Novi Diah Haryanti
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hubungan antara Sampul dan Isi Novel Raumanen: Kajian Sastra Bandingan Malik Abdul Karim; Novi Diah Haryanti
UNDAS: Jurnal Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra Vol 17, No 1 (2021): UNDAS
Publisher : Balai Bahasa Kalimatan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/und.v17i1.3600

Abstract

Sudah hampir lima puluh tahun usianya, Raumanen karya Marianne Katoppo yang ditulis pada 1975 nyatanya masih eksis hingga sekarang. Bahkan, pada 2018 ia baru saja diterbitkan ulang oleh penerbit besar Grasindo. Terbitan terbarunya dihiasi dengan desain sampul yang cantik dan menyenangkan berbanding terbalik dengan kisahnya yang pahit dan pedih. Tulisan ini melihat bagaimana perempuan tahun 1960-an direpresentasikan kembali melalui sampul barunya yang bergaya khas melenial. Konten novel Raumanen dikaji dengan teori representasi dan ditemukan bahwa, novel tersebut merepresentasikan perempuan kalah. Sampulnya dikaji dengan teori semiotika Peirce dan ditemukan bahwa, sampul turut merepresentasikan perempuan yang kalah, melalui visualisasi kematian tokoh perempuan. Dengan demikian kedua korpus tersebut memiliki hubungan yang saling menguatkan suatu representasi identitas perempuan dalam Raumanen.It’s almost fifty years old, Marianne Katoppo's novel titled Raumanen that written in 1975 is still in existence today. Even it had just been republished by the major Grasindo publisher at 2018. Its latest version is adorned with a beautiful and pleasing cover design, that opposed to its bitter and poignant story. This paper examines how women in 1960s are represented again through the new millennial-stylized cover. Raumanen's content was studied with Stuart Hall’s representation theory and it was found that the novel represented a woman who lost. On the other hand, Raumanen's cover was studied with Peirce's semiotic theory and it was found that the cover also represented a woman who lost, through the visualization of a female character’s death. Thus the two corpuses have a mutually reinforcing relationship to represent women's identity in Raumanen. 
DAMPAK REVOLUSI INDONESIA PADA NASKAH DRAMA TITIK-TITIK HITAM DAN NASKAH DRAMA AWAL DAN MIRA Fanisa Qorina Zahro; Novi Diah Haryanti
JURNAL KONFIKS Vol 7, No 1 (2020): KONFIKS
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/konfiks.v7i1.3309

Abstract

Penelitian ini bertujuan memperoleh pengetahuan tentang dampak revolusi Indonesia yang dikisahkan melalui sastra dan seni, salah satunya adalah drama. Kemerdekaan Indonesia ternyata tidak menjadikan negara ini seutuhnya merdeka. Banyak pengorbanan yang kembali harus diperjuangkan pascakemerdekaan, sebab kerajaan Belanda masih ingin menjajah dan menguasai Indonesia yang saat itu baru saja memproklamasikan kemerdekaan. Peralihan sistem ketatanegaraan menjadi negara yang merdeka dan perebutan kekuasaan antara Indonesia dengan Belanda menimbulkan sejumlah konflik dan peristiwa. Peperangan, perundingan, pemberontakan, dan pembunuhan terjadi saat itu. Sejarah mencatat masa kelam itu, namun di tangan para sastrawan peristiwa tersebut dikemas dengan tampilan yang berbeda. Salah satunya adalah Nasjah Djamin dan Utuy Tatang Sontani. Keduanya mengangkat kisah-kisah manusia yang mengalami kesakitan dan penderitaan akibat revolusi yang kemudian disuguhkan untuk mengenang bagaimana arti kemerdekaan yang sesungguhnya melalui karya-karyanya.
Warna Lokal Bali pada Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini Sifana Umardi; Novi Diah Haryanti
UNDAS: Jurnal Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra Vol 18, No 1 (2022): UNDAS
Publisher : Balai Bahasa Kalimatan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/und.v18i1.4768

Abstract

Keeksotisan Bali tak pernah luput dari perhatian masyarakat luas. Namun, siapa sangka di balik keindahan adat dan istiadat serta keteguhan masyarakatnya dalam menjaga budaya tersebut, justru tersimpan realitas pahit yang mesti dihadapi seorang perempuan. Oka Rusmini menuliskan realitas adat istiadat Bali dalam novel Tarian Bumi berikut dengan kentalnya warna lokal yang menjadi latar ceritanya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan mendeskripsikan analisis warna lokal dalam novel Tarian Bumi karangan Oka Rusmini yang berfokus pada tujuh kebudayaan universal.  Metode penelitian yang diterapkan atau digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif deskriptif dengan teknik analisis data berupa simak dan catat. Instrumen penelitian yang digunakan adalah human instrument yang berasal dari peneliti itu sendiri. Sumber data yang digunakan adalah novel Tarian Bumi karangan Oka Rusmini dan artikel-artikel pendukung lainnya. Hasil penelitian yang diperoleh melalui penelitian ini adalah warna lokal Bali yang teridentifikasi melalui tujuh kebudayaan universal yang terdiri dari, sistem kepercayaan, sistem kemasyarakatan, sistem mata pencaharian, sistem perlengkapan dan peralatan hidup/teknologi, bahasa, kesenian, dan sistem pengetahuan yang menjadi warna lokal Bali dalam novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini.
REPRESENTASI PESANTREN DALAM NOVEL KARYA PEREMPUAN PENULIS INDONESIA Novi Diah Haryanti; Ahmad Bahtiar; Rosida Erowati; Syihaabul Hudaa
Widyaparwa Vol 50, No 2 (2022)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.824 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v50i2.1052

Abstract

Pesantren's life is a topic that is often raised in Indonesian literature. The topic of pesantren is not only written by men but also seen in women's works. This study focuses on Indonesian novels written by women in Islamic boarding schools. This study aims to see the representation of pesantren in women's novels. The research corpuses selected included Perempuan Berkalung Sorban by Abidah El Khaeliqy, Hati Suhita by Khilma Anis, Cahaya Cinta Pesantren by Ira Madan, Akademi Harapan Vita Agustina, and novel by Farahdiba Maria and Maryam. This qualitative descriptive study looks at the characteristics of the pesantren represented by women writers in modern Indonesian novels. The findings of the five novels studied. Namely, two novels (Perempuan Berkalung Sorban and Hati Suhita) represent traditional pesantren. This appears through the symbols and traditions of the santri and the kiai in the novel, such as studying the yellow book, haul, pilgrimage, and sowan. Two novels (Cahaya Cinta Pesantren and Akademi Harapan) represent modern Islamic boarding schools that show modern learning patterns and place students at the story's centre. One novel (Maria and Maryam) represents a flash boarding school. Although each novel represents a different style of pesantren, these novels have the same problem: showing the lives of women in pesantren and the tradition of matchmaking.Kehidupan pesantren menjadi topik yang sering diangkat dalam karya sastra Indonesia. Tak hanya ditulis oleh laki-laki, topik pesantren juga tampak dalam karya perempuan. Penelitian ini berfokus pada novel Indonesia berlatar pesantren yang ditulis oleh perempuan. Penelitian ini bertujuan melihat representasi pesantren dalam novel-novel karya perempuan. Korpus penelitian   yang dipilih di antaranya: Perempuan Berkalung Sorban  karya Abidah El Khaeliqy, Hati Suhita karya Khilma Anis, Cahaya Cinta Pesantren Karya Ira Madan, Akademi Harapan karya Vita Agustina, dan karya Farahdiba berjudul Maria dan Maryam. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode analisis isi, dengan teknik simak catat dilakukan untuk mengumpulan data berupa kutipan dalam novel. Penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk melihat karakteristik pesantren yang direpresentasikan perempuan penulis dalam novel Indonesia modern. Temuan dari lima novel yang diteliti yaitu, dua novel (Perempuan Berkalung Sorban dan Hati Suhita) merepresentasikan pesantren tradisional. Hal tersebut muncul lewat simbol-simbol dan tradisi yang dilakukan oleh santri dan para kiai dalam novel, seperti mengkaji kitab kuning, haul, ziarah, dan sowan. Dua novel (Cahaya Cinta Pesantren dan Akademi Harapan) merepresentasikan pesantren modern yang memperlihatkan pola pembelajaran modern dan menempatkan santri menjadi pusat cerita, dan satu novel (Maria dan  Mariam) merepresentasikan pesantren kilat. Meskipun setiap novel mewakili corak pesantren yang berbeda, novel-novel tersebut memiliki persamaan masalah yaitu memperlihatkan kehidupan perempuan di pesantren dan tradisi perjodohan.
Kriminalitas dalam Novel Sekali Peristiwa di Banten Selatan Karya Pramoedya Ananta Toer Arya Giri Anggara; Tiara Anwar Sekar Utami; Novi Diah Haryanti
REFEREN Vol. 2 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/referen.v2i1.11516

Abstract

Karya sastra merupakan bagian dari masyarakat dan tidak dapat dipisahkan, karena kasus-kasus yang diangkat dalam sebuah karya sastra merupakan cerminan dari kasus-kasus yang terjadi dikehidupan nyata. Salah satu masalah sosial yang diangkat kedalam sebuah karya sastra adalah kriminalitas. Tindakan kriminalitas tidak boleh dibiarkan, karena tindakan kriminal dapat menganggu ketentraman dalam menjalani kehidupan. Novel Sekali Peristiwa di Banten Selatan karya Pramoedya Ananta Toer banyak memunculkan kasus-kasus kriminal yang dilakukan oleh kelompok Darul Islam. Novel ini mengisahkan kehidupan warga desa yang berjuang untuk melawan kelompok Darul Islam yang menguasai desa dengan tindakan-tindakan tidak manusiawi. Berdasarkan analisis, di dalam novel ini ditemukan empat jenis kejahatan yaitu kejahatan ekonomi, kejahatan kekerasan, kejahatan seksual, kejahatan politik.