Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Dampak Kebijakan Domestik terhadap Ketersediaan Jagung untuk Bahan Baku Industri Pengolahan di Indonesia Veralianta Br Sebayang; Bonar Marulitua Sinaga; nFN Harianto; I Ketut Kariyasa
Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v37n2.2019.141-155

Abstract

EnglishMaize is a strategic commodity for Indonesia. In line with the consumption pattern, the domestic demand for maize has changed from previously dominated by household consumption to presently dominated by raw material for feed and food processing industries. The maize demand of the processing industry increases rapidly, outpaced   domestic production growth, that makes Indonesia must import maize in an increasing amount. This study aims to determine the impact of government policy on maize production which is the input of the maize processing industry. The analysis was conducted using an econometric simultaneous equation system model which was estimated with the two stages least squares technique using time series data of 1985-2017. The results show that the maize harvest area is negatively related with labor wage and urea price, and is positively related with the maize farm price. Maize productivity is positively related with quantity of urea fertilizer and hybrid seeds. but negatively related with composite seeds. The scenario of subsidizing urea prices and hybrid seed, raising import tariffs can increase the availability maize for processing industries as indicated by increasing domestic production and decreasing maize imports.IndonesianJagung termasuk komoditas strategis untuk Indonesia. Seiring dengan perubahan pola konsumsi, permintaan jagung dalam negeri berubah dari sebelumnya didominasi oleh konsumsi rumah tangga menjadi kini didominasi oleh bahan baku industri pengolahan pakan dan pangan.  Kebutuhan jagung untuk bahan baku industri pengolahan meningkat pesat, bahkan melampaui peningkatan produksi jagung dalam negeri, sehingga Indonesia terpaksa mengimpor jagung dalam jumlah yang terus meningkat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak kebijakan pemerintah terhadap produksi jagung yang menjadi input industri pengolahan jagung. Metode analisis yang digunakan ialah model ekonometrika sistem persamaan simultan yang diduga dengan teknik two stages least squares memakai data deret waktu 1985-2017. Hasil analisis menunjukkan bahwa luas areal panen jagung berhubungan negatif dengan upah buruh tani dan harga pupuk urea, sebaliknya, berhubungan positif terhadap harga jagung di tingkat petani. Produktivitas jagung berhubungan positif dengan volume penggunaan pupuk urea dan benih hibrida, namun berhubungan negatif dengan benih komposit. Skenario kebijakan subsidi harga pupuk urea, subsidi harga benih hibrida, dan kenaikan tarif impor dapat meningkatkan ketersediaan bahan baku industri pengolahan dan peternak mandiri sebagaimana ditunjukkan oleh kenaikan produksi dalam negeri dan penurunan impor jagung.
Dampak Kebijakan Domestik terhadap Ketersediaan Jagung untuk Bahan Baku Industri Pengolahan di Indonesia Veralianta Br Sebayang; Bonar Marulitua Sinaga; nFN Harianto; I Ketut Kariyasa
Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v37n2.2019.141-155

Abstract

EnglishMaize is a strategic commodity for Indonesia. In line with the consumption pattern, the domestic demand for maize has changed from previously dominated by household consumption to presently dominated by raw material for feed and food processing industries. The maize demand of the processing industry increases rapidly, outpaced   domestic production growth, that makes Indonesia must import maize in an increasing amount. This study aims to determine the impact of government policy on maize production which is the input of the maize processing industry. The analysis was conducted using an econometric simultaneous equation system model which was estimated with the two stages least squares technique using time series data of 1985-2017. The results show that the maize harvest area is negatively related with labor wage and urea price, and is positively related with the maize farm price. Maize productivity is positively related with quantity of urea fertilizer and hybrid seeds. but negatively related with composite seeds. The scenario of subsidizing urea prices and hybrid seed, raising import tariffs can increase the availability maize for processing industries as indicated by increasing domestic production and decreasing maize imports.IndonesianJagung termasuk komoditas strategis untuk Indonesia. Seiring dengan perubahan pola konsumsi, permintaan jagung dalam negeri berubah dari sebelumnya didominasi oleh konsumsi rumah tangga menjadi kini didominasi oleh bahan baku industri pengolahan pakan dan pangan.  Kebutuhan jagung untuk bahan baku industri pengolahan meningkat pesat, bahkan melampaui peningkatan produksi jagung dalam negeri, sehingga Indonesia terpaksa mengimpor jagung dalam jumlah yang terus meningkat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak kebijakan pemerintah terhadap produksi jagung yang menjadi input industri pengolahan jagung. Metode analisis yang digunakan ialah model ekonometrika sistem persamaan simultan yang diduga dengan teknik two stages least squares memakai data deret waktu 1985-2017. Hasil analisis menunjukkan bahwa luas areal panen jagung berhubungan negatif dengan upah buruh tani dan harga pupuk urea, sebaliknya, berhubungan positif terhadap harga jagung di tingkat petani. Produktivitas jagung berhubungan positif dengan volume penggunaan pupuk urea dan benih hibrida, namun berhubungan negatif dengan benih komposit. Skenario kebijakan subsidi harga pupuk urea, subsidi harga benih hibrida, dan kenaikan tarif impor dapat meningkatkan ketersediaan bahan baku industri pengolahan dan peternak mandiri sebagaimana ditunjukkan oleh kenaikan produksi dalam negeri dan penurunan impor jagung.
Dampak Kebijakan Subsidi Harga Input dan Output Terhadap Kesejahteraan Pelaku Industri Jagung di Indonesia Veralianta Br Sebayang
Inovasi Vol 17 No 1 (2020): JURNAL INOVASI VOL. 17 NO. 1 MEI 2020
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.205 KB) | DOI: 10.33626/inovasi.v17i1.157

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kebijakan subsidi harga input dan subsidi harga output terhadap kesejahteraan pelaku industri jagung di Indonesia. Menggunakan pendekatan ekonometrika dengan model sistem persamaan simultan. Teknik pendugaan yang digunakan adalah two stages least squares, rentang data series dari tahun 1985 sampai dengan 2017. Hasil analisis menunjukkan bahwa subsidi input (subsidi harga pupuk urea, subsidi harga benih hibrida) dapat meningkatkan produksi petani tetapi kesejahteraan petani menjadi lebih buruk. Subsidi harga output (harga acuan pembelian) selain dapat meningkatkan produksi juga dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku industri jagung (better off). Untuk mengantisipasi turun kesejahteraan petani, maka subsidi harga input sebaiknya dibarengi dengan kebijakan penetapan harga acuan pembelian. Kata kunci: jagung, subsidi input, harga acuan pembelian, produksi, kesejahteraan
PERAN KELEMBAGAAN PETANI DALAM MENURUNKAN INEFISIENSI PRODUKSI USAHATANI SAWI PAKCOY Rasidin Karo Karo Sitepu; Veralianta Br Sebayang; Uding Sastrawan
Journal of Integrated Agribusiness Vol 4 No 1 (2022): Journal of Integrated Agribusiness
Publisher : Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.957 KB) | DOI: 10.33019/jia.v4i1.2859

Abstract

The formation of farmer institutions generally aims to increase access to capital, production facilities, markets, adoption of innovations and agricultural information. The existence of farmer institutions also makes it easier for the government and stakeholders to facilitate farmers. Farmer institutions are important to increase farmers' access to agricultural capital and information. This study aims to determine the role of farmer institutions in reducing production technical inefficiency. The research location is in Cianjur Regency, West Java Province in 2020. The number of respondents is 100 farmers, who were selected using the purposive method. Production inefficiency analysis using stochastic frontier processed with SAS@9.4 software. The results showed that the dominant factors influencing farmers' production were land area, and the use of labor. Farmer institutions have a role in reducing technical inefficiency, but it is not significant. Assistance to farmer groups should continue to be carried out by the government, to increase the role of farmer groups in improving the welfare of farmers.
PERSEPSI MASYARAKAT DAN PERANAN PERTANIAN PERKOTAAN DALAM PENURUNAN BIAYA KONSUMSI HARIAN RUMAH TANGGA Veralianta Br Sebayang; Doni Sahat Tua Manalu; Wien Kuntari; Agief Julio Pratama; Helianthi Dewi; Daisy DSJ Tambajong
Journal of Integrated Agribusiness Vol 4 No 2 (2022): Journal of Integrated Agribusiness
Publisher : Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.77 KB) | DOI: 10.33019/jia.v4i2.3380

Abstract

Urban farming is an activity of using unproductive land into productive land in the yard of the house. Urban farming can contribute to food security, hope food patterns, increase people's income and as a means of channeling hobbies. Urban farming is an alternative in increasing the productivity of home gardens to increase hopeful food patterns and reduce the cost of daily consumption expenditures for households. This study aims to determine the public perception of urban farming and to determine the contribution of urban farming to the decrease in daily consumption costs. This research was conducted in Margajaya Village, West Bogor District, Bogor City. Descriptive statistics are used to determine people's perceptions of urban farming while inferential statistics are used to test the hypothesis that urban farming can reduce household daily consumption costs by 5 percent. The results showed that people who understand about urban farming as much as 87.23%. The results of testing the hypothesis that the portion of daily consumption cost reduction of more than 5 percent can be accepted at the 95% confidence level. This indicates that urban farming has an important role from an economic perspective. Socialization of urban farming programs is a necessity, to increase food security, it has the potential to increase people's income and reduce poverty in urban areas
Dampak Kebijakan Subsidi Harga Input dan Output Terhadap Kesejahteraan Pelaku Industri Jagung di Indonesia Veralianta Br Sebayang
Inovasi Vol 17 No 1 (2020): JURNAL INOVASI VOL. 17 NO. 1 MEI 2020
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33626/inovasi.v17i1.157

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kebijakan subsidi harga input dan subsidi harga output terhadap kesejahteraan pelaku industri jagung di Indonesia. Menggunakan pendekatan ekonometrika dengan model sistem persamaan simultan. Teknik pendugaan yang digunakan adalah two stages least squares, rentang data series dari tahun 1985 sampai dengan 2017. Hasil analisis menunjukkan bahwa subsidi input (subsidi harga pupuk urea, subsidi harga benih hibrida) dapat meningkatkan produksi petani tetapi kesejahteraan petani menjadi lebih buruk. Subsidi harga output (harga acuan pembelian) selain dapat meningkatkan produksi juga dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku industri jagung (better off). Untuk mengantisipasi turun kesejahteraan petani, maka subsidi harga input sebaiknya dibarengi dengan kebijakan penetapan harga acuan pembelian. Kata kunci: jagung, subsidi input, harga acuan pembelian, produksi, kesejahteraan