Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Komitmen Pada Perkawinan Ditinjau dari Kepuasan dalam Perkawinan Wulandari, Dyah Astorini
Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014 2014: Proceeding Seminar Hasil Penelitian LPPM 2014, 6 September 2014
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara kepuasan dalam perkawinan dengan komitmen pada perkawinan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan dalam perkawinan dengan komitmen pada perkawinan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Penelitian ini melibatkan 77 orang responden dengan ciri-ciri sebagai berikut : pria dan wanita berusia antara 18 sampai dengan 40 tahun sedang terikat dalam hubungan perkawinan paling tidak selama satu tahun pada saat penelitian ini dilakukan. Data dikumpulkan dengan menggunakan skala kepuasan dalam perkawinan dan skala komitmen pada perkawinan. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan korelasi product moment. Berdasarkan hasil uji coba instrumen penelitian, koefisien validitas skala kepuasan dalam perkawinan bergerak dari 0.415 hingga 0.873 dengan koefisien reliabilitas 0.799. Adapun skala komitmen pada perkawinan mempunyai koefisien validitas bergerak dari dari 0.406 hingga 0.868 dan koefisien reliabilitas 0.884. Hasil analisis data menemukan korelasi antara kepuasan dalam perkawinan dengan komitmen pada perkawinan sebesar rxy = 0.55 pada p = 0.000. Hal ini berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan dalam perkawinan dengan komitmen pada perkawinan. Variabel kepuasan dalam perkawinan mempunyai sumbangan efektif sebesar 0.30 atau sebesar 30 % terhadap komitmen dalam perkawinan. Kata kunci : kepuasan dalam perkawinan, komitmen pada perkawinan
Pelatihan Zadul Ma’ad (Bekal Ke Akherat) Untuk Mengurang Kecemasan Menghadapi Kematian Bagi Lansia Wulandari, Dyah Astorini
Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014 2014: Proceeding Seminar Nasional LPPM 2014, 20 Desember 2014
Publisher : Proceeding Seminar LPPM UMP Tahun 2014

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan ini bertujuan memberikan bekal kepada lansia dalam menghadapi kematian melalui pelatihan zadul ma’ad (bekal ke akherat). Usia lanjut merupakan fase terakhir dalam tahap perkembangan manusia. Salah satu permasalahan yang dihadapi lansia adalah perasaan cemas atau takut menghadapi kematian. Beberapa sebab lansia merasa cemas menghadapi kematian antara lain khawatir dengan keadaan keluarga yang ditinggalkan, ibadah kurang karena banyak dosa atau kesalahan yang diperbuat, takut pada proses menjelang ajal dan kehidupan setelah mati, serta takut menderita sakit yang lama dan mati dalam keadaan sendirian tanpa seorangpun yang tahu. Salah satu upaya yang perlu dilakukan lansia untuk mengurangi kecemasan menghadapi kematian adalah dengan mempersiapkan dan membekali diri dalam menghadapi kematian dengan kegiatan keagamaan.  Metode dalam kegiatan ini adalah pelatihan. Adapun peserta dalam kegiatan ini adalah lansia berjumlah 65 orang. Hasil dari kegiatan ini adalah model pembinaan keagamaan zadul ma’ad (bekal ke akherat) yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu : (1) appersepsi (mengulang pembinaan sebelumnya dan memberi rangsangan pembinaan selanjutnya); (2) Sharing pengalaman dan permasalahan; (3) Tanggapan terhadap pengalaman dan permasalahan; (4) Pembinaan keagamaan zadul ma’ad bagi lansia  dengan memberikan materi pembinaan yang meliputi aqidah, ibadah dan akhlaq; (5) Pengulangan terhadap pembinaan keagamaan  zadul ma’ad; (6) Refleksi pembinaan keagamaan zadul ma’ad, (7) Penekanan pembinaan zadul ma’ad agar dapat dipraktekkan  dalam kehidupan keseharian lansia  dan yang terakhir dan (8) Tindak lanjut dari pembinaan keagamaan zadul ma’adKata kunci : lanjut usia, kecemasan menghadapi kematian, zadul ma’ad
Apakah Demografi Memprediksi Ketidakjujuran Akademik? Herdian Herdian; Dyah Astorini Wulandari; Istianah Istianah
IJIP : Indonesian Journal of Islamic Psychology Vol 1, No 1 (2019): Indonesian Journal of Islamic Psychology
Publisher : IAIN Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/ijip.v1i1.19-34

Abstract

This study aimed at examining academic behavior and its relation to demography. The quantitative descriptive approach was used to study more broadly with data collection tools using a closed questionnaire. Respondents in this study were 96 students of the Faculty of Economics and Business at X College in Purwokerto. The results of the study show that, in each semester, honest behavior was more than honest behavior, especially in the first semester of the lecture. While the gender of both women and men did not have high differences. Academic dishonesty was also related to the origin of school, general schools (not based on religion) were more compared to religious-based schools such as MAN. Whereas based on age, 18-20 more academic dishonesty was found. AbstrakPenelitian ini mengkaji perilaku akademik dan kaitannya dengan demografi. Pendekatan kuantitatif deskriptif digunakan untuk mengkaji lebih luas dengan alat pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup. Responden dalam penelitian ini yaitu 96 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada Perguruan Tinggi X di Purwokerto. Hasil penelitian menunjukan bahwa, disetiap semester perilaku tidak jujur lebih banyak dibandingkan perilaku jujur, terutama pada semester awal perkuliahan. Sedangkan jenis kelamin baik perempuan maupuun laki-laki tidak memiliki perbedaan yang tinggi. Ketidakjujuran akademik juga berkaitan dengan asal sekolah, sekolah yang umum (tidak berbasis agama) lebih banyak dibandingkan dengan sekolah yang berbasis agama seperti MAN. Sedangkan berdasarkan usia, 18-20 lebih banyak ditemukan ketidakjujuran akademik.
Interpersonal Communication to Teenagers in Purwokerto, Indonesia Twi Lia Widiyawati; Dyah Astorini Wulandari
Proceedings Series on Social Sciences & Humanities Vol. 2 (2021): Proceedings of Psychology in Individual and Community Empowerment to Build New Normal
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.747 KB) | DOI: 10.30595/pssh.v2i.98

Abstract

Interpersonal communication is communication made by two or more people that produces a response both verbally and nonverbally. This study aims to describe the interpersonal communication possessed by adolescents in Purwokerto. The participants in this study were active teenagers from one of the private junior high schools in Purwokerto (n = 47). The research method used in this study is a quantitative descriptive approach with data collection using the Interpersonal Communication scale and measured using aspects of interpersonal communication Devito (2013), namely: openness, Empathy, supportive attitude, positive attitude, and equality. From the results of the research they have conducted. This shows the level of interpersonal communication in students, with the result that 24 students or 51.7% of students in Purwokerto have difficulty or difficulty in communicating. In comparison, 23 students, or 48.3% of students in Purwokerto, have no problem communicating interpersonally. Based on these results, it is expected that educational institutions can explore and provide more stimulus to improve interpersonal communication to students.
Pilot Study on Students in Islamic Boarding Schools to Measure the Reliability and Validity of The Self-Regulation Scale Shonia Dwiasa Pangukir; Dyah Astorini Wulandari
Proceedings Series on Social Sciences & Humanities Vol. 2 (2021): Proceedings of Psychology in Individual and Community Empowerment to Build New Normal
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.121 KB) | DOI: 10.30595/pssh.v2i.108

Abstract

This study aims to conduct a trial to determine the validity and reliability of the self-regulation scale and determine what dimensions/aspects are considered capable of forming self-regulation variables. Validity and reliability tests are carried out to determine a measuring instrument’s level of accuracy and consistency. This self-regulation variable is measured by the seven dimensions of Miller & Brown (Neal & Carey, 2005), namely receiving, evaluating, triggering, searching, formulating, implementing, and assessing. Thirty-six students at Islamic boarding school X in Banyumas, Indonesia, were involved as participants. Analysis of the data used to measure validity using the corrected item-total correlation formula and reliability using Cronbach’s alpha, which was analyzed using SPSS version 25. The analysis results prove that from the seven dimensions of self-regulation, there are 25 valid items and have a reliability coefficient of 0.908. Thus, the self-regulation scale can be used for research.
Psychological Distress on Mualaf M. Yusuf Effendi; Dyah Astorini Wulandari
Proceedings Series on Social Sciences & Humanities Vol. 2 (2021): Proceedings of Psychology in Individual and Community Empowerment to Build New Normal
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.439 KB) | DOI: 10.30595/pssh.v2i.115

Abstract

Psychological distress is a harmful condition that can affect individuals directly or indirectly over time and affect physical health conditions and mental conditions. This study aims to determine the description of psychological distress in converts. This type of research is qualitative research with a phenomenological model and data collection methods carried out by in-depth interviews and documentation. The informants of this study were three people, one man was 59 years old and had converted to Islam for 36 years and two women, the first was 40 years old and had converted to Islam for 18 years, the second was 66 years old and had converted to Islam for 41 years. The results of this study indicate that the religious conversion experienced by the informant has a relationship with psychological distress, where the process follows the interpersonal and situational factors shared by the informant. The informant decides to convert to Islam. The interpersonal factors experienced by the informants occurred in the second stage of religious conversion, namely, the phase of unease. In this phase, religious teachings are believed to bring peace no longer or cause psychological distress to him. Informants make comparisons from the previous instructions to the teachings of Islam. The peak was the situational factor he experienced, namely the stage of religious conversion (mualaf) because the teachings in Islam are considered the right way and are more capable of bringing life satisfaction.
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KREATIVITAS KELOMPOK BELAJAR “SEKOLAH KAMI” DI BEKASI Raefri Sahrunanca; Dyah Astorini Wulandari
Psycho Idea Vol 11, No 1 (2013): PSYCHO IDEA
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (39.537 KB) | DOI: 10.30595/psychoidea.v11i1.255

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan kreativitas Kelompok Belajar “Sekolah Kami” di Bekasi. Subjek dalam penelitian ini adalah anggota kelompok belajar “Sekolah Kami” di Bekasi sebanyak 65 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Tes Kreativitas Figural dan skala kepercayaan diri. Pengukuran kreativitas digunakan alat tes kreativitas figural yang dikembangkan oleh S.C.U. Munandar. Skala kepercayaan diri dikembangkan berdasarkan karakteristik menurut Lauster (1992). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien korelasi Pearson ( r ) yang diperoleh sebesar r = - 0,204 dan nilai sig.(2-tailed) sebesar p = 0,103. Artinya Ho ditolak, tidak ada hubungan antara kepercayaan diri dengan kreativitas Kelompok Belajar Sekolah Kami di Bekasi. Kata Kunci : Kepercayaan diri, Kreativitas, kelompok belajar
BENTUK PERILAKU SIBLING RIVALRY PADA ANAK KEMBAR BERDASARKAN PENGASUHAN ORANGTUA Herdian Herdian; Dyah Astorini Wulandari
Psycho Idea Vol 12, No 2 (2014): PSYCHO IDEA
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.803 KB) | DOI: 10.30595/psychoidea.v12i2.1543

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bentuk perilaku sibling rivalry pada anak kembar berdasarkan pengasuhan orangtua yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang pengambilan datanya menggunakan wawancara serta observasi.Subjek penelitiannya adalah 4 pasang anak kembar dan 8 orang terdekat dengan subjek.Validitas data menggunakan teknik triangulasi data dengan sumber, yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat berbeda.Analisis data dilakukan dengan bentuk interaktif.Temuan penelitiannya adalah, perilaku sibling rivalry terjadi karena perlakuan orangtua yang berbeda pada masing-masing anak kembar, selain itu dikarenakan cara orangtua dalam memperlakukan anak dalam menangani konflik yang terjadi pada anak kembar. Terdapat dua subjek yang mendapatkan perlakuan yang berbeda ketika berkelahi yaitu dengan membela salah satu anak kembar dikarenakan posisinya sebagai adik.Perlakuan yang berbeda lainnya terlihat pada salah satu subjek yaitu dengan memberikan uang saku yang berbeda. Penyebab sibling rivalry pada anak kembar lainnya hanya disebabkan oleh rebutan barang, baju yang tertukar serta pemberian barang oleh lingkungan sosial yang masing-masing subjek tidak mendapatkan barang yang sama. Bentuk perilaku sibling rivalry yangterjadi terbagi menjadi tiga aspek yaitu fisik, psikis, dan sosial.Aspek fisik bentuk perilakunya yaitu memukul, menendang, mencakar, menjambak, mencubit, dan meninju tembok.Aspek psikis bentuk perilakunya yaitu menangis, cemburu, rewel, iri, sebal, marah, dan usaha mencari perhatian dengan bersandar ke ibu serta berhias.Aspek sosial bentuk perilakunya yaitu mengganggu, mengejek dan bertengkar.Dari hasil tersebut dapat dikategorikan berdasarkan jenis kelamin, laki-laki yaitu meninju tembok, sedangkan perempuan menjambak, mencubit, usaha untuk mencari perhatian dengan bersandar ke ibu serta berhias. Kata kunci : Sibling Rivalry, Pengasuhan, Anak Kembar.
STUDI KASUS TENTANG KESABARAN PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS REMAJA DI PURWOKERTO Siti Umidatus Sururiyah; Dyah Astorini Wulandari
Psycho Idea Vol 15, No 2 (2017): PSYCHO IDEA
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.024 KB) | DOI: 10.30595/psychoidea.v15i2.2444

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesabaran pada pasien diabetes mellitus remaja di Purwokerto. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus dengan mengkaji aspek-aspek kesabaran yaitu teguh, tabah, dan tekun. Informan dalam penelitian ini yaitu  1 orang sebagai informan primer yang menderita diabetes mellitus remaja, dan 3 orang sebagai informan sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode wawawancara. Analisis data yang digunakan adalah analisis data model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan memiliki kesabaran yang baik dalam menghadapi penyakit diabetes melitus.  Dalam hal keteguhan informan menunjukkan disiplin yang tinggi dalam hal melakukan suntik insulin setiap hari dalam kondisi sehat amaupun sakit. Kemudian dalam hal ketabahan informan memiliki daya juang yang tinggi untuk mengejar ketertinggalan pelajaran karena kondisinya membuat informan tidak boleh terlalu capai. Sehingga sering tidak berangkat sekolah. Selanjutnya dalam dalam hal ketekunan informan mengarahkan energinya untuk hal yang positif seperti mengikuti estrakurikuler fotografi di sekolah. Selain itu juga informan berusaha untuk mencari pengobatan alternatif yang cocok. Informan mengatasi kesehatannya dengan selalu membawa suntikan serta membawa permen atau makanan manis.  Kata Kunci :, Kesabaran, Diebetes Mellitus,Remaja
STRATEGI COPING DALAM MENGHADAPI KONFLIK PERKAWINAN PADA SUAMI YANG ISTRINYA BEKERJA SEBAGAI TKW Feriza Nuke Orienta; Dyah Astorini Wulandari
Psycho Idea Vol 14, No 1 (2016): PSYCHO IDEA
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.883 KB) | DOI: 10.30595/psychoidea.v14i1.1573

Abstract

Konflik perkawinan adalah perbedaan-perbedaan yang tidak terhindarkan yang terdapat pada kedua pasangan perkawinan dengan sendirinya akan memberikan pengaruh bagi berkembangnya perspektif yang berbeda pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persoalan dalam konflik perkawinan pada suami yang istrinya bekerja sebagai TKW dan bagaimana strategi coping yang dilakukan suami untuk menghadapi dan menyelesaikan konflik perkawinannya. Strategi coping adalah usaha-usaha baik kognitif maupun perilaku yang bertujuan untuk mengelola tuntutan lingkungan dan internal, serta mengelola konflik-konflik yang mempengaruhi individu melampaui kapasitas individu.. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sumber data primer adalah suami yang istrinya menjadi TKW. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive atau pengambilan subjek dengan kriteria tertentu. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (indepth interview). Validitas dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, sedangkan analisis datanya menggunakan beberapa tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan simpulan data. Hasil penelitian, menunjukan adanya persoalan dalam konflik perkawinan dalam kehidupan rumah tangga para TKW yaitu meliputi keuangan, komunikasi, aktivitas-aktivitas yang tidak disetujui oleh pasangan seperti perjudian, minum-minuman keras dan extramarital affair, kemdian faktor karakteristik individual seperti nilai sikap dan kepercayaan, kebutuhan dan kerpibadian serta perbedaan persepsi. Strategi coping yang dilakukan suami dalam menghadapi konflik perkawinannya yaitu informan kedua menggunakan problem focused coping yaitu individu membuat rencana dan tindakan lebih lanjut untuk memecahkan permasalahan dengan positif. Informan pertama dan ketiga menggunakan emotion focused coping untuk meredakan emosi tanpa berusaha mengubah suatu situasi dan mencoba melupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan hal yang menekan emosinya.