Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENETAPAN KERAGAMAN GENETIK NILAM (Pogostemon sp.) HASIL FUSI PROTOPLAS DENGAN TEKNIK RAPD YANG NURYANI; OTIH ROSTIANA; CHEPPY SYUKUR
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 8, No 2 (2002): Juni, 2002
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v8n2.2002.39-44

Abstract

Keragaman genetik dan kckerabatan tanaman nilam hasil fusi protoplas antara Nilam Jawa (Girilaya) dan Nilam Aceh (Sidikalang dan TT 75) dianalisis dengan menggunakan penanda RAPD. Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9 genotipa yang tcrdiri dari 3 tetua dan 6 tanaman hibrida somatik (9 II 33, 9 II 21, 2 IV 8, 9 IV14, 9 II 7 dan 9 II 10). Primer yang digunakan dalam analisis tcrdiri atas 5 primer acak yaitu OPD 03, OPD 20, OPH 09, OPH 19 dan Abi 117.17. DNA dickstraksi dengan metode OROZCO-CASTJLLO et al. (1994) yang sudah dimodifikasi. Konsentrasi DNA ditetapkan dengan metode sambrook el al. (1989) dengan pcrbandingan kuantifikasi spektrofotometrik. Koefisien kemiripan dan kckerabatan antar genotipa dianalisis dengan menggunakan program NTsys ver. 1.80 dan UPGMA untuk menentukan sidik gerombol dan dendogram. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien kemiipan dari amplifikasi DNA dengan 5 primer acak dari ke- 9 genotipa berkisar antara 0.48-1.0. Berdasarkan niatrik jarak genetik, kescmbilan genotipa tanaman yang diuji membentuk 2 kelompok besar yaitu kelompok I, tetua Girilaya (Nilam Jawa) dan kelompok II tcrdiri dari tetua Sidikalang dan TT 75 (Nilam Aceh) serta hibrida somatik. Kelompok II, tcrbagi menjadi dua sub kelompok yaitu sub kelompok I (9 II 33 dan 9 II 7) dan sub kelompok II yang tcrdii dari sub-sub kelompok II-I (9 II 21, S, TT 75) dan sub-sub kelompok II-II (2 IV 8, 9 IV 14, 9 II 10).Kata kunci: Pogostemon sp., fusi protoplas, keragaman genetik, RAPD ABSTRACTS Assessment of genetic variability of patchoulli (Pogostemon sp.,) derived from protoplast fussion using RAPD Somatic hybrids of Pogostemon heyneaneus (cv. Girilaya) X P. cablin (cv. Sidikalang and TT 75) were tested for their genetic variability and relationship. The somatic hybrids tested were 9 II 33, 9 II 21, 2 IV 8, 9 IV14, 9 II 7 and 9 II 10. DNA of the plant materials used were extracted by using the modified method of orozcocastulo et al. (1994) and quantified spectrophotometrically according to SAMBROOK el al. (1989). Five random primers, OPD 03. OPD 20, OPH 09. OPH 19 and Abi 117.17, were applied to amplify the extracted DNA. The genetic relationship among the somatic hybrids were estimated by using the index of similarity to perform genctical matrix and dendogram. Index of similarity among genotypes were calculated by using NTsys ver. 1.80 program. Then, cluster analyses to perform dendogram were achieved based on similarity estimates by using the Unweighted Pair-Group Method Arithmetic Average (UPGMA). Results showed that index of similarities of the amplified DNA from 5 random primers ranged from 0.48 to 1.0. The somatic hybrids and their parental plants subjected to RAPD analyses were classified into 2 major groups, first, the parental group of Java patchouli and second, others parental plants, Aceh patchouli (Sidikalang and TT 75), and the somatic hybrids. The second group was then classified into 2 minor groups. First group consisted of somatic hybrids nos. 9 II 33 and 9 II 7, while the second were classified into 2 groups which consisted nos. 9 II 21, S, TT 75 and nos. 2 IV 8, 9 IV 14 and 9 II 10.Key words : Pogostemon sp., protoplast fusion, genetic variability, RAPD
KERAGAMAN 16 AKSESI JAMBU METE HASIL GRAFTING BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI Wawan Haryudin; Otih Rostiana
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 27, No 2 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v27n2.2016.93-104

Abstract

Jambu mete merupakan tanaman menyerbuk silang, yang biasa diperbanyak dengan biji. Salah satu upaya penyediaan tanaman agar sama sifatnya dengan induknya adalah dengan grafting. Oleh karena itu, dalam konservasi plasma nutfah jambu mete, tanaman hasil eksplorasi diperbanyak dengan cara grafting. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat keragaman tanaman hasil grafting 16 aksesi jambu mete asal Sulawesi Tenggara berdasarkan karakter morfologi. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Cikampek, Januari sampai Desember 2015 dengan melakukan observasi langsung terhadap individu tanaman. Batang bawah yang digunakan adalah varietas B02, sedangkan batang atas adalah 16 aksesi hasil eksplorasi dari beberapa daerah di Sulawesi Tenggara. Pengamatan karakteristik morfologi secara kualitatif dan kuantitatif dilakukan terhadap tanaman hasil grafting umur 4 tahun. Tingkat keragaman 16 aksesi jambu mete asal Sulawesi Temggara bervariasi pada karakter bentuk daun, bentuk basal dan ujung daun, bentuk tajuk, arah percabangan serta warna daun muda dan tua. Karakter bentuk tepi daun, bentuk permukaan daun bagian atas dan bawah tidak bervariasi. Tingkat keragaman morfologi daun berkisar 67,18-87,59%, terbagi menjadi dua kelompok yang dipisahkan oleh karakter warna daun muda dan arah percabangan. Karakter tinggi tanaman, lebar tajuk, panjang daun, lebar daun, tebal daun, dan panjang tangkai daun sangat bervariasi. Tingkat keragaman berkisar antara 77,44-95,91% terbagi menjadi dua kelompok besar yang dipisahkan oleh karakter tinggi tanaman, panjang tangkai daun dan lebar tajuk. Karakter tinggi tanaman memisahkan 16 aksesi jambu mete dalam dua kelompok dengan koefisien keragaman 77,45-95,46%.  Pada tahap selanjutnya perlu dilakukan observasi terhadap produksi gelondong, untuk menentukan korelasi antara pembeda pada sifat morfologi jambu mete dengan produksi gelondong.
The Variability of Crossbreed-cashew Accession Numbers at Two Years Age Based on Morphological Characters Wawan Haryudin; Otih Rostiana; Jajat Darajat
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 2 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v29n2.2018.79-92

Abstract

Cashew in cross-pollinated plants, one effort to improve the diversity gentik in germplasm of cashew nut was carried out by a cross between high-producing elders  and the elderly tolerant of helopeltis sp. The aimed of this study is to know the variability of 25 accession of cashew nut hybrid based on leaf morphology characters. The study was conducted at Cikampek Experimental Station, from January to December 2016, using direct observation method  the qualitative and quantitative morphological characters of the cashew at the age of two years. Observations were done on eight plants per plot, each observed as many as 50 leaves per plant. The result showed that the morphology character of cashew nut varied. Character of leaf ovatus, obovatus, and oblong The trunk and rounded ends, pointed and blunt. Form the edge of the leaf, form the bottom and top surfaces smooth leaves. The color of the adult leaves was dark green, and young leaves were reddish brown and  yellowish  green.  The  diversity  18.35-100 %  and  the level the closeness of 0.10-0.38, divided into two groups. Group one separated by characters a leaf shape  oblongus,  leaf  base  form  of the rotundatus, leaf tip shape rotundatus and obtusus and young leaves color BGB N199 A, group two separated by the characters of the leaf shape obovate, leaf base form of the obtusus, leaf tip shape acuminatus and retusus and young leaves color GB 200 B. The lenght of the leaf characters, the width of the leaf, the leaf thickness and the length of the petiole vary with the degree of diversity 47.67-96.94 % and the proximity distance 0.19-6.19 which is divided into teo groups. One group was separated by the the highest leaf length character 17.6-20.6 cm, whereas the two group was separated by the smallest leaf length character 14.6-17.1 cm.
PENGARUH AUKSIN IAA, IBA, DAN NAA TERHADAP INDUKSI PERAKARAN TANAMAN STEVIA (Stevia rebaudiana) SECARA IN VITRO Tias Arlianti; Sitti Fatimah Syahid; Natalini Nova Kristina; Otih Rostiana
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v24n2.2013.%p

Abstract

Induksi perakaran merupakan tahapan yang sangat penting dalam pembentukan benih secara in vitro. Perbanyakan stevia (Stevia rebaudina) secara konvensional melalui setek atau biji terkendala pada tingkat keberhasilan, keseragaman, dan produksi rendah. Perbanyakan inkonvensional melalui kultur jaringan telah berhasil dilakukan sampai dengan tahap multiplikasi tunas. Keberhasilan tersebut perlu didukung dengan inisiasi akar melalui induksi dengan penambahan zat pengatur tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur respon stevia terhadap zat pengatur tumbuh induksi perakaran in vitro. Penelitian dilakukan sejak Maret sampai Agustus 2012 di laboratorium kultur jaringan Balittro dan Kebun Percobaan Manoko. Bahan tanaman yang digunakan adalah tunas aseptik stevia dari kultur yang berumur tiga bulan pada media penyimpanan MS + B 0,1 mgl-1. Tunas stevia dikulturkan pada media MS dengan penambahan IAA (0,1; 0,2; dan 0,3) mg l-1, IBA (0,1; 0,2; dan 0,3) mg l-1, dan NAA (0,1; 0,2; dan 0,3) mg l-1. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Acak lengkap dengan sepuluh ulangan. Parameter yang diamati adalah jumlah dan tinggi tunas, jumlah dan panjang akar, dan tingkat keberhasilan aklimatisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan NAA 0,2 dan 0,3 mg l-1 memacu pertumbuhan jumlah akar terbaik. Pada tahap aklimatisasi, persentase keberhasilan masih rendah dan perlu didukung dengan kondisi lingkungan yang optimum. 
The Relationship of Nutmeg Populations from Tidore, Ternate, and Bogor Based on Morphological Marker Tias Arlianti; Desta Wirnas; NFN Sobir; Otih Rostiana
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 30, No 2 (2019): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v30n2.2019.69-80

Abstract

Banda Nutmeg (Myristica fragrans), is one of Indonesia's main spices commodities. Maluku Island, North Maluku, Siau, and Papua are the center of origins and center of nutmeg diversity; whereas, Bogor is the largest nutmeg cultivation area in West Java. The diversity and relationship between Bogor nutmeg with Maluku nutmeg have not been studied, even though it is crucial for local varieties selection and seeds provision. The study aimed to determine the diversity and relationship of nutmegs from Tidore, Ternate, and Bogor. The experiment was conducted in eight locations: Tidore (Gurabunga and Jaya), Ternate (Marikurubu), and Bogor (Cigombong, Ciawi, Leuwisadeng, Sukajadi, and Tamansari) from November 2017 - December 2018. Materials used were 46 nutmeg accessions of 8 – 30 year old plants with good growth and known of their origin. The experiments were performed using direct observation methods on habitus, leaf, fruit, seed, mace,  and flower followed IPGRI descriptor.  The results showed that qualitative diversity was observed in the fruit shape, shape of fruit-based and fruit-tip, fruit color, and tree shape. Mace thickness was the most substantial diversity for the quantitative character (50.38 %). The difference within intra-population in all aspects observed was low, except for the fruit character and mace weight. The genetic relatedness of the Bogor population was closer to Ternate (60 %) than Tidore (46 %). The genetic relationship amongst five Bogor populations found to be very close. Further, Leuwisadeng, Tamansari, and Sukajadi populations were found to have the highest genetic relationship and similarity (80 %).
PENGARUH PUPUK HIJAU KUBIS-KUBISAN TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN PERKEMBANGAN PENYAKIT LAYU BAKTERI JAHE Agus Ruhnayat; Sri Yuni Hartati; Otih Rostiana
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 2 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v25n2.2014.101-109

Abstract

Tanaman dari famili Brasicaceae (kubis-kubisan) selain dapat digunakan sebagai pupuk hijau juga dapat berperan sebagai biofumigan yang dapat menekan bakteri Ralstonia solanacearum, penyebab penyakit layu pada jahe. Penelitian bertujuan untuk mengobservasi pengaruh pupuk hijau enam jenis kubis-kubisan (sawi tanah, selada air, caisin, kubis, brokoli dan lobak) terhadap pertumbuhan jahe dan perkembangan penyakit layu. Penelitian dilaksanakan sejak Juni 2010 sampai April 2011, di Kebun Percobaan Cimanggu, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. Keenam jenis pupuk hijau tersebut diaplikasikan pada jahe yang ditanam di dalam polibag. Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok dengan delapan perlakuan dan empat ulangan. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa aplikasi pupuk hijau kubis-kubisan (brokoli dan lobak) dapat memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan produksi rimpang jahe (26,27 dan 33,13%). Namun, pengaruh biofumigan dari tanaman kubis-kubisan yang diuji belum terlihat secara nyata terhadap perkembangan penyakit layu bakteri.
PENETAPAN KERAGAMAN GENETIK NILAM (Pogostemon sp.) HASIL FUSI PROTOPLAS DENGAN TEKNIK RAPD YANG NURYANI; OTIH ROSTIANA; CHEPPY SYUKUR
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 8, No 2 (2002): Juni, 2002
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v8n2.2002.39-44

Abstract

Keragaman genetik dan kckerabatan tanaman nilam hasil fusi protoplas antara Nilam Jawa (Girilaya) dan Nilam Aceh (Sidikalang dan TT 75) dianalisis dengan menggunakan penanda RAPD. Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9 genotipa yang tcrdiri dari 3 tetua dan 6 tanaman hibrida somatik (9 II 33, 9 II 21, 2 IV 8, 9 IV14, 9 II 7 dan 9 II 10). Primer yang digunakan dalam analisis tcrdiri atas 5 primer acak yaitu OPD 03, OPD 20, OPH 09, OPH 19 dan Abi 117.17. DNA dickstraksi dengan metode OROZCO-CASTJLLO et al. (1994) yang sudah dimodifikasi. Konsentrasi DNA ditetapkan dengan metode sambrook el al. (1989) dengan pcrbandingan kuantifikasi spektrofotometrik. Koefisien kemiripan dan kckerabatan antar genotipa dianalisis dengan menggunakan program NTsys ver. 1.80 dan UPGMA untuk menentukan sidik gerombol dan dendogram. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien kemiipan dari amplifikasi DNA dengan 5 primer acak dari ke- 9 genotipa berkisar antara 0.48-1.0. Berdasarkan niatrik jarak genetik, kescmbilan genotipa tanaman yang diuji membentuk 2 kelompok besar yaitu kelompok I, tetua Girilaya (Nilam Jawa) dan kelompok II tcrdiri dari tetua Sidikalang dan TT 75 (Nilam Aceh) serta hibrida somatik. Kelompok II, tcrbagi menjadi dua sub kelompok yaitu sub kelompok I (9 II 33 dan 9 II 7) dan sub kelompok II yang tcrdii dari sub-sub kelompok II-I (9 II 21, S, TT 75) dan sub-sub kelompok II-II (2 IV 8, 9 IV 14, 9 II 10).Kata kunci: Pogostemon sp., fusi protoplas, keragaman genetik, RAPD ABSTRACTS Assessment of genetic variability of patchoulli (Pogostemon sp.,) derived from protoplast fussion using RAPD Somatic hybrids of Pogostemon heyneaneus (cv. Girilaya) X P. cablin (cv. Sidikalang and TT 75) were tested for their genetic variability and relationship. The somatic hybrids tested were 9 II 33, 9 II 21, 2 IV 8, 9 IV14, 9 II 7 and 9 II 10. DNA of the plant materials used were extracted by using the modified method of orozcocastulo et al. (1994) and quantified spectrophotometrically according to SAMBROOK el al. (1989). Five random primers, OPD 03. OPD 20, OPH 09. OPH 19 and Abi 117.17, were applied to amplify the extracted DNA. The genetic relationship among the somatic hybrids were estimated by using the index of similarity to perform genctical matrix and dendogram. Index of similarity among genotypes were calculated by using NTsys ver. 1.80 program. Then, cluster analyses to perform dendogram were achieved based on similarity estimates by using the Unweighted Pair-Group Method Arithmetic Average (UPGMA). Results showed that index of similarities of the amplified DNA from 5 random primers ranged from 0.48 to 1.0. The somatic hybrids and their parental plants subjected to RAPD analyses were classified into 2 major groups, first, the parental group of Java patchouli and second, others parental plants, Aceh patchouli (Sidikalang and TT 75), and the somatic hybrids. The second group was then classified into 2 minor groups. First group consisted of somatic hybrids nos. 9 II 33 and 9 II 7, while the second were classified into 2 groups which consisted nos. 9 II 21, S, TT 75 and nos. 2 IV 8, 9 IV 14 and 9 II 10.Key words : Pogostemon sp., protoplast fusion, genetic variability, RAPD
PENGARUH PUPUK HIJAU KUBIS-KUBISAN TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN PERKEMBANGAN PENYAKIT LAYU BAKTERI JAHE Agus Ruhnayat; Sri Yuni Hartati; Otih Rostiana
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 2 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v25n2.2014.101-109

Abstract

Tanaman dari famili Brasicaceae (kubis-kubisan) selain dapat digunakan sebagai pupuk hijau juga dapat berperan sebagai biofumigan yang dapat menekan bakteri Ralstonia solanacearum, penyebab penyakit layu pada jahe. Penelitian bertujuan untuk mengobservasi pengaruh pupuk hijau enam jenis kubis-kubisan (sawi tanah, selada air, caisin, kubis, brokoli dan lobak) terhadap pertumbuhan jahe dan perkembangan penyakit layu. Penelitian dilaksanakan sejak Juni 2010 sampai April 2011, di Kebun Percobaan Cimanggu, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. Keenam jenis pupuk hijau tersebut diaplikasikan pada jahe yang ditanam di dalam polibag. Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok dengan delapan perlakuan dan empat ulangan. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa aplikasi pupuk hijau kubis-kubisan (brokoli dan lobak) dapat memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan produksi rimpang jahe (26,27 dan 33,13%). Namun, pengaruh biofumigan dari tanaman kubis-kubisan yang diuji belum terlihat secara nyata terhadap perkembangan penyakit layu bakteri.
PENGARUH AUKSIN IAA, IBA, DAN NAA TERHADAP INDUKSI PERAKARAN TANAMAN STEVIA (Stevia rebaudiana) SECARA IN VITRO Tias Arlianti; Sitti Fatimah Syahid; Natalini Nova Kristina; Otih Rostiana
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v24n2.2013.%p

Abstract

Induksi perakaran merupakan tahapan yang sangat penting dalam pembentukan benih secara in vitro. Perbanyakan stevia (Stevia rebaudina) secara konvensional melalui setek atau biji terkendala pada tingkat keberhasilan, keseragaman, dan produksi rendah. Perbanyakan inkonvensional melalui kultur jaringan telah berhasil dilakukan sampai dengan tahap multiplikasi tunas. Keberhasilan tersebut perlu didukung dengan inisiasi akar melalui induksi dengan penambahan zat pengatur tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur respon stevia terhadap zat pengatur tumbuh induksi perakaran in vitro. Penelitian dilakukan sejak Maret sampai Agustus 2012 di laboratorium kultur jaringan Balittro dan Kebun Percobaan Manoko. Bahan tanaman yang digunakan adalah tunas aseptik stevia dari kultur yang berumur tiga bulan pada media penyimpanan MS + B 0,1 mgl-1. Tunas stevia dikulturkan pada media MS dengan penambahan IAA (0,1; 0,2; dan 0,3) mg l-1, IBA (0,1; 0,2; dan 0,3) mg l-1, dan NAA (0,1; 0,2; dan 0,3) mg l-1. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Acak lengkap dengan sepuluh ulangan. Parameter yang diamati adalah jumlah dan tinggi tunas, jumlah dan panjang akar, dan tingkat keberhasilan aklimatisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan NAA 0,2 dan 0,3 mg l-1 memacu pertumbuhan jumlah akar terbaik. Pada tahap aklimatisasi, persentase keberhasilan masih rendah dan perlu didukung dengan kondisi lingkungan yang optimum. 
The Variability of Crossbreed-cashew Accession Numbers at Two Years Age Based on Morphological Characters Wawan Haryudin; Otih Rostiana; Jajat Darajat
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 2 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v29n2.2018.79-92

Abstract

Cashew in cross-pollinated plants, one effort to improve the diversity gentik in germplasm of cashew nut was carried out by a cross between high-producing elders  and the elderly tolerant of helopeltis sp. The aimed of this study is to know the variability of 25 accession of cashew nut hybrid based on leaf morphology characters. The study was conducted at Cikampek Experimental Station, from January to December 2016, using direct observation method  the qualitative and quantitative morphological characters of the cashew at the age of two years. Observations were done on eight plants per plot, each observed as many as 50 leaves per plant. The result showed that the morphology character of cashew nut varied. Character of leaf ovatus, obovatus, and oblong The trunk and rounded ends, pointed and blunt. Form the edge of the leaf, form the bottom and top surfaces smooth leaves. The color of the adult leaves was dark green, and young leaves were reddish brown and  yellowish  green.  The  diversity  18.35-100 %  and  the level the closeness of 0.10-0.38, divided into two groups. Group one separated by characters a leaf shape  oblongus,  leaf  base  form  of the rotundatus, leaf tip shape rotundatus and obtusus and young leaves color BGB N199 A, group two separated by the characters of the leaf shape obovate, leaf base form of the obtusus, leaf tip shape acuminatus and retusus and young leaves color GB 200 B. The lenght of the leaf characters, the width of the leaf, the leaf thickness and the length of the petiole vary with the degree of diversity 47.67-96.94 % and the proximity distance 0.19-6.19 which is divided into teo groups. One group was separated by the the highest leaf length character 17.6-20.6 cm, whereas the two group was separated by the smallest leaf length character 14.6-17.1 cm.