Iding Rosyidin
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENTINGNYA PENGAWASAN PARTISIPATIF DALAM MENGAWAL PEMILIHAN UMUM YANG BERINTEGRITAS DAN DEMOKRATIS Solihah, Ratnia; Bainus, Arry; Rosyidin, Iding
JWP (Jurnal Wacana Politik) Vol 3, No 1 (2018): JWP (Jurnal Wacana Politik) Maret
Publisher : Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.232 KB) | DOI: 10.24198/jwp.v3i1.16082

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang pentingnya pengawasan partisipatif dalam mengawal penyelenggaraan pemilu, yang bertujuan untuk menciptakan pemilu yang berintegritas dan demokratis. Walaupun telah dibentuk berbagai lembaga pengawas pemilu, baik di tingkat Pusat (Bawaslu), di tingkat Daerah (Panwaslu), maupun DKPP sebagai lembaga yang khusus menangani pelanggaran etik yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu, namun  dalam penyelenggaraannya masih ditemui berbagai pelanggaran baik yang dilakukan oleh peserta, partai politik, birokrasi, masyarakat maupun penyelenggara pemilu, sehingga pemilu dinilai kurang berintegritas dan kurang demokratis. Dengan dilibatkannya stakeholder dan masyarakat secara independen dalam mengawasi  penyelenggaraan pemilu, diharapkan proses pemilu yang demokratis akan terwujud. Melalui studi literatur, tulisan ini mengkaji tentang aspek-aspek yang terkait dengan pengawasan partisipatif dalam mengawal penyelenggaraan pemilu serta beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengawal penyelenggaraan pemilu untuk menciptakan pemilu yang berintegritas dan demokratis. 
ISLAM DAN DINAMIKA POLITIK INDONESIA KONTEMPORER PERSPEKTIF KOMUNIKASI POLITIK Rosyidin, Iding
Jurnal Dialog Vol 38 No 2 (2015): JURNAL DIALOG
Publisher : Sekretariat Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meskipun Islam banyak terlibat dalam proses-proses politik sejak zaman dahulu sampai saat ini, tetapi Islam tampaknya belum benar-benar menjadi aktor atau agen politik yang menentukan dalam politik Indonesia sampai saat ini. Di antara penyebabnya adalah minimnya figur-figur politik Islam yang memiliki kredibilitas tinggi, bukan hanya di mata publik Islam, melainkan juga di mata publik Indonesia secara umum, dalam melakukan komunikasi politik dengan publik. Padahal kredibilitas merupakan faktor yang sangat penting bagi para komunikator politik seperti para figur politik Islam tersebut. Selain itu, para elite pimpinan partai politik Islam juga kurang memiliki kemampuan komunikatif yang memadai dalam mengartikulasikan masalah masalah keislaman kepada publik. Yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan mereka untuk mengemas pesan-pesan politiknya kurang responsif dan cerdas sehingga tidak begitu diminati publik, bahkan oleh kalangan Islam itu sendiri. Itulah kenapa perolehan suara partai-partai politik Islam atau berbasis massa Islam kurang maksimal dalam setiap pemilihan umum.
Konstruksi citra partai Islam pada pemilu 2014 pendekatan fikih-siyasah Iding Rosyidin; Gun Gun Heryanto
Ijtihad : Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan Vol 15, No 1 (2015)
Publisher : State Institute of Islamic Studies (IAIN) Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/ijtihad.v15i1.1-20

Abstract

The research of the Image Construction of Islamic Political Party at 2014 Election in Indonesia aimed at knowing the image construction of Islamic political party, especially at Republika and Sindo newspaper.The thoeries used in this research are fikih siyasat (the characteristic of muslim leader), social construction of mass media and hierarchy of influence by using discourse analysis as an analytical technique. The method of the research is qualitative. And the Informans as research subject are the jurnalist, redaction and management representative of both newspaper.The founds of research showed that the news characteristic of both newspaper were almost same. From the social cognition there werea difference. Republika strived to counter every news related to the image of Islamic political party and Sindo did not. From the social context, the background of this news was 2014 Election. And from hierarchy of influence perspective, the impact of media organization level was strong as shown in the power of the owner like Hary Tanoe in Sindo as a chairman of MNC Group. So, Sindo never produced news that contradicted to Hary or Hanura Party. The impact of ideological level also strong as we can seein the news of Republika which not only related to the profit, but also the benefit of Islamic Party.keyword: Construction; Image; Islamic party; Hierarchy of influence; Discourse analysis
Ideological and media discourse study of Nasrudin Joha's political article Icol Dianto; Andi Faisal Bakti; Iding Rosyidin
Islamic Communication Journal Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/icj.2021.6.2.8140

Abstract

Nasrudin Joha's ideology and discourse were one of the attempts to compensate for the dominance of rulers and capitalists. The criticism developed by Nasrudin Joha built the consciousness of the oppressed. With that awareness, Nasrudin Joha mobilized the oppressed to form a unified Islamic political identity and establish a caliphate system in Indonesia. This research aims to analyze Nasrudin Joha's strategy in building the ideology of the caliphate system and proclaiming it through social media. The authors used qualitative research methods in the field of mass media and used critical discourse analysis. The focus of his study was ideology and discourse in an article written by Nasrudin Joha on an online media platform. The results of this study found that Joha had used the theory of active reception to the readers. Joha positioned himself as the opposition and voiced the aspirations of the oppressed. In developing ideology and discourse about the caliphate system, Joha has similarities with the flow of Marxism, namely the resistance of the oppressed. On the other hand, Joha has a tendency to follow post-Marxist notions of freedom and oppose the oppression of the regime and capitalist groups.
PENTINGNYA PENGAWASAN PARTISIPATIF DALAM MENGAWAL PEMILIHAN UMUM YANG BERINTEGRITAS DAN DEMOKRATIS Ratnia Solihah; Arry Bainus; Iding Rosyidin
JWP (Jurnal Wacana Politik) Vol 3, No 1 (2018): JWP (Jurnal Wacana Politik) Maret
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.232 KB) | DOI: 10.24198/jwp.v3i1.16082

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang pentingnya pengawasan partisipatif dalam mengawal penyelenggaraan pemilu, yang bertujuan untuk menciptakan pemilu yang berintegritas dan demokratis. Walaupun telah dibentuk berbagai lembaga pengawas pemilu, baik di tingkat Pusat (Bawaslu), di tingkat Daerah (Panwaslu), maupun DKPP sebagai lembaga yang khusus menangani pelanggaran etik yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu, namun  dalam penyelenggaraannya masih ditemui berbagai pelanggaran baik yang dilakukan oleh peserta, partai politik, birokrasi, masyarakat maupun penyelenggara pemilu, sehingga pemilu dinilai kurang berintegritas dan kurang demokratis. Dengan dilibatkannya stakeholder dan masyarakat secara independen dalam mengawasi  penyelenggaraan pemilu, diharapkan proses pemilu yang demokratis akan terwujud. Melalui studi literatur, tulisan ini mengkaji tentang aspek-aspek yang terkait dengan pengawasan partisipatif dalam mengawal penyelenggaraan pemilu serta beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengawal penyelenggaraan pemilu untuk menciptakan pemilu yang berintegritas dan demokratis. 
Pesantren and madrasa-based digital literacy practices: The case of the Darunnajah Islamic Boarding School, Jakarta Deden Mauli Darajat; Iding Rosyidin; Dedi Fahrudin
Islamic Communication Journal Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/icj.2022.7.2.13619

Abstract

Islamic boarding schools (pesantren) and madrasas have their own tradition of implementing digital literacy. This article aims to answer how digital literacy is practiced in Darunajah Islamic boarding schools? The method used in this study is a participatory method that involves research subjects in the research process. There are three digital literacy treatments given to subjects, namely content creator training, video making training, and Islamic journalism training. The results show that the students who are the subject of the research have the ability to become content creators, can produce videos, and understand journalistic work. The students carry out these three aspects based on the moral values of the pesantren. In addition, the students have the ability to read and understand digital media. One of the emphasis in digital literacy is on hoax news. As many as 75% of digital literacy participants stated that if they get news, they will check the truth. Uniquely, the santri emphasize the values and traditions of the pesantren in showing literate behavior. Thus, this study can contribute to the development of digital literacy based on Islamic boarding schools' values.***Pesantren dan madrasah memiliki tradisi sendiri dalam menerapkan literasi digital. Artikel ini bertujuan untuk menjawab bagaimana praktik literasi digital di pesantren Darunajah? Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode partisipatif dengan melibatkan subjek penelitian dalam proses penelitian. Terdapat tiga treatment literasi digital yang diberikan kepada subjek yaitu pelatihan content creator, pelatihan pembuatan video, dan pelatihan jurnalistik Islam. Hasilnya menunjukkan bahwa santri yang menjadi subjek penelitian memiliki kemampuan untuk menjadi konten creator, dapat memproduksi video, dan memahami kerja jurnalistik. Para santri melakukan ketiga aspek tersebut berbasis pada nilai moral pesantren. Selain itu, para santri memiliki kemampuan membaca dan memahami media digital. Salah satu penekanan dalam literasi digital adalah tentang berita hoaks. Sebanyak 75% peserta literasi digital menyatakan bahwa jika mereka mendapatkan berita maka mereka akan mengecek kebenarannya. Uniknya para santri menekankan nilai-nilai dan tradisi pesantren dalam menunjukkan perilaku literate. Dengan demikian, studi ini dapat berkontribusi bagi pengembangan literasi digital yang berbasis pada nilai-nilai pesantren.