Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

ANALISIS RASIO PROTEKSI ANTIULSER SARI BUAH PEPINO (Solanum muricatum Aiton) MENGGUNAKAN MENCIT SEBAGAI MODEL HEWAN COBA Saptarini, Nyi Mekar; Suryasaputra, Dadan; Saepulhak, Atep Misbah
Majalah Obat Tradisional Vol 16, No 2 (2011)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.333 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ16iss2pp75-80

Abstract

Peptik ulser disebabkan oleh ketidakseimbangan antara faktor agresif dan sejumlah mekanisme pertahanan. Buah pepino (Solanum muricatum Aiton) diprediksi memiliki aktivitas antiulser. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antiulser sari buah pepino terhadap mencit Swiss-Webster yang diinduksi dengan asam asetat pekat. Tahapan penelitian meliputi pembuatan sari buah, penapisan fitokimia, uji aktivitas antiulser dengan dosis 300, 500, dan 800 µL/20 g BB pada mencit yang diinduksi dengan 50 µL asam asetat pekat, kemudian hasil dianalisis secara ANAVA. Sari buah memiliki konsentrasi 2,5 g/mL. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa sari buah pepino mengandung alkaloid, flavonoid, dan tanin dengan rasio proteksi sebesar 6,02; 23,15; dan 63,29% pada dosis 300, 500, dan 800 µL/20 g BB, secara berturut-turut.
Formulasi Granul Effervescent Sari Kering Lidah Buaya sebagai Makanan Tambahan Wijayati, Muthmaina; Saptarini, Nyi Mekar; Herawati, Irma Erika
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.501 KB) | DOI: 10.15416/ijpst.v1i1.7507

Abstract

Lidah buaya (Aloe vera L.) memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, tetapi rasanya pahit sehingga jarang dikonsumsi langsung. Rasa pahit ini diatasi dengan cara dibuat sediaan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan granul effervescent sari kering lidah buaya sebagai makanan tambahan. Tahapan penelitian meliputi pembuatan sari kering, penapisan fitokimia, formulasi sediaan granul effervescent, uji kualitas, dan uji kesukaan granul effervescent. Hasil freeze drying berupa sari kering sebesar 7,57%. Penapisan fitokimia menunjukkan adanya kuinon, flavonoid, dan saponin. Granul effervescent diformulasikan dengan konsentrasi sari kering 20% (F1), 25% (F2), dan 30% (F3). Hasil uji kualitas granul menunjukkan bahwa granul effervescent yang dibuat memenuhi persyaratan yang baik dengan kadar air sebesar 0,20-0,21%; kerapatan curah 0,534-0,5384 g/mL; kerapatan mampat 0,6154-0,6178 g/mL dengan indeks Carr 13,29±0,025%; kecepatan alir 9,61-9,71 g/s; sudut istirahat 27,15-27,79o; pH 5,82-5,8; serta F1 sebagai formula yang paling disukai. Kata kunci: Granul effervescent, lidah buaya, makanan tambahan, sari kering
Formulasi Sampo Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis var. assamica) Suryati, Lia; Saptarini, Nyi Mekar
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.665 KB) | DOI: 10.15416/ijpst.v3i2.8680

Abstract

Sampo digunakan untuk menghilangkan partikel yang tidak diinginkan, seperti minyak dan ketombe. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai sampo adalah teh hijau (Camellia sinensis var. assamica). Penelitian ini bertujuan membuat sampo ekstrak daun teh hijau yang stabil dan aman. Tahapan penelitian meliputi ekstraksi, penapisan fitokimia, formulasi sampo, uji stabilitas fisik meliputi organoleptik, pH, bobot jenis, viskositas, dan uji iritasi. Sampo diformulasikan dengan konsentrasi 5, 10, dan 15% ekstrak daun teh hijau dengan dan tanpa PEG-400. Ekstraksi menghasilkan rendemen sebesar 35%. Penapisan fitokimia menunjukkan simplisia dan ekstrak mengandung alkaloid, flavonoid, dan tanin. Sampo ekstrak daun teh hijau berwarna coklat muda yang homogen dengan rentang pH 5,2-7,0, bobot jenis sebesar 0,93-1,10 g/mL, viskositas 1230-3910 cps, tetapi menyebabkan mata merah pada kelinci.
Formulasi Orally Disintegrating Tablets Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Sebagai Antioksidan Herdiana, Yedi; Saptarini, Nyi Mekar; Natalia, Laura
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 3 No 2 (2016): Jurnal Farmasi Galenika Volume 3 No. 2, 2016
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (953.845 KB)

Abstract

Secang (Caesalpinia sappan L.) merupakan tanaman yang banyak digunakan sebagai minuman kesehatan yang memiliki banyak khasiat, salah satunya sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan Orally Disintegrating Tablets (ODT) ekstrak secang sebagai antioksidan, yang memenuhi persyaratan sediaan farmasi. ODT diharapkan akan mengalami disintegrasi cepat dalam mulut. Dibuat tiga formula ODT dengan metode kempa langsung dengan variasi konsentrasi HPMC yaitu 3%, 4%, dan 5%. Evaluasi massa cetak meliputi susut pengeringan, laju alir dan sudut istirahat, kerapatan nyata, kerapatan mampat, dan kompresibilitas. Evaluasi hasil cetak meliputi keseragaman ukuran, keseragaman bobot, friabilitas, waktu hancur, dan kekerasan. Uji aktivitas antioksidan ODT menggunakan metode Diphenylpicylhydrazyl (DPPH). Uji efektifitas sediaan ditentukan dengan mengukur  aktivitas antioksidan dari sediaan ODT. Hasil penelitian menunjukkan formula sediaan ODT dapat memenuhi semua persyaratan sebagai suatu sediaan farmasi menurut Farmakope Indonesia IV. Hasil pengujian antioksidan terhadap ketiga formula ODT ekstrak secang tergolong dalam kategori antioksidan sangat kuat karena nilai IC50 kurang dari 50 ppm.
Comparative Antioxidant Activity on The Ficus benjamina and Annona reticulata Leaves Nyi Mekar Saptarini; Irma Erika Herawati
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 4, No 1: March 2015
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.796 KB) | DOI: 10.11591/ijphs.v4i1.4707

Abstract

Antioxidants can prevent free radical formation. Natural antioxidants found in many plants, such as Ficus benjamina and Annona reticulata. The study aimed to compare the antioxidant activity of extracts and fractions of Ficus benjamina and Annona reticulata leaves against 1,1-diphenyl-2-picrilhydrazyl. The steps of this study consist of extraction, fractionation with n-hexane, ethyl acetate and water, phytochemical screening, antioxidant activity determination, and comparing the IC50 values. Percentage scavenging activity of the extracts and fractions against DPPH was calculated to determine the antioxidant activity. The IC50 value of Ficus benjamina was 127.86 ppm for ethanolic extract, 94.01 ppm for water fraction, 115.48 ppm for ethyl acetate fraction, and 335.50 ppm for n-hexane fraction. The IC50 value of Annona reticulata was 274.31 ppm for ethanolic extract, 211.42 ppm for water fraction, 367.91 ppm for ethyl acetate fraction, and 741.08 ppm for n-hexane fraction. The results showed that the Ficus benjamina water fraction was the best antioxidant compared to other extract and fraction.
Studi Fitokimia pada Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe Var. Sunti Val) Irma Erika Herawati; Nyi Mekar Saptarini
Majalah Farmasetika Vol. 4, Supl. 1, Tahun 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v4i0.25850

Abstract

Jahe merah merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu, termasuk keluarga Zingiberaceae. Jahe merah banyak dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti masuk angin, gangguan pencernaan, antipiretik, antiinflamasi, dan juga analgesik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar flavonoid dari jahe merah, identifikasi senyawa flavonoid, dan aktivitas antioksidan dari jahe merah. Metode ekstraksi yang digunakan adalah refluks dengan campuran pelarut etanol 96%:HCl 12N. Metode pengujian kadar flavonoid dilakukan dengan menggunakan metode komplek flavonoid:AlCl3. Pemisahan senyawa flavonoid dilakukan dengan metode kromatografi kolom menggunakan gradien pelarut. Identifikasi senyawa flavonoid dilakukan dengan pereaksi geser pada Spektrofotometri UV.  Pengukuran aktivitas antioksidan jahe merah dilakukan dengan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl). Pengukuran kadar flavonoid jahe merah dilakukan pada pelarut etanol 96% serta campuran etanol 96% dan HCl 12 N dengan perbandingan 98 : 2 ; 96 : 4 ; 94 : 6. Didapatkan kadar flavonoid tertinggi pada jahe merah, yaitu pada campuran pelarut etanol 96%:HCl 12N (98:2). Pemisahan senyawa flavonoid menggunakan 21 gradien pelarut, fraksi 12 dan 13 kemudian dilakukan identifikasi dengan pereaksi geser pada Spektrofotometri UV. Uji aktivitas antioksidan ekstrak jahe merah dilakukan dengan menggunakan metode DPPH. Nilai IC50 ekstrak jahe merah adalah 57,14 ppm.  Kadar flavonoid rimpang jahe merah pada pelarut etanol 96%:HCl 12N (98:2) adalah 0,0068%. Identifikasi senyawa flavonoid pada ekstrak jahe merah menunjukkan bahwa senyawa flavonoid yang terdapat pada jahe merah adalah 7-4’-dihidroksiflavon. Dengan nilai IC50 57,14 ppm ekstrak jahe merah termasuk kategori antioksidan kuat.
Artikel Review: Potensi Kolagen sebagai Bahan Aktif Sediaan Farmasi Vicania Raisa Rahman; Marline Abdassah Bratadiredja; Nyi Mekar Saptarini, M.Si, Apt.
Majalah Farmasetika Vol 6, No 3 (2021): Vol. 6, No. 3, Tahun 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v6i3.33621

Abstract

Kolagen merupakan protein yang terdapat di kulit, tendon, tulang rawan, dan organ dengan kandungan sekitar 30% atau lebih dari protein total. Saat ini, kolagen telah ditemukan mempunyai 29 jenis dengan struktur dan urutan asam amino yang berbeda. Kolagen mempunyai karakteristik fisikokimia yang baik yaitu bersifat biokompatibel, biodegradable, antigenisitas yang rendah, dan nontoksik dengan berbagai aktivitas yang dapat mendukungnya sebagai sediaan farmasi. Review artikel dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kolagen yang memiliki berbagai aktivitas sebagai sediaan farmasi. Artikel dikumpulkan dari 107 artikel penelitian. Artikel ini membahas tentang potensi kolagen sebagai sediaan farmasi untuk kesehatan. Hasil yang didapatkan adalah kolagen memiliki banyak peran dalam tubuh sehingga memiliki banyak aktivitas untuk kesehatan, terutama sebagai antiinflamasi, menyembuhkan luka, kondroprotektif, pertumbuhan dan homeostasis kulit, tendon, tulang, otot, dan saraf, dan antikanker. Kolagen sangat mempengaruhi tubuh dan dapat dijadikan sediaan farmasi sebagai suplemen, kosmetik, ataupun scaffolding material untuk kesehatan.
Perubahan Disintegran Pada Formula Tablet untuk Efisiensi Biaya Produksi NADYA GALUH KURNIASARI; Nyi Mekar Saptarini; Dika Pramita Destiani
Farmaka Vol 19, No 4 (2021): Farmaka (Suplemen)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v19i4.32278

Abstract

Formula alternatif diperlukan dalam proses pengembangan formula, formula ini dibuat untuk menurunkan biaya produksi tanpa menurunkan kualitas produk. Pada formula tablet yang akan dikembangkan dilakukan penggantian eksipien yaitu disintegran karena konsentrasi disintegran yang digunakan lebih tinggi jika dibandingkan eksipien lainnya dan memiliki harga yang cukup mahal. Disintegran pada formula sebelumnya adalah croscarmellose sodium dengan 5% yang merupakan jenis superdisintegran. Dalam mengganti disintegran diperlukan studi literatur untuk membandingkan kemampuan disintegran tersebut, selain itu juga harus mempertimbangkan harga dari bahan baku. Hasil studi literatur dan perbandingan harga, menunjukkan bahwa sodium starch glikolat dengan konsentrasi 4% merupakan disintegran yang paling tepat untuk menggantikan croscarmellose sodium.Kata kunci: Formula alternatif, disintegran, efisiensi biaya.
ARTIKEL ULASAN : PEMANFAATAN KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn) SEBAGAI SEDIAAN FUNGSIONAL Hanifa Olgha Rizka; Nyi Mekar Saptarini
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Suplemen Agustus
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.244 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17625

Abstract

Rambutan (Nephelium lappaceum L.) merupakan buah tropis musiman dengan masa panen bulan Desember hingga Februari. Daging buah ini kaya akan vitamin bagi tubuh manusia terutama vitamin C dan disukai oleh masyarakat karena bentuknya yang unik (berambut) dan rasa daging buahnya yang manis. Namun, konsumsi buah rambutan ini menyumbang limbah yang cukup banyak; terutama kulit dan biji. Pada beberapa penelitian, bagian rambutan yang dianggap limbah ini memiliki aktivitas yang bermanfaat, seperti antibakteri, antioksidan, antidiabetes hingga antikanker. Untuk kenyamanan penggunaan, kulit dari buah rambutan ini dibuat menjadi sebuah sediaan yang aplikatif dan familiar dalam kehidupan masyarakat kini. Ulasan ini memberikan informasi mengenai sediaan fungsional dari kulit buah rambutan dan menjadi ide berkelanjutan untuk penelitian kulit buah rambutan dan aplikasinya.Kata Kunci : Kulit buah rambutan, sediaan fungsional, Nephelium lappaceum L.
Review: Teknik Isolasi dan Identifikasi Kurkuminoid dalam Curcuma longa DHITA DWI PRICILIA; Nyi Mekar Saptarini
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.158 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.10872

Abstract

ABSTRAKIsolasi dan identifikasi senyawa kurkuminoid telah dilakukan pada tanaman yang termasuk genus Curcuma, termasuk Curcuma longa L (kunyit). Senyawa kurkuminoid memiliki banyak aktivitas terapeutik, seperti antioksidan, anti-inflamasi, dan antikarsinogenik. Proses isolasi dan identifikasi menggunakan variasi metode yang berbeda. Review ini bertujuan untuk membandingkan metode isolasi dan identifikasi yang paling efisien, mudah, sederhana, dan murah. Metode yang digunakan adalah studi pustaka primer penelusuran jurnal yang membahas isolasi kurkuminoid dalam rimpang kunyit, kemudian membandingkan metode yang dipakai. Metode yang paling efisien adalah metode ekstraksi menggunakan alat soxhlet dengan  pelarut aseton, fraksinasi dengan kromatografi kolom, isolasi dan identifikasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis didapat kurkuminoid dengan kadar 84% pada fraksi no 1-31. Kata Kunci : Curcuma longa, kurkuminoid, isolasi, identifikasi