Lasmi Yati Rachma
Proteksi Tanaman ULM

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Waktu Aplikasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Terhadap Penyakit Antraknosa (Collectotrichumsp.) pada Tanaman Cabai Hiyung Lasmi Yati Rachma; Ismed Setya Budi; Mariana .
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 1 No 1 (2018): Edisi Februari 2018
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Antraknosa (Colletotrichum sp.) merupakan penyakit penting pada buah cabai. PGPR (PlantGrowth Promoting Rhizobacteria) merupakan kumpulan bakteri perakaran pemacu pertumbuhan.PGPR memiliki pengaruh dalam menekan intensitas serangan penyakit antraknosa karena semuaperlakuan berbeda nyata dengan kontrol. Aplikasi PGPR setiap 10 hari sekali dapat menghasilkanintensitas penyakit terendah yaitu 1,83%, yang berbeda nyata dengan aplikasi PGPR setiap 7 harisekali yaitu 3,33%, lalu waktu aplikasi PGPR setiap 15 hari sekali menghasilkan intensitas serangansebanyak 3,57 % yang tidak berbeda dengan 7 hari sekali. PGPR berpengaruh terhadap persentasepertumbuhan tinggi tanaman yaitu tanpa pemberian PGPR 30,57 % yang berbeda nyata dengan tigaperlakuan lainnya yaitu setiap 7 hari sekali 42,63 % , setiap 10 hari sekali 51,60 %, dan setiap 15 harisekali 41,54 %, tetapi antar perlakuan waktu aplikasi PGPR tidak berbeda nyata.
Waktu Aplikasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Terhadap Penyakit Antraknosa (Collectotrichumsp.) pada Tanaman Cabai Hiyung Lasmi Yati Rachma; Ismed Setya Budi; Mariana .
JURNAL PROTEKSI TANAMAN TROPIKA Vol 1 No 1 (2018): Edisi Februari 2018
Publisher : www.ulm.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Antraknosa (Colletotrichum sp.) merupakan penyakit penting pada buah cabai. PGPR (PlantGrowth Promoting Rhizobacteria) merupakan kumpulan bakteri perakaran pemacu pertumbuhan.PGPR memiliki pengaruh dalam menekan intensitas serangan penyakit antraknosa karena semuaperlakuan berbeda nyata dengan kontrol. Aplikasi PGPR setiap 10 hari sekali dapat menghasilkanintensitas penyakit terendah yaitu 1,83%, yang berbeda nyata dengan aplikasi PGPR setiap 7 harisekali yaitu 3,33%, lalu waktu aplikasi PGPR setiap 15 hari sekali menghasilkan intensitas serangansebanyak 3,57 % yang tidak berbeda dengan 7 hari sekali. PGPR berpengaruh terhadap persentasepertumbuhan tinggi tanaman yaitu tanpa pemberian PGPR 30,57 % yang berbeda nyata dengan tigaperlakuan lainnya yaitu setiap 7 hari sekali 42,63 % , setiap 10 hari sekali 51,60 %, dan setiap 15 harisekali 41,54 %, tetapi antar perlakuan waktu aplikasi PGPR tidak berbeda nyata.