Ira Mulyawanti
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Waktu Pembekuan Dan Penyimpanan Terhadap Karakteristik Irisan Buah Mangga Arumanis Beku Ira Mulyawanti; Kun Tanti Dewandari; nFN Yulianingsih
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v5n1.2008.51-58

Abstract

Mangga merupakan salah satu komoditas hortikultura yang cukup potensial di Indonesia. Dengan jumlah produksinya yang cukup tinggi, mangga dapat diandalkan menjadi salah satu buah tropika yang dapat bersaing di pasar Internasional. Namun demikian, seperti halnya produk hortikultura lainnya, mangga memiliki sifat yang mudah mengalami kerusakan sehingga umur simpannya relatif pendek dan jangkauan distribusi pemasarannya terbatas. Pembekuan merupakan salah satu cara untuk dapat mengantisipasi kerusakan buah mangga, sehingga memiliki umur simpan yang lebih lama. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama pencelupan dalam nitrogen cair dan penyimpanan beku terhadap karakteristik irisan buah mangga Arumanis beku. Penelitian pembekuan cepat irisan buah mangga Arumanis matang dilakukan dalam skala laboratorium dengan menggunakan RAL pola faktorial dengan faktor yang ditelaah meliputi waktu pencelupan dalam nitrogen cair sebanyak 4 taraf (0, 30, 40 dan 50 detik) dan lama penyimpanan sebanyak 4 taraf (bulan ke-0, ke-1, ke-2 dan ke-3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu pencelupan dalam nitrogen cair selama 40 detik memberikan karakteristik irisan beku buah mangga Arumanis yang paling baik setelah penyimpanan selama 3 bulan, yaitu dengan pH 4,9, TPT 14,07°Brix, vitamin C 27,66 mg/100g, total asam 0,46, Hue 85,09, Chroma 39,57, dan secara sensori masih disukai oleh panelis. Kandungan TPC 250 koloni/ml masih di bawah standar yang disyaratkan (100.000 koloni/ml).Effect on Period of Freezing and Storage to The Characteristics of Cut Frozen Manggo c. v. ArumanisMango is one of the potential tropical fruits in Indonesia. Its high production in Indonesia, it can be promoted as it tropical which is competitisc at international trade. In general, mango is perishable, thus, having short shelf life and causes limitation on mango distribution. Quick freezing using liquid nitrogen to lengthen its storage life is one of the preservation methode for mango. The aim of this research is to study effect of freezing time and frozen storage time on frozen Arumanis mango sliced characteristic. Research was done at laboratory scale with factorial completely randomized design. Research factors were freezing time (0, 30, 40, and 50 second) and frozen storage time (0, I, 2, and 3 month). Results showed that freezing at 40 second gave the best characteristics for frozen mango after storaging for three month. With pH value 4.9;TSS 14.0rBrix; vitamine C content 27.66 mg/100g;total acid content 0.46%;light value 56.62;Hue 85.09°H;TPC 250 coloni/ml; and sensory properties were accepted by panelist.
Pengaruh Pulsing, Lama Penyimpanan Stok Dan Suhu Peragaan Terhadap Masa Kesegaran Bunga Potong Alpinia purpurata Ira Mulyawanti; Christina Winarti; nFN Widaningrum; nFN Yulianingsih; Dwi Amiarsi
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v7n2.2010.94-102

Abstract

Bunga potong Alpinia purpurata mempunyai sifat mudah layu dan rusak, yaitu dengan masa kesegaran yang hanya mampu bertahan 4-5 hari. Salah satu cara untuk mempertahankan kesegaran bunga potong adalah dengan penggunaan larutan perendam (pulsing) dan holding. Penyimpanan dingin juga dapat dijadikan alternatif dalam mempertahankan kesegaran bunga polong. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pulsing dan lama penyimpanan dingin terhadap masa peragaan bunga Alpinia yang diperagakan di suhu ruang (29-30°C) dan suhu 20-22°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pulsing terhadap bunga potong Alpinia purpurata dapat meningkatkan masa peragaannya dibandingkan dengan tanpa pulsing, yaitu 16,3 hari dengan pulsing sukrosa (pa), 13,5 hari dengan pulsing gula dan 10,7 hari dengan tanpa pulsing. Sedangkan lama penyimpanan stok bunga pada pendingin suhu 15°C dan tempat peragaannya tidak mernberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap rnasa kesegaran bunga potong Alpinia purpurata, namun semakin lama bunga disimpan pada suhu 15°C kemekarannya menjadi terhambat. Influence Of Pulsing, Stock Storage And Display Temperature On The Vase Life Cut Of Alpinia purpurataAlpinia purpurata cut flowers have withered and easily damaged, and the freshness only 4-5 days. One way to maintain the freshness of cut flowers is using pulsing and holding solution. Cold storage can also be used as an alternative in maintaining the freshness of cut flowers. The research aims to determine the influence of pulsing and cold storage for vase life period of Alpinia purpurata flower on the display at ambient (29-30°C) and temperature 20-22°C. The results showed that the pulsing of cut flowers Alpinia purpurata can improve its display period (16.3 days on sucrose pa pulsing, 13.5 on sugar pulsing and 10.7 all no pulsing). While, the stock period in the cold room (l5°C) and temperature of the display room gave no difference effect on the flower freshness, the longer the flowers are stored in cold room, the bud opening are delayed.
TEKNOLOGI PENGEMASAN ATMOSFIR TERMODIFIKASI (MODIFIED ATMOSPHERE PACKAGING/MAP) DAN VAKUM PADA BUAH DURIAN Ira Mulyawanti; Enrico Syaefullah; Dwi Amiarsi
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v14n1.2017.1-10

Abstract

Durian tergolong buah klimakterik dengan tingkat respirasi tinggi, sehingga menyebabkan umur simpannya pendek karena proses pematangan buah berlangsung cepat. Laju respirasi dapat ditekan dengan mengatur kondisi atmosfir lingkungan dan penyimpanan pada suhu rendah. Mengkondisikan atmosfir lingkungan untuk buah dapat dilakukan dengan mengaplikasikan teknik pengemasan atmosfir termodifikasi (Modified Atmosphere Packaging/MAP) dan vakum. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi teknik pengemasan terhadap umur simpan buah durian. Penelitian dilakukan terhadap buah durian Perwira dengan tingkat ketuaan 1-3 hari sebelum jatuh yang berasal dari Majalengka, Jawa Barat, Indonesia. Sebelum dilakukan pengemasan, buah durian dibersihkan kemudian dicelupkan ke dalam ekstrak lengkuas 5%, dicelupkan dalam larutan lilin 4 % dan selanjutnya ditiriskan. Masing-masing sebanyak 16 buah durian yang sudah kering kemudian dikemas secara MAP menggunakan plastik PE ketebalan 0,04 dan 0,06 mm dengan 16 perforasi berdiameter 0,5 cm dan secara vakum. Buah yang sudah dikemas kemudian disimpan pada suhu 13-15°C dan 20-22°C. Respon yang diamati meliputi umur simpan, total padatan terlarut (TPT), keretakan, pH, vitamin C, total asam, warna, tekstur, dan organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan kemasan vakum menunjukkan kandungan TPT dan tingkat keretakan buah yang lebih rendah dibandingkan dengan kemasan MAP, namun tidak berpengaruh terhadap pH, vitamin C, dan total asam. Jenis kemasan juga tidak berpengaruh terhadap warna buah durian, namun pada tekstur menunjukkan bahwa jenis kemasan vakum dapat mempertahankan tekstur lebih baik dibandingkan dengan kemasan MAP. Buah durian dikemas secara MAP menggunakan plastik PE berketebalan 0,06 mm dengan perforasi 0,5 cm ataupun vakum dan disimpan pada suhu dingin 12-15°C dapat meningkatkan umur simpan buah durian hingga 21 hari.
Pembekuan Cepat Puree Mangga Arumanis dan Karakteristiknya Selama Penyimpanan Kun Tanti Dewandari; Ira Mulyawanti; Dwi Amiarsi
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v6n1.2009.27-33

Abstract

Mangga merupakan buah tropika di Indonesia yang tinggi produksinya, mencapai 1.621.997 ton pada tahun 2006. Pada saat musim puncak dan berlimpah, buah mangga mengalami penurunan harga yang sangat drastis. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan pengolahan buah mangga menjadi produk antara, seperti puree. Puree mangga dapat digunakan sebagai bahan baku sirup, jeli, permen, dodol, dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik puree beku yang dibekucepatkan dan dikemas dengan plastik PE selama penyimpanan 6 bulan pada suhu beku. Rancangan yang digunakan adalah acak lengkap dengan 2 faktor, yaitu ketebalan plastik (0,04mm dan 0,06mm) dan lama pencelupan (50, 60 dan 70 detik) dengan 4 kali ulangan. Buah mangga Arumanis matang, dipilih yang bagus dan tidak cacat, kemudian dicuci dan dikupas. Daging mangga dihancurkan dengan pulper dan dikemas dengan plastik PE isi 250g/sampel. Sampel kemudian dibekucepatkan dengan nitrogen cair. Sampel puree beku kemudian disimpan pada suhu -30oC selama 6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama penyimpanan terjadi perubahan sifat fisik dan kimia puree, yaitu terjadi penurunan total padatan terlarut, pH, vitamin C, kekentalan, dan kecerahan, sedangkan total asam dan Hue mengalami peningkatan. Sifat fisik dan kimia terbaik pada akhir penyimpanan bulan ke-6 adalah lama pencelupan 70 detik dan  ketebalan plastik 0,06 mm dengan karakteristik TPT 14,1obrix, pH 4,1, vitamin C 31,82mg/100g, total asam 0,57%, kekentalan 1600 cps, kecerahan 54,18, Hueo 98, dan total mikroba 1,6x103. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar, baik mutu maupun karakteristik puree beku untuk pembekuan cepat. Cryogenic Freezing Of Mango Puree cv. Arumanis And Its Cbaracrertstic During StorageMango is one of tropical fruit in Indonesia that is high in national production, reached 1.621.997 tonnes in 2006. At the peak season, mango price decreased drastically. To overcome this problem, mango fruit can be processed to become an intermediate products, such as puree. Puree mango can be used as raw material for syrup, jelly, confectionary, jam, and others. The objective of the research is to know the characteristic and quality of mango puree during 6 month freezed storage. The experimental design was CRD with two factors, of plastic thickness ( 0.04mm and 0.06mm) and freezing time (50, 60 and 70 seconds) and 4 replicates. This research using good quality and no defect ripe mango cv. Arumanis then cleaned and peeled. Mango sliced pulped using pulper and packed in plastic poliethylene bag of each of 250g/sample. Mango puree in liquid nitrogen. Freezed, mango puree was stored in freezer temperature set -30°C for 6 months. The results showed that during storage, chemical and physical characteristic of mango puree decreased, i.e Soluble solid, pH, vitamin C, viscosity, and lightness. On the other hand, total acid and hue were increased. The best treatment is time of deeping 70 seconds and using plastic thickness 0.06mm with characteristics, of TPT 4.lobrix, pH 14.1, vitamin C 31.82 mg/100g, total acid 0.57%, viscosity 1600 cps, lightness 54.18, Hue= 98 and total plate count 1.6 xl 03 Results of this study provided a recommendation based on both quality and appropriate characters for producing quick frozen puree.
Teknologi Pengolahan Roti Kering Substitusi Tepung Sukun Ira Mulyawanti; nFN Hernani; nFN Febriyezi; Sri Widowati
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v8n2.2011.64-71

Abstract

Tepung sukun dapat dimanfaatkan  sebagai alternatif  unruk mensubstitusi  terigu dalam pembuatan  roti. Namun  karena tepung  sukun tidak mengandung  gluten, maka penggunaannya  dalam roti tidak dapat 100% dan untuk memperbaiki  penerimaan  organoleptik  roti substitusi  tepung  sukun,  perlu diolah  lebih lanjut menjadi  roti kering.  Penelitian  dilakukan  untuk mengetahui  pengaruh  substitusi terigu dengan tepung sukun (10%,20%,30%) dan jenis lemak (shorthening, margarin, mentega)  yang digunakan  terhadap karakteristik roti kering yang dihasilkan.  Hasil penelitian  menunjukkan  bahwa penambahan  tepung  sukun berpengaruh  nyata terhadap  volume spesifik dan sifat fungsional  roti kering.  Perbandingan  tepung sukun dengan terigu 10:90 menghasilkan  roti kering dengan karakteristik kimia dan fisik yang tidak berbeda nyata dengan penggunaan  terigu  100%, yaitu dengan kadar lernak 9,0%, protein  14,30%, kadar air 5,36%, volume spesifik  3,66 ml/g, amilosa  16,57%, pati terlarut65,15%, dan daya cerna pati 77,58%.  Secara organoleptik,  panelis menyukai  produk roti kering substitusi  tepung sukun 10% dengan kriteria suka untuk rasa, warna, aroma, penampakan  dan kesukaan keseluruhan.  Jenis lemak berpengaruh  terhadap kandungan  lemak, protein, aktivitas air, dan tingkat penerimaan  roti kering. Penggunaan mentega menghasilkan  roti kering terbaik dengan kandungan  lemak 8,4%, protein  15,48%, dan air 6,08%. Secara organoleptik  panelis menyukai  penggunaan  mentega  dengan  kriteria  suka pada rasa, warna,  aroma,  penampakan, dan kesukaan  keseluruhan.  Dengan demikian,  tepung sukun dapat mensubstitusi  terigu sebanyak  10% untuk menghasilkan  roti kering yang baik. Processing Technology of Rusk with Breadfruit Flour Substitution.Breadfruit flour is a potential  substitute  for wheat  flour in bread making.  However,  since breadfruit flour does not contain gluten, complete  substitution  of wheat flour with breadfruit flour in bread is impossible  and to improve sensory characteristics of bread with breadfruit flour substitution re-baking  is required  to produce rusk. This study was conducted to investigate  the effect of partial substitution of wheat flour with breadfruit  flour (10%,20%,30%) and type of fat (shortening, margarine, butter) on physico­ chemical  characteristics and sensory  acceptability  of rusk. The results showed that substitution  of wheat flour with breadfruit  flour significantly  influenced  the specific  volume  and functional  properties  of rusk. The physico-chemical characteristics of rusk made from 10% breadfruit  flour substitution,  which were fat 9.0%, protein  14.30% and moisture 5.36%, specific volume 3.66 ml/g, amylose 16.57%, soluble starch 65.15%,  and starch digestibility  77.58%,  were insignificantly different  from those of rusk made from 100% wheat flour. The type of fat used influenced  the fat and protein  contents,  water activity,  and sensory  acceptability of rusk. The use of butter produced  the best rusk which contained  fat 8.4%, protein  15.48%, and moisture  6.08%. In general, sensory panelists  liked the taste, color, flavor, appearance  and overall characteristics  of rusk made from 10% breadfruit  flour substitution  with the use of butter. The results suggest that breadfruit  flour could substitute  10% of wheat flour in production  of rusk with acceptable  physico-chemical and sensory  characteristics.