p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Farmaka
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

NANOPARTIKEL DENGAN GELASI IONIK Marline Abdassah
Farmaka Vol 15, No 1 (2017): Farmaka (Maret)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.338 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i1.12138

Abstract

Nanopartikel adalah partikel berukuran 1-100 nanometer. Nanopartikel bertujuan untuk mengatasi kelarutan zat aktif yang sukar  larut, memperbaiki bioavailabilitas yang buruk, memodifikasi sistem penghantaran obat, meningkatkan stabilitas zat aktif dan memperbaiki absorbsi. Kelebihan nanopartikel adalah kemampuan untuk menembus ruang-ruang antar sel yang dapat ditembus oleh partikel koloidal. Pembuatan nanopartikel bergantung pada polimer dan sifat obat. Secara konvensional nanopartikel dibuat dengan dua metode, yaitu polimerisasi monomer sintesis dan dispersi polimer sintesis. Pembuatan nanopartikel dapat diklasifikasikan secara luas menjadi dua kategori yaitu proses top-down dan bottom up. Karakteristik nanopartikel antara lain dengan cara mengamati sifat organoleptis, ukuran dan Distribusi Ukuran Nanopartikel, pengamatan morfologi, potensial zeta serta persen transmitan. Kata kunci : Nano partikel, Gelasi ionik, karakterisasi.
PELAYANAN SWAMEDIKASI DAN PERAN APOTEKER PADA PANDEMI COVID-19 YASMIN FATINAH; Marline Abdassah
Farmaka Vol 19, No 3 (2021): Farmaka (November)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v19i3.34882

Abstract

ABSTRAKPeningkatan pelayanan swamedikasi saat ini dilakukan dalam upaya mencegah, dan mengobati penyakit COVID-19. Pengobatan yang dilakukan secara swamedikasi mengakibatkan potensi serius akibat adanya risiko penggunaan obat yang tidak tepat. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan pengkajian terkait pelayanan swamedikasi dan peran apoteker sebagai tenaga kefarmasian yang bertanggung jawab dalam penyerahan obat. Metode yang digunakan dalam pembuatan artikel ini yaitu studi kepustakaan pada jurnal serta artikel ilmiah. Tinjauan dari artikel ini yaitu peningkatan swamedikasi pada pandemi COVID-19 disebabkan beberapa hal yang menimbulkan tantangan terkait penggunaan obat secara rasional, olehlkarenaaituiperananlapoteker sangatppentinguuntuk dapat memberikan informasi yang tepat terkait penggunaan obat pada pandemi COVID-19 sehingga dapat meminimalisir penggunaanuobatuyang tidak tepat.KataoKunci: Apoteker, swamedikasi, COVID-19IIABTRACTImprovements in self-medication services are currently being carried out to prevent and treat COVID-19 disease. Self-medication treatment has serious potential due to the risk of inappropriate drug use. Based on this, it is necessary to conduct an assessment related to self-medication services and the role of pharmacists as pharmacists who are responsible for drug delivery. The method used in making this article is literature study in journals and scientific articles. The review of this article is that the increase in self-medication in the COVID-19 pandemic is due to several things that pose challenges related to rational use of drugs, therefore the role of pharmacists is very important to be able to provide appropriate information regarding the use of drugs in the COVID-19 pandemic to minimize the use of inappropriate drugs.Keyword: Pharmacist, self-medication, COVID-19
SIKLODEKSTRIN SOLUSI PENGEMBANGAN OBAT BARU DIAH PERMATA SARI; MARLINE ABDASSAH; NASRUL WATHONI
Farmaka Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v18i2.19107

Abstract

Pengembangan suatu senyawa untuk mendapatkan obat baru sangat diperlukan. Banyaknya senyawa obat yang memiliki keterbatasan sehingga memerlukan suatu pengembangan, salah satunya adalah keterbatasan dalam tingkat kelarutan. Untuk mengatasi kekurangan ini sehingga membutuhkan solusi yang tepat. Siklodekstrin merupakan salah satu eksipien yang dapat digunakan dalam metode kompleksasi. Siklodekstrin memiliki struktur yang berongga sehingga dapat mengikat senyawa aktif yang memiliki keterbatasan dalam kelarutan dengan cara kompleksasi. Siklodekstrin memiliki permukaan yang hidrofilik dan rongga yang hidrofobik, bagian rongga yang hidrofobik berperan dalam memasukan senyawa obat yang bertsifat hidrofobik. Kata Kunci : Siklodekstrin, Kompleksasi dan Kelarutan.
PERBEDAAN METODE PEMBUATAN OBAT DENGAN SISTEM DISPERSI PADAT : REVIEW ARTIKEL YULINA BR SARAGIH; iyan Sopyan; Marline Abdassah
Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.128 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i3.10604

Abstract

Biovaibilitas dari suatu obat merupakan faktor penting dalam mempengaruhi kelarutan suatu obat yang rendah, kelarutan obat ini juga yang akan mempengaruhi kecepatan absorbsi dari suatu obat didalam tubuh. Oleh karena itu dalam pengembangan formulasi suatu obat untuk meningkatkan laju disolusi, bioavaibilitas serta kelarutan yang rendah dapat menggunakan dispersi padat dengan metode preparasi nya adalah metode peleburan atau fusi, metode penguapan pelarut, metode supercritical anti-solvent precipitation (SAS), dan metode kneading. Metode pnentuan tipe dispersi padat dengan menggunakan metode penetapan pola difraksi sinar x, analisis spektroskopi FTIR, analisis thermal dengan Differential Scanning Calorimetry, dan penetapan laju disolusi. 
REVIEW ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI HIPERTENSI DARI BERBAGAI NEGARA MEIVANA ESTHER ROSINTA TAMBUNAN; iyan Sopyan; Marline Abdassah
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.101 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.10802

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama untuk Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan stroke. Dengan prevalensi pengidap hipertensi di dunia yang meningkat dengan pesat, maka perlunya peningkatan efektivitas terapi hipertensi. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkannya adalah dengan menganalisis pedoman terapi hipertensi dan golongan-golongan obatnya dalam aspek farmakoekonomi, yaitu Analisis Efektivitas Biaya. Dari enam data studi literatur di berbagai negara, yaitu Amerika Serikat, Jerman, Afrika Selatan, Serbia, Indonesia dan Brazil, maka dapat diketahui bahwa tiap pedoman terapi hipertensi serta obat-obatan menghasilkan efektivitas dan biaya yang berbeda-beda. Tetapi secara umum setiap pedoman terapi hipertensi merupakan highly cost effective karena ICER kurang dari GDP tiap negara, dan golongan obat antihipertensi dengan efektivitas biaya terbaik adalah golongan Diuretik. Hypertension is a major risk factor for Coronary Heart Disease (CHD) and stroke. With the prevalence of people with hypertension in the world that increase rapidly, therefore, we need to improve the effectiveness of treatment for hypertension. One thing that we can do to improve it is by analyzing the hypertension treatment guidelines and drug factions in Pharmacoeconomics aspects, which is Cost-Effectiveness Analysis. By six data from the study of literature in various countries, the United States, Germany, South Africa, Serbia, Indonesia and Brazil, it is known that each of hypertension treatment guidelines and medicines create a different effectiveness and costs. But generally every guidelines for treatment of hypertension is highly cost effective because ICER less than the GDP of each country, and antihypertensive drug classes with the best cost-effectiveness is a class of diuretics.
DISINTEGRAN DAPAT MENINGKATKAN KINERJA TABLET ORODISPERSIBEL (ODT) SEBAGAI NEW DRUG DELIVERY SYSTEM (NDDS) resa - handayani; Marline Abdassah
Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.158 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i3.10944

Abstract

Untuk mencegah disfagia dan meningkatkan kepatuhan pasien, tablet orodispersibel (ODT) diperkenalkan sebagai Drug Delivery  System (DDS) oral yang dikembangkan dengan penambahan disintegran untuk memberikan efek disintegrasi ketika kontak dengan sekresi air liur di mulut. Pada review kali ini dibahas tentang pengaruh perbedaan disintegran yang ditambahkan pada formulasi beberapa obat terhadap kinerja ODT dengan mengukur waktu hancur dengan disintegration tester dan laju disolusinya dengan dissolution tester. Hasilnya adalah disintegran yang berbeda dapat meningkatkan waktu hancur dan laju disolusi tablet ODT. Hal ini dipengaruhi oleh mekanisme kerja dari tiap disintegran, sifat fisikokimia zat aktif dan kompatibilitas dengan eksipien lainnya.Kata Kunci: ODT, NDDS Oral, disintegran, waktu hancur, laju disolusi
KO-KRISTAL DI BIDANG FARMASI : REVIEW JURNAL CYNTIA GRACESELLA HUTAMI P; Iyan Sopyan; Marline Abdassah
Farmaka Vol 14, No 1 (2016): Supplement
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.786 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i1.10883

Abstract

Active Pharmaceutical Ingredients (APIs) are developing rapidly, one of the recent development is cocrystal. Cocrystal is a crystalline structure composed of multicomponent, such as atom, ion, or molecule, that are bonded by non-covalent bond. Cocrystal is solid at ambient temperature in its pure form. Cocrystals are made by combining active ingredients with its coformer using variety of method, like solubilisation as well as grinding. Cocrystalization has proven to alter physicochemical properties of drugs, including solubility, dissolution, stability, compressibility, which also alter its bioavailability without the change on its pharmacological effects.