Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

MEKANISME IMBAL JASA LINGKUNGAN DI SUB-DAS CIKAPUNDUNG (Studi Kasus pada Desa Cikole dan Desa Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat) Napitupulu, Dinda Febrima; Asdak, Chay; Budiono, B
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 11, No 2 (2013): Oktober 2013
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.89 KB) | DOI: 10.14710/jil.11.2.73-83

Abstract

ABSTRAKMekanisme Imbal Jasa Lingkungan (IJL) merupakan salah satu upaya dalampengelolaan sub-DAS. Mekanisme ini telah diimplementasikan di sub-DAS Cikapundung.Kesepakatan program IJL di sub-DAS Cikapundung terjadi antara kelompok tani Giri PutriDesa Cikole dengan Pustanling dan kelompok tani Syurga Air dengan PT Aetra. BPLHDberperan sebagai mediator dalam kesepakatan ini. Pada pelaksanaannya, mekanisme IJL disub-DAS Cikapundung dikategorikan sebagai mekanisme IJL yang belum sepenuhnyamencerminkan mekanisme IJL yang berkelanjutan. Kriteria mekanisme IJL yangberkelanjutan seharusnya memenuhi aspek-aspek: realistic, voluntarily, conditional, danpro-poor (Munawir, 2009). Pada mekanisme IJL di sub-DAS Cikapundung hal ini belumsepenuhnya terjadi.Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi yangdapat dilakukan agar mekanisme IJL di sub-DAS Cikapundung menjadi berkelanjutan.Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Pengumpulan datadilakukan melalui wawancara dan kuisioner dengan kelompok tani Syurga Air dan GiriPutri, PT Aetra, Pustanling, BPLHD, serta LP3ES. Analisis yang dilakukan adalah analisiskesenjangan, analisis peran faktor dan analisis SWOT. Mekanisme IJL di sub-DASCikapundung belum berjalan secara berkelanjutan dikarenakan masalah dalamkelembagaan dalam pengelolaan dan monitoring perkembangannya di lapangan. Selain itudana yang diberikan kepada kelompok tani juga masih tergolong belum mencukupi untukaktivitas konservasi lahan. Untuk mewujudkan mekanisme IJL yang berkelanjutan makadiperlukan upaya-upaya strategis terutama dalam kaitannya dengan kelembagaan mediasikesepakatan dengan pembentukan lembaga mediator mekanisme IJL yang bukan dariinstitusi pemerintah agar fasilitasi, advokasi dan koordinasi mekanisme IJL berjalan lebihoptimal, juga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kepatuhan pada regulasi terkaitIJL, meningkatkan optimalisasi setiap forum pertemuan, meningkatkan kinerjastakeholders, serta melakukan negosiasi dengan potential buyer.Kata kunci: imbal jasa lingkungan, sub-DAS Cikapundung, strategi SWOT
DAYA DUKUNG SUMBERDAYA AIR SEBAGAI PERTIMBANGAN PENATAAN RUANG Asdak, Chay
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 7 No. 1 (2006): JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.17 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v7i1.362

Abstract

The concept of carrying capacity of water resource is applied as amanagement tool for the operationalization of sustainable regional planning.Carrying capacity of a region, comprising its supportive and assimilativecapacities, is defined as the ability to produce desired outputs from a resourcebase to achieve a higher and more equitable quality of life, while maintainingdesired environmental quality. The proposed conceptual model for thecarrying capacity-based planning process considers problems, constrainingand supporting factors, and interrelated systems within a dynamic ecosystemto arrive at the water resource-based sustainable regional planning.
Spatial dynamics model of land use and land cover changes: A comparison of CA, ANN, and ANN-CA Dede, Moh.; Asdak, Chay; Setiawan, Iwan
Register: Jurnal Ilmiah Teknologi Sistem Informasi Vol 8, No 1 (2022): In progress (January)
Publisher : Information Systems - Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/register.v8i1.2339

Abstract

Land use and land cover (LULC) changes through built-up area expansion always increases linearly with land demand as a consequence of population growth and urbanization. Cirebon City is a center for Ciayumajakuning Region that continues to grow and exceeds its administrative boundaries. This phenomenon has led to peri-urban regions which show urban and rural interactions. This study aims to analyze (1) the dynamics of LULC changes using cellular automata (CA), artificial neural network (ANN), and ANN-CA; (2) the influential factors (drivers); and (3) change probability in the period 2030 and 2045 for Cirebon’s peri-urban. We used logistic regression as quantitative approach to analyze the interaction of drivers and LULC changes. The LULC data derived from Landsat series satellite imagery in 1999-2009 and 2009-2019, validation of dynamic spatial model refers to 100 LULC samples. This research shows that LULC changes are dominated by built-up area expansion which causes plantations and agricultural land to decrease. The drivers have a simultaneous effect on LULC changes with r-square of 0.43, where land slope, distance from existing built-up area, distance from CBD, and accessibility are significant triggers. LULC simulation of CA algorithm is the best model than ANN and ANN-CA based on overall accuracy and overall accuracy (0.96, 0.75, 0.73 and 0.95, 0.66, 0.66 respectively), it reveals urban sprawl through the ribbon and compact development. The average probability of built-up area expansion is 0.18 (2030) and 0.19 (2045). If there is no intervention in spatial planning, this phenomenon will decrease productive agricultural lands in Cirebon's peri-urban.
ANALISIS KEBERLANJUTAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR LIMBAH DOMESTIK GREYWATER MENGGUNAKAN TEKNOLOGI LAHAN BASAH BUATAN Iga Maliga; Chay Asdak; Efan Yudha Winata
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jsda.v17i1.654

Abstract

Along with the significant increase of population in Bandung City at the moment, domestic wastewater management process must be considered to avoid river contamination, which one of the causes is domestic wastewater disposal without any prior management process. This study is located in Bandung City, which the research was performed in Research Center for Water Resources Office (PUSAIR) Bandung by involving residents of RW 09 Kelurahan Dago as respondents. The method used in this research is a combination of qualitative and quantitative methods. This study aims to analyze the sustainability of the domestic wastewater management process which is carried out using constructed wetlands by considering the economic, environmental, social, and technological aspects. The result shows that the sustainability value of the domestic wastewater management process conducted in the PUSAIR office is approximately 65.2% with the status of moderate sustainability. The detail result of each aspects is economic dimension 62.5%; ecological dimension 75%; social dimension 33.3%; and technological dimension 90%.Keywords: Domestic wastewater, Constructed wetlands, Surface flow techniques, Sustainability analysis
MODIFIKASI MODEL HIDROGRAF ALIRAN PERMUKAAN WOODING UNTUK DAERAH ALIRAN SUNGAI DI DAERAH TROPIS Wagiono -; Nurpilihan Bafdal; Ramdhon Bermanakusumah; Chay Asdak
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 2 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model hidrograf debit aliran permukaan yang dimodifikasi dari model Wooding, untuk kejadian hujan di daerah tropis, luas DAS yang lebih besar dan diharapkan lebih baik tingkat ketelitiannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Desember 2004.Percobaan kalibrasi model telah dilakukan pada  plot percobaan berbentuk ellips dengan panjang sumbu pendek 2,0 m  dan sumbu panjang 3,0 mdi Jatinangor untuk memperoleh parameter yang akan memberikan estimasi hasil hidrograf terbaik, dan validasi model untuk menguji keandalan model pada skala DAS  di sub DAS Cigulung seluas 36,8 km2 dan sub DAS Cikapundung Maribaya seluas 76,7 km2.          Hasil kalibrasi plot percobaan mendapatkan η (koefisien detention) terpakai sebesar - 0,5 dan pengujian keandalan model definitif menunjukkan hidrograf debit aliran permukaan yang dihitung dengan menggunakan model definitip  tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95% terhadap hidrograf debit aliran permukaan hasil pengukuran lapangan. Sedangkan analisa sensitivitas menunjukkan perubahan luas DAS dan intensitas hujan akan berpengaruh terhadap hasil perhitungan debit aliran permukaan model. Kata kunci: Hidrograf aliran permukaan  
Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Bandung Barat Yohanes Christian; Chay Asdak; Dwi Rustam Kendarto
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 15, No 1 (2021): TEKNOTAN, Agustus 2021
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol15n1.3

Abstract

Kebutuhan hidup pada Kabupaten Bandung Barat akan bertambah seiring dengan tingginya pertumbuhan jumlah penduduk. Oleh karena itu, pembangunan akan bertambah seiringnya meningkatnya jumlah penduduk, sehingga perlu adanya pertimbangan keseimbangan lingkungan agar memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat. Perubahan tataguna lahan menjadi konsekuensi dengan adanya pembangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola perubahan penggunaan lahan dan menganalisis penggunaan lahan wilayah Kabupaten Bandung Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, dengan menggunakan fakta-fakta yang ada dengan menggunakan data hidroklimatologi, tataguna lahan, dan jenis tanah. Software ArcGis 10.3 digunakan untuk mengolah data spasial, melakukan analisis spasial, mencakup pembuatan peta, penentuan luas daerah, overlay peta dan penyajian peta. Selama dalam kurun waktu 7 tahun terdapat banyak perubahan tataguna lahan yang ada pada wilayah Kabupaten Bandung Barat berbentuk hutan, perkebunan, pertanian lahan kering dan basah, serta lahan terbangun. Terdapat beberapa pola perubahan penggunaan lahan yang terjadi. Terdapat 11.000 ha lebih perubahan yang ada pada wilayah Kabupaten Bandung Barat. Penggunaan yang berubah terdapat pada Tanaman Pertanian Lahan kering dan basah, Perkebunan, Hutan, dan lahan terbangun. Perkebunan mengalami perubahan yang cukup banyak, dikarenakan banyaknya profesi dari masyarakat Kabupaten Bandung Barat yang menjadi petani, dan mengsumberkan mata pencarian dari hasil kebun.
ANALISIS JEJAK AIR PRODUKSI BERAS ORGANIK DI KABUPATEN TASIKMALAYA Fifi Dwi Pratiwi; Chay Asdak; Pari kesit
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 6, No 3 (2012)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produksi beras organik diduga berdampak terhadap ketersediaan air.  Penelitian menggunakan pendekatan analisis jejak air (water print) untuk mengidentifikasi total konsumsi air  dalam proses produksi beras organik di Desa Mangunreja dan Desa Salebu, Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya. Hasil perhitungan nilai water footprint pada proses budidaya dan proses produksi beras organik di kedua desa menunjukan bahwa Nilai water footprint beras organik lebih kecil (822,2 m3/ton) daripada nilai water footprint beras non-organik (2.304,6 m3/ton). Kata kunci: jejak air, produksi beras organik, konsumsi sumber daya air
DAYA DUKUNG SUMBERDAYA AIR SEBAGAI PERTIMBANGAN PENATAAN RUANG Chay Asdak
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 7 No. 1 (2006): JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.17 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v7i1.362

Abstract

The concept of carrying capacity of water resource is applied as amanagement tool for the operationalization of sustainable regional planning.Carrying capacity of a region, comprising its supportive and assimilativecapacities, is defined as the ability to produce desired outputs from a resourcebase to achieve a higher and more equitable quality of life, while maintainingdesired environmental quality. The proposed conceptual model for thecarrying capacity-based planning process considers problems, constrainingand supporting factors, and interrelated systems within a dynamic ecosystemto arrive at the water resource-based sustainable regional planning.
Partisipasi Petani Terhadap Pengelolaan Air Irigasi Di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat Irfan Ardiansah; Raden Bramadi Nugraha Wargadibrata; Chay Asdak; Devi Maulida Rahmah; Selly Harnesa Putri
SITEKIN: Jurnal Sains, Teknologi dan Industri Vol 16, No 1 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/sitekin.v16i1.6274

Abstract

Pengelolaan air irigasi membutuhkan partisipasi petani. Air merupakan salah satu sumberdaya esensial dalam kehidupan. Namun, keberadaannya sudah semakin langka karena debit air yang semakin berkurang akibat degradasi lingkungan pada daerah aliran sungai dan saluran irigasi yang mendangkal, sehingga pengairan untuk lahan sawah menjadi berkurang. Serupa dengan keadaan daerah irigasi di Desa Cangkuang dan Desa Haurpugur, yaitu proses pengelolaan air irigasi memerlukan partisipasi petani untuk mendapatkan air irigasi pada musim kemarau karena keterbatasan jumlah air irigasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat partisipasi petani dalam pengelolaan air irigasi yang terletak di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat dan mengetahui faktor-faktor yang menentukan partisipasi petani dalam pengelolaan air irigasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif kuantitatif dengan cara survey lapangan, wawancara dan pemberian kuesioner kepada responden sebagai pengumpulan data dan informasi sesuai dengan keadaan di lapangan. Hasil dari penelitian ini ditunjukkan pada nilai alternatif operasi irigasi yang menjadi alternatif utama dengan nilai 0,44. Alternatif ini memiliki nilai tertinggi karena operasi irigasi merupakan hal utama pada pengelolaan irigasi. Jadi, nilai persentase tingkat partisipasi dalam pengelolaan air irigasi pada alternatif operasi irigasi adalah 44 % dan faktor yang menentukan partisipasi petani adalah adanya komunikasi yang baik antar petani. Kata Kunci: AHP, partisipasi petani, pengelolaan irigasi
The contribution of river murray tributaries to the flooding of barman forest Leon J. Bran; Chay Asdak
Indonesian Journal of Geography Vol 20, No 59 (1990): indonesian journal of geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijg.2186

Abstract

The Barmah River Red Gum forest are part of a larger tract of such forests along the River Murray. It is known that river flooding provides an important source of water for the sustenance of these forests. The contribution of River Murray tributaries to the flooding of these forest was examined. The main stem of the River Murray above lake Hume was the single most important source. Removal of this would lead to a 55 percent decrease in forest flooding. Removal of either the Ovens or the Mitta Mitta would lead to a 30 percent reduction in flooding, while removal of the Kiewa river would lead to a 15 percent reduction in flooding. No particular tributary can be regarded as a source of extreme forest floods since all tributaries more or less act in concert. A backwater influence of high water levels at the down strewn confluence of the Goulburn and Murray Rivers leads to high water levels in the River at Barmah. However, because of the short-lived nature of such high, water levels it is unlikely that such floods penetrate very far into the forest unless they are also associated with flows in the River Murray.