Setyo Gundi Pramudo
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN YANG BEROBAT DI POLIKLINIK RSUD RAA SOEWONDO PATI Reza Rachman; Shofa Chasani; Setyo Gundi Pramudo
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.295 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15825

Abstract

Latar Belakang : Hipertensi bukanlah penyakit yang dapat dipandang sebelah mata saja, sebab kondisi faktual menyatakan bahwa hipertensi dapat meningkatkan timbulnya beberapa komplikasi yaitu penyakit serebrovaskular, infark miokard, gagal jantung kongestif, dan insufisiensi renal. Hal tersebut akan menyebabkan disabilitas, membatasi aktivitas sehari-hari, fungsi sosial, dan status psikologis.Tujuan : Mengetahui hubungan faktor risiko hipertensi terhadap kejadian hipertensi stage 1 dan stage 2 pada pasien yang berobat di poliklinik RSUD RAA Soewondo Pati.Metode : Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 75 responden, yang menderita hipertensi. Penelitian dilakukan di poliklinik RSUD RAA Soewondo Pati pada bulan Maret 2016. Sampel diambil secara consequtive sampling. Data diperoleh melalui kuesioner dan wawancara langsung serta pemeriksaan fisik berupa pengukuran tekanan darah, tinggi badan, dan berat badan. Analisis data dilakukan secara bertahap meliputi analisis univariat, analisis bivariat menggunakan uji Chi-square, dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda metode Backward Stepwise (Likelihood Ratio) pada program SPSS.Hasil : Hasil uji statistik dengan regresi logistik berganda tidak menunjukkan adanya perbedaan antara  faktor risiko hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 pada pasien yang berobat di poliklinik RSUD RAA Soewondo Pati yaitu usia (p = 0,83), riwayat keluarga (p = 0,615), merokok (p = 0,222),  obesitas (p = 0,25), jenis kelamin (p = 0,713), konsumsi natrium ( p = 0,653), konsumsi lemak (p = 1), aktivitas (p = 0,673) dan alkohol (p = 0,606).Simpulan : Faktor risiko hipertensi usia, riwayat keluarga, merokok, obesitas, jenis kelamin, konsumsi natrium, konsumsi lemak, aktivitas dan konsumsi alkohol tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap kejadian hipertensi stage 1 dan stage 2.
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KUALITAS HIDUP ORANG DENGAN HIV/AIDS DI SEMARANG Kevin Anderson; Setyo Gundi Pramudo; Muchlis A.U Sofro
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.653 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18587

Abstract

Latar belakang:  Kualitas hidup pasien HIV dipertimbangkan sebagai salah satu indikator keberhasilan terapi, selain pemberian ARV. Disamping itu, status gizi pasien HIV ternyata ikut berperan dalam mempengaruhi progresivitas penyakit, yang berdampak besar pada kualitas hidup. Sehingga perlu diketahui lebih lanjut mengenai hubungan diantara keduanya.Tujuan: Mengetahui hubungan antara status gizi dengan kualitas hidup ODHA.Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilaksanakan di RSUP Dr. Kariadi Semarang dan BKPM Semarang pada periode waktu Maret – Juni 2016. Subjek penelitian adalah pasien HIV/AIDS rawat jalan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Status gizi diukur dengan kuesioner PG-SGA, sementara kualitas hidup diukur dengan  kuesioner SF-36. Data berdistribusi normal diuji menggunakan uji korelasi Pearson dan data berdistribusi tidak normal diuji menggunakan uji korelasi Spearman.Hasil:  Secara umum, ODHA pada penelitian ini memiliki status gizi dan kualitas hidup yang baik. Uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kualitas hidup ODHA (p=0,001). Jika dijabarkan per domain, maka terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan domain masalah fisik, masalah emosional, nyeri, vitalitas, kesejahteraan mental pada SF-36 (p = 0,001), sedangkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan domain fungsi fisik, fungsi sosial, dan persepsi kesehatan umum (nilai p secara berurutan = 0,053 ; 0,328 ; 0,308).Kesimpulan:  Hubungan yang bermakna didapatkan antara status gizi, menurut skor PG-SGA dengan kualitas hidup menurut SF-36, serta secara khusus pada 5 domain kualitas hidup, seperti masalah fisik, masalah emosional, nyeri, domain vitalitas, kesejahteraan mental. Pada domain lain, tidak didapatkan hubungan yang bermakna.
HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS PENYAKIT DENGAN KUALITAS TIDUR PADA PASIEN LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK (STUDI KASUS DI RSUP DR. KARIADI, SEMARANG) Rivan Dwiutomo; Setyo Gundi Pramudo; Rakhma Yanti Hellmi
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.519 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15915

Abstract

Latar Belakang: Lupus Eritematosus Sistemik adalah penyakit inflamasi autoimun multisistem kronik yang menimbulkan manifestasi klinik dan prognosis penyakit yang sangat beragam. Kualitas tidur yang buruk telah dilaporkan pada sebagian besar pasien LES. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan tidur dan kualitas tidur yang buruk pada pasien LES yaitu aktivitas penyakit, persepsi rasa nyeri, cacat fungsional dan depresi.Tujuan: Mengetahui hubungan tingkat aktivitas penyakit dengan kualitas tidur pada pasien LES.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan studi belah lintang. Sampel penelitian berjumlah 30 pasien LES yang berobat di RSUP dr. Kariadi Semarang. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner Mexican Systemic Lupus Erythematosus Disease Activity (MEX-SLEDAI) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), dan data sekunder yang diperoleh melalui rekam medik pasien LES. Analisis hubungan dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Spearman.Hasil: 9 pasien LES dengan tingkat aktivitas penyakit ringan memiliki kualitas tidur yang baik. 15 dari 20 pasien LES dengan tingkat aktivitas penyakit sedang memiliki kualitas tidur yang buruk. Terdapat hubungan positif bermakna antara tingkat aktivitas penyakit dengan kualitas tidur pada pasien LES (p<0,05). Latensi tidur dan gangguan tidur merupakan komponen kualitas tidur yang memiliki hubungan bermakna (p<0,05) dengan tingkat aktivitas penyakit LES.Kesimpulan: Terdapat hubungan positif kuat yang signifikan antara tingkat aktivitas penyakit dengan kualitas tidur pada pasien LES, yang artinya semakin berat tingkat aktivitas penyakit semakin buruk pula kualitas tidur pasien LES.
THE IMPACT OF BODY MASS INDEX TO ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION IN-HOSPITAL PATIENTS MORTALITY RATE IN DR. KARIADI HOSPITAL Indra Adhim Karunia Aji; Andreas Arie Setiawan; Ariosta Ariosta; Setyo Gundi Pramudo
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 9, No 3 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.454 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i3.27497

Abstract

Introduction. Populations with high BMI are at risk for cardiovascular disease because these populations usually have high levels of fat in the body. In contrast, there are several studies that prove that body weight below normal BMI also increases cardiovascular disease risk and death. The aim of this study was to determine the impact of BMI on mortality rates of in-hospital patients with acute myocardial infarction at dr. Kariadi Hospital. Methods. This research is a retrospective analytic observational study with cross sectional design. The sample of this study was acute myocardial infarction patients who were undergoing treatment at the RSUP dr. Kariadi between January 2013 - December 2018 complete data on body weight, height, and status of death or survival. Data comparisons were made using fisher exact test with statistical significant p value was less than 0.05. Results. Statistical analysis using fisher exact test showed association between body mass index and mortality rate is not significant (p = 0,258). Age is the only one confounding variable that showed significant association with mortality rate (p =0,032). Relative risk of age is 1.8 with a cutoff at 60 years. Conclusions. Body mass index (BMI) did not have a significant impact on the mortality rate of AMI in-hospital patients at dr. Kariadi Hospital.Keywords: body mass index, acute myocardial infarction, mortality