Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KAJIAN PRODUKTIVITAS DAN RESPON PETANI TERHADAP PADI VARIETAS UNGGUL BARU DI KECAMATAN PARUNGKUDA DAN CICANTAYAN KABUPATEN SUKABUMI Sunjaya Putra; Yati Haryati
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n1.2018.p1-10

Abstract

ABSTRACT Assessment on the productivity and farmers’ responses towards new high yield varieties of rice in Sukabumi Regency, West Java Province. High yielding varieties (HYV) have contributed greatly to the national rice production, but is widely adaptable and not towards a specific area. This study aims to determine the productivity and responsiveness of farmers to new varieties of rice. The assessment was conducted in the rice field of Langensari Village, Parungkuda Subdistrict and Cijalingan Village, Cicantayan Subdistrict, Sukabumi Regency, West Java on Drought II (May-August) 2014, using a Randomized Block Design (RBD) with 6 treatments (varieties) and 4 replications. The varieties used are Inpari 22, Inpari 24, Inpari 25, Inpari 28, Inpari 30 and Ciherang. The parameters observed were: location characteristic was analyzed descriptively, rice yield (GKP) was analyzed by ANOVA (Analysis of variance) followed by Duncan Multiple Range Test at 5% level, farmer response to variety using likert scale, the farmer's response to the organoleptic test was analyzed using freidman test followed by Wilcoxon test and to see the cost, income and profit of farming was done input-output analysis of farming. The results showed that the productivity of new high yielding varieties in Parungkuda Subdistrict was the highest of Inpari 30 varieties (11,20 t/ha GKP) and Cicantayan Inpari 25 (11,15 t/ha GKP). Farmers' responses to rice crops seen from vegetative and generative appearances generally favor all new improved varieties. The response of farmers to the taste of rice in Parungkuda Subdistrict prefered Inpari 22 varieties of rice and the response of farmers to the taste of rice in Cicantayan Subdistrict prefers Inpari 28 and 30. Analysis of farming new varieties (VUB) based on the value of R/C ratio ranges from 4,21 to 6,59 (Inpari 25). productivity, new high yield varieties, farmers' response  ABSTRAK Varietas unggul telah memberikan kontribusi besar terhadap produksi padi nasional, namun beradaptasi luas dan belum ke arah spesifik wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas  dan respon petani terhadap padi Varietas Unggul Baru. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Desa Langensari Kecamatan Parungkuda dan Desa Cijalingan Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat pada Musim Kemarau II (Mei-Agustus) tahun 2014, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan (varietas) dan 4 ulangan.  Varietas yang digunakan yaitu Inpari 22, Inpari 24, Inpari 25, Inpari 28, Inpari 30 dan Ciherang. Parameter yang diamati meliputi : karakteristik lokasi dianalisis secara deskriptif, produksi padi t/ha (GKP) dianalisis dengan ANOVA (Analysis of varians) dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%, respon petani terhadap varietas menggunakan skala likert, respon petani terhadap uji organoleptik dianalisis menggunakan uji friedman dilanjutkan uji Wilcoxon dan untuk melihat biaya, penerimaan serta keuntungan usahatani dilakukan analisis input-output usahatani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas padi varietas unggul baru di Kecamatan Parungkuda paling tinggi Varietas Inpari 30 (11,20 t/ha GKP) dan di Kecamatan Cicantayan Inpari 25 (11,15 t/ha GKP). Respon petani terhadap tanaman padi dilihat dari penampilan vegetatif dan generatif umumnya menyukai semua varietas unggul baru. Respon petani terhadap cita rasa nasi di Kecamatan Parungkuda lebih menyukai padi varietas Inpari 22 dan respon petani terhadap cita rasa nasi di Kec. Cicantayan lebih menyukai Inpari 28 dan 30. Analisa usahatani varietas unggul baru (VUB) berdasarkan nilai R/C ratio berkisar antara 4,21 hingga 6,59 (inpari 25).produktivitas, varietas unggul baru, respon petani
PENGKAJIAN PAKET TEKNOLOGI PEMUPUKAN BAWANG MERAH DENGAN BENIH UMBI MINI DI KABUPATEN CIREBON Atin Yulyatin; Meksy Dianawati; Yati Haryati
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 22, No 3 (2019): November 2019
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v22n3.2019.p353-360

Abstract

ABSTRACT                 Assessment of Fertilization Technology Package Shallot Using Mini Bulb in Cirebon District. One of the main problems on the increasing shallot production is the limitation of high-quality plant materials. The use of mini bulbs on their cultivation is expected as one of the solutions.  The cultivation using these materials is almost the same as conventional ones.  Some benefits would be obtained when using mini bulbs as seeds, it is more efficient because it does not require a lot of its volume and the resulting production can be higher.  Generally, shallot cultivation at many farmer levels is less profitable caused by the use of excessive chemical fertilizers, so it is necessary to have proper fertilization studies. The purpose of this assessment was to compare the application of technology packages based on Balitsa fertilization recommendation with the farmer’s one using mini bulbs as plant materials on Bima Brebes shallot cultivation. The research was carried out in Cukang Akar Village, Pabedilan Sub District, Cirebon District from August 2014 to January 2015. Parameters observed were plant height, number of tillers, weight, diameter, and length of bulbs, total bulbs per plant and production as well as production costs, profits and B/C. Plant growth data were analyzed descriptively and further tested using the t-test at the 5% confidence level. The results of the assessment showed that there was no significant difference between both treatments, the technology packages and the farmers were one on all parameters, but the application of technology packages was more profitable 114.240 IDR per hectare, with B/C value was 1.13.  Keywords: shallot, fertilizer, mini bulb ABSTRAK Salah satu kendala utama yang dihadapi dalam usaha peningkatan produksi bawang merah adalah terbatasnya ketersediaan benih bermutu. Penggunaan benih umbi mini diharapkan menjadi salah satu solusinya. Budidaya bawang merah dengan menggunakan benih asal umbi mini hampir sama dengan umbi konvensional. Penggunaan umbi mini mempunyai kelebihan yaitu lebih efisien karena tidak memerlukan volume benih yang banyak dan produksi yang dihasilkan dapat lebih tinggi. Secara umum, budidaya bawang merah di tingkat petani banyak yang kurang menguntungkan, salah satunya disebabkan penggunaan pupuk kimia berlebihan, sehingga perlu pengkajian pemupukan yang tepat. Tujuan pengkajian adalah membandingkan penggunaan paket teknologi berdasarkan teknologi rekomendasi pemupukan Balitsa dengan cara petani pada budidaya bawang merah dengan menggunakan benih umbi mini. Pengkajian dilaksanakan di Desa Cukang Akar, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon  pada bulan Agustus 2014–Januari 2015. Varietas bawang merah yang digunakan adalah Bima Brebes. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan, berat umbi, diameter umbi, panjang umbi, jumlah umbi per tanaman dan produksi serta biaya produksi, keuntungan dan B/C. Data pertumbuhan tanaman dianalisis secara deskriptif dan diuji lanjut t-test pada taraf kepercayaan 5%. Hasil pengkajian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan paket teknologi dan cara petani pada semua parameter, namun aplikasi paket teknologi lebih menguntungkan Rp. 114.240 per hektar, dengan nilai nisbah B/C 1,13. Implikasinya keuntungan yang diperoleh petani lebih tinggi.Kata kunci: bawang merah, pemupukan, umbi mini
KAJIAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL PADI GOGO DI LAHAN SAWAH KABUPATEN MAJALENGKA, JAWA BARAT Yati Haryati; Bebet Nurbaeti
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 21, No 3 (2018): November 2018
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v21n3.2018.p235-244

Abstract

Strategies through mitigation, adaptation and anticipation of climate change, such as the use of adaptive crop varieties is required the impact of diversity and climate change such as drought on rice crops in the dry season. The research aimed to know agronomic and economic performances of some superior upland rice varieties as well as to obtain improved rice varieties of which are adaptive and economically viable in paddy fields in of Majalengka Regency. The study was conducted at farmer’s land of Gangsa I Farmer Group, Jatitengah Village, Jatitujuh Subdistrict, Majalengka Regency in April - July 2016 using Randomized Block Design (RBD) The treatments consisted of 5 varieties, i.e. Inpago 5, 8, 9, Situ Patenggang and Situ Bagendit and with 5 replications. Rice cultural practice that utilized an Integrated Crop Management (ICM) Approach. The observed variables were plant height, number of productive tillers, lenght length, number of grains of contents per panicle, number of unhulled grain per panicle, 1000 grain weight and productivity. Data were analyzed using Duncan Test followed by multiple distance test (DMRT) using SAS version 9.0 for windows. The result of the study showed that there were variation of variables observed including their economic farming analysis among the rice varieties.  Rice of Situ Bagendit variety gave relatively better agronomic and economic performances than those of other rice varieties, its average yield was 8.59 t ha-1 with R/C value of 2.26, therefore, it can be as an alternate rotation rice varieties in the same agro-ecosystem suited to the growing season in Majalengka Regency. ABSTRAKStrategi yang tepat melalui mitigasi, adaptasi dan antisipasi perubahan iklim, seperti penggunaan varietas tanaman yang adaptif diperlukan untuk mengantisipasi dampak keragaman dan perubahan iklim seperti kekeringan pada tanaman padi di musim kemarau. Tujuan penelitian untuk mengetahui keragaan agronomi dan ekonomi beberapa varietas unggul padi gogo serta mendapatkan varietas unggul padi gogo yang adaptif dan layak secara ekonomis di lahan sawah di Kabupaten Majalengka. Kajian dilaksanakan di lahan petani Kelompok Tani Gangsa I, Desa Jatitengah, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka pada Bulan April - Juli 2016 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuannya terdiri dari 5 varietas, yaitu Inpago 5, 8, 9, Situ Patenggang dan Situ Bagendit dengan 5 ulangan. Teknologi budidaya yang diterapkan yaitu Pendekatan Model Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).  Peubah yang diamati adalah Tinggi Tanaman, Jumlah Anakan Produktif, Panjang Malai, Jumlah Gabah Isi Per Malai, Jumlah Gabah Hampa Per Malai, Bobot 1000 Butir dan Produktivitas padi. Data dianalisis menggunakan Uji Duncan dilanjutkan dengan uji jarak berganda (DMRT) dengan menggunakan SAS versi 9.0 for windows. Hasil kajian menunjukkan bahwa ada keragaman dari peubah yang diamati termasuk hasil analisis usahataninya antar varietas padi gogo.  Varietas Situ Bagendit memberikan keragaan agronomi dan analisis usahatani yang relatif lebih baik dari varietas padi gogo lainnya, hasil rata-rata gabah kering panennya 8,59 t ha-1 dengan nilai R/C 2,26, sehingga dapat dijadikan alternatif pergiliran varietas pada agroekosistem yang sama disesuaikan dengan musim tanam di wilayah Kabupaten Majalengka. 
KAJIAN TEKNOLOGI JAJAR LEGOWO SUPER DALAM MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI PADI Yati Haryati; Liferdi Liferdi
Agrin Vol 21, No 2 (2017): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2017.21.2.375

Abstract

Penggunaan varietas unggul merupakan salah satu metode perbaikan teknis budidaya yang sangat eratkaitannya dengan peningkatan produktivitas padi sawah. Kegiatan Kajian Varietas Unggul Baru Inpari 30dilaksanakan di Kelompok Tani Dalima, Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor. Kegiatandilaksanakan dengan menerapkan rekomendasi teknologi dan cara petani pada lahan sawah milik petani denganpetakan alami. Tujuan penelitian untuk mengetahui adaptasi VUB Inpari 30 dan rekomendasi teknologi di wilyahKota Bogor. Peubah yang diamati yaitu: Tinggi tanaman (30, 60 dan 90 HST), komponen hasil (jumlah gabah isiper malai dan jumlah gabah hampa per malai dan produktivitas). Data dianalisis dengan Uji t test. Analisismenggunakan SPSS versi 20 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Teknologi Jajar Legowo Superdengan menggunakan Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari 30 mencapai produktiviats sebesar 7,60 t ha-1.Kata kunci : Varietas Unggul Baru, Jajar legowo superABSTRACTThe use of improved varieties of the methods of cultivation technical improvement that is closely related tothe increase of rice field productivity. Assessment of new superior varieties Inpari 30 was conducted at DalimaFarmer Group, Situgede Village, Sub District Bogor Barat, Bogor City. Activities are implemented by applyingtechnology recommendations and farmers fields. This research is to adaptation of New Superior Varieties Inpari30 and the recommendation of technology in Bogor City. The observed variables were: Plant Height (30, 60 and90 Day After Planting), yield component (number of grain fill per panicle and number of empty grain per panicleand productivity). The data were analyzed by t test. Analysis using SPSS version 20 for windows. The resultsshowed that Jajar Legowo Super Technology using New Superior Varieties Inpari 30 achieved productivity of7,60 t ha-1.Key words: New Superior Variety, Jajar legowo super
PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG PADA BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI KABUPATEN MAJALENGKA Yati Haryati; Bebet Nurbaeti; Karsidi Karsidi
Agrin Vol 19, No 2 (2015): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2015.19.2.247

Abstract

Balai Penelitian Tanaman Serealia telah melepas beberapa varietas unggul baru (VUB) jagung komposit.Penggunaan varietas unggul baru merupakan salah satu komponen teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)jagung. Pengkajian dilaksanakan pada bulan Juni-September 2014 di kelompok tani Sawah Datar, Desa TalagaKulon, Kecamatan Talaga dan kelompok tani Mitra Sejahtera, Desa Wanahayu, Kecamatan Maja, serta lahan milikBP3K Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka. Pelaksanaan kegiatan melibatkan petani sebagai pelaksanakegiatan. Perlakuan yang digunakan pada masing-masing lokasi yaitu penerapan komponen teknologi PTT dannon PTT. Tujuan pengkajian untuk mengetahui adaptasi varietas jagung komposit di wilayah KabupatenMajalengka. Data yang diamati yaitu data agronomis (tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang pada umur30, 60 dan 90 hari setelah tanam (hst), waktu berbunga 50%, jumlah tongkol per pohon, panjang tongkol (cm),diameter tongkol, bobot biji per tongkol (g), bobot 100 butir (g), bobot tongkol (g), bobot pipilan kering (t ha-1),berat brangkasan (t ha-1), berat tongkol jagung (t ha-1)), dan data penunjang (karakteristik wilayah dan curah hujanselama pengkajian). Data keragaan agronomi dianalisis menggunakan uji t dengan menggunakan SPSS forWindows 20.0 dan data penunjang dianalisis secara deskriptif. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa produktivitasjagung komposit dengan menerapkan komponen teknologi Pengelelolaan Tanaman Terpadu (PTT) jagung lebihtinggi dibandingkan non PTT. Varietas Lamuru dan Sukmaraga cocok untuk ditanam di wilayah KabupatenMajalengka.Kata kunci : Varietas jagung komposit, PTT jagungABSTRACTCereal Crops Research Institute has released several new varieties composite maize. The use of newvarieties is one of the technology components of Integrated Crop Management (ICM) maize. Assessment conductedin June-September 2014, in kelompok tani Rice Flat, Kulon Talaga village, District Talaga, and kelompok taniMitra Sejahtera, Wanahayu Village, and District-owned lands BP3K Maja, District of Majalengka, Majalengka.Implementation of activities involving farmers as implementing activities. The treatments used in each locationthat adoption of the technology components Integrated Crop Management (ICM) maize and Non ICM. Objectiveassessment to determine adaptation composite maize varieties in the region Majalengka. Observed data areagronomic data (plant height, number of leaves, stem diameter at the age of 30, 60 and 90 days after planting,flowering time of 50%, the number of cobs per plant, ear length (cm), diameter of cob, grain weight per ear (g) ,100 grain weight (g), cob weight (g), dry seed weight (t ha-1), weight stover (t ha-1), corn cob weight (t ha-1), andsupporting data (characteristics of the region and rainfall during the assessment). The performance of agronomicdata were analyzed using t-test using SPSS for Windows 20.0 and supporting data were analyzed descriptively.The study showed that the composite maize productivity by implementing components of Integrated CropManagement (ICM) maize is higher than the non-ICM, Lamuru and Sukmaraga varieties suitable for planting inthe area Majalengka.Key words: composit maize varieties, maize integrated crop management
PENAMPILAN GALUR HARAPAN KEDELAI TOLERAN KEKERINGAN DI KABUPATEN GARUT JAWA BARAT Yati Haryati; Didit Rahadian
Agrin Vol 16, No 1 (2012): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2012.16.1.130

Abstract

Potensi lahan untuk pengembangan kedelai cukup luas namun menghadapi kendala terutama pada musimkemarau dalam penyediaan kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman, sehingga menyebabkan kekeringan yangberakibat pada rendahnya produksi kedelai. Untuk menanggulangi hal tersebut perlu dikembangkan varietaskedelai yang tahan terhadap cekaman kekeringan (toleran kekeringan). Oleh karena itu kombinasi perakitanvarietas unggul baru yang toleran kekeringan dan efisiensi pengelolaan air merupakan upaya/pendekatan yangpotensial untuk menekan penurunan hasil biji kedelai. Pengkajian dilakukan di Desa Cinunuk Tengah,Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut dengan menanam galur-galur harapan kedelai hasil rakitan Balitkabidengan menanam 10 galur harapan kedelai termasuk 2 varietas pembanding (GHK 1, GHK 2, GHK 3, GHK 4,GHK 5, GHK 6, GHK 7, GHK 8, GHK 9, GHK 10, Varietas Wilis dan Tidar). Pengkajian dirancangmenggunakan rancangan acak kelompok, galur harapan yang akan diuji sebanyak 10 galur harapan sebagaiperlakuan (galur hasil rakitan Balitkabi) dan 2 varietas sebagai pembanding dan diulang tiga kali dengan ukuranpetak 4 x 5 m. Pemberian pupuk organik (dosis 2 t/ha) dan pupuk an organik (Urea 50 kg/ha, SP-36 100 kg/hadan KCl 75 kg/ha) diberikan pada saat tanam. Pupuk organik diberikan satu genggam per lubang untuk menutuplubang tanam. Parameter yang diamati meliputi keragaan tanaman kedelai, hasil dan komponen hasil. Datadianalisis dengan menggunakan Uji Duncan pada taraf 0.05. Hasil pengkajian menunjukan bahwa galur harapanGHK-4, 9 dan 10 mempunyai potensi hasil tinggi (2,5 t/ha) biji kering.Kata Kunci : Galur, kedelai, toleran kekeringanABSTRACTPotential land for soybean development is quite extensive but face obstacles especially in the dry seasonin the provision of water requirements for plant growth, thus causing drought which resulted in lower soybeanproduction. To overcome this needs to be developed soybean varieties that are resistant to drought stress(drought tolerant). Therefore, the combination assembly new varieties that are tolerant of drought and watermanagement efficiency is the effort / potential approach to suppress the reduction in seed yield of soybean.Assessments conducted in the Middle Cinunuk Village, District Wanaradja, Garut by planting soybean strainsexpectations Balitkabi assembly results with 10 strains of hope planted soybean varieties including twocomparators (GHK 1, GHK 2, GHK 3, GHK 4, GHK 5, GHK 6 , GHK 7, GHK 8, GHK 9, GHK 10, Variety Wilisand Tidar). The assessment was designed using a randomized block design, and threads of hope that will betested as many as 10 strains of hope as a treatment (strain results Balitkabi assemblies) and 2 varieties forcomparison and repeated three times with a plot size of 4 x 5 m. Organic fertilizers (dose of 2 t / ha) and anorganic fertilizer (Urea 50 kg / ha, SP-36 100 kg / ha and KCl 75 kg / ha) was given at the time of planting.Organic fertilizers are given a handful per planting hole to seal the hole. The parameters observed includekeragaan soybean crop, yield and yield components. Data were analyzed using Duncan's test at level 0.05. Theresults of the assessment showed that the strain of hope GHK-4, 9 and 10 have the potential for high yield (2.5 t /ha) of dry beans.Keywords: Strain, soybean, drought tolerant
PENGARUH PEMBERIAN MIKROBA PROBIOTIK LOKAL TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA Yati Haryati; Karsidi Permadi
Agrin Vol 20, No 1 (2016): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2016.20.1.315

Abstract

National corn demand continues to increase every year, either for food, feed and industrial raw materials.To meet this requirement forced to do import corn because the results at the farm level is still low. One is notapplying technological innovation and resource integrated crop management (ICM). Then in an effort to increasecorn production as well need to use the local probiotic microbes allow. This study aims to determine the extent towhich the results of applying maize crop management and integrated resource ( ICM - maize) equipped with LocalProbiotic Microbial fertilizer. The assessment was conducted in the village Cicurug, Majalengka Subdistricts,District Majalengka. The study used a Randomized Block Design Complete (RCBD), four treatments with sixreplications. For the treatment of local administration of probiotic microbes, the dose of 3 l ha-1 Agri Simba, thedose of 3 l ha-1 Agri Simba + 1.500 g of urea, the dose of 6 l ha-1 Agri Simba, and a dose of 6 l ha-1 Agri Simba +3.000 g of urea. The results of the study showed that administration of probiotic microbes local (Agri Simba) hassignificant effect on growth, yield components and yield of hybrid maize varieties P-21. Yield dried shelled beanshighest achieved by the provision of local probiotic microba in the dose 6 l ha-1 + 3.000 g Agri Simba urea was12.20 t ha-1. The results obtained at the lowest dose of 3 l ha-1 Agri Simba around 8.73 t ha-1. Component resultssupport the results of the P-21 hybrid maize is a heavy cob, number of rows per ear and weight of 100 grains .Key words: Maize, Local Probiotic Microba ABSTRAKKebutuhan jagung nasional terus meningkat setiap tahun, baik untuk pangan, pakan maupun bahan bakuindustri. Untuk memenuhi kebutuhan ini terpaksa melakukan impor jagung karena hasil di tingkat petani masihrendah. Salah satu penyebanya adalah belum optimal penerapan inovasi teknologi pengelolaan tanaman dansumberdaya terpadu (PTT). Dalam upaya peningkatan produksi jagung diperlukan juga penggunaan mikrobaprobiotik lokal. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil jagung yang menerapkanpengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT-jagung) yang dilengkapi dengan pemberian pupuk MikrobaProbiaik Lokal. Pengkajian iji dilaksanakan di desa Cicurug, kecamatan Majalengka, kabupaten Majalengka padaMK II. Kajian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), empat perlakuan dengan enam ulangan.Sebagai perlakuan pemberian mikroba probiotik lokal yaitu, takaran 3 l/ha Agri Simba, takaran 3 l/ha Agri Simba+ 1.500 g Urea, takaran 6 l/ha Agri Simba, dan takaran 6 l/ha Agri Simba + 3.000 g Urea. Hasil kajian menunjukkanbahwa pemberian mikroba probiotik lokal (Agri Simba) berpengaruh nyata pada pertumbuhan, komponen hasildan hasil jagung varietas hibrida P-21.Hasil pipilan biji kering tertinggi dicapai oleh pemberian mikroba probiotiklokal pada takaran 6 l/ha Agri Simba + 3.000 g Urea sebesar 12,20 t/ha. Hasil terendah diperoleh pada takaran 3l/ha Agri Simba sekitar 8,73 t/ha.Kata kunci : Jagung, Mikroba Probiotik Lokal