Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

IMPLEMENTASI STANDAR KINERJA PELAYANAN MINIMAL BIDANG ADMINISTRASI & MANAJEMEN KHUSUSNYA MELALUI INDIKATOR PELATIHAN KARYAWAN Triana Lidona Aprilani; Muhsin Muhsin
Valid: Jurnal Ilmiah Vol 13 No 4 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The implementation of quality health services each hospital needs to develop minimum service standards (SPM). The purpose of this study was to determine the factors inhibiting and support that affect the achievement of the SPM field of Administration and Management in particular indicators of employee training. This study uses qualitative data analysis. Results of this study of the inhibiting factors in the achievement indicators SPM field of education and training is a workforce that is less, funding is not according to standards, a policy that does not exist, infrastructure is inadequate, management training that has not gone well, while the supporting factors are in an organization that has been accommodated in Local Regulation and the Regent, resource persons from the hospital, the hospital already BLUDs status and socialization forum has been facilitated. Suggestions for this research is to increase the amount of energy, create special policies on education and training in accordance with SPM, additional facilities and infrastructure, improvement of management training, socialization and coordination improved
Prospek Pengembangan Usaha Tani Jamur Tongkol Jagung di Desa Gemel Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Barat Amiyaturrakhmah Amiyaturrakhmah; Muhsin Muhsin; Baiq Inggar Linggarweny
Astina: Jurnal Ekonomi Utama Vol 1 No 3 (2022): Jurnal Ekonomi Utama (Juria)
Publisher : CV. Astina Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55903/juria.v1i3.20

Abstract

Rata-rata total biaya keseluruhan atau biaya tetap dan biaya variabel pada usahatani jamur tongkol jagung di Desa Gemel kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah yaitu yang terdiri dari biaya tetap sebesar Rp 124.000 dan biaya variabelnya sebesar Rp 173.600 sehingga berjumblah sebesar Rp 297.600, dimana Rp 297.600 ini dihasilkan dari biaya tetap yang dijumblahkan dengan biaya variabel sehingga mengahsilkan Rp 297.600,- dan rata-rata pendapatan rata-rata pendapatan bersih usahatani jamur tongkol jagung di Desa Gemel Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah yaitu sebesar Rp 200.400 dimana pendapatan bersih ini dihasilkan dari jumlah 2 bedengan dengan ukuran rata-rata sama yaitu 12 m. Atau dengan nilai kata lain nilai produksi yang dikurangi biaya produksi sehingga menghasilkan rata-rata Rp 200.400 per dua bedengan; (2) Usaha budidaya jamur tongkol jagung di Desa Gemel Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah Prospeknya layak untuk dikembangkan, hal ini dapat ditujukkan dengan nilai efisiensi 1,67.
Perbandingan Pendapatan Petani Bawang Putih Sebelum dan Sesudah Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) di Kecamatan Sembalun Lombok Timur Mu’ammal Jan Prangge; Muhsin Muhsin; Baiq Inggar Linggarweni
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 3 No 1 (2023): Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Publisher : LPPM STIE Bisnis Internasional Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56145/ekonomibisnis.v3i1.3

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan petani bawang putih sebelum dan sesudah penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) di Kecamatan Sembalun Lombok Timur, untuk mengetahui perbedaan pendapatan petani bawang putih sebelum dan sesudah penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) dan untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh usahatani bawang putih di Kecamatan Sembalun. Penentuan daerah sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampeling. Sebanyak 30 orang dipilih sebagai sampel responden secara proporsional random sampling. Variabel yang diukur terdiri dari biaya produksi (biaya variabel dan biaya tetap), produksi, penerimaan dan pendapatan. Sesuai tujuan penelitian, untuk mengetahui besarnya pendapatan usahatani bawang putih sebelum dan sesudah penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) dianalisis dengan menggunakan analisis pendapatan usaha tani dan untuk mengetahui perbandingan pendapatan petani bawang putih sebelum dan sesudah penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) dengan menggunakan analisis statistik T- test. Hasil penelitian menunjukkan: pertama, rata-rata pendapatan usahatani bawang putih di Kecamatan Sembalun sebelum penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) yaitu sebesar Rp. 29.570.421,-/LLG. Sedangkan rata-rata pendapatan usahatani bawang putih di Kecamatan Sembalun sesudah penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) yaitu sebesar Rp. 34.174.396,-/LLG. Kedua, adanya perbedaan pendapatan pendapatan petani bawang putih sebelum dan susah penerapan pengendalian hama terpadu (PHT). Hal ini berdasarkan hasil uji T-test yang yaitu didapatkan hasil bahwa nilai t-hitung > t- tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti keputusan yang diambil adalah menerima H1, artinya ada perbedaan signifikan pendapatan antara petani bawang putih sebelum penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) dan sesudah penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) di Kecamatan Sembalun. Ketiga, kendala-kendala yang dihadapi pada usahatani bawang putih di Kecamatan Sembalun yang paling banyak adalah cuaca yang tidak menentu dan adanya serangan hama dan penyakit.
Iptek Pemberdayaan Masyarakat Disabilitas Melalui Usaha Kebun Anggur Herdiana Herdiana; Muhsin Muhsin; Nurlailah Mappanganro
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2023): Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v8i1.1114

Abstract

Kaum disabilitas tidak lagi dipandang sebagai orang yang bermasalah atau terbelakang, tetapi sebagai bagian dari masyarakat yang memerlukan kesamaan akses dan inklusivitas. Persamaan peran bagi difabel harus menjadi perhatian utama pemerintah dan masyarakat, termasuk hak atas pendidikan dan penghidupan yang layak, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan negara. Pemberdayaan difabel melalui keterampilan dan pendidikan formal maupun nonformal menjadi dasar untuk hidup mandiri. Pengabdian Kemitraan Wirausaha dilaksanakan selama delapan bulan, dari Desember 2022 hingga Juni 2023, di Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat penyandang disabilitas melalui kelompok usaha "Kebun Kesetaraan". Dalam kegiatan ini, difabel dilibatkan secara penuh pada semua kegiatan, seperti pelatihan dan penyuluhan, dengan tujuan memberikan pemahaman bahwa mereka penting dan layak untuk dibina dan didampingi agar mampu mandiri dan bersaing dengan masyarakat lain melalui usaha kebun anggur. Pada kegiatan ini, kelompok disabilitas yang tergabung pada kelompok usaha kebun kesetaraan dilibatkan dalam membuat pupuk organik dari kotoran ternak yang merupakan potensi desa Taman Ayu. Tim pengabdian memberikan bantuan berupa bibit anggur impor sebanyak 30 bibit yang ditanam di kebun kesetaraan dengan melibatkan 25 penyandang disabilitas. Hasil pengabdian memberikan manfaat kepada difabel melalui kemampuan hidup secara mandiri melalui usaha kebun anggur dan kemampuan membuat pupuk organic berasal dari kotoran ternak. Hasil dari pengabdian kemitraan wirausaha ini adalah terbentuknya kebun kesetaraan usaha anggur, pupuk kompos dari kotoran ternak, kesepakatan kerjasama antara tim pengabdian dengan kelompok kebun kesetaraan, dengan penandatanganan kerjasama dan petisi pemanfaatan hasil pengabdian dari pemerintah desa Taman Ayu dan kelompok kebun kesetaraan. Science and Technology Empowerment of the Disability Community through Grape Farming Business. People with disabilities are no longer seen as problematic or backward, but as part of a community that requires equal access and inclusivity. Equality of opportunity for people with disabilities should be a top priority for the government and society, including the right to education and a decent standard of living, so that they can make positive contributions to society and the country. Empowering people with disabilities through formal and non-formal education and skills training is the basis for living independently. The Entrepreneurial Partnership Service is implemented for eight months, from December 2022 to June 2023, in Taman Ayu Village, Gerung District, West Lombok Regency, West Nusa Tenggara (NTB), with a focus on empowering the economic livelihoods of people with disabilities through the "Equality Garden" business group. In this activity, people with disabilities are fully involved in all activities, such as training and counseling, with the aim of providing an understanding that they are important and deserving of support to become independent and compete with other communities through grape farming businesses. In this activity, the disabled group involved in the Equality Garden business group is involved in making organic fertilizer from livestock manure, which is a potential resource of Taman Ayu Village. The service team provides assistance in the form of 30 imported grape seedlings planted in the Equality Garden involving 25 people with disabilities. The results of this service provide benefits to people with disabilities through the ability to live independently through grape farming businesses and the ability to make organic fertilizer from livestock manure. The result of this entrepreneurial partnership service is the formation of the Equality Garden grape business, compost fertilizer from livestock manure, agreement of cooperation between the service team and the Equality Garden group, with the signing of a cooperation agreement and petition for the use of the results of the service from the Taman Ayu village government and the Equality Garden group.
Analisis Perbandingan Pendapatan Pedagang Sayur Keliling dan Pedagang Sayur Menetap di Kelurahan Pagesangan Kota Mataram Siti Suviani; Muhsin Muhsin; Nirmawati Nirmawati
Astina: Jurnal Ekonomi Utama Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Ekonomi Utama (Juria)
Publisher : CV. Astina Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55903/juria.v2i1.33

Abstract

Tujuan penelitian bertujuan. untuk mengetahui besarnya pendapatan pedagang sayur menetap dan keliling. untuk mengetahui perbedaan pendapatan pedagang sayur menetap dan keliling. MetodePenelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan deskritif. kualitatif adalah metode yang memakai data berupa angka seperti alat menganalisis perihal apa yang hendak diteliti. Metode deskriptif adalah cara penelitian yang menjelaskan karakteristik populasi atau fenomena yang sedang diteliti. Hasil penelitian adalah Berdasarkan hasil analisis di ketahui t-hitung untuk pedagang sayur  menetap dan keliling 3,331 > dari t-tabel 2,048 maka dapat di simpulkan bahwa Hi atau hipotesis pertama dapat di terima. Artinya ada pengaruh antara pedagang menetap dan pedagang keliling terhadap pendapatan. Dengan probabilitas 0,001 jauh lebih kecil dari α=0,05 maka Ho di tolak artinya koefisien pedagang sayur menetap dan pedagang keliling signifikan atau berpengaruh nyata terhadap pendapatan pedagang sayur menetap dan pedagang sayur keliling.
Impact Analysis of The Benefits of Heach Heater (Eichornia Crassipess) for The Environment in The Batu Jai Dam Area, Central Lombok District Muhsin; Khairil Anwar; Yudi Hermawan
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol. 9 No. 7 (2023): July
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i7.4286

Abstract

The Batu Jai Dam functions as an irrigation facility in the agricultural areas of Penujak, Setanggor, Darek, Ungga, Ranggagata, and around Praya Barat District, Central Lombok Regency with an area of ​​3,350 ha. Water hyacinth is a dangerous weed because it grows very fast, so a model for the control and utilization of water hyacinth (Eichornia crassipes) must be carried out. One way to do this is to utilize the water hyacinth plant into a marketable product such as fertilizer, handicraft products and others. The technique of determining the location and population is done by purposive sampling method. The results of a search with a questionnaire on 50 respondents about the benefits of water hyacinth plants obtained the benefits of water hyacinth plants according to the people around the Batujai dam, namely 40% stated that the benefits of water hyacinth plants as raw materials for making fertilizer, 30% as raw materials for crafts such as sandals, bags, and other, 20% of water hyacinth plants are used as medicine and only 5% of the people consider water hyacinth plants as weeds. Whereas in extension activities with 35 participants, 48.6% stated that water hyacinth plants could be useful as raw materials for crafts, 37.1% stated that they were used as fertilizer raw materials, 3% stated that they were useful as medicine and 2% stated that they are weeds. concluded that water hyacinth plants are economically, socially, ecologically beneficial. This shows that water hyacinth plants are beneficial to the environment around the dam. Based on the results of the FGD, there were 3 important activities carried out by related agencies based on the results of counseling and interviews with the community, namely water hyacinth plants as fertilizer, as raw materials for crafts and determining the location of water hyacinth cultivation outside the Batujai Dunngan. Â