Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analisis kandungan gizi pakan pellet yang diformulasikan dari bahan baku nabati berbeda terhadap kecukupan gizi ikan herbivora Muliani Muliani; Munawwar Khalil; Murniati Murniati; Rachmawati Rusydi; Riri Ezraneti
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 6: No. 2 (October, 2019)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v6i2.1636

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan gizi dari pakan pelet yang diformulasikan dari bahan baku nabati yang berbeda dan sesuai dengan kecukupan gizi ikan herbivora. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif Analisis dengan pendekatan Kuantitatif dengan perlakuan sebagai berikut: A : pelet yang diformulasikan dari tepung daun kelor, B : pelet yang diformulasikan dari tepung daun pegagan, C : pelet yang diformulasikan dari tepung daun gamal, D: pelet yang diformulasikan dari tepung kedelai. Parameter uji dalam penelitian ini adalah kandungan gizi pakan seperti protein, karbohidrat, lemak abu dan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan gizi pakan yang paling baik terdapat pada pakan dari jenis tepung daun gamal dengan jumlah protein adalah 32,28%, karbohidrat 36,30%, lemak 8,45%, abu 10,77% dan air 12,20%. Selanjutnya pakan dari jenis tepung daun kelor dengan jumlah protein adalah 32,20%, karbohidrat 36,88%, lemak 6,97%, abu 11,85% dan Air 12,10%. Kemudian diikuti oleh pakan dari jenis tepung daun pegagan dengan jumlah protein adalah 28,33%, karbohidrat 34,67%, lemak 9,73%, abu 12,15% dan air 14,10% dan terakhir pakan dari jenis tepung biji kedelai dengan jumlah protein adalah 29,35%, karbohidrat 35,30%, lemak 13,08%, abu 11,28% dan air 12,10%.Kata kunci: pakan; gamal; kelor; pegagan; kedelaiAbstractThis study aims to determine the nutritional content of pellet feed which is formulated from different vegetable raw materials and following the nutritional adequacy of herbivorous fish. The method used in this study is Descriptive Analysis Method with Quantitative approach with the following treatment: A: pellets formulated from Moringa leaf flour, B: pellets formulated from gotu kola leaf flour, C: pellets formulated from gamal leaf flour, D: pellets formulated from soy flour. The test parameters in this study are feed nutrient content such as protein, carbohydrates, ash and water. The results showed that the best nutrient content in the diet of gamal leaf flour with the amount of protein was 32.28%, carbohydrate 36.30%, fat 8.45%, ash 10.77% and water 12.20 %. Furthermore, feed on the type of Moringa leaf flour with the amount of protein was 32.20%, carbohydrate 36.88%, fat 6.97%, ash 11.85% and water 12.10%. Then followed by feed from the type of gotu kola leaf flour with the amount of protein is 28.33%, carbohydrate 34.67%, fat 9.73%, ash 12.15% and water 14.10% and finally feed on the type of soybean flour with the amount of protein is 29.35%, carbohydrate 35.30%, fat 13.08%, ash 11.28% and water 12.10%.Keywords: feed; gamal; moringa; gotu kola; soybean
PELATIHAN ASPEK MARKETING PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA OPAK DI DESA PALOH PUNTI LHOKSEUMAWE Dwi Fitri; Murniati Murniati; Risna Dewi
Jurnal Vokasi Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Vokasi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/vokasi.v6i1.2926

Abstract

Gampong Paloh Punti merupakan desa yang terletak sekitar 2 km dari kampus kedua Unimal Bukit Indah, dan nyaris berbatas langsung dengan kampus.Walau kampung ini bukan merupakan desa lingkungan, tapi keberadaannya dirasakan cukup signifikan sehingga layak dijadikan Desa Binaan. Akses jalan menuju desa tidak memadai, tapi lahan pertanian tidak terlalu subur sehingga karena keterbatasan ilmu maka kebanyakan lahan hanya ditanami oleh tanaman ubi saja. Sebagian besar masyarakat masih hidup di bawah standar sejahtera walau sebagian berada di golongan menengah tapi keberadaan keluarga miskin merupakan pandangan biasa. Tingkat pendidikan masyarakat berada digolongan rendah karena rata-rata merupakan lulusan sekolah menengah pertama. Semua permasalahan yang dihadapi masyarakat desa bersumber dari dua hal penting yaitu keterbatasan skill dan faktor ekonomi. Desa ini memiliki beberapa industri rumah tangga Opak, sebuah cemilan tradisional yang berbahan baku ubi. Tapi sayang pengolahnnya dan pemasarannya masih sangat terbatas sehingga peningkatan kesejahtraan tidak terlalu memadai karena penjualan hanya cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Hal ini terjadi karena kurangnya ilmu pengetahuan akan cara atau strategi penjualan yang meliputi, pengemasan, diversifikasi produk dan penjualan. Oleh karena itu perlu diberikan pelatihan singkat terkait peluang usaha yang memanfaatkan bahan baku sekitar dengan asumsi kemudahan dan penghematan ongkos produksi sehingga mampu meningkatkan kemampuan warga untuk memberdayakan diri secara ekonomi sekaligus mampu menambah wawasan keilmuan terkait. Pelatihan aspek marketing dipilih untuk program Pengabdian Desa Binaan karena dapat memberdayakan masyarakat dari segi ekonomi maupun kemampuan akan keilmuwan marketing terkait produk unggulan desa. Tujuan umum kegiatan ini adalah untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan meliterasi masyarakat setempat dengan cara meningkatkan pengetahuan terkait penjualan meliputi diversifikasi produk, pengemasan sampai pada teknik pemasaran. Selama pelaksanaan kegiatan ini, anggota kelompok industri rumah tangga ini diarahkan untuk bisa berpartisipasi aktif, sehingga setelah kegiatan ini dilaksanakan mereka mempunyai pemahaman dan keterampilan tentang peningkatan penjulan. Ada tiga bentuk kegiatan utama yang akan dilakukan dalam kegiatan ini, yaitu: (1) penyuluhan tentangpentingnya memahami strategi penjualan dan aspek yang meliputinya, dan (2) demontrasi dan pelatihan praktik stratgei penjualn, (3) Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan. Beragam kemampuan yang dimiliki oleh tim Pengabdian Kepada Masyarakat Unimal serta adanya keinginan yang kuat dari mitra untuk memperbaiki taraf hidupnya, maka kegiatan ini diharapkan akan dapat memecahkan masalah yang dihadapi mitra, sehingga kehidupan mitra menjadi jauh lebih baik. Hasil yang diharapkan adalah masyarakat mampu memproduksi Opak dengan kualitas yang memadai serta mampu mengikuti trend pasar sehingga menarik untuk dijual dan memiliki nilai jual lebih baik dalam bentuk segar maupun olahan. Luaran yang direncanakan adalah artikel ilmiah, publikasi online, dan produk Opak terkoreksi lewat pelatihan
Analisis kandungan gizi pakan pellet yang diformulasikan dari bahan baku nabati berbeda terhadap kecukupan gizi ikan herbivora Muliani Muliani; Munawwar Khalil; Murniati Murniati; Rachmawati Rusydi; Riri Ezraneti
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 6: No. 2 (October, 2019)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v6i2.1636

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan gizi dari pakan pelet yang diformulasikan dari bahan baku nabati yang berbeda dan sesuai dengan kecukupan gizi ikan herbivora. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif Analisis dengan pendekatan Kuantitatif dengan perlakuan sebagai berikut: A : pelet yang diformulasikan dari tepung daun kelor, B : pelet yang diformulasikan dari tepung daun pegagan, C : pelet yang diformulasikan dari tepung daun gamal, D: pelet yang diformulasikan dari tepung kedelai. Parameter uji dalam penelitian ini adalah kandungan gizi pakan seperti protein, karbohidrat, lemak abu dan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan gizi pakan yang paling baik terdapat pada pakan dari jenis tepung daun gamal dengan jumlah protein adalah 32,28%, karbohidrat 36,30%, lemak 8,45%, abu 10,77% dan air 12,20%. Selanjutnya pakan dari jenis tepung daun kelor dengan jumlah protein adalah 32,20%, karbohidrat 36,88%, lemak 6,97%, abu 11,85% dan Air 12,10%. Kemudian diikuti oleh pakan dari jenis tepung daun pegagan dengan jumlah protein adalah 28,33%, karbohidrat 34,67%, lemak 9,73%, abu 12,15% dan air 14,10% dan terakhir pakan dari jenis tepung biji kedelai dengan jumlah protein adalah 29,35%, karbohidrat 35,30%, lemak 13,08%, abu 11,28% dan air 12,10%.Kata kunci: pakan; gamal; kelor; pegagan; kedelaiAbstractThis study aims to determine the nutritional content of pellet feed which is formulated from different vegetable raw materials and following the nutritional adequacy of herbivorous fish. The method used in this study is Descriptive Analysis Method with Quantitative approach with the following treatment: A: pellets formulated from Moringa leaf flour, B: pellets formulated from gotu kola leaf flour, C: pellets formulated from gamal leaf flour, D: pellets formulated from soy flour. The test parameters in this study are feed nutrient content such as protein, carbohydrates, ash and water. The results showed that the best nutrient content in the diet of gamal leaf flour with the amount of protein was 32.28%, carbohydrate 36.30%, fat 8.45%, ash 10.77% and water 12.20 %. Furthermore, feed on the type of Moringa leaf flour with the amount of protein was 32.20%, carbohydrate 36.88%, fat 6.97%, ash 11.85% and water 12.10%. Then followed by feed from the type of gotu kola leaf flour with the amount of protein is 28.33%, carbohydrate 34.67%, fat 9.73%, ash 12.15% and water 14.10% and finally feed on the type of soybean flour with the amount of protein is 29.35%, carbohydrate 35.30%, fat 13.08%, ash 11.28% and water 12.10%.Keywords: feed; gamal; moringa; gotu kola; soybean
Peran Perempuan dalam Struktur Pemerintahan Gampong (Studi Gampong Blang Kecamatan Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara) Cut Laely; Murniati Murniati
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 1, No 2 (2020): Kebudayaan, Keberagaman, dan Pembangunan
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v1i2.3116

Abstract

The Role of Women in village is the most important factor in development of village,but in Blang Village, Syamtalira Aron, North Aceh Regency, there is no role of women in the village governance structure. This is due to the fact that there are no opportunities for women to play an active role in village governance and cultural culture that opposes women to play a role in village governance. This study aims to determine the cause of the absence of women's role in the village government structure and determine the efforts that can be made for women to be able to play an active role in governance structure of village. Researchers used qualitative methods and data collection techniques through initial observation and direct interviews. The results of the study were the absence of an active role among women caused by the limited space for women to play an active role in the village government structure. Distrust of women so that women are placed in daily activities that generally have been carried out routinely by the community. Many factors cause limited space for women in Blang Village, namely factors of community organization, factors of power, factors of public and private, factors patriarchal ideological, and the most fundamental, culture that cause the role active of women can not be accepted at the community in the village government structureAbstrakPeran perempuan dibutuhkan dalam pembanggunan Gampong, namun di Gampong Blang Kecamatan Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara tidak terdapat peran perempuan dalam struktur pemerintahan gampong. Hal tersebut disebabkan oleh faktor tidak tersedianya peluang bagi kaum perempuan untuk berperan aktif dalam pemerintahan gampong serta kultur budaya yang menentang kaum perempuan untuk berperan di pemerintahan gampong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab tidak optimalnya peran perempuan di struktur pemerintahan gampong dan mengetahui upaya yang dapat dilakukan agar perempuan dapat berperan aktif dalam struktur pemerintahan gampong. Peneliti menggunakan metode kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui obsrvasi dan wawancara langsung. Hasil penelitian adalah tidak adanya peran aktif dari kalangan kaum perempuan karena disebabkan masih ada keterbatasan ruang gerak bagi kaum perempuan untuk ikut berperan aktif dalam struktur pemerintahan gampong dan ketidakpercayaan terhadap perempuan sehingga menjadikan perempuan hanya ditempatkan pada kegiatan sehari-hari yang umumnya telah dilakukan secara rutin oleh masyarakat. Banyak faktor penyebab terbatasnya ruang gerak bagi perempuan di Gampong Blang, yaitu faktor organisasi masyarakat, faktor kekuasaan, faktor ruang publik dan privat, faktor ideologi patriakis, serta yang paling mendasar adalah faktor budaya patriarki masyarakat Gampong Blang yang menyebabkan peran aktif perempuan tidak dapat diterima dalam struktur pemerintahan gampong.
Model Kesetaraan Gender Di Arena Politik (Studi Penguatan Posisi Perempuan Dalam Politik di Kabupaten Aceh Utara) Cut Sukmawati; Murniati Murniati; Ferizaldi Ferizaldi
Jurnal Transformasi Administrasi Vol 4 No 2 (2014)
Publisher : Puslatbang KHAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper is aiming at explorer the phenomenon of political representation of women in the 2014 legislative elections in Aceh. In the tradition of patriarchal culture, "politics" is claimed as the world of man because it is regarded as public domain with full of fight, hard, and give a certain social value (prestige) to the culprit. Political patriarchal society deemed incompatible with the spirit of women who they consider feminine. This study was conducted in North Aceh district, using a qualitative approach, through in-depth interviews, focus groups, observation and document review. Analyzing women in legislative elections in 2014 also Acehnese society perspectives on women's issues, particularly their participation in politics, as well as the limitations / barriers that women experience when a role in politics. Findings from the field indicate that the representation of women is the same as the 2009 legislative elections last April. The cause of this phenomenon include the internal issues related to women candidates in self motivation, passion or ambition they are, financially, on the other hand it is also due to the influence of the patriarchal culture in the society. In his own party, although the rules require women in legislative elections must meet the 30% quota, but the board majority party men are not really serious about supporting women candidates to be elected in April 2014 legislative elections. It is presented a mistaken understanding of the prohibition for women to enter politics into the religious context is also a great stumbling block for women, although there are people who understand that women also have equal opportunity with his brother.
QUALITY ASSURANCE DAN KOMUNIKASI PUBLIK PENANGANAN KESEHATAN PENYAKIT HIV AIDS DI KABUPATEN ACEH UTARA Cut Suknawati; Boby Rahman; Murniati Murniati; Hidayatul Fitri
Jurnal Jurnalisme Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jj.v9i1.3101

Abstract

Pelayanan dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi keperluan dasar warga negara.  Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2018 menyebutkan bahwa pelayanan dasar itu terdiri dari pelayanan bidang  pendidikan. kesehatan. pekerjaan umum dan penataan ruang. perumahan rakyat dan daerah permukiman. ketentraman. ketertiban umum dan perlindungan masyarakat serta sosial. Kesehatan menjadi fokus utama dalam penelitian ini. karena banyaknya kasus yang berhubungan dengan kesehatan belum dilayani baik oleh Pemerintah daerah Aceh Utara. khususnya kasus HIV AIDS. Adanya kasus penderita HIV AIDS 103 orang menjadi preseden buruk yang menodai sistem pelayanan publik di Kabupaten Aceh Utara. Perlakuan yang diskriminatif yang terjadi kepada penderita HIV AIDS. Sosialisasi yang tidak meyeluruh memperburuk persepsi masyarakat terhadap penyakit ini terutama bagi penderita HIV AIDS atau sering disebut dengan dengan orang dengan HIV AIDS (ODHA). Jika isu ini tidak dikendalikan serius. maka dihawatirkan akan menimbulkan efek-efek negatif seperti pelayanan yang terus menerus lambat, tenaga kesehtaan yang tidak profesional. dan ongkos kesehatan yang mahal. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Aceh Utara, menggunakan pendekatan kualitatif, melalui wawancara mendalam, FGD, observasi dan telaah dokumen. Penelitian ini memperlihatkan bahwa mereka yang terindikasi penyakit ini menjadi kelompok dalam masyarakat. Mereka akan dikucilkan karena dianggap membawa penyakit yang dapat ditularkan kepada masyarakat lainnya. Semestinya masyarakat berkontribusi untuk memulihkan mereka, namun yang terjadi sebaliknya. Masyarakat yang apatis dan sinis menimbulkan persoalan psikologis bagi penderita. Karenanya pemulihan masyarakat yang menderita penyakit ini mesti melibatkan tokoh masyarakat juga tokoh agama sebagai wujud dukungan psikologis kepada mereka.
EMPOWERMENT OF SALTED FISH PROCESSING BUSINESS IN INCREASING COMMUNITY INCOME IN LHOKSEUMAWE CITY Ti Aisyah; Murniati Murniati; Ahmad Yani; Muhammad Hasyem; Arinanda Arinanda
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM) Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : FISIP Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jspm.v4i2.11754

Abstract

Empowerment is essential for the salted fish processing community in Gampong Ujung Blang. Because the salted fish processing business is one of the main livelihoods of the Ujung Blang Gampong coastal community. The powerlessness of the community whose main livelihood is in the salted fish processing business with weaknesses in various aspects, both knowledge is still carried out in traditional Processing, skills are still limited, availability of infrastructure is still limited, capital is limited, and productivity results are still narrow, only enough to be marketed to local communities. The research focuses on empowering Salted Fish Processing Businesses to increase the Income of Gampong Ujung Blang Communities, Lhokseumawe City. The study uses descriptive qualitative methods with data collection techniques by observation, interviews, and documentation. The data analysis technique was carried out by an interactive model: data reduction, data display, verification, and conclusion. The research results on empowering salted fish processing businesses in Ujung Blang village have been carried out by the Maritime Affairs and Fisheries Service of Lhokseumawe City through financial assistance, infrastructure assistance, and training. However, they are still constrained and unsustainable, yet to be evenly distributed among the community. The salted fish processing business which the people of Ujung Blang village occupy has yet to be able to increase Income because each salted fish processing production is limited with a limited workforce (5 people). With erratic wages with an average worker wage of Rp. 50,000/day. Meanwhile, the Income from the owner of the salted fish processing business is around Rp. 5 million/month is only enough for daily needs and business capital playback because capital and production are still low and marketing is limited (local area).Pemberdayaan penting dilakukan kepada masyarakat pengolahan ikan asin Gampong Ujung Blang. dikarenakan  usaha pengolahan ikan asin merupakan salah satu pencaharian utama masyarakat pesisir gampong Ujung Blang. Ketidak berdayaan masyarakat yang pencaharian utamanya bidang usaha pengolahan ikan asin dengan kelemahannya pada berbagai aspek baik pengetahuannya masih dilakukan proses pengolahan secara tradisional, ketrampilan masih terbatas, ketersediaan sarana prasarana masih terbatas, modal terbatas, dan hasil produktivitasnya masih terbatas hanya cukup dipasarkan untuk masyarakat lokal. Fokus penelitian bagaimana Pemberdayaan Usaha Pengolahan Ikan Asin Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat  Gampong Ujung Blang Kota Lhokseumawe. Metode penelitian dengan menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif dengan Tehnik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.   Tehnik analisis data dilakukan model interaktif yaitu reduksi data penyajian data (data display) verifikasi serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian pemberdayaan usaha pengolahan ikan asin di gampong Ujung Blang telah dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Lhokseumawe dalam bentuk bantuan dana, bantuan sarana prasarana dan pelatihan namun masih sangat terbatas dan tidak berkelanjutan, belum merata kepada masyarakat. Usaha pengolahan ikan asin yang ditekuni mayarakat gampong Ujung Blang belum dapat meningkatkan pendapatan karena hasil produksi pengolahan ikan asin masing terbatas dengan penggunaan tenaga kerja yang terbatas (5 orang). Dengan upah yang tiidak menentu dengan upah pekerja rata-rata  Rp. 50.000/hari. Sedangkan Pendapatan dari pemilik usaha pengolahan ikan asin berkisar Rp. 5 juta/bulan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk pemutaran modal usaha, dikarena modal dan produksi masih rendah dan pemasaran yang terbatas (wilayah lokal).