mahawan Nuryadi
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 11 No. 1 Juni 2019
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.782 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v11i1.5098

Abstract

Research on the effect of pH of nutmeg on reducing sugar content and hard candy texture has been carried out. The aim of the study was to look at the effect of pH on the reducing sugar content and texture of nutmeg candy, and to obtain hard nutmeg candy that meets the requirements of SNI 3547.1-2008 specifically the reducing sugar content. The study used a randomized block design, which was treated as pH of nutmeg juice: pH 5, pH 6, and pH 7. The treatment group was the type of addition of nutmeg juice, namely: nutmeg juice; nutmeg juice + nutmeg oil 0.5%; nutmeg juice + 0.5% dried nutmeg meat pieces; and nutmeg juice + nutmeg oil and 0.5% dried nutmeg pieces. The main observation was carried out on the reducing sugar levels and the texture of nutmeg candy especially stickiness. Quality testing includes water content, sucrose levels, ash content, appearance/color, taste and odor. The results were statistically analyzed by the analysis of variance to determine significant differences between the samples using the software Minitab 17 (specifically the reducing sugar parameters). The pH of nutmeg juice affects the reducing sugar levels and the texture of nutmeg candy. Nutmeg candy made from nutmeg juice with pH 5 and 6 produces nutmeg candy with reduced sugar content of 3.29% and 3.18% (fulfilling the requirements for reducing sugar quality of SNI SNI 3547.1-2008 hard candy), with a non-sticky texture and easily bitten. The type of addition of nutmeg juice does not affect the reducing sugar content and texture of nutmeg candy.Keywords: Hard candy, nutmeg juice, pH, texture.
PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI LIPID TERHADAP KETEBALAN DAN LAJU TRANSMISI UAP AIR EDIBLE FILM RUMPUT LAUT DAN APLIKASINYA SEBAGAI EDIBLE COATING FILM PADA TOMAT APEL DAN NOGAT Judith Henny Mandei
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 10 No. 1 Juni 2018
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.163 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v10i1.3938

Abstract

Penelitian pengaruh jenis dan konsentrasi lipid terhadap ketebalan dan laju transmisi uap air edible film rumput laut dan aplikasinya sebagai edible coating pada masa simpan buah tomat apel dan edible film pada nogat telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui pengaruh penambahan lipid (asam lemak dan lilin/wax) terhadap ketebalan dan laju transmisi uap air edible film serta pengaruh penggunaan edible coating terhadap daya awet buah tomat apel. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 3 tahapan yaitu: (1) .Penggunaan Konsentrasi Karaginan yaitu 1%, 1,5%, 2,0%, dan 2,5% (b/v). Tahap ini menggunakan metode deskriptif. (2). Penambahan Jenis Lipid. Jenis lipid yang akan digunakan yaitu asam stearat dan lilin lebah  dengan konsentrasi masing-masing: 0,10 %,  0,15 %, 0,20 %, 0,25 %, 0,30 %, 0,4 % dan 0,5 %. Tahap ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 kali ulangan pada masing-masing perlakuan. (3) Aplikasi Edible Coating Pada Produk Pangan.Untuk edible coating akan diaplikasikan pada tomat apel. Tahap ini akan menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa edible film dari karaginan dengan konsentrasi 1,5 % menghasilkan film dengan penampakan yang bening, transparan dengan ketebalan yang cukup. Pada penambahan jenis lipid memperlihatkan bahwa penambahan asam stearat 0,2 – 0,3 % merupakan perlakuan terbaik yang menghasilkan film dengan ketebalan 0,025 mm serta laju transmisi uap air 606 – 640 gr/m2.hari., sedangkan penambahan lilin 0,2 – 0,4 % merupakan perlakuan terbaik yang menghasilkan film dengan ketebalan 0,025 mm dengan laju transmisi uap air 595 – 653 gr/m2.hari. Aplikasi edible coating pada tomat apel dapat memperpanjang umur simpan dari tomat apel dari 6 hari menjadi 10 hari pada penyimpanan suhu ruang sedangkan aplikasi edible film pada produk nogat tidak dapat emmeperpanjang masa simpan produk.Kata Kunci : rumput laut, edible coating, asam stearat, lilin leba
PENGARUH PENAMBAHAN AIR PADA KOMPOSISI MIKROEMULSI VIRGIN COCONUT OIL TERHADAP MUTU MINUMAN ENERGI VCO Judith Henny Mandei; Nova Patra Kumolontang; Doly Prima Silaban
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 12 No. 2 Desember 2020
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33749/jpti.v12i2.6770

Abstract

Penelitian pengaruh penambahan air pada komposisi mikroemulsi VCO terhadap mutu minuman energi VCO telah dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan mikroemulsi yang stabil melalui komposisi beberapa surfaktan, dan melihat pengaruh komposisi mikroemulsi dan rasio mikroemulsi VCO dan air  dalam menghasilkan minuman energi yang tidak berminyak dan memenuhi syarat mutu minuman energi. Penelitian menggunakan metode deskriptif untuk mendapatkan mikroemulsi VCO dan metode eksperimental untuk minuman energi VCO. Komposisi mikroemulsi menggunakan perbandingan beberapa surfaktan dan kosurfaktan, juga dicoba 1 (satu) jenis surfaktan secara tunggal. Homogenisasi pada kecepatan 1200 rpm dengan waktu 30, 40 dan 60 menit. Mikroemulsi yang stabil dengan penampakan jernih dan tidak terbentuk 2 fase, diperoleh menggunakan formula VCO : span 80 : tween 80 : etanol : air = 32 : 37,4 : 12,6 : 10 : 8 dan VCO : span 80 : tween 20 : etanol : air = 32 : 37,4 : 12,6 : 10 : 8. Mikroemulsi mempunyai ukuran partikel 121,0 – 214,7 nm dan Zeta potensial -25,08 – 38,23 mV. Waktu homogenisasi 30 menit menghasilkan ukuran partikel 121,0 nm. Minuman energi VCO diperoleh dengan menambahkan air pada mikroemulsi VCO dengan perbandingan 4:1  dan 6:1. Minuman energi VCO memiliki nilai pH 3-3,5, total padatan 18,75-24,5 °Brix, ALT < 2,0 x 102 dan nilai kalori 115-154 kalori, semuanya memenuhi syarat mutu SNI 01-6684-2002 Minuman Energi.Kata Kunci: mikroemulsi VCO, minuman energi
Pengaruh cara perendaman dan jenis kentang terhadap mutu keripik kentang Judith Henny Mandei
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 9 No. 2 Desember 2017
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.166 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v9i2.3516

Abstract

Penelitian pengaruh cara perendaman dan jenis kentang terhadap mutu keripik kentang telah dilaksanakan. Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengaruh cara perendaman dan varitas kentang terhadap mutu dari keripik kentang.  Penelitian menggunakan metode deskriptif trial and error,  dengan dua jenis  kentang  (kentang lokal dan kentang mentega), dengan beberapa cara perendaman yaitu: A=Perendaman dalam air dingin; B=Perendaman dalam  air panas pada suhu 80 °C selama  5 menit dilanjutkan dengan disiram dengan  air panas (100 °C); C=Perendaman dalam larutan kapur 1,5%, selama 30 menit; D=Perendaman dalam larutan soda kue 1% selama 30 menit; E=Rendam air dingin berulang kali dilanjutkan dengan siram air mendidih 100°C (kentang lokal); F=Rendam air mendidih 100°C 1 menit dilanjutkan rendam air dingin (kentang  mentega). Pengamatan dilakukan terhadap bahan baku kentang (kadar pati, kadar air dan kadar gula, dan kadar abu), serta produk keripik kentang (kadar air, kadar abu, kadar lemak, serta uji sensoris (warna, bau, rasa dan tekstur/kerenyahan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu keripik kentang dipengaruhi oleh jenis kentang dan cara perendaman. Berdasarkan nilai organoleptik dan pengujian kerenyahan,  jenis kentang yang lebih sesuai dijadikan keripik adalah jenis kentang mentega, dimana sampai penyimpanan hari ke-7 masih menghasilkan tekstur yang renyah.  Sedangkan untuk jenis kentang lokal yang memenuhi syarat mutu keadaan keripik berdasarkan  SNI 01-4031-1996 adalah keripik kentang yang dihasilkan dengan perendaman pada larutan soda kue 1% selama 30 menit (perlakuan D). Berdasarkan mutu kimia (kadar air rata-rata 2,81%, kadar abu rata-rata 1,75% dan penyerapan minyak rata-rata 42,28%), keripik kentang yang, memenuhi syarat mutu adalah keripik kentang yang dibuat dengan cara perendaman pada suhu 80°C selama 5 menit dilanjutkan dengan disiram dengan air mendidih 100 °C (perlakuan B).
Metil Ester Minyak Kelapa Murni yang Telah Diekstrak Senyawa Fenolik dengan Variasi Waktu Transesterifikasi Judith Henny Mandei; Mariati Edam; Yunita Fillia Assah; Ardi Makalalag; Doly Prima Silaban
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.14 No.2 Desember 2020
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v14i2.6557

Abstract

Minyak kelapa murni yang telah diekstraksi senyawa minornya dapat dimanfaatkan melalui proses transesterifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan waktu transesterifikasi yang optimal terhadap metil ester yang dihasilkan dalam proses transesterifikasi menggunakan katalis NaOH. Penelitian menggunakan metode percobaan. Transesterifikasi menggunakan katalis NaOH 1,25%, dengan variabel waktu transesterifikasi yaitu 1,5, 2,0 dan 2,5 jam, reaksi dilakukan pada suhu 60 o C. Waktu transesterifikasi yang optimal dalam pembuatan metil ester (sudah dimurnikan) adalah waktu transesterifikasi 1,5 jam dengan rendemen rata-rata 57,92%. Kadar metil ester produk hasil transesterifikasi berkisar antara 97,15-97,50% memenuhi syarat mutu SNI 7182:2012 yaitu minimum 96,5%. Senyawa utama dari produk metil ester adalah metil laurat dengan kisaran 33,07-34,76%. Waktu transesterifikasi mempengaruhi jumlah senyawa dalam komposisi metil ester.
Rasio Campuran Air Kelapa Sari Wortel dan Variasi Susu Skim terhadap Mutu Minuman Probiotik Judith Henny Mandei; Mariati Edam; Yunita Fillia Assah
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.13 No.2 Desember 2019
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.826 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v13i2.5274

Abstract

Efek menguntungkan dari probiotik  pada kesehatan manusia semakin dipromosikan oleh para profesional kesehatan. Penelitian pembuatan minuman fungsional probiotik campuran air kelapa dan sari wortel telah dilaksanakan. Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh rasio air kelapa, sari wortel dan penambahan susu skim serta mendapatkan minuman fungsional probiotik campuran air kelapa dan sari wortel yang memenuhi syarat mutu. Penelitian dilakukan menggunakan metode percobaan dengan perlakuan rasio air kelapa sari wortel (b/b) yaitu 100:0; 90:10; 80:20, dan penambahan susu skim (b/b) yaitu: 0 %; 1 %; 2 % dan 3 %. Pengamatan dilakukan terhadap bahan baku air kelapa dan wortel meliputi kadar gula dan mineral, serta kadar protein susu skim. Produk minuman probiotik campuran air kelapa dan wortel meliputi kadar lemak, padatan tanpa lemak, protein, abu, keasaman tertitrasi, jumlah kultur starter dan pengamatan organoleptik (penampakan, bau, rasa dan homogenitas) sesuai SNI 7552:2009 Minuman Susu Fermentasi Berperisa, serta kandungan mineral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk minuman fungsional campuran air kelapa terbaik adalah produk minuman campuran air kelapa sari wortel 80:20, penambahan susu skim 1%, dengan kandungan lemak 0,5%, padatan susu tanpa lemak 19,72%, protein 1,10%, abu 0,68%, keasaman tertitrasi 0,8%, jumlah kultur starter 2,80x109, penampakan cair, bau khas yogurt dan wortel, rasa asam khas yogurt+rasa wortel dengan homogenitas kurang homogen.Kata kunci : Air kelapa, minuman probiotik, sari wortel.