Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

STUDI FORMULASI DAN EVALUASI FISIK SEDIAAN KRIM ANTISKABIES DARI MINYAK MIMBA (Azadirachta Indica A.Juss) ANGGIA DIANI AMALIAH; Rimadani Pratiwi
Farmaka Vol 15, No 2 (2017): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.224 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i2.13010

Abstract

Salah satu penyakit kulit menular yang sebagian besar terjadi di negara berkembang adalah skabies. Saat ini belum terdapat pedoman terapi skabies yang komprehensif dan rekomendasi suatu negara mungkin tidak cocok untuk negara lain. Penatalaksanaan skabies umumnya menggunakan  sediaan krim. Sediaan krim lebih disukai karena sederhana dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan, mudah dicuci, dan menimbulkan rasa nyaman bagi pengguna. Sediaan krim yang banyak dikembangkan saat ini adalah dengan memanfaatkan tanaman herbal. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antiskabies adalah tanaman Mimba (Azadirachta indica A.Juss). Minyak mimba yang diperoleh dari ekstrak biji mimba telah digunakan di berbagai negara untuk pengobatan antiparasit dan antiskabies. Pengembangan formula untuk sediaan krim dengan minyak mimba telah banyak dikembangkan, diantaranya dengan berbagai penelitian menggunakan berbagai jenis basis krim seperti emolient cream yang mengandung minyak mimba 10% b/b dan emulsifier  nonionic arachidyl glucosidase (APG), Poly Herbal Cream yang mengandung minyak mimba 0,5% b/b  dengan menggabungkan berbagai konsentrasi asam stearat dan setil alcohol serta basis Vanishing Cream dengan variasi konsentrasi minyak mimba 0% b/b – 10% b/b. Masing-masing formula dievaluasi untuk mendapatkan formula yang memiliki karakteristik fisikokimia paling stabil dalam waktu penyimpanan yang lama. Kata kunci: skabies, minyak mimba, krim.
TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL DI MASYARAKAT: STUDI PENDAHULUAN PADA MASYARAKAT DI DESA HEGARMANAH, JATINANGOR, SUMEDANG Rimadani Pratiwi; Febrina Amelia Saputri; Rina Fajri Nuwarda
Dharmakarya Vol 7, No 2 (2018): Juni
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.862 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v7i2.19295

Abstract

Banyak masyarakat yang menggunakan obat tradisional baik untuk pengobatan maupun perawatan. Secara umum, obat tradisional yang dikenal masyarakat adalah jamu. Dalam perkembangannya, ada produsen yang menambahkan bahan kimia obat (BKO) ke dalam jamu. Penelitian ini dilakukan sebagai studi pendahuluan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan penggunaan obat tradisional di masyarakat. Data diperoleh dari 34 responden dan hasilnya menunjukkan bahwa 88,2% masyarakat mengenal jamu, 29,4% mengetahui obat herbal terstandar dan hanya 3% yang mengetahui fitofarmaka. Walaupun mayoritas masyarakat mengenal jamu, hanya 17,6% yang mengetahui kalo ada jamu yang ditambahkan BKO. Hasil ini dapat berkorelasi dengan dengan tingkat penggunaan obat tradisional di masyarakat, karena hanya 20,5% yang mengkonsumsi jamu. Hasil studi pendahuluan ini menunjukkan bahwa perlunya pemerataan dan penyampaian informasi secara langsung kepada masyarakat agar masyarakat dapat lebih memahami dan berhati-hati. Kata kunci: obat tradisional, jamu, bahan kimia obat, kuisioner
Performance Evaluation of Molecularly Imprinted Polymer using Propanol as Porogen for Atenolol Recognition in Human Serum Meilia Suherman; Ike Susanti; Driyanti Rahayu; Rimadani Pratiwi; Aliya Nur Hasanah
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.992 KB) | DOI: 10.24198/ijpst.v6i1.18671

Abstract

Atenolol is a cardiovascular drug that has a narrow therapeutic index with long-term use and it’s often used as doping. Atenolol has a small concentration in human boby and it’s in  biological matrix (serum) so in the testing need a selective extraction so  the analyte can be pra-concentration and removed from matrix. Two molecularly imprinted polymers (MIPs) on propanol as porogen  have been made with two different methods i.e. bulk polymerization and precipitation polymerization. The polymer was made using atenolol as a template, methacrylic acid as a functional monomer, and ethylene glycol dimethacrylate as a crosslinker. Prformance evaluations showed that polymers from bulk polymerization provide better performance than polymers from precipitation polymerization when tested against standard solution. However, this sorbent has low  recovery percentage after applied into serum sample and could not be used as alternative for atenolol extraction in human serum.Key words: Molecularly imprinted polymer, Atenolol, Solid Phase Extraction, Preparation  method, propanol.
Pemanfaatan Selulosa Dari Limbah Jerami Padi (Oryza sativa) Sebagai Bahan Bioplastik Rimadani Pratiwi; Driyanti Rahayu; Melisa Intan Barliana
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.679 KB) | DOI: 10.15416/ijpst.v3i3.9406

Abstract

Jerami padi (Oryza sativa) memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi. Selulosa merupakan biopolimer alami yang dapat digunakan sebagai bahan bioplastik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah selulosa dari limbah jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bioplastik dan bagaimana karakterisasi bioplastik yang dihasilkan dari limbah jerami padi tersebut. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu preparasi bahan, pembuatan pulp, pembuatan bioplastik dengan metode inversi fasa dengan variasi jumlah kitosan dan pulp selulosa  3:10, 4:10, dan 5:10, serta karakterisasi bioplastik. Bioplastik yang dihasilkan dari berbagai perbandingan pulp selulosa dan kitosan memiliki karakterisitik yang berbeda-beda. Analisis morfologi menunjukkan bahwa bioplastik yang terbentuk belum homogen dan pada analisis gugus fungsi, tidak ditemukan adanya gugus fungsi baru dalam bioplastik dibandingkan terhadap gugus fungsi yang ada pada bahan pembentuknya. Nilai penyerapan air  pada bioplastik dengan perbandingan kitosan dengan pulp selulosa 3:10, 4:10 dan 5:10 adalah 154.65%, 119. 21%, dan 93.873 % . Hasil pengujian sifat mekanik yaitu kuat tarik secara berturut-turut adalah 4.2 MPa, 13.8 MPa, dan  4,1 MPa. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa selulosa dari limbah jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bioplastik.
Characterization of Imprinted Polymer of Diazepam With Methacrylic Acid and Hydroxyethyl Methacrylate Monomer in Chloroform for Selective Adsorption of Diazepam Michelle Ferdinand; Rimadani Pratiwi; Aliya Nur Hasanah
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijpst.v7i2.26230

Abstract

Diazepam is a benzodiazepine class usage is regulated nationally or globally. These drugs can be used to regulate sleep patterns or sedative-hypnotic drugs because it has a calming effect. Monitoring the abuse of diazepam requires a sensitive analysis methods that required the preparation of selective methods. One of the methods that are currently developing is Moleculary Imprinted Polymer-Solid Phase Extraction (MI-SPE). In this research, step being performed include determination of the association constant, synthesis sorbent of Imprinted Polymer (IP) diazepam by bulkpolymerization method with diazepam as a template, chloroform as porogen, two kind of monomer methacrylic acid (MAA) and hydroxyethyl methacrylate (HEMA) as functional monomer. Templates extracted from polymer followed by evaluation of adsorption ability test, a test of capacity and selectivity of the polymer, and also the characterization of the IP using Fourier Transform Infra-Red (FTIR),and Scanning Electron Microscope (SEM). The results showed that IP diazepam with MAA monomer has 7.95 x 10-5 mg/g of capacity, it is better than capacity of IP diazepam monomer HEMA with 7.47x 10-6 mg/g. Selectivity of IP diazepam MAA monomer has an IF value which is 2.13, which is better than IP HEMA with 1.21. In addition, IP diazepam MAA monomer more heterogenous than its Non Imprinted Polymer (NIP).Keywords: Chloroform, Diazepam, HEMA, Methacrylic acid, MI-SPE.