Agus Astho Pramono
Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTERISTIK MORFOLOGI SERTA PERKEMBANGAN FIG NYAWAI (Ficus variegata Blume) DI KEBUN RAYA CIBODAS Agus Astho Pramono; Evayusvita Rustam
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2015.3.2.91-100

Abstract

Nyawai (Ficus variegata Blume) merupakan salah satu jenis pohon yang memiliki prospek yang baik untuk hutan tanaman. Informasi tentang aspek biologi reproduksinya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi bunga dan buah nyawai, serta tahapan perkembangan fig. Penelitian dilakukan di Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat. Kegiatan penelitian meliputi: 1) pengamatan morfologi bunga dan buah, dan 2) pengamatan perkembangan fig. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik morfologi fig nyawai yang dijumpai di Kebun Raya Cibodas, memiliki variasi yang tinggi dalam hal ukuran dan warna. Berdasarkan karakteristik morfologi bunga, secara individual ditemui dua tipe pohon yang mencirikan sebagai pohon menghasilkan bunga jantan dan penghasil bunga betina. Perbedaan antara tahap bunga, buah muda, dan buah matang tidak dapat dibakukan berdasarkan karakteristik morfologi eksternal dari fig. Tingkat kematangan buah nyawai dapat dilakukan dengan membelah fig. Nyawai tahap kuncup bunga berakhir sekitar 6-11 hari setelah munculya tunas fig, dan tahap bunga berakhir 11-26 hari. Perkembangan kuncup bunga menjadi buah yang matang memakan waktu sekitar 2-3 bulan. Hasil penelitian menyarankan untuk tidak mengumpulkan benih dari fig yang berukuran kecil, meskipun mereka memiliki karakteristik fisik fig yang matang.
PENGARUH DOSIS PEMUPUKAN UREA PADA TAHAP FENOLOGI YANG BERBEDA TERHADAP PRODUKSI BUAH SURIAN (Toona sinensis (A. Juss.) M. Roem.) Agus Astho Pramono
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 4, No 1 (2016): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.203 KB) | DOI: 10.20886/bptpth.2016.4.1.17-24

Abstract

Teknik peningkatan produksi benih surian melalui input pemupukan sampai saat ini belum diketahui. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan urea pada tahap fenologi tertentu terhadap produksi benih surian . Penelitian dilakukan pada tegakan surian di Desa Sukajadi Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang. Pemupukan dilakukan pada fase fenologi yang berbeda yaitu: 1) berdaun, 2) berbunga, dan 3) daun rontok. Masing-masing diberi tiga dosis urea yang berbeda, yaitu: 1) kontrol, 2) 750 gr / pohon, dan 3) 1.500 g / pohon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pupuk urea pada produksi buah dan benih ditentukan oleh tahap fenologi pohon pada saat pemupukan. Pemupukan menggunakan urea 750 gr / pohon selama tahap meranggas atau berbunga menghasilkan malai per pohon, buah per malai, dan buah per pohon lebih banyak secara signifikan dibandingkan dengan pemupukan selama tahap berdaun. Dalam perlakuan urea 1500 gr / pohon, tahap fenologi pohon tidak berpengaruh terhadap produksi buah dan benih.
Surian (Toona sinensis (A. Juss.) M. Roem.) Flowers: Morphology,Phenology, and Insects Visitors Agus Astho Pramono; Endah R Palupi; Iskandar Zulkarnaen Siregar; Cecep Kusmana
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 4, No 2 (2016): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4288.335 KB) | DOI: 10.20886/bptpth.2016.4.2.67-79

Abstract

Efforts to improve the productivity of a seed source require a deep understanding of reproductive characteristics and environmental factors that affect the seed production. This study aimed to investigate the characteristics of reproduction which include 1) the characteristics of flower morphology and phenology, and 2) the identification of flower visitors of surian. Studies conducted in the smallholder forest in Sumedang, West Java. Surian flowers were compound flower that arranged in panicles shape.When a flower blooms,  petals do not open fully, formed like a tube. Male flowers are smaller than female flowers and never bloom, and the male flowers fall first. Branching patterns of surian flower panicle is thyrses, and flowers bloom not simultaneously. The development of flower from buds to bloom takes approximately 12 days, the flowers bloom 1-3 days, development of fruit until ripe takes 5-5.5 months. It is found 12 species of insects visiting flowers, 11 species are considered very small. Insects those are found in large quantities were Thrips and three species of Nitidulidae.
PENGARUH NAUNGAN, ZAT PENGATUR TUMBUH , DAN TANAMAN INDUK TERHADAP PERAKARAN STEK JABON (Anthocephaus cadamba) Agus Astho Pramono; Nurmawati Siregar
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2015.3.2.101-113

Abstract

Teknologi pembiakan vegetatif perlu dikuasai dalam perbanyakan masal terhadap klon terseleksi yang akan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi hutan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas naungan, dosis IBA dan tanaman induk terhadap perakaran stek jabon. Intensitas naungan yang diuji adalah: tanpa naungan, naungan (25%), dan dosis IBA yang diuji adalah: 0 ppm, 750 ppm, 1500 ppm, dan 3000 ppm. Asal tanaman induk yaitu: bibit berasal dari biakan stek, dan bibit berasal dari biakan biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan IBA dari konsentrasi 0 sampai 3000 ppm tidak berpengaruh secara nyata terhadap kualitas perakaran stek jabon. Faktor yang berpengaruh nyata terhadap perkaran stek adalah perlakuan naungan. Perlakuan naungan mampu meningkatkan kualitas perkaran stek jabon. Stek yang ditanam pada media dengan naungan 25% mampu meningkatkan keberhasilan hidup stek dari 57,5% menjadi 74,38% dan nilai panjang akar meningkat dari 9,75 cm menjadi 16,37 cm. Pucuk jabon dari bibit yang dibiakkan secara stek mampu meningkatkan keberhasilan stek dibandingkan dengan pucuk dari bibit biakan generatif.