Danni Ramdhani
Pharmaceutical Analysis And Medicinal Chemistry Department, Faculty Of Pharmacy, Padjadjaran University, Jl. Raya Bandung Sumedang Km 21.5, Jatinangor 45363

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Studi Dinamika Molekul Dendrimer Pamam G3 Terkonjugasi Ho(III) DTPA dan Asam Folat pada Suhu 25°C dan 37°C dalam Kondisi Vakum dan Berair sebagai Senyawa Pengontras Magnetic Resonance Imaging (MRI) Ramdhani, Danni; Miftah, Amir Musadad; Mutalib, Abdul
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol 37, No 4 (2012)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.329 KB)

Abstract

Telah dilakukan pemodelan molekul dendrimer PAMAM G3 terkonjugasi Holmium(III)-asam dietilen triamin penta asetat (DTPA) dan asam folat dalam kondisi vakum dan berair pada suhu 25 °C dan 37 °C dengan menggunakan program ChemBio 3D 12.0. Senyawa ini diharapkan dapat digunakan sebagai senyawa pengontras MRI yang spesifik untuk diagnostik sel kanker dan juga dapat berperan sebagai terapi kanker. Sebelum dilakukan pemodelan molekul dan studi dinamika molekul, terlebih dahulu dilakukan parameterisasi untuk senyawa Holmium yang belum terdapat pada program Chem 3D. Parameterisasi, meliputi panjang ikatan, sudut ikatan, sudut dan konstanta gaya masing-masing. Selanjutnya dilakukan pemodelan molekul dengan program chem draw dan perhitungan dinamika molekul dengan melihat nilai dari kestabilan energi total dan energi potensial. Hasil simulasi dinamika molekul didapat nilai energi potensial dan energi total dari senyawa PAMAM G3 terkonjugasi Ho(III)DTPA dan asam folat yang paling stabil pada suhu 25 °C dalam kondisi berair.Kata kunci: PAMAM, DTPA, Holmium, dinamika molekul, energi total, energi potensial.Molecular modeling has been carried out G3 PAMAM dendrimer conjugated Holmium (III)-penta acetic acid diethylene triamin (DTPA) and folic acid in vacuum and aqueous conditions at 25 °C and 37 °C by using the program ChemBio 3D 12.0. These compounds are expected to be used as MRI contrast compounds that specific for diagnostic cancer cells and also serve as a cancer therapy. Prior to molecular modeling and molecular dynamics studies, first performed Holmium parameterization for compounds that have not been found on the Chem 3D program. Parameterization, including bond lengths, bond angles, angles and force constants respectively. Further molecular modeling performed with the program chem draw and molecular dynamics calculations to see the value of the stability of the total energy and potential energy. Molecular dynamics simulation results obtained value of the potential energy and total energy of the compound conjugated PAMAM G3 Ho (III) DTPA and folic acid is most stable at 25 ° C in aqueous conditions.Keywords: PAMAM, DTPA, Holmium, molecular dynamics, total energy, potential energy.
PENGGUNAAN HEAT SHOCK PROTEIN 90 (HSP90) DENGAN RADIONUKLIDA 18F, 68Ga ATAU 89Zr UNTUK KANKER PAYUDARA SINTHA NUR FITRIANI; Danni Ramdhani
Farmaka Vol 18, No 1 (2020): Farmaka (Januari)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2945.407 KB) | DOI: 10.24198/farmaka.v18i1.26176

Abstract

Heat shock protein 90 (HSP90) adalah protein pendamping molekul yang tergantung pada ATP yang fungsinya sangat penting untuk mempertahankan beberapa protein utama yang terlibat dalam kelangsungan hidup dan proliferasi sel kanker. Pada sel-sel kanker terjadi peningkatan aktivitas HSP90 terutama pada kanker payudara yang mana HSP90 memiliki peran dalam meregulasi onkogen, apoptosis dan resistensi kemoterapi. Pencitraan molekular menggunakan isotop berumur pendek seperti galium 68 atau flourin 18 (Galium 68, t 1/2 = 68 menit; Flourin 18, t 1/2 = 110 menit) dan zirkonium 89 (t 1/2 = 78,41 jam). Tujuan dilakukannya review ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait HSP90 yang digunakan baik sebagai molekular target atau HSP90 inhibitor yang dilabeli dengan radioisotop Ga-68, F-18 dan Zr-89 untuk terapi kanker payudara. HSP90 inhibitor dapat diberikan terlebih dahulu untuk menurunkan overekspresi protein lalu dilakukan pencitraan molekular menggunakan radionuklida 68Ga, 18F atau 89Zr atau dapat juga dengan dilabeli secara langsung HSP90 inhibitor (Ganetespib) pada radionuklida dan dilihat serapan yang paling banyak pada sel kanker payudara.
Review Artikel : Diagnosis dan Terapi Kanker Kolorektal dengan HSP90 Nalia El-Huda Ismail; Danni Ramdhani
Farmaka Vol 17, No 2 (2019): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.235 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i2.21858

Abstract

Kanker kolorektal adalah penyakit neoplastik keempat yang paling umum di dunia, 90-95% kanker kolorektal merupakan jenis adenokarsinoma. HSP90 inhibitor tunggal memiliki aktivitas sebagai agen antikanker secara in vitro namun memiliki aktivitas yang lemah secara in vivo. HSP90 memilik efek terapi yang signifikan bila dikombinasikan dengan obat-obatan antikanker lain, seperti kemoterapi dan imunoterapi. Serum HSP90 dapat digunakan sebagai biomarker untuk skrining awal kanker kolorektal, HSP90 plasma pada pasien kanker kolorektal secara signifikan memiliki kadar yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang sehat.Keyword : kanker kolorektal, Hsp90, Hsp90 inhibitor
IBM PEMBUATAN MINUMAN KESEHATAN CUKA COKLAT DARI LIMBAH PULP BIJI COKLAT Aliya Nur Hasanah; Sri Agung Fitri Kusuma; Nyi Mekar Saptarini; Danni Ramdhani; Anisa Desy Ariyanti; Henry Ng Henry; Shelvy Elizabeth Suherman; Karen Low Ka Ling
Farmaka Vol 13, No 4 (2015): FARMAKA
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.284 KB) | DOI: 10.24198/jf.v13i4.13313

Abstract

Desa Hegarmanah yang masuk dalam wilayah Kecamatan Cidolog, Kabupaten Ciamis,Propinsi Jawa Barat yang memiliki lahan perkebunan coklat rakat yang cukup luas danberpotensi untuk terus dikembangkan. Para petani masih melakukan proses budidaya coklatdengan cara yang sederhana, begitu juga dengan proses pengolahan hasil panennya.Pengetahuan tentang pengolahan limbah hasil pengolahan biji coklat, terutama limbah pulpbelum diketahui oleh para kelompok tani coklat di sana. Oleh karena itu ProgramPengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepadamasyarakat mengenai pengolahan limbah pulp biji coklat menjadi minuman kesehatan cuka.Pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan memberikan pelatihan teknik fermentasiuntuk pembuatan minuman cuka, membuat fermentor yang dapat menghasilkan minumancuka dalam kapasitas besar dan memberikan pelatihan pembuatan kemasan yang baik.Melalui kegiatan ini masyarakat memiliki pengetahuan mengenai pengolahan limbah pulpbiji coklat menjadi produk yang memiliki nilai jual yaitu minuman kesehatan cuka. Hasil daripembuatan minuman dilakukan pemberian kuesioner dan hasilnnya adalah semua respondenyang mencoba produk memiliki rasa yang enak dan mereka berkeinginan membeli bilaproduk beredar di pasaran. Minuman cuka yang dihasilkan telah diperiksa kandungan logamberat dan cemaran mikrobanya. Minuman cuka tidak mengandung logam berat Pb dan hasiluji cemaran mikrobanya memenuhi syarat.Kata kunci: pulp biji coklat, fermentasi, cuka coklat
PENGGUNAAN HEAT SHOCK PROTEIN 90 (HSP90) DENGAN RADIONUKLIDA 64Cu, 18F, dan 89Zr UNTUK KANKER OVARIUM : REVIEW JURNAL Rusydina Sabila; Danni Ramdhani
Farmaka Vol 18, No 1 (2020): Farmaka (Januari)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.016 KB) | DOI: 10.24198/jf.v18i1.22398

Abstract

Kanker ovarium adalah penyebab utama kelima kematian terkait kanker pada wanita. Pada sel-sel kanker terjadi peningkatan aktivitas HSP90, sehingga penargetan molekular dijadikan konsep utama dalam pengobatan kanker dan penghambat Hsp90 disarankan sebagai obat antikanker yang menjanjikan. Penargetan molekular dapat menggunakan radioisotop cuprum-64 (t1/2 = 12,7 jam), flourin-18 (t1/2 = 110 menit) dan zirkonium-89 (t1/2 = 3,71 hari). Tujuan dilakukannya review ini adalah untuk mengetahui radiotracers yang dapat digunakan untuk pencitraan kanker ovarium dengan inhibitor HSP90.
PREPARASI SENYAWA ANTI KANKER APIGENIN BERTANDA RADIOIODIUM-131 UNTUK STUDI BIOAKTIVITAS Teguh Hafiz Ambar Wibawa; Eva Maria Widyasari; Iswahyudi Iswahyudi; Ade Suherman; Maula Eka Sriyani; Ahmad Kurniawan; Danni Ramdhani
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology) Vol 21, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.12 KB) | DOI: 10.17146/jstni.2020.21.1.5788

Abstract

PREPARASI SENYAWA ANTI KANKER APIGENIN BERTANDA RADIOIODIUM-131 UNTUK STUDI BIOAKTIVITAS. Apigenin merupakan senyawa flavonoid yang mempunyai potensi sebagai senyawa anti kanker, anti oksidan, dan anti inflamasi dengan toksisitas intrinsik yang rendah. Untuk mengetahui bioaktivitas apigenin, dapat dilakukan radioiodinasi kemudian dilanjutkan dengan studi praklinis menggunakan hewan uji. Pada penelitian ini dilakukan preparasi apigenin bertanda radioiodium-131 menggunakan metode kloramin-T dan optimasi berbagai parameter serta kondisi penandaan. Hasil optimasi diperoleh formula dan kondisi penandaan yaitu 1 mg apigenin, 250 µg kloramin-T, dan 100 µg natrium metabisulfit, dengan pH penandaan 7 dan jumlah radioiodium-131 10 µL (10 µCi). Proses penandaan senyawa 131I-Apigenin dilakukan melalui reaksi substitusi elektrofilik selama 20 menit pada suhu kamar (20-22 °C). Dari hasil pengujian menggunakan metode kromatografi kertas menggunakan fasa diam Whatman 1 dan fasa gerak amonium asetat 0,02 M, pH 6, diperoleh kemurnian radiokimia sebesar 96,53 ± 1,87%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa 131I-Apigenin dapat digunakan untuk studi selanjutnya, yaitu studi fisikokimia dan studi praklinis, sehingga dapat diperoleh karakteristik bioaktivitas dan efektivitasnya sebagai senyawa anti kanker berbasis bahan alam.
Studi Dinamika Molekul Dendrimer Pamam G3 Terkonjugasi Ho(III) DTPA dan Asam Folat pada Suhu 25°C dan 37°C dalam Kondisi Vakum dan Berair sebagai Senyawa Pengontras Magnetic Resonance Imaging (MRI) Danni Ramdhani; Amir Musadad Miftah; Abdul Mutalib
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 37 No. 4 (2012)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan pemodelan molekul dendrimer PAMAM G3 terkonjugasi Holmium(III)-asam dietilen triamin penta asetat (DTPA) dan asam folat dalam kondisi vakum dan berair pada suhu 25 °C dan 37 °C dengan menggunakan program ChemBio 3D 12.0. Senyawa ini diharapkan dapat digunakan sebagai senyawa pengontras MRI yang spesifik untuk diagnostik sel kanker dan juga dapat berperan sebagai terapi kanker. Sebelum dilakukan pemodelan molekul dan studi dinamika molekul, terlebih dahulu dilakukan parameterisasi untuk senyawa Holmium yang belum terdapat pada program Chem 3D. Parameterisasi, meliputi panjang ikatan, sudut ikatan, sudut dan konstanta gaya masing-masing. Selanjutnya dilakukan pemodelan molekul dengan program chem draw dan perhitungan dinamika molekul dengan melihat nilai dari kestabilan energi total dan energi potensial. Hasil simulasi dinamika molekul didapat nilai energi potensial dan energi total dari senyawa PAMAM G3 terkonjugasi Ho(III)DTPA dan asam folat yang paling stabil pada suhu 25 °C dalam kondisi berair. Kata kunci: PAMAM, DTPA, Holmium, dinamika molekul, energi total, energi potensial. Molecular modeling has been carried out G3 PAMAM dendrimer conjugated Holmium (III)-penta acetic acid diethylene triamin (DTPA) and folic acid in vacuum and aqueous conditions at 25 °C and 37 °C by using the program ChemBio 3D 12.0. These compounds are expected to be used as MRI contrast compounds that specific for diagnostic cancer cells and also serve as a cancer therapy. Prior to molecular modeling and molecular dynamics studies, first performed Holmium parameterization for compounds that have not been found on the Chem 3D program. Parameterization, including bond lengths, bond angles, angles and force constants respectively. Further molecular modeling performed with the program chem draw and molecular dynamics calculations to see the value of the stability of the total energy and potential energy. Molecular dynamics simulation results obtained value of the potential energy and total energy of the compound conjugated PAMAM G3 Ho (III) DTPA and folic acid is most stable at 25 ° C in aqueous conditions. Keywords: PAMAM, DTPA, Holmium, molecular dynamics, total energy, potential energy.
Design of Indicator Strip Using Polystyrene (PS) and Polymethylmethacrylate (PMMA) for Detection of Diclofenac Sodium in Traditional Pain Relief Herbal Medicines Ibrahim Dalli; Danni Ramdhani; Aliya Nur Hasanah
Indonesian Journal of Chemistry Vol 17, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.03 KB) | DOI: 10.22146/ijc.23612

Abstract

Diclofenac sodium is one of analgesic which added to herbal medicines to enhance the effects. One of a qualitative method that is easy, efficient and simple is an indicator strip test. Indicator strip based polystyrene (PS) and polymethylmethacrylate (PMMA) was made to detect of diclofenac sodium which misused in traditional pain relief herbal medicine. Indicator strip was made by reagent blending method with specific reagents, copper sulfate (CuSO4), ferric chloride (FeCl3) and vanillin sulfate. The principle of the indicator strip in detecting diclofenac sodium is with the occurrence of a color reaction. The PS and PMMA were made in the concentration of 5, 7.5 and 10% and the mixture of PS and PMMA 1:5 and 1:6 respectively with a ratio of solvent and reactant 6:4; 7:3 and 8:2. The best indicator strip is PMMA-CuSO4 5% (7:3), PMMA-FeCl3 5% (7:3) and PMMA-Vanillin sulphate 7.5% (7:3). The detection limit of the PMMA-CuSO4 5% (7:3) was at 50 ppm, PMMA-FeCl3 5% (7:3) showed detection limit of 12,500 ppm and PMMA-vanillin sulfate 7.5% (7:3) showed detection limit of 500 ppm. All indicator strips stable up to 29 weeks. The indicator strip can be used as an alternative method to detect diclofenac sodium in herbal medicine.