Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Efek Antipiretika Jus Buah Mentimun (Cucumis Sativus L.) (Studi quasi eksperimentalpre-post designpada mencit yang diinduksi demam dengan penyuntikan vaksin DPT – Hb) Matsrial Putra Rombetasik; Christin Rony Nayoan; Sulanto Saleh Danu
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 4 No. 3 (2017): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.25 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v4i3.334

Abstract

Latar belakang :Penggunaan obat secara tradisional semakin disukai karena pada umumnya tidakmenimbulkan efek samping seperti halnya obat-obatan dari bahan kimia, dan terdapat banyak tanaman obat yang ada di Indonesia yang belum dimanfaatkan, misalnyaMentimun (Cucumis sativus L.)adalah salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai antipiretik, kecantikan, memperlancar buang air kecil, mengobati pasien hipertensi, sariawan, tifus dan diare. Mentimun belum diteliti secara klinis. Tujuan :Mengetahui efek antipiretik jus buah mentimun ( cucumis sativus L.) pada mencit yang diinduksi demam dengan penyuntikan vaksin DPT-Hb Material dan metode : 55 ekor mencit diinduksi demam dengan menyuntikkan 0,3 mL vaksin DPT-Hb 240 menit sebelum percobaan dan diukur suhunya setiap 15 menit selama 120 menit.Secara random binatang percobaan dibagi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 11 mencit (kelompok kontrol - demam tanpa perlakuan), aquadest (demam + air) dan 3 kelompok perlakuan dengan jus buah mentimun (Cucumis Sativus L.) dosis bertingkat yaitu 0.25 ml, 0.5 ml, dan 1 ml.Selama periode tersebut dilakukan pengukuran suhu per rektal secara berkala. Hasil: Diperoleh nilai signifikansi antara kelompok kontrol dan aquadest lebih besar dari 0,05 (p>0.05) yang berarti aquadest tidak memiliki efek antipiretik. Sedangkan nilai signifikansi antara kelompok kontrol dengan pemberian jus buah mentimun dalam tiga dosis lebih kecil dari 0,05       (p < 0,05 ) yang berarti jus mentimun memiliki efek antipiretik. Kesimpulan: jus buah mentimun memiliki efek antipiretik pada mencit yang diinduksi demam dengan penyuntikan vaksin DPT-Hb. Kata kunci : antipiretik, vaksin DPT Hb, mencit, demam, jus buah mentimun   ( cucumis sativus L.)
GAMBARAN JUMLAH SKS MATA KULIAH PERGURUAN TINGGI FARMASI INDONESIA YANG MENDUKUNG PENGGUNAAN OBAT YANG RASIONAL Hendy Ristiono; Sri Suryawati; Sulanto Saleh Danu
Pharmaciana Vol 5, No 2 (2015): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.901 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v5i2.2674

Abstract

According to World  Health Organization (WHO), there are two major steps as a commitment to make changes in the implementation of pharmacy practice that are national drug policy and learning system changes in pharmacy education. The aim of the research was to obtain the cummulative credit overview in college of pharmacy in Indonesia that supporting Rational Drug Use based on promotion rational drug use (PRDU) and International network  rational use of drug (INRUD). This study used a analytic descriptive design. The study was located in some colleges of pharmacy in Indonesia. Data was collected through observation of the recent curriculum used in the Indonesian college of pharmacy. Research were conducted by giving a questionnaire on the rational drug use topic in the curriculum and in-depth interviews with the dean or faculties appointed by the dean. The number of credits developed by 21 colleges of pharmacy as respondents have in between 140-158 credits. Median number of credits developed by C accreditation level are more than A and B accreditation level. Three of  A accreditation level of colleges have number of credits in between 66-171 credits and a college with B accreditation level as much as 36.9 credits. Whereas in total of credits semester that support the RDU in Community and Clinical Pharmacy (CCP) interests has more than the non-CCP interests.
ABC Analysis Towards Drug Needs Planning in Pharmacy Installation of RSUD Kota Yogyakarta In 2010 Heny Puspa Sari; Sulanto Saleh Danu; Endang Sulistyani
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.528 KB) | DOI: 10.20473/jfiki.v4i22017.59-66

Abstract

Background: Consumption method is one of the standard methods which are used to plan the number of drugs need. This method provides good accuracy of the prediction toward the drug needs planning. However, this does not always provide satisfactory outcomes because this method cannot provide the outlook of the investment value toward each drug. To obtain a plan suitable to the need and purpose, drug planning can be analyzed using several methods; one of them is ABC analysis which is also known also as Pareto or Pareto Law 80/20, a method used in logistic management to classify goods into three based on the investment value, namely A with 75-80%, B with 15-20%, and C with 5-10%. Objective: To obtain the outlook about the process and the outcomes of the ABC analysis towards drug needs planning in Pharmacy Installation of RSUD Kota Yogyakarta in 2010. Methods: The data were collected by collecting and observing the secondary data in 2010, as well as carrying out some deep interviews to some related correspondences. Results: This research showed that the planning process is carried out by the Pharmacist in pharmacy supply sub-division and the correction carried out by the head of the hospital Pharmacy. Moreover, in the hospital there was no special planner team to plan the need of the drug, and there was no involvement from related parties. Drug item from group A has been prioritized. Conclusion: The planning that has been carried out so far was effective and efficient, as can be seen from the planning appropriateness with the highest occurring disease pattern in the hospital from each service unit.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK CURCUMA LONGA DENGAN TINGKAT TOKSISITAS PARASETAMOL PADA GASTER, HEPAR DAN RENAL MENCIT JANTAN GALUR SWISS Cindy Tamara Widagdo; Pingkan Naibaho; Tejo Jayadi; Sulanto Saleh Danu
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 1, No 2 (2016): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1018.153 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v1i2.15

Abstract

Latar Belakang: Curcuma longa dikatakan memiliki aktifitas hepatoprotektor, renoprotektor dan antiinflamasi terhadap dosis toksik parasetamol. Mengingat pemakaian jangka pendek dan jangka panjang, dan prevalensi toksisitas overdosis parasetamol semakin meningkat, perlu diteliti apakah Curcuma longa memproteksi kerusakan lambung, hepar dan renal sehingga dapat bersinergi dengan pengobatan overdosis parasetamol. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap (completely randomized design), menggunakan 36 ekor mencit jantan galur swiss. Dibagi 6 kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol sham, kontrol positif, perlakuan satu, dua dan tiga. Tiga dosis ekstrak Curcuma longa terpurifikasi etil asetat 65 mg/kgBB, 487mg/kgBB dan 1040mg/kgBB diberikan selama 14 hari, dilanjutkan dosis tosik parasetamol 520 mg/kgBB selama 7 hari. Pemeriksaan serum SGOT, SGPT, ureum, kreatinin dan histopatologi lambung, hepar, renal untuk menilai apakah ekstrak Curcuma longa dapat memberikan proteksi kerusakan lambung, hepar dan renal dari akibat pemberian parasetamol dosis toksik. Hasil dan Diskusi: Hasil pemeriksaan SGOT (p = 0,233), SGPT (p = 0,004), ureum (p = 0,19), kreatinin (p = 0,009) dan histopatologi lambung (p = 0,00), hepar (p = 0,00), dan renal (p = 0,00) menunjukkan ekstrak Curcuma longa terpurifikasi etil asetat memberikan efek toksik yang simultan dengan dosis toksik parasetamol. Efek toksik ini dapat dijelaskan karena bioaviabilitas curcumin dalam ekstrak Curcuma longa rendah sehingga pengaruh terhadap dosis toksik parasetamol dalam hepatosit diragukan, meningkatkan efek sitotoksisitas, dan menurunkan ekskresi metabolit toksik parasetamol. Kesimpulan: Ekstrak Curcuma longa tidak memproteksi toksisitas terhadap gaster, hepar dan renal dari pemberian parasetamol dosis toksis pada mencit galur Swiss.
PENGARUH INFUSA TEH HITAM (CAMELIA SINENSIS) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR, RENAL DAN JUMLAH SEL-SEL ALFA DAN BETA PANKREAS TIKUS JANTAN SPRAGUEDAWLEY DIINDUKSI ETANOL 20% Ayu Anita Rosalia; Maria Chrisna Indrasari; Maria Anasthasia Tangsilan; Tejo Jayadi; Sulanto Saleh Danu
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 2, No 1 (2016): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.585 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v2i1.36

Abstract

Latar Belakang: Fungsi antioksidan dari teh telah banyak diteliti. Teh hitam memiliki kandungan utama theaflavins, thearubigins dan catechins. Konsumsi etanol kronik dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan fungsi hepar, pankreas dan ren, yang disebabkan terutama disebabkan oleh proses stres oksidatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh infusa teh hitam terhadap gangguan beberapa organ tersebut diinduksi etanol diteliti. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dikerjakan dengan rancangan completely randomized design, dengan 6 kelompok eksperimental yang masing-masing menggunakan 5 ekor tikus. K1 kontrol normal; K2 diberi infusa teh hitam 0,252 gr/ 200 grBB; (K3) diberi etanol 20% dengan volume 2 ml/ hari; K4, K5 dan K6 yaitu kelompok perlakuan diberi etanol 20% volume 2 ml, 1 jam kemudian diberi infusa teh hitam dengan dosis 0,126 gr/ 200 grBB; 0,252 gr/ 200 grBB;0, 50 gr/ 200 grBB setiap hari. Pada hari ke 31 hewan coba diterminasi dan diambil jaringan hepar, pankreas, dan renal. Kemudian dilakukan pembuatan sediaan histopatologi pada organ hepar dan ginjal, sediaan dengan pewarnaan histokimia Victoria blue. Hasil: Pengamatan dan analisis sediaan histopatologi hepar menunjukkan adanya perbedaan bermakna p=0,004 (p