Zul Asri
Departemen Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Retribusi Pemakaman Etnis Tionghoa Kota Padang 1989-2016 Novika Restu Pratiwi; Erniwati Erniwati; Zul Asri
Galanggang Sejarah Vol 1 No 1 (2019): Galanggang Sejarah: Publishing January 2019
Publisher : PAMA Aksara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.944 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.2678063

Abstract

This article aims to explain the wisdom of the government towards the burial of Chinese ethnicity and the impact of unstable funeral fees. The results of this study were in 1989. The local government of Padang City had provided a burial place for the Chinese in Bungus Teluk Kabung. There were two locations provided by the local government of Padang City, the first was not paying and the second had to pay, but the implementation was not paid is not in accordance with the tradition of Chinese ethnic funerals. Finally, the Chinese chose a place where the location was in accordance with their funeral traditions even though they had to pay. Initially, the paid Chinese cemetery complex was initially paid at a standard price, but after the Local Regulation Number 11 of 2011 was enacted in 2012, the Chinese have difficulty obtaining burial grounds because of the expensive price of the standard 1 x 2 tomb The meter is only Rp125 thousand for one grave, plus the burial fee of Rp375 thousand. This means that for one time the burial rate is only Rp500 thousand. Chinese people tend to spend land reaching 4 x 6 meters or more than 22 square meters. The excess land rates are Rp250 thousand per meter. Therefore, Chinese ethnic funeral levies can reach Rp5 to Rp6 million / two years. As a result, there are changes in the traditions of the Chinese ethnic, where those who initially tend to bury their families so that they choose cremation, because this cremation is considered to reduce costs.
Dilema Taman Nasional Kerinci Seblat di Desa Giri Mulyo Tahun 1999-2017 Teti Rulia; Zul Asri
Galanggang Sejarah Vol 1 No 2 (2019): Galanggang Sejarah: Publishing April 2019
Publisher : PAMA Aksara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.786 KB)

Abstract

Artikel ini membahas tentang kebijakan yang dilaksanakan oleh pengelola TNKS untuk mengatasi lahan kritis yang digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan pertanian dan perkembangan TNKS dalam perspektif historis. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kebijakan yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam TNKS terutama TNKS dengan Desa Giri Mulyo di Kayu Aro Barat Kerinci, Menjelaskan perkembangan TNKS setelah digunakan oleh masyarakat Desa Giri Mulyo. Metode yang digunakan adalah metode sejarah, dengan tahapan, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian, maka temuan penelitian ini adalah adanya kebijakan dari pengelola TNKS yaitu Forest Program II, dimana kebijakan ini merupakan penanaman kembali lahan-lahan yang telah dipakai oleh masyarakat Desa Giri Mulyo dan membantu masyarakat dalam memajukan perekonomian sehingga tidak terlalu berpatokah terhadap pertanian. Pengelola membiarkan untuk sementara masyarakat yang sudah terlanjur berladang didalam wilayah TNKS sampai pohon-pohon yang sudah ditanam kembali mulai besar untuk menutupi lahan yang kritis. Pengelola membentuk 2 kelompok tani untuk memberikan bantuan agar masyarakat tidak menggarap di lahan TNKS lagi dan pengelola TNKS serta masyarakat Desa Giri Mulyo bekerja sama dalam menjaga kelestarian Taman Nasional kerinci Seblat.
Sengketa Pemanfaatan Tanah Ulayat Kaum dalam Suku Chaniago di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang 1998-2002 Sri Yuardita; Zul Asri
Galanggang Sejarah Vol 2 No 1 (2020): GALANGGANG SEJARAH: Publishing January 2020
Publisher : PAMA Aksara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.3629551

Abstract

Penelitian ini menjelaskan tentang sengketa pemanfaatan tanah ulayat kaum dalam suku Chaniago di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang 1998-2002. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sebab terjadinya Sengketa Tanah Ulayat Kaum dalam Suku Chaniago di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang 1998-2002. Mendeskripsikan proses perkembangan dan penyelesaian Sengketa Tanah Ulayat Kaum dalam Suku Chaniago di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang 1998-2002. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah berupa studi kepustakaan, studi kearsipan dan wawancara. Pada tahun 1998-2002 telah terjadi sengketa tanah ulayat kaum Suku Chaniago di Kelurahan Tarantang, konflik berawal dari sebidang tanah ulayat dengan luas 2.500 m² yang merupakan kepunyaan dari Suku Chaniago. Dalam konflik ini, kamanakan Suku Chaniago berupaya mendapatkan hak pengelolaan tanah ulayat. Namun, mamak tidak memberikan izin untuk menggarap tanah tersebut, dikarenakan tanah ulayat sudah digadaikan oleh mamak. Penyelesaian sengketa tanah dilakukan dengan cara musyawarah dan mufakat antara keluarga untuk mendapatkan kesepakatan. Apabila kata sepakat tidak didapatkan maka konflik tanah tersebut akan berlanjut ke Kerapatan Adat Nagari (KAN).
Rusydi Zainal Abdi Batubara: Penggiat Pendidikan Agama Islam dari Mandailing Natal Tahun 1988-2020 Yunita Yunita; Zul Asri
Galanggang Sejarah Vol 3 No 3 (2021): GALANGGANG SEJARAH: Publishing July 2021
Publisher : PAMA Aksara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study is to reveal the life history of Rusydi Zainal Abdi Batubara as an activist for Islamic Religious Education from Mandailing Natal and to explain his career in establishing several Islamic boarding schools. This study uses historical research methods through four stages, namely, first heuristics is the stage of collecting data from oral and written sources, secondly source criticism is internal criticism and external criticism, third analysis and interpretation or interpretation of selected sources, and fourth, historiography is to describe the results of research in the form of scientific writing in accordance with the rules of historical research. The result of this research is that Rusydi Zainal Abdi Batubara is an Islamic religious education activist from Mandailing Natal, who started his career in Malaysia as a preacher and teacher, then in Mandailing Natal. In addition, he also founded the Issiyah Islamic boarding school in Malaysia in 1994, in 2002 founded the Nadwa Islamic Boarding School in Mandailing Natal, precisely in Air Apa Village, Sinunukan District, after that in 2017 founded the Daarul Abdil Mukhlisin Islamic Boarding School in Pulo Padang, Lingga Bayu District, Mandailing Natal district.
Pelatihan Pembuatan Suvenir dengan Teknik Sablon sebagai Produk Kreatif Kawasan Wisata Kota Tua Padang Erniwati Erniwati; Zul Asri; Yelda Syafrina; Zulfa Saumia
Jurnal Halaqah Vol 2 No 2 (2020): JURNAL HALAQAH, Publishing April 2020
Publisher : RC-INSTITUT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.3754051

Abstract

Padang Old Town area is one of the assets of cultural and historical tourism that must be developed. In the framework of developing the Old Town area along with the economic prospects, it is necessary to initiate a creative economic program that raises local values. For this reason, the campus community needs to take initiative and build synergies with the community in the Old Town area for the development of the creative economy. Through the partnership program that carries out screen printing training activities for souvenirs, it is hoped that products will emerge as new attractions for visitors to the Old Town area and entrepreneurs from the UNP students and the community will emerge.
Building Character Education with The History an Islamic Empires in Nusantara: A Theoretical Study Zafri Zafri; Hera Hastuti; Zul ‘Asri
International Journal of Research in Counseling and Education Vol 2, No 1 (2018): International Journal of Research in Counseling and Education
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.744 KB) | DOI: 10.24036/00332za0002

Abstract

Character is a basic value that builds individual personality. Character formation is influenced by genes or heredity and environment. The world of education, as one of the environments that shape individual personality is expected to have a maximum role in character formation. The importance of character studies is in response to moral decline, low ethics, lack of nationalism, and the emergence of instant generation. As a result, our generation easily violates the rules, not only the rules of society, and the rule of law but also the rules of religion. History learning is full of values, examples, patriotism, nationalism, and an unyielding spirit. One of the history learning materials in schools is the history of the Islamic kingdom in Nusantara. Resilience, tenacity and morality of Islamic leaders in building civilization and opposing western colonialism are real role model for students. Learning from experience, and the wisest learning is from the experience of people in the past (history).
Bendi Transportasi Tradisional di Kota Padang 1960-2019 Rahma Yani; Zul Asri
Jurnal Kronologi Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Kronologi
Publisher : Jurusan Sejarah FIS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.387 KB) | DOI: 10.24036/jk.v2i1.31

Abstract

This study discusses the transportation of hansom in the city of Padang because until now the hams can still survive in the city of Padang in competition with motorized vehicles. The purpose of this study is to describe the development of the dam as a traditional transportation in the progress of motorized transportation in the city of Padang from 1960-2019. Analyzing the economic life of the coachman of the city of Padang 1960-2019. The research methods used are library studies, archival studies, and interviews. The development of the hansom from 19601990 experienced competition with motorized vehicles such as oplets, bemos and city buses which were faster to the destination. Bendi in 1991-2000 experienced a decrease in passengers bdue to competing with taxis faster motorbike taxis added to the monetary crisis caused the driver of the bendi coach revenue to decrease. In 2001-2019 the bendi also experienced competition with motorized pedicabs, motorcycle taxi bases, puclic transportation, Trans Padang and online transportation. The route taken by the Andalas Plaza bendi-Muaro Lasak Beach –Purus Beach, Pasar Raya- Muaro Lasak Beach, Tanah Kongsi Market-Resident’s house, Siti Nurbaya Bridge.This gets the attentition of the adang city government on the continuity of the bendi to survive in the city of Padang by means of the coachman of the dam joined in the Empowerment of TourismConscious Groups as a supporter of tourism tourism in the city of Padang.
Perkembangan PT. NPM Padang Panjang 1997-2019 Yetri Erita; Zul Asri
Jurnal Kronologi Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Kronologi
Publisher : Jurusan Sejarah FIS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.544 KB) | DOI: 10.24036/jk.v2i2.38

Abstract

This study describes the history of the company in the field of PT. NPM transportation. This type of research includes qualitative research using historical research methods. In historical research there are several steps namely heuristics (collecting data), source criticism (making criticism of existing sources), interpretation (making interpretations related to historical facts) and historiography (writing history). The results of this study explain the development of PT.NPM Padang Panjang as a family company still survives until the third generation. PT. NPM Padang Panjang was established in 1937 by Bahauddin Sutan Barbanso Nan Kuniang. In 1997 the company experienced a setback caused by several factors, namely; (1) the monetary crisis caused capital and spare parts costs to be expensive, so that it affected the increase in transportation prices, (2) the strategy of low-cost aircraft fares since 2002, (3) the existence of travel and minibuses resulted in passengers leaving large buses as a result PT. NPM stopped the AKDP (Inter-City Within Province) route in mid 2008. In the third Angga Vircansa Chairul (2009) PT. NPM experienced a heyday after formalizing tourism transportation in 2012 under the name Vircansa Tour Bous. End of 2018 a fresh breeze for transportation companies after the government implemented an increase in aircraft fares. Until 2019 PT. NPM serves regular transportation and tourism with the latest online ticket and route purchase system to Riau province.
Pengelolaan Situs Cagar Budaya di Kabupaten Agam: Rumah Gadang Angku Lareh ST. Harun (2012-2019) Siska Maharani; Zul Asri
Jurnal Kronologi Vol 2 No 4 (2020): Jurnal Kronologi
Publisher : Jurusan Sejarah FIS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.116 KB) | DOI: 10.24036/jk.v2i4.63

Abstract

Penelitian ini menjelaskan tentang sejarah lembaga pemerintahan dalam bidang pengelolaanSitus Cagar Budaya. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif yangmenggunakan metode penelitian sejarah. Ada beberapa langkah yang dilakukan dalampenelitian sejarah yaitu heuristik (mengumpulkan data), kritik sumber (melakukan kritikterhadap sumber data), interpretasi (melakukan penafsiran yang berhubungan dengan faktasejarah) dan historiografi (penulisan sejarah). Hasil penelitian ini menjelaskan pengelolaanterhadap situs Cagar Budaya di Kabupaten Agam yaitu Situs Cagar Budaya Rumah GadangAngku Lareh ST.Harun yang ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya oleh Dinas Pendidikandan Kebudayaan Kabupaten Agam sejak tahun 2012. Lembaga yang bertanggung jawab untukmelakukan pengelolaan terhadap situs Cagar Budaya ini adalah Pemerintah pusat yaitu BalaiPelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat, Dinas Pendidikan dan KebudayaanKabupaten Agam dan Masyarakat. Namun dalam melakukan pengelolaan situs Cagar Budayaini terjadi perbedaan persepsi antara pemerintah dan masyarakat mengenai siapa yang lebihbertanggung jawab untuk mengelola Situs Cagar Budaya. Pemerintah dan masyarakat salingmelempar tanggung jawab, yang seharusnya pengelolaan menjadi tanggung jawab bersamaantara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat.
Perkembangan Perekonomian Pedagang di Pasar Raya Padang Pasca Gempa 2009-2019 Yuza sintiya; Zul asri
Jurnal Kronologi Vol 2 No 4 (2020): Jurnal Kronologi
Publisher : Jurusan Sejarah FIS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.535 KB) | DOI: 10.24036/jk.v2i4.72

Abstract

Penelitian ini menjelaskan tentang perkembangan Ekonomi di Pasar Raya Padang setelah kejadian gempa pada tahun 2009-2019. Bangunan infrastruktur di Pasar Raya Padang yang hancur akibat gempa, telah dibangun kembali oleh pemerintah. Proses pembangunan dan revitalisasi ini yang kemudian berpengaruh terhadap perekonomian para pedagang. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif yang menggunakan metode penelitian sejarah.Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam penelitian sejarah yaitu heuristik (mengumpulkan data), kritik sumber (melakukan kritik terhadap sumber data), interpretasi (melakukan penafsiran yang berhubungan dengan fakta sejarah) dan historiografi (penulisan sejarah). Hasil penelitian ini menjelaskan setelah kekuatan gempa meluluhlantakan Pasar Raya Padang, pemerintah melakukan berbagai upaya agar pasar sentral ini kembali berfungsi. Upaya tersebutdiantaranya, pembangunan blok I, II, III, dan IV, menggratiskan pemakaian kios dan retribusi selama 1 tahun, merubah jalur angkot, dan mengadakan berbagai kegiatan publik dan menempatkan kantor pemerintahan. Hanya berselang dua puluh hari setelah gempa itu terjadi, pemerintahan Kota Padang berinisiatif untuk mendirikan kios-kios darurat. Selama berjualan di kios-kios darurat tersebut, para pedagang umumnya merasakan penurunan pendapatan.Kenyatannya, pasar raya yang telah diperbaiki tidak seiring dengan segi ekonomi pedagang, karena dibandingkan dengan sebelum gempa 2009 pendapatan mereka jauh lebih baik.