Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Chondroitin in Transdermal Patch and Its Main Physical Properties Sopyan, Iyan; Tedjasaputra, Moeljadi G; Utami, Saskia Rizky; Abdassah, Marline
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Supp 1, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.217 KB) | DOI: 10.15416/ijpst.v1i1.10425

Abstract

Chondroitin sulphate (CS) in oral dosage form has widely used to help manage osteoarthritis, but regret its bioavailability was very low at only 13%, It was due to the first passed effect in the liver and to avoid it CS is needed to be formulated into another forms of preparation like patch. This study was aimed to gure out in-vitro possibility of chondroitin sulphate (CS) to be formulated in a transdermal patch and characterized by its physical properties such as permeation profile through the Franz’s cell and partition coefficient studies. The study showed that 150 mg CS in transdermal patch given the constant permeation within 19 hours with the partition coefficient of 2.22. Based on the permeation profile and the partition coefficient study, the CS patch would become an effective preparation to be considered.Keyword : Chondroitin Sulphate (CS), Transdermal patch, Permeation profile, Partition coefficient 
Kunir Putih (Curcuma zedoaria Rocs.): Formulasi, Kandungan Kimia dan Aktivitas Biologi Novaliana Devianti Sagita; Iyan Sopyan; Yuni Elsa Hadisaputri
Majalah Farmasetika Vol 7, No 3 (2022): Vol. 7, No. 3, Tahun 2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v7i3.37711

Abstract

AbstrakKunir putih (Curcuma zedoaria Rosc.) adalah tanaman herbal yang memiliki populasi cukup banyak di Indonesia. Kunir putih telah lama digunakan karena berdasarkan data empiris memiliki aktivitas sebagai antioksidan, anti bakteri, anti inflamasi dan anti kanker. Hal ini mengindikasikan kunir putih (Curcuma zedoaria Rosc.) memiliki bahan aktif atau metabolit sekunder seperti curcuminol yang memberikan aktivitas tersebut. Penggunaan kunir putih pada kalangan masyarakat terbatas pada obat herbal dan jamu dengan pengolahan standar sehingga saat ini banyak dikembangakan ulasan mengenai formulasi dan inovasi dari kunir putih sehingga lebih memberikan aktivitas terapi. Pada review artikel ini akan diulas secara lengkap mengenai kunir putih dalam hal formulasi yang telah dikembangkan, kandungan kimia dan aktivitas biologi yang telah teruji pada kunir putih. Kata kunci: Aktivitas biologi, Formulasi, Kunir putih
Formulasi Nanopartikel Tanaman Herbal Untuk Terapi Kanker AI Masitoh; Iyan Sopyan
Majalah Farmasetika Vol 4, No 5 (2019): Vol. 4, No. 5, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.931 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v4i5.23111

Abstract

Kanker termasuk masaalah kesehatan utama di Dunia dan termasuk penyebab kematian nomor dua setelah kardiovaskular. Obat herbal saat ini banyak digunakan untuk pengobatan kanker karena kelimpahan senyawa kimianya yang berpotensi sebagai anti-kanker. Namun tanaman herbal kebanyakan sediaannya kurang larut air dan memiliki bioavailabilitas yang kurang baik. Sehingga perlu dilakukan modifikasi secara fisik ataupun kimia untuk meningkatkan kelarutannya. Salahsatu modifikasi secara fisik yaitu dari segi Formulasi. Nanopartikel adalah salah satu formulasi yang dapat mengatasi masalah-masalah tersebut karena Nanopartikel mampu memperbaiki kelarutan obat herbal dan dapat masuk dan menargetkan sel kanker secara spesifik.Kata kunci : kanker, nanopartikel, tanaman herbal
Kualifikasi Pemasok Bahan Baku yang Digunakan pada Industri Farmasi Mika Febryati Kadir; Iyan Sopyan
Majalah Farmasetika Vol 5, No 2 (2020): Vol. 5, No. 2, Tahun 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v5i2.26237

Abstract

Pengadaan adalah salah satu kegiatan pendukung yang penting dalam kesuksesan sebuah perusahaan. Proses pengadaan dimulai dengan proses pemilihan pemasok yang tepat. Sertifikasi pemasok merupakan salah satu persyaratan GMP untuk dapat menghasilkan produk jadi yang memiliki mutu tinggi dan aman dan menghindari penarikan produk, kematian, kejadian efek samping yang merugikan, dan penyakit serius karena mutu rendah dari produk jadi yang dihasilkan. Dari segi bisnis untuk mencapai keuntungan, terkadang tekanan akan meningkat untuk mendapat bahan baku dengan harga rendah, yang dapat mengarah ke pengadaan bahan baku di bawah standar. Hal tersebut dapat dihindari dengan menggunakan kualifikasi pemasok sebagai alat. Artikel ini menjelaskan prosedur kualifikasi terhadap pemasok bahan baku yang akan digunakan oleh perusahaan farmasi serta menyediakan dokumen penunjangnya.Kata Kunci : Bahan Baku, Kualifikasi, Pemasok.
Review : In Situ Gel Optalmik Lutfiah Yusuf; Iyan Sopyan
Majalah Farmasetika Vol 4, No 4 (2019): Vol. 4, No. 4, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.329 KB) | DOI: 10.24198/farmasetika.v4i4.23065

Abstract

In situ gel optalmik merupakan sediaan gel untuk mata yang awalnya berupa larutan, namun ketika diteteskan pada mata akan berubah menjadi gel sehingga waktu kontak dengan mata akan lebih lama. Pembuatan in situ gel menggunakan matriks-matriks yang mengental apabila berada pada kondisi fisiologi tertentu seperti pH, suhu dan konsentrasi ion. Sediaan optalmik konvensional seperti larutan, suspense dan salep memiliki kelemahan yaitu waktu kontak yang singkat dengan kornea mata serta tidak nyaman digunakan. In situ gel dibuat untuk mengatasi kelemahan atau kekurangan yang terkait dengan drug delivery system (Sistem Penghantaran Obat) dan memiliki potensi yang besar untuk dijadikan sebagai ocullar therapy karena memiliki waktu kontak yang lama dengan kornea mata.Kata Kunci : In situ gel, Optalmik, Sistem penghantaran obat.
Metode Pembuatan dan Kerusakan Fisik Sediaan Tablet Nadya Nurul Zaman; Iyan Sopyan
Majalah Farmasetika Vol 5, No 2 (2020): Vol. 5, No. 2, Tahun 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v5i2.26260

Abstract

Rute pemberian obat secara oral sangat disukai oleh sebagian besar pengguna. Salah satu bentuk sediaan oral yang paling disukai adalah tablet. Tablet merupakan bentuk sediaan padat yang mengandung bahan aktif dengan atau tanpa bahan pengisi. Metode dalam penulisan review artikel ini adalah studi pustaka secara elektronik dengan mengakses situs pencarian jurnal internasional dan nasional yang memenuhi kriteria inklusi. Pada review artikel ini akan dibahas mengenai metode umum pembuatan tablet, yaitu terdapat tiga metode diantaranya metode granulasi basah, metode granulasi kering dan metode kempa langsung, serta kemungkinan - kemungkinan masalah umum terjadinya kecacatan fisik tablet yang sering ditemui bersama dengan penyebabnya dan cara mengatasi sumber masalah tersebut. Selama proses pembuatan, penyimpanan dan pendistribusian tablet sering kali ditemui masalah kerusakan fisik tablet seperti capping, lamination, cracking, chipping, sticking, picking, binding, mottling dan double impression, yang dapat mengurangi penerimaan oleh pengguna dan keefektifan fungsional sediaan.Kata kunci: Tablet, Metode Pembuatan, Kerusakan Fisik.
Design-Expert Software sebagai Alat Optimasi Formulasi Sediaan Farmasi Iyan Rifky Hidayat; Ade Zuhrotun; Iyan Sopyan
Majalah Farmasetika Vol 6, No 1 (2021): Vol. 6, No. 1, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i1.27842

Abstract

Salah satu tahap dalam pengembangan obat adalah formulasi untuk mendapatkan formula yang optimum. Dengan formula yang optimum maka kualitas sediaan baik dan memenuhi parameter-parameter baku. Tahap ini dilakukan melalui eksperimen laboratorium dan analisis hasil percobaan yang umunya cukup memakan waktu. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan pendekatan menggunakan piranti lunak dengan teknologi komputer yaitu Design-Expert software dalam membantu mendesain variasi formula pada preformulasi dan analisis hasil percobaan post formulasi. Tujuan dari review ini adalah muntuk mengetahui pemanfaatan Design-Expert software dalam penelitian formulasi dan optimasi. Metode penulisan kajian pustaka dilakukan dengan pencarian pada Google scholar dan ScinceDirect dengan kata kunci “Formulation” dan “Design-Expert” menghasilkan penemuan 63 artikel dan skrining dengan menerapkan kriteria inklusi yaitu artikel penelitian optimasi formulasi dengan rentang tahun terbit antara 2011 – April 2020 dan eksklusi berupa artikel berbentuk review artikel.  Berdasarkan hasil kajian pustaka dapat disimpulkan bahwa Design-Expert software banyak digunakan dan bermanfaat dalam mengurangi waktu, dan biaya pengembangan formulasi.
Sistem Penghantaran Sediaan Optalmik dengan In Situ Gel Amelia Nur Halimah; Nurhabibah Nurhabibah; Iyan Sopyan
Majalah Farmasetika Vol 5, No 4 (2020): Vol. 5, No. 4, Tahun 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v5i4.27593

Abstract

Sediaan gel in situ optalmik merupakan sediaan yang diberikan dalam bentuk cair kemudian bergeser ke dalam fase gel karena adanya pemicu tertentu seperti pH, suhu, dan keberadaan ion. Sediaan optalmik konvensional seperti larutan, salep, dan suspensi memiliki beberapa kekurangannya seperti waktu kontak yang singkat dengan kornea dan penglihatan kabur ketika pemakaian. Pembuatan sediaan gel in situ bertujuan untuk mengatasi kekurangan sediaan optalmik konvensional karena lebih nyaman digunakan dan waktu kontak dengan kornea lebih lama. Beberapa evaluasi terhadap gel in situ optalmik dilakukan untuk memastikan bahwa sediaan yang dibuat telah memenuhi standar dan aman digunakan. 
Artikel Review : Kokristal Ibuprofen dengan Berbagai Koformer, Virtual Screening Tools Rian Triyana; Nurhabibah Nurhabibah; Iyan Sopyan
Majalah Farmasetika Vol 6, No 1 (2021): Vol. 6, No. 1, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i1.27570

Abstract

Kokristal merupakan metode modifikasi suatu bahan obat dengan salah satunya penambahan gugus hidrogen antara bahan aktif farmasi dengan koformer. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir banyak BAF yang meningkat kelarutan seperti halnya ibuprofen. Namun dalam pelaksanaanya hasil peningkatan kelarutan ibuprofen dengan koformer lain lebih bervariasi karena pengaruh dari koformer. Pengaruh koformer dalam teknik kokristal ini menjadi faktor penentu sehingga diperlukan desain kokristal terlebih dahulu dengan virtual screening tools. Artikel tinjauan ini dibuat dengan metode instrumen pencarian online terbitan nasional ataupun internasional yang akan membahas sejarah kokristal, definisi kokristal, koformer untuk kokristal, teknik pembuatan kokristal, karakterisasi kokristal, pengaruh koformer pada perbedaan peningkatan kelarutan dari kokristal ibuprofen dan desain kokristal melalui virtual screening tools. Perbedaan peningkatan kelarutan dari kokristal ibuprofen dengan berbagai koformer diakibatkan oleh polaritas dari setiap koformer yang berbeda sehingga afinitas terhadap airnya pun berbeda. Pemilihan kofomer melalui metode virtual screening tools agar dapat melihat adanya ikatan hidrogen antara bahan aktif farmasi dengan koformer sehingga dapat digunakan untuk memprediksi pembentukan kokristal.
Kajian Metode Root Cause Analysis yang Digunakan dalam Manajemen Risiko di Industri Farmasi Nurike Susendi; Adrian Suparman; Iyan Sopyan
Majalah Farmasetika Vol 6, No 4 (2021): Vol. 6, No. 4, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i4.35053

Abstract

Untuk meningkatkan pengembangan produk, efisiensi proses produksi dan strategi pengendalian, Food and Drug Administration (FDA) mendorong penerapan Quality by Design (QBD) sebagai pendekatan ilmiah yang berbasis pada penerapan mutu risiko dalam pengembangan produk obat. Manajemen risiko bertujuan untuk menganalisis sebuah sistem terhadap potensi penyimpangan  yang terjadi untuk mencegah masalah yang lebih serius. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai metode root cause analysis yang dapat digunakan dalam manajemen risiko mutu terhadap masalah yang terjadi di industri farmasi. Dalam mereview artikel ini jurnal yang didapat dari berbagai sumber secara daring melalui berbagai jurnal nasional dan internasional yang diakses dari situs Google scholar, Elsevier dan PubMed. Hasil dari review artikel metode analisis akar penyebab, seperti Pareto Analysis, Fishbone Diagram, 5Whys, Failure Mode and Effect Analysis, Brainstorming dan Six Sigma, dapat digunakan untuk menemukan akar penyebab suatu masalah dengan perbedaan masing-masing metode dari segi tahapan, analisis dan penilaian risiko. Dari review yang dibuat, dapat disimpulkan bahwa keenam metode root cause analysis yang diketahui memiliki perbedaan serta kelebihan dan kekurangan masing-masing metode, sehingga dalam penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan suatu masalah yang terjadi di industri  farmasi melalui kriteria kelebihan dan kekurangan metode tersebut.