Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT BAMBANG LANANG ( L.) Michelia champaca TERHADAP CEKAMAN Yulianti Bramasto; Evayusvita Rustam; Megawati Megawati; Nina Mindawati
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 3 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.765 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2015.12.3.211-221

Abstract

Perubahan iklim menyebabkan sebagian lahan di Indonesia menjadi tergenang ataupun kekeringan. Salah satu bentuk mitigasi yang dapat dilakukan adalah mengetahui jenis-jenis tanaman yang mampu tumbuh pada kondisi cekaman tergenang atau kekeringan. Informasi tentang kemampuan tumbuh bambang lanang pada berbagai kondisi cekaman masih sangat kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit bambang lanang pada kondisi cekaman tergenang dan kekeringan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan faktorial dalam acak lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bibit bambang lanang sampai umur empat minggu, peka terhadap perlakuan kekeringan ataupun genangan. Kematian pada bibit terlihat dari nilai indeks sensitivitas untuk respon diameter (IS = 1,089–1,155) dan persen tumbuh (IS = 1,318). Secara umum mekanisme toleran terhadap cekaman belum terlihat pada tingkat bibit sampai umur empat minggu.
Invigoration Treatment of White Jabon (Neolamarckia cadamba (Roxb.) Bosser) Seeds Using Polyethylene Glycol and Ultrafine Bubbles Nura Aulia Nurul Fata; NFN Supriyanto; Evayusvita Rustam; Dede J. Sudrajat
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2020.8.1.11-24

Abstract

Polyethylene glycol (PEG) and ultrafine bubbles (UFB) can be used to increase seed germination and its vigor. The purpose of this study was to examine the effect of PEG-6000 and UFB on the seed germination and vigor of white jabon after 7 years of storage. This study used a completely randomized design with factorial pattern using two factors, i.e. provenances (Alas Purwo, Kapuas, Kampar, Pomalaa) and invigoration treatments (seed without treatment, PEG -0.8 MPa for 24 h, PEG -1.2 MPa for 24 h, UFB (operating 30 min) for 24 h, UFB (operating 30 min) for 48 h, UFB (operating 55 min) for 24 h, UFB (operating 55 min) for 48 h). UFB treatments had a better effect on white jabon seeds germination compared to PEG. Interaction of Pomalaa provenance seed with soaking in UFB (operating 55 min) for 24 h gave the best germination capacity (87%), germination value (7.35), and seed germination speed (7.39% day-1). While for the very low seed vigor (seed from Alas Purwo, Kampar and Kapuas), the treatment of soaking in UFB water (operating 30 min) for 48 h improved the germination capacity of seed from Alas Purwo (35.50%), Kapuas (35.25%), and Kampar (14.75%).
PERKEMBANGAN BUNGA DAN BUAH BAMBANG LANANG (Michelia champaca) Evayusvita Rustam; Agus Astho Pramono; Dida Syamsuwida
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33095.52 KB) | DOI: 10.20886/bptpth.2014.2.2.67-76

Abstract

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui tahapan perkembangan bunga dan buah bambang lanang serta keberhasilan terbentuknya buah. Pengamatan terhadap fase-fase pembungaan dan pembuahan serta pengunduhan dilakukan di daerah Bogor Utara (Jawa Barat). Hubungan antara jumlah benih dengan variabel dimensi buah dianalisis dengan korelasi regresi. Hasil pengamatan fase perkembangan bunga buah bambang lanang berlangsung selama 24 hari dimulai dengan munculnya tunas generatif sampai bunga mekar. Perkembangan buah berlangsung selama 60 hari dimulai dari gugurnya mahkota, bonggol putih, bakal buah hingga buah matang. Jumlah benih paling berpengaruh kuat terhadap panjang buah yang dapat dirumuskan dalam persamaan regresi linear log   P= 1200+0,2876 log   JB, dengan R2=46,3%. Persentase bunga menjadibuah sekitar 40,88%.
KARAKTERISTIK MORFOLOGI SERTA PERKEMBANGAN FIG NYAWAI (Ficus variegata Blume) DI KEBUN RAYA CIBODAS Agus Astho Pramono; Evayusvita Rustam
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2015.3.2.91-100

Abstract

Nyawai (Ficus variegata Blume) merupakan salah satu jenis pohon yang memiliki prospek yang baik untuk hutan tanaman. Informasi tentang aspek biologi reproduksinya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi bunga dan buah nyawai, serta tahapan perkembangan fig. Penelitian dilakukan di Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat. Kegiatan penelitian meliputi: 1) pengamatan morfologi bunga dan buah, dan 2) pengamatan perkembangan fig. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik morfologi fig nyawai yang dijumpai di Kebun Raya Cibodas, memiliki variasi yang tinggi dalam hal ukuran dan warna. Berdasarkan karakteristik morfologi bunga, secara individual ditemui dua tipe pohon yang mencirikan sebagai pohon menghasilkan bunga jantan dan penghasil bunga betina. Perbedaan antara tahap bunga, buah muda, dan buah matang tidak dapat dibakukan berdasarkan karakteristik morfologi eksternal dari fig. Tingkat kematangan buah nyawai dapat dilakukan dengan membelah fig. Nyawai tahap kuncup bunga berakhir sekitar 6-11 hari setelah munculya tunas fig, dan tahap bunga berakhir 11-26 hari. Perkembangan kuncup bunga menjadi buah yang matang memakan waktu sekitar 2-3 bulan. Hasil penelitian menyarankan untuk tidak mengumpulkan benih dari fig yang berukuran kecil, meskipun mereka memiliki karakteristik fisik fig yang matang.
POTENTIAL OF FRUIT PRODUCTION TEMBESU (Fagraea fragrans Roxb.) OF OGAN ILIR (OI) AND OGAN KOMERING ILIR (OKI) THE SOUTH OF SUMATERA Dharmawati F. Djam’an; Kurniawati Purwaka Putri; Evayusvita Rustam; Agus Astho Pramono
Jurnal Silvikultur Tropika Vol. 7 No. 3 (2016): Jurnal Silvikultur Tropika (Suplemen Desember)
Publisher : Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor (IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/j-siltrop.7.3.S22-S23

Abstract

Tembesu (Fagraea fragrans Roxb.) Is one tree that is very popular in Southern Sumatra region as raw material for carving and furniture industry. The need for wood reaches 3 120 m³ per year and has been supplied from plants that grow naturally or from community forest. The purpose of this study was to determine the production potential of fruit each branch so that it can predict preparations to facilitate the expansion of planting seedlings. Tembesu trees including types with wide adaptability to a place to grow as on dry land, waterlogged soil or land tides. This type includes the category of intermediate cycle (10-30) years. The average production of fruit each branch of Ogan Ilir 38 094.53 fruits, 1000 grain weight of 0.3066 gr and initial KA 7.2% textured clay dusty land. Production of Ogan Komering Ilir with sandy soil texture reach 88 862.27 fruits, 1000 grain weight of 0.2548 gr and initial seed KA 7.7%. The average production of fruit each branch is influenced by soil texture is sandy land (OKI, swamp / stagnant) production higher than that of land dusty clay (OI, dry / stagnant).Key words : tembesu, fruit production, wide adaptability