Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pemanfaatan Selulosa Dari Limbah Jerami Padi (Oryza sativa) Sebagai Bahan Bioplastik Pratiwi, Rimadani; Rahayu, Driyanti; Barliana, Melisa Intan
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.679 KB) | DOI: 10.15416/ijpst.v3i3.9406

Abstract

Jerami padi (Oryza sativa) memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi. Selulosa merupakan biopolimer alami yang dapat digunakan sebagai bahan bioplastik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah selulosa dari limbah jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bioplastik dan bagaimana karakterisasi bioplastik yang dihasilkan dari limbah jerami padi tersebut. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu preparasi bahan, pembuatan pulp, pembuatan bioplastik dengan metode inversi fasa dengan variasi jumlah kitosan dan pulp selulosa  3:10, 4:10, dan 5:10, serta karakterisasi bioplastik. Bioplastik yang dihasilkan dari berbagai perbandingan pulp selulosa dan kitosan memiliki karakterisitik yang berbeda-beda. Analisis morfologi menunjukkan bahwa bioplastik yang terbentuk belum homogen dan pada analisis gugus fungsi, tidak ditemukan adanya gugus fungsi baru dalam bioplastik dibandingkan terhadap gugus fungsi yang ada pada bahan pembentuknya. Nilai penyerapan air  pada bioplastik dengan perbandingan kitosan dengan pulp selulosa 3:10, 4:10 dan 5:10 adalah 154.65%, 119. 21%, dan 93.873 % . Hasil pengujian sifat mekanik yaitu kuat tarik secara berturut-turut adalah 4.2 MPa, 13.8 MPa, dan  4,1 MPa. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa selulosa dari limbah jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bioplastik.
Performance Evaluation of Molecularly Imprinted Polymer using Propanol as Porogen for Atenolol Recognition in Human Serum Suherman, Meilia; Susanti, Ike; Rahayu, Driyanti; Pratiwi, Rimadani; Nur Hasanah, Aliya
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 6, No 1 (2019 In Press)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.992 KB) | DOI: 10.15416/ijpst.v6i1.18671

Abstract

Atenolol is a cardiovascular drug that has a narrow therapeutic index with long-term use and it’s often used as doping. Atenolol has a small concentration in human boby and it’s in  biological matrix (serum) so in the testing need a selective extraction so  the analyte can be pra-concentration and removed from matrix. Two molecularly imprinted polymers (MIPs) on propanol as porogen  have been made with two different methods i.e. bulk polymerization and precipitation polymerization. The polymer was made using atenolol as a template, methacrylic acid as a functional monomer, and ethylene glycol dimethacrylate as a crosslinker. Prformance evaluations showed that polymers from bulk polymerization provide better performance than polymers from precipitation polymerization when tested against standard solution. However, this sorbent has low  recovery percentage after applied into serum sample and could not be used as alternative for atenolol extraction in human serum.Key words: Molecularly imprinted polymer, Atenolol, Solid Phase Extraction, Preparation  method, propanol.
Selenium species in vegetables: benefits and toxicity for the body Alya Luthfiyani Heryadi; Ayu Shalihat; Rimadani Pratiwi; Mutakin Mutakin
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 16 No. 2 (2020): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol16.iss2.art7

Abstract

Abstract  Background: Selenium is one of the essential trace elements in various biological body functions. The main source of Selenium in the body is food, one of which is vegetables. Vegetables collect Selenium from the soil which is then converted into various chemical species of Selenium. Such species should be recognized since each has different biological activities.Objective: The aim of this review was to identify chemical species of Selenium in vegetables as well as the benefits and toxicity for the body.Methods: Reference searches were done in Pubmed and Google Scholar databases with the keywords Selenium speciation in plants, selenite, selenate, selenomethionine, selenocystine, and se-methylselenocysteineResults: The results of speciation in several types of vegetables showed that the chemical species of Selenium abundantly found in vegetables were selenomethionine (SeMet), selenocystine (SeCys2) and se-methylselenocysteine (Se-MeSeCys), gamma-glutamyl-Se-methyl-selenocysteine, and inorganic species. Both Selenium-enriched vegetables and the species contained therein have a variety of benefits for the body. However, excessive consumption can also cause toxic effects.Conclusion: The chemical species of Selenium in vegetables can be either organic or inorganic. Both types of species have different benefits and toxic effects. Keywords: benefits, chemical species, Selenium, toxicity, vegetable Intisari  Latar belakang: Selenium merupakan salah satu trace element esensial yang penting pada berbagai fungsi biologi tubuh. Sumber utama Selenium dalam tubuh adalah makanan, salah satunya yaitu sayuran. Sayuran mendapatkan Selenium dari tanah yang kemudian diubah menjadi berbagai spesies kimia Selenium. Spesies kimia Selenium penting untuk diketahui karena setiap spesies memiliki aktivitas biologi yang berbeda Tujuan: Review ini ditujukan untuk mengetahui spesies kimia Selenium yang terdapat pada sayuran serta manfaat dan toksisitasnya bagi tubuh Metode: Penelusuran referensi dilakukan melalui database Pubmed dan Google Scholar, dengan kata kunci Selenium speciation in plant, selenite, selenate, selenomethionine, selenocystine, dan se-methylselenocysteineHasil: Hasil spesiasi pada beberapa sayuran menunjukkan spesies kimia Selenium yang banyak terdapat dalam sayuran adalah selenomethionine (SeMet), selenocystine (SeCys2), dan Se-methylselenocysteine (Se-MeSeCys), gamma-glutamyl-Se-methyl-selenocysteine, dan spesies anorganik. Baik sayuran yang diperkaya Selenium maupun spesies yang terkandung di dalamnya memiliki berbagai manfaat bagi tubuh. Namun konsumsi yang berlebih juga dapat menyebabkan efek toksik Kesimpulan: Spesies kimia Selenium yang terdapat pada sayuran dapat berupa spesies organik maupun spesies anorganik. Kedua jenis spesies ini memiliki manfaat serta efek toksik yang berbedaKata kunci : manfaat, sayuran, Selenium, spesies kimia, toksisitas
Dithizon: Agen pengkompleks untuk analisis logammenggunakan Spektrofotometri UV-Vis UGI RAHMAN KUSTIAWAN; Rimadani Pratiwi
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.578 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.10899

Abstract

Dithizone merupakan suatu senyawa yang dapat digunakan untuk analisis logam menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Logam dengan dithizon akan bereaksi membentuk suatu kompleks yang dapat dideteksi dengan spektrofotometri UV-Vis. Pembentukan kompleks tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pH, suhu, dan kosentrasi dithizon yang digunakan. Dalam artikel review ini akan diulas metode analisis berbagai jenis logam dengan menggunakan dithizon yang dideteksi dengan spektrofotometri UV-Vis dan beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan kompleks.Didapatkan beberapa data kondisi optimum beberapa senyawa logam dalam membentuk kompleks dengan dithizon.
REVIEW ARTIKEL : PENINGKATAN KELARUTAN BERBAGAI ZAT AKTIF DENGAN KOLLIDON VA64 Shella Widiyastuti; Rimadani Pratiwi
Farmaka Vol 17, No 2 (2019): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4478.762 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i2.22095

Abstract

Kollidon VA64 merupakan polimer hidrofilik yang dapat meningkatkan kelarutan zat aktif. Peran Kollidon VA64 sering sekali digunakan dalam sistem dispersi padat sebagai pembawa yang dapat menstabilkan bentuk amorf zat aktif sehingga kelarutannya dapat meningkat. Beberapa zat aktif yang dapat ditingkatkan kelarutannya dengan menggunakan polimer Kollidon VA64 menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan yaitu golongan NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory), CCB (Calcium Channel Blocker), antikonvulsan, antimalaria, protease inhibitor, antivirus, penghambat absorbsi kolesterol, penghambat xanthine-oxidase, antagonis reseptor H2, sulfonilurea, hemat kalium, anti skizofrenia, antiplatelet, antijamur, antihelmintik, antagonis reseptor endothelin, dan obat hepatitis. Hasil review menunjukkan kelarutan dan pelepasan obat dari golongan tersebut lebih cepat dibandingkan dengan obat murni tanpa polimer.Kata Kunci : Kollidon VA64, Kelarutan, Dispersi padat.
METODE ANALISIS KADAR VITAMIN C NOVALISHA A/P TECHINAMUTI; Rimadani Pratiwi
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Suplemen Agustus
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.409 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17547

Abstract

ABSTRAKVitamin C merupakan vitamin larut dalam air dan sering digunakan sebagai suplemen. Fungsi vitamin C bisa meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan sebagai antioksidan yang menetralkan radikal bebas didalam darah maupun cairan.Analisis vitamin C dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya vitamin C dalam sampel sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui kadar vitamin C dalam sampel. Artikel review ini akan mengulas mengenai analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin C. Analisi kualitatif yang diuraikan adalah dengan menggunakan pereaksi benedict dan analisis kuantitatif yang diuraikan meliputititrasi asam basa, iodimetri, penggunaan diklorofenolindofenol (DCIP), spektrofotometri, dan metode DPPH.Kata kunci : Vitamin C, Analisis kualitatif, Analisis kuantitatif ABSTRACTVitamin C is a water-solublevitamin and is often used as a supplement. The function of vitamin C can increase the body's resistance to disease and as an antioxidant that neutralizes free radicals in the blood and fluids. Vitamin C can be analyzed qualitatively and quantitatively. Qualitative analysis was conducted to determine the presence or absence of vitamin C in the sample while quantitative analysis was done to determine the levels of vitamin C in the sample. This review article will cover the qualitative and quantitative analysis of vitamin C. The qualitative analyzes can be performed using benedict reagents and quantitative analysis including acid-basetitration, iodimetricmethod, dichlorophenolindophenol (DCIP) method, spectrophotometric method, and DPPH method.Keywords, Vitamin C, Qualitative analysis, Quantitative analysis
REVIEW ARTIKEL : PENGUJIAN BERBAGAI AKTIVITAS EKSTRAK AIR ROSELLA SECARA IN VITRO (Hibiscus sabdariffa L.) ANNIS CHUMAEDAH TRISEPTIANI; Rimadani Pratiwi
Farmaka Vol 17, No 1 (2019): Farmaka (Supplemen)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.077 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i1.22150

Abstract

Tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) merupakan tumbuhan yang banyak dijumpai di berbagai negara dan salah satunya yaitu di Indonesia. Tujuan dilakukan review ini yaitu untuk mengetahui lebih dalam mengenai berbagai aktivitas dari ekstrak air rosella dengan pengujian secara in vitro. Ekstrak air rosella lebih sering digunakan dibanding ekstrak etanol rosella. Aktivitas ekstrak air rosella yang telah ditemukan secara in vitro yaitu neuroprotektif, antioksidan, antidiabetes, penghambat melanoma, antibakteri, antihipertensi, respon imun, penghambat adipogenesis, penghambat apoptosis dan modulasi produksi MCP-1.Kata kunci : rosella, ekstrak air, in vitro, aktivitas
REVIEW ARTIKEL: PEMANFAATAN MINYAK ATSIRI PADA TANAMAN SEBAGAI AROMATERAPI DALAM SEDIAAN-SEDIAAN FARMASI VALENTINE SOFIANI; Rimadani Pratiwi
Farmaka Vol 15, No 2 (2017): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.197 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i2.12907

Abstract

            AbstrakIndonesia adalah negara dengan kekayaan alam yang berlimpah dan salah satu negara yang berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tanaman-tanaman, khususnya tanaman penghasil minyak atsiri di Indonesia. Bagian dari tanaman-tanaman tersebut yang dapat dijadikan sebagai sumber minyak atsiri adalah bagian akar, batang, daun, bunga, buah, dan lain sebagainya. Minyak esensial ini dapat dijadikan sebagai produk aromaterapi yang memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai terapi komplementer, untuk merekalsasikan tubuh, bahan tambahan makanan, kosmetik, dan pengharum. Review ini berisi tentang kandungan minyak atsiri dari tanaman-tanaman yang ada di Indonesia dan dapat dijadikan produk aromaterapi dalam sediaan farmasi seperti lilin, dupa, sabun mandi, minyak pijit, garam, dan roll-on. 
REVIEW ARTIKEL: PENELUSURAN AKTIVITAS ANTIKANKER PAYUDARA DARI TANAMAN SABLO (Acalypha wilkesiana) Syahida Azahra Nurul Haq; Rimadani Pratiwi
Farmaka Vol 17, No 1 (2019): Farmaka (Supplemen)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.782 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i1.22105

Abstract

ABSTRAKMenurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi kanker di Indonesia meningkat tiap tahunnya. Pada wanita terdapat 2 penyakit kanker dengan penderita terbanyak yang menjadi penyebab kematian, yaitu kanker payudara dan kanker leher rahim. Banyak cara untuk mengani penyakit kanker baik secara medis atau alternatif, seperti tindakan operasi, radiasi, kemoterapi, terapi pijat, terapi bekam, dan lain-lain. Salah satu terapi alternatif yang dianggap aman dan tidak memakan banyak biaya adalah penggunaan tanaman herbal. Metode penulisan review artikel ini adalah studi pustaka. Dalam review artikel ini akan dibahas mengenai bagian tanaman dari Acalypha wilkesiana yang memiliki aktivitas anti kanker payudara. Didapatkan  Bagian tanaman dari Acalypha wilkesiana yang memiliki aktivitas anti kanker payudara yaitu daun, biji, dan benih.Kata kunci: Acalypha wilkesiana, aktivitas anti kanker payudara, kanker payudaraABSTRACTAccording to Basic Health Research (Riskesdas) 2018, the prevalence of cancer in Indonesia is increasing every year. In women, there are 2 cancers with the most sufferers which cause death, namely breast cancer and cervical cancer. There are many ways to treat cancer either medically or alternatively, such as surgery, radiation, chemotherapy, massage therapy, cupping therapy, and others. One alternative therapy that is considered safe and does not cost much is the use of herbs. The method of writing this article review is a literature study. In reviewing this article, we will discuss about the plant part of Acalypha wilkesiana which has anti breast cancer activity. Obtained part of the plant from Acalypha wilkesiana which has anti breast cancer activity namely leaves, seeds, and seeds.Keywords: Acalypha wilkesiana, anti breast cancer activity, breast cancer
ANALISIS AZADIRAKTIN DALAM EKSTRAK DAN SEDIAAN KRIM TANAMAN MIMBA MENGGUNAKAN HPLC BELLA PUTERI IRINDA; RImadani Pratiwi
Farmaka Vol 16, No 1 (2018): Suplemen Juni
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2498.898 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i1.17337

Abstract

Tanaman mimba telah digunakan di berbagai  negara  untuk  pengobatan antiparasit  dan  anti  skabies.  Sediaan  topikal  dengan bentuk krim  lebih  disukai  karena  banyak keuntungannya,  diantaranya  yaitu: sederhana dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan,  serta mudah  dicuci. Penetapan kadar azadiraktin dalam ekstrak maupun sediaan seperti krim diperlukan untuk mengetahui dan memastikan kadar sesungguhnya dari azadiraktin terutama dalam sediaan hayati yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui profil bioavaibilitas azadiraktin. Instrumen yang digunakan untuk menetapkan kadar azadiraktin yaitu KCKT. Teknik yang telah dikembangkan untuk menarik azadiraktin dari ekstrak maupun sediaan krim yaitu dengan cara sentrifugasi dan Soxhlet. Variasi kondisi optimasi metode yang memungkinkan untuk digunakan dalam analisis azadiraktin yaitu asetonitril:air (40:60), kolom C-18, laju alir 4.4 mL/min, dan volume injeksi 10 μl serta metanol:air (50:50), kolom C-18, laju alir 2 mL/min, dan volume injeksi 10 μl keduanya menghasilkan waktu retensi yang berdekatan dengan standar.