Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENERAPAN ADAPTASI PSIKOSOSIAL PADA MASYARAKAT PASCA TRAUMA BENCANA ALAM DI KAMPUNG LEBO KECAMATAN MANGANITU Conny Juliana Surudani; Yenny Budiman Makahaghi; Nansy Delia Pangandaheng
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v5i1.345

Abstract

Kejadian gangguan psikososial biasanya mulai muncul segera setelah bencana terjadi (60 persen). Angka kejadian akan turun seiring dengan berjalannya waktu. Akan tetapi, hal ini tidak menutup kemungkinan gangguan psikososial akan muncul pada rentang waktu lama setelah terjadinnya bencana. Selain itu, resiko terjadinya gangguan psikososial juga semakin menurun jika tiak terjadi cedera fisik yang berarti dan kehilangan orang terdekat. Tujuan PKMS ini yaitu mengurangi dampak psikologi pasca trauma bencana alam akibat kehilangan berduka terhadap keluarga dan harta benda. Kegiatan penyuluhan dilakukan dari rumah ke rumah hal ini dilakukan karena pandemi Covid-19, dimana tim pengabdian mengunjungi rumah-rumah keluarga yang terdampak dengan bencana alam kampung Lebo Kecamatan Manganitu, kemudian melakukan Intervensi Adaptasi Psikologis pada keluarga, kecemasan yang dirasakan oleh keluarga yang mengalami trauma pasca bencana dapat berkurang dengan selalu melakukan tindakan yang sudah diberikan jika rasa takut/cemas datang kembali. Setelah diberikan penyuluhan dan pemberian intervensi adapatsi psikologis pada masyarakat terdampak bencana alam dikampung Lebo Kecamatan Manganitu dapat mengurangi resiko terjadinya depresi akibat kecemasan yang berlebihan karena kehilangan harta benda dan anggota keluarga lainnya. The incidence of psychosocial disorders usually start immediately after the disaster (60 percent). The incidence rate will decrease over time. However, this does not rule out the possibility that psychosocial disorders will appear for a long time after the disaster. In addition, the risk of developing psychosocial disorders also decreases if there is no significant physical injury and loss of loved ones. The goal of PKMS was reduce the psychological impact of post-traumatic natural disasters due to loss of grief to family and property. Outreach activities were carried out by door to door, those was done because of the Covid-19 pandemic, where the community service team visite the home of families who impact by natural disasters in Lebo village, Manganitu District, then carried out Psychological Adaptation Interventions on families, anxiety felt by traumatized families Post-disaster can be reduced by always take the action that have been given if fear / anxiety returns. After being given counseling and psychological adaptation interventions to peole in Lebo affected by natural disaster, Manganitu District, it can reduce the risk of depression due to excessive anxiety due to loss of property and other family members.
GAMBARAN MEKANISME KOPING PASIEN CHRONIK KIDNEY DISEASE DENGAN TINDAKAN HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT DAERAH LIUNKENDAGE TAHUNA Febriyani Adiyono Wangka; Detty J. Kalengkongan; Yenny Budiman Makahaghi
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v4i1.224

Abstract

Salah satu penatalaksanaan pada pasien Chronic Kidney Disease adalah hemodialisa. Hal ini karena hemodialisa merupakan terapi pengganti ginjal yang bertujuan untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme protein atau mengoreksi gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Kejadian yang terjadi pada pasien CKD dengan terapi hemodialisa pada umumnya merasakan kecemasan, oleh karena proses hemodialisa yang terus-menerus, sehingga pasien memerlukan koping yang efektif untuk dapat mengurangi atau mengatasi cemas. Mekanisme koping adalah cara yang digunakan individu untuk menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi pada situasi yang mengancam, baik secara kognitif maupun prilaku. Tujuan penelitian ini diketahuainya gambaran mekanisme koping pada pasien Chronic Kidney Disease dengan tindakan hemodialisa. Metode penelitian deskritif dengan pendekatan proses Asuhan Keperawatan pada subjek studi kasus 2 pasien CKD dengan tindakan terapi hemodialisa. Pengumpulan data melalui wawancara langsung pada pasien dan keluarga.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua pasien ditemui adanya perbedaan. Pasien pertama setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam strategi mekanisme koping menunjukkan adaptif. Dan pasien kedua masih menggunakan antara adaptif dan maladaptif. Kesimpulan Mekanisme koping adaptif adalah cara untuk beradaptasi dengan stress. One of the management in Chronic Kidney Disease patient is hemodialysis. This is because hemodialysis is a renal replacement therapy that aims to remove the waste products of protein metabolism or to correct water and electrolyte balance disorders. Events that occur in CKD patient with hemodialysis therapy generally feel anxiety, because of the continuous hemodialysis process, so that patient need effective coping to reduce or overcome anxiety. The coping mechanism is a method used by individuals to solve problems, overcome changes that occur in threatening situations, both cognitive and behavioral. The aim of this study is to know the description of coping mechanism in Chronic Kidney Disease patients with hemodialysis.Descriptive research method with nursing care process approach in case study subject 2 CKD patients with hemodialysis therapy. Collecting data through direct interviews with patient and families. The results showed that the two patients encountered differences. The first patient after being given nursing care action for 3 times 24 hours the coping mechanism strategy showed adaptive. And the second patient was still used between adaptive and maladaptive. The conclusion is he adaptive coping mechanism is a way to adapt to stress.
PENGALAMAN KELUARGA MENGHADAPI TRAUMA PASCA BENCANA ALAM DI KAMPUNG LEBO KECAMATAN MANGANITU Yenny Budiman Makahaghi; Conny Juliana Surudani
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v5i1.367

Abstract

Bencana tidak bisa lepas dari siapapun jika sudah kehendak sang kuasa pasti akan terjadi, dan keluarga yang mengalami dampak dari bencana alam ini harus bisa menerima setiap kenyataan hidup yang sudah terjadi. Bencana alam yang dialami membuat keluarga kehilangan rumah, harta benda bahkan anggota keluarga yang sangat dikasihi. Pengalaman yang sangat menyakitkan ini adalah bagian dari kehidupan yang harus dijalani pasca bencana alam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguraikan pengalaman keluarga menghadapi bencana alam di kampung Lebo. Metode : penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif fenomenologi dengan teknik wawancara mendalam kepada 6 keluarga yang terdampak bencana alam di Kampung Lebo Kecamatan Manganitu. Analisis data yang digunakan mengacu pada tujuh langkah teknik analisis data collaizi. Hasil : Penelitian ini menunjukkan keluarga merasakan dampak trauma pasca bencana alam sehingga ditemukan tujuh tema besar yaitu 1) Tanda awal bencana, 2) Respon terhadap banjir, 3) Beban psikologi 4) Jenis dukungan, 5) Beban ekonomi, 6) Makna setelah terjadi bencana, 7) Harapan untuk Lebo. Tujuh tema tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dan merupakan pengalaman hidup partisipan menghadapi pasca trauma bencana alam. Kesimpulan : Akibat dari kejadian ini menyebabkan keluarga mengalami beban psikologi karena kehilangan barang berharga. Meskipun sulit menerima kenyataan harus kehilangan yang orang yang dikasihi serta benda berharga tetapi dukungan yang selalu datang dari berbagai pihak sehingga keluarga mengurangi beban yang dialami. Dengan kejadian ini keluarga mengalami perubahan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Melalui kejadian ini keluarga menyadari bahwa ini kehendak sang pencipta sehingga harapan kedepan bencana alam ini tidak akan terjadi lagi di kampung. Disasters cannot be separated from anyone if the power has the will of it, it will definitely happen, and families who experience the impact of this natural disaster must be able to accept it. The natural disasters experienced have made families lose their homes, property and even loved family members. This painful experience is a part of life that must be lived after a natural disaster. The purpose of this study is to describe the experiences of families facing natural disasters in Lebo village. Methods: This study used a phenomenological qualitative research method with in-depth interviews with 6 (six) families affected by natural disasters in Lebo Village, Manganitu District. The data analysis used refers to the seven steps of the Collaizi data analysis technique. Results: Those study showed that families feel the impact of trauma after natural disasters so that seven major themes were found, 1) Early signs of disaster, 2) Response to flood, 3) Psychological burden 4) Types of support, 5) Economic burden, 6) Meaning after a disaster, 7) Hope for Lebo. The seven themes were interconnected with one another and represent the life experiences of the participant in dealing with natural disasters. Conclusion: The consequences of those incident caused the family to experience a psychological burden due to the loss of valuables. Even though it was difficult to accept the fact that you were lose loved ones and valuable objects, support always come from all people so that the family could reduces the burden experienced. With this incident the family experienced economic changes in meeting their daily needs. Through those incident the family realized those was the creator's will so that in the future this natural disaster would not happen again in the Lebo village.
PSIKOEDUKASI PADA MASYARAKAT PENERIMA VAKSIN COVID-19 DI KAMPUNG TALOARANE KECAMATAN MANGANITU Conny Juliana Surudani; Yenny Budiman Makahaghi; Nansy Delia Pangandaheng
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v6i2.439

Abstract

Vaksinasi Covid-19 di saat pandemi merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk mempercepat penurunan pandemi melalui vaksin covid 19. Pemberian psikoedukasi dapat melalui penyuluhan kesehatan pada seseorang yang mengalami gangguan psikis dengan tujuan masalah yang dihadapi dapat teratasi. Tujuan PKMS ini yaitu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang vaksin covid 19. Kegiatan penyuluhan dilakukan dari rumah ke rumah hal ini dilakukan karena pandemi Covid-19, dimana tim pengabdian mengunjungi rumah-rumah masyarakat kampung Taloarane Kecamatan Manganitu, kemudian menemui masyarakat yang belum menerima vaksin covid-19 kemudian diberikan penyuluhan tentang vaksin covid-19, edukasi menghilangkan kecemasan dan pemeriksaan tekanan darah. Psikoedukasi sangat penting dilakukan kepada masyarakat penerima vaksin covid-19 melalui penyuluhan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat kampung Taloarane dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya mengikuti vaksin untuk mengurangi penularan dan melindungi orang-orang sekitar kita agar terhindar dari covid-19. Covid-19 vaccination during a pandemic is an effort made by the government to accelerate the decline of the pandemic through the covid 19 vaccine. The provision of psychoeducation can be through health education to someone who has a psychological disorder with the aim of solving the problems faced. The purpose of this PKMS is to increase public knowledge about the covid 19 vaccine. Counseling activities are carried out from the house to house this is done because of the Covid-19 pandemic, where the service team visits the homes of the people of Taloarane village, Manganitu sub-district, then meets people who have not received the COVID-19 vaccine. 19 were then given counseling about the covid-19 vaccine, education on relieving anxiety, and checking blood pressure. Psychoeducation needs to be carried out for the recipients of the covid-19 vaccine through health counseling given to the people of the Taloarane village to increase knowledge about the importance of taking vaccines to reduce transmission and protect the people around us to avoid covid-19.
DUKUNGAN KELUARGA PADA ANAK DENGAN MASALAH KETERLAMBATAN MENTAL DI KECAMATAN MANGANITU Yenny Budiman Makahaghi; Nansy Pangandaheng
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v7i2.539

Abstract

Menjaga dan membesarkan anak berkebutuhan khusus merupakan tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua karena anak merupakan anugerah Tuhan yang dititipkan bagi setiap orang tua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dukungan keluarga merawat anak dengan keterlambatan mental di Kecamatan Manganitu. Metode: penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik wawancara kepada 5 keluarga yang merawat anak di Kecamatan Manganitu. Analisis data yang digunakan mengacu pada tujuh langkah teknik analisis data collaizi. Hasil penelitian ini yaitu dukungan keluarga pada anak dengan masalah keterlambatan mental sangat penting mulai dari memberikan mencari informasi tentang kesehatan anak, kebutuhan makan minum, fasilitas pendidikan sampai kasih sayang yan diberikan merupakan dukungan terbesar yang diharapkan oleh anak dengan keterlambatan mental sehingga anak akan merasa dihargai dan sayangi oleh orang tua. Kesimpulan: Dukungan keluarga yang diberikan orang tua pada anak dengan masalah keterlambatan mental yaitu dukungan Informasi, dukungan emosional, dukungan instrumental dan dukungan penghargaan. Orang tua memiliki peran terhadap tumbuh kembang anak Caring for and raising children with special needs is the duty and responsibility of parents because children are God's gifts that are entrusted to every parent. The purpose of this study was to determine family support in caring for children with mental retardation in Manganitu District. Method: this study used a qualitative research method with interview techniques to 5 families who cared for children in Manganitu District. The data analysis used refers to the seven-step collaizi data analysis technique. The results of this study are that family support for children with mental retardation is very important, starting from providing information about children's health, eating and drinking needs, educational facilities to the affection that is given, which is the greatest support expected by children with mental delays so that children will feel valued and loved by parents. Conclusion: Family support given by parents to children with mental retardation problems, namely information support, emotional support, instrumental support and appreciation support. Parents have a role in the development of children.