Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

SIDIK LINTAS KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF KELAPA DALAM DI DAERAH PASANG SURUT JAMBI / Path Coefficient Analysis of Vegetative and Generative Characters of Tall Coconut in Tidal Swamp Area of Jambi Miftahorrachman Miftahorrachman; Muhammad Roiyan Romadhon; Jeanette Kumaunang; Ismail Maskromo
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 25, No 2 (2019): Desember, 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/littri.v25n2.2019.81-90

Abstract

Coconut improvement programs require knowledge of the effect of morphological characters on the coconut yield. The study aimed to determine the effects of fourteen morphological characters on the production of coconut meat character on Kampung Laut and Pengabuan tall coconut. This study was conducted in Kampung Laut and Pengabuan Villages, Jambi Province. Correlation analysis among 15 characters of vegetative, generative, and fruit components used the Walpole formula (1992). Fourteen characters affecting meat production were analyzed by using Path analysis of Singh and Chaudary formula following the R i386 3.5.2 software package in the Agricole package. Correlation analysis resulted in the characters of the number of leaves, number of bunches, number of fruits, polar circumference of fruit, weight of unhusked fruit, equatorial circumference of nut, and weight of endosperm correlated with the production of endosperm, on Kampung Laut tall coconut, while Pengabuan tall coconut have number of fruits, equatorial circumference of nut, and weight of endosperm. The results of path analysis showed that the characters of the number of bunches, number of fruits, and weight of endosperm had a significant direct effect on the production of endosperm on the Kampung Laut tall coconut. While on the Pengabuan tall coconut, only the fruits number and endosperm weight affected the endosperm production. The study indicates that the number of bunches, number of fruits, and weight of endosperm can be used as selection criteria to increase the production of the endosperm of the Kampung Laut and Pangabuan tall coconut.Keywords:   Morphological characters, correlation, fruit components, selection AbstrakProgram perbaikan tanaman kelapa membutuhkan pengetahuan tentang pengaruh karakter morfologi terhadap hasil. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung 14 karakter morfologi terhadap produksi daging buah kelapa Dalam Pengabuan dan kelapa Dalam Kampung Laut asal Propinsi Jambi. Penelitian dilakukan di Desa Kampung Laut, Tanjung Jabung Timur dan Desa Pengabuan, Tanjung Jabung Barat, Propinsi Jambi pada tahun 2017. Analisis korelasi antar 15 karakter vegetatif, generatif, dan komponen buah menggunakan rumus Walpole (1992). Analisis sidik lintas 14 karakter vegetatif, generatif serta komponen buah terhadap karakter produksi daging buah per pohon per tahun, menggunakan rumus dari Singh dan Chaudary. Kedua analisis tersebut menggunakan program software R i386 3.5.2 package Agricole. Hasil Analisis korelasi menunjukkan karakter-karakter jumlah daun, jumlah tandan, jumlah buah, lingkar polar buah utuh, bobot buah tanpa sabut, lingkar equatorial biji, dan bobot daging buah berkorelasi dengan produksi daging buah, untuk kelapa Dalam Kampung Laut, sedangkan untuk kelapa Dalam Pengabuan adalah jumlah buah, lingkar equatorial biji, dan bobot daging buah. Hasil analisis lintas menunjukkan bahwa karakter jumlah tandan, jumlah buah, dan bobot daging buah berpengaruh langsung secara nyata terhadap karakter produksi daging buah untuk kelapa Dalam Kampung Laut, sedangkan untuk kelapa Dalam Pangabuan hanya dua karakter yang berpengaruh langsung terhadap produksi daging buah, yaitu karakter jumlah buah dan bobot daging buah. Hasil penelitian mengindikasika bahwa karakter jumlah tandan, jumlah buah, dan bobot daging buah dapat dijadikan sebagai kriteria seleksi untuk peningkatan produksi daging buah kelapa Dalam Kampung Laut dan kelapa Dalam Pengabuan.Kata kunci: karakter morfologi, korelasi, komponen buah, produksi kelapa, seleksi.
Seleksi Tetua Betina untuk Perakitan Hibrida Kelapa Tipe Baru Berdaya Hasil Tinggi berdasarkan Analisis Komponen Buah Muhammad Roiyan Romadhon; Sukmawati Mawardi; Rahma Rahma; Ismail Maskromo; Miftahorrachman Miftahorrachman
Vegetalika Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.63001

Abstract

Kelapa merupakan tanaman menyerbuk terbuka sehingga konstitusi genetik beragam. Kebutuhan kelapa meningkat seiring meningkatnya pertambahan penduduk sedangkan lahan untuk penanaman kelapa semakin berkurang sehingga diperlukan varietas unggul untuk mencukupi kebutuhan tersebut yaitu dengan kelapa hibrida. Perakitan kelapa hibrida perlu mempertimbangkan tetua yang akan disilangkan sehingga dapat memunculkan heterosis yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tetua betina yang berdaya hasil tinggi berdasarkan karakter komponen buah sehingga menghasilkan hibrida yang superior. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Mapanget Balai Penelitian Tanaman Palma pada bulan April 2019. Bahan genetik yang digunakan yaitu Kelapa Genjah Merah Malaysia (GMM), Kelapa Genjah Kuning Malaysia (GKM), Kelapa Genjah Kuning Nias (GKN), Kelapa Hibrida Indonesia 1 (Khina 1), Kelapa Hibrida Indonesia 2 (Khina 2), Kelapa Hibrida Indonesia 3 (Khina 3) dengan dilakukuan pengamatan komponen buah sebanyak 5 sampel dari masing-masing perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Karakter berat buah utuh, lingkar polar dengan sabut, lingkar ekuator dengan sabut, berat buah tanpa sabut, lingkar ekuator tanpa sabut, berat buah tanpa air, berat air, dan berat daging buah kelapa genjah merah malaysia paling tinggi dibanding perlakuan lain sehingga Genjah Merah Malaysia dapat dijadikan sebagai tetua untuk perakitan varietas hibrida unggul baru.
SIDIK LINTAS KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF KELAPA DALAM DI DAERAH PASANG SURUT JAMBI / Path Coefficient Analysis of Vegetative and Generative Characters of Tall Coconut in Tidal Swamp Area of Jambi Miftahorrachman Miftahorrachman; Muhammad Roiyan Romadhon; Jeanette Kumaunang; Ismail Maskromo
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 25, No 2 (2019): Desember, 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/littri.v25n2.2019.81-90

Abstract

Coconut improvement programs require knowledge of the effect of morphological characters on the coconut yield. The study aimed to determine the effects of fourteen morphological characters on the production of coconut meat character on Kampung Laut and Pengabuan tall coconut. This study was conducted in Kampung Laut and Pengabuan Villages, Jambi Province. Correlation analysis among 15 characters of vegetative, generative, and fruit components used the Walpole formula (1992). Fourteen characters affecting meat production were analyzed by using Path analysis of Singh and Chaudary formula following the R i386 3.5.2 software package in the Agricole package. Correlation analysis resulted in the characters of the number of leaves, number of bunches, number of fruits, polar circumference of fruit, weight of unhusked fruit, equatorial circumference of nut, and weight of endosperm correlated with the production of endosperm, on Kampung Laut tall coconut, while Pengabuan tall coconut have number of fruits, equatorial circumference of nut, and weight of endosperm. The results of path analysis showed that the characters of the number of bunches, number of fruits, and weight of endosperm had a significant direct effect on the production of endosperm on the Kampung Laut tall coconut. While on the Pengabuan tall coconut, only the fruits number and endosperm weight affected the endosperm production. The study indicates that the number of bunches, number of fruits, and weight of endosperm can be used as selection criteria to increase the production of the endosperm of the Kampung Laut and Pangabuan tall coconut.Keywords:   Morphological characters, correlation, fruit components, selection AbstrakProgram perbaikan tanaman kelapa membutuhkan pengetahuan tentang pengaruh karakter morfologi terhadap hasil. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung 14 karakter morfologi terhadap produksi daging buah kelapa Dalam Pengabuan dan kelapa Dalam Kampung Laut asal Propinsi Jambi. Penelitian dilakukan di Desa Kampung Laut, Tanjung Jabung Timur dan Desa Pengabuan, Tanjung Jabung Barat, Propinsi Jambi pada tahun 2017. Analisis korelasi antar 15 karakter vegetatif, generatif, dan komponen buah menggunakan rumus Walpole (1992). Analisis sidik lintas 14 karakter vegetatif, generatif serta komponen buah terhadap karakter produksi daging buah per pohon per tahun, menggunakan rumus dari Singh dan Chaudary. Kedua analisis tersebut menggunakan program software R i386 3.5.2 package Agricole. Hasil Analisis korelasi menunjukkan karakter-karakter jumlah daun, jumlah tandan, jumlah buah, lingkar polar buah utuh, bobot buah tanpa sabut, lingkar equatorial biji, dan bobot daging buah berkorelasi dengan produksi daging buah, untuk kelapa Dalam Kampung Laut, sedangkan untuk kelapa Dalam Pengabuan adalah jumlah buah, lingkar equatorial biji, dan bobot daging buah. Hasil analisis lintas menunjukkan bahwa karakter jumlah tandan, jumlah buah, dan bobot daging buah berpengaruh langsung secara nyata terhadap karakter produksi daging buah untuk kelapa Dalam Kampung Laut, sedangkan untuk kelapa Dalam Pangabuan hanya dua karakter yang berpengaruh langsung terhadap produksi daging buah, yaitu karakter jumlah buah dan bobot daging buah. Hasil penelitian mengindikasika bahwa karakter jumlah tandan, jumlah buah, dan bobot daging buah dapat dijadikan sebagai kriteria seleksi untuk peningkatan produksi daging buah kelapa Dalam Kampung Laut dan kelapa Dalam Pengabuan.Kata kunci: karakter morfologi, korelasi, komponen buah, produksi kelapa, seleksi.
Kinerja Alat Pengeringan Kopra Sistem Oven Skala Kelompok Tani dan Karakteristik Produk / Performance of Copra Drying Oven System of Farmer Scale and Product Characteristics A. Lay; Ismail Maskromo
Buletin Palma Vol 17, No 2 (2016): Desember, 2016
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v17n2.2016.175-183

Abstract

Traditional copra processing by smoking and sun drying methods will produce low quality copraand oil. In order to improve the quality of copra and oil, copra drier through oven system with controlled drying temperature is a necessity. The purpose of this research is to design a copra dryer through oven system that can be utilized by farmer groups. Research carried out from May 2014 to December 2015, with tool’s construction and field test conducted at the Repair Engineering and Laboratory Equipment of Indonesian Palm Crops Research Institute. Moreover, copra and oil’s quality analysis performed at Research and Standardization of Industrial Institute Laboratory, Manado. The quality analysis is based on valid quality standard. The research results showed that copra drier system on a farmers scale, using coconut coir as a fuel, has been built with capacity of 1550-1650 coconuts/process period. Drying temperature is varied between 28-70 Cwith optimum temperature at 55-60 C and drying time approximately 27 hours.It produces various copra such as, white copra, brown copra and dark copra, with water content of 4.36-4.88%, fat content of 63.53-64.17% and Free Fatty Acid of 0.05-0.12%. White copra, which then processed into frying oil, produced white color oil with water content of 0.05%, peroxide value 0.13 meq O2/kg without any lead (Pb) detected in the oil. As a result, coconut oil can be safely consumed without any purification process. In conclusion, copra drying through oven system is sufficient enough to apply for farmers group in order to encourage excellent quality copra and oil processing.ABSTRAKPengolahan kopra secara tradisional dengan cara pengasapan dan penyinaran matahari  menghasilkan kopra dan minyak bermutu rendah. Untuk meningkatkan mutu kopra dan minyak diperlukan alat pengeringan kopra sistem oven dengan suhu pengeringan terkontrol. Penelitian bertujuan untuk merancang alat pengering kopra  sistem oven yang dapat diaplikasikan pada kelompok tani. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2014 sampai Desember 2015, perancangan alat dan uji lapang dilakukan di Bengkel Rekayasa Alat Balai Penelitian Tanaman Palma, analisis mutu kopra dan minyak kelapa di Laboratorium  Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado. Hasil penelitian menun-jukkan bahwa telah dirancang alat  pengering  kopra sistem oven skala kelompok tani, yang menggunakan bahan bakar sabut kelapa, kapasitas olah 1550-1650 butir kelapa/periode proses.  Pengeringan kopra dengan suhu pengeringan  bervariasi 28-70ºC, suhu optimal 55-60ºC, waktu pengeringan 27 jam,  dihasilkan  kopra beragam, yakni kopra putih,  kopra coklat, dan kopra gelap,  kadar air 4,36-4,88%, kadar lemak 63,53-64,17% dan kadar ALB 0,05-0,12%. Kopra putih yang diolah menjadi minyak kelapa, menghasilkan minyak kelapa berwarna putih, kadar air 0,05%, bilangan peroksida 0,13 meq O2/kg, dan tidak terdeteksi cemaran logam timbal (Pb). Minyak kelapa yang dihasilkan dapat dikonsumsi sebagai minyak goreng walaupun tanpa proses pemurnian. Alat pengeringan kopra sistem oven, cukup memadai untuk diaplikasikan pada kelompok tani dalam menunjang pengolahan kopra dan minyak bermutu baik.
PENGEMBANGAN PENANDA MOLEKULER BERDASARKAN SITUS SNP DAN INDEL GENOM KLOROPLAS KELAPA Freta Kirana Balladona; Ismail Maskromo; Dewi Sukma; Sudarsono Sudarsono
JURNAL AGRONIDA Vol. 6 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.196 KB) | DOI: 10.30997/jag.v6i1.2548

Abstract

Saat ini informasi dasar mengenai silsilah, keragaman dan hubungan evolusi kekerabatan menggunakan marka molekuler pada kelapa di Indonesia masih kurang. Hal ini dibuktikan dengan belum banyak dilaporkan urutan sekuens genom kelapa Indonesia yang dapat dijadikan dasar dalam pembuatan marka molekuler tersebut. Salah satu genom tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai penanda adalah sekuens genom kloroplas (cpDNA). Genom kloroplas merupakan penanda yang efisien untuk mempelajari evolusi dan sejarah populasi tanaman melalui filogenetik karena bersifat sangat konservatif, diwariskan secara maternal, memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan genom inti. Tujuan dari penelitian ini adalah pengembangan primer berdasarkan genom kloroplas berbasis situ SNP dan indels. Berdasarkan sembilan sekuens genom kloroplas pada tanaman palma, telah berhasil didisain 10 primer berdasarkan situs SNP dan 5 primer berdasarkan situs insersi delesi. Hasil validasi primer tersebut menggunakan DNA kelapa Indonesia didapatkan hasil bahwa 10 primer SNP berhasil teramplifikasi sedangkan indels hanya 2 primer berbasis PCR.