Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pengaruh Berbagai Zat Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Setek Cengkeh Ireng Darwati; I Made Tasma; NFN Khaidir
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 3, No 2 (1988): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v3n2.1988.72-75

Abstract

PERTUMBUHAN AKAR RAMBUT PURWOCENG PADA BEBERAPA KOMPOSISI MEDIA DAN SUMBER KARBON Rohimatun Rohimatun; Ireng Darwati
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 2 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n2.2011.%p

Abstract

Purwoceng (Pimpinella pruatjan) merupa-kan tanaman asli Indonesia dan digunakan untuk afrodisiak, karena mengandung me-tabolit sekunder sitosterol, stigmasterol, bergapten dan saponin. Salah satu usaha untuk memproduksi metabolit sekunder purwoceng adalah dengan kultur akar rambut in vitro. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui komposisi media dan sumber karbon terbaik terhadap pertumbuhan akar rambut purwoceng. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor, dengan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu 7 macam komposisi media (B5/Gamborg, DKW/Driver Kuniyaki Walnut, MS/Murashige Skoog, ½ B5, ½ DKW, ½ MS, dan MS Vit DKW). Faktor ke-dua yaitu 2 sumber karbon (sukrosa dan glukosa). Akar rambut dipanen pada bulan ketiga. Parameter yang diamati meliputi bobot basah dan kering akar rambut serta kandungan metabolit sekunder. Pertum-buhan akar rambut purwoceng terbaik di-peroleh pada komposisi media ½ MS dengan sumber karbon sukrosa, ditunjuk-kan dengan penambahan bobot kering ter-tinggi pada bulan ketiga (0,126 g). Suk-rosa adalah sumber karbon terbaik untuk pertumbuhan akar rambut purwoceng, di-tunjukkan dengan penambahan bobot ba-sah bulan kedua (0,441 g) dan ketiga (0,834 g) lebih tinggi daripada sumber kar-bon glukosa. Kandungan sitosterol terting-gi (0,3809%) diperoleh pada perlakuan komposisi media ½ DKW dengan penam-bahan sukrosa. Kandungan stigmasterol dan saponin tertinggi (8,2255 dan 4,3715 %) diperoleh pada perlakuan komposisi media ½ MS dengan penambahan suk-rosa. Kandungan sitosterol, stigmasterol, dan saponin pada akar rambut purwo-ceng umur 3 bulan tersebut lebih tinggi 2,22, 17,03, dan 39,35 kali dibanding akar tanaman purwoceng di lapang umur 9 bulan (sitosterol 0,1558%, stigmasterol 0,4830% dan saponin 0,1111 %).
Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh IAA dan IBA Pada Pembibitan Kapulaga Sabrang Ireng Darwati; Hidayat Moko
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 2, No 2 (1987): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v2n2.1987.20-24

Abstract

Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Triakontanol dan Jumlah Ruas Terhadap Pertumbuhan Setek Cabe Jawa (Piper retofractum) Ireng Darwati; NFN Rosita Sri - MD; G. Bangun; Tri Handayani
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 6, No 1 (1991): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v6n1.1991.39-46

Abstract

PEMANFAATAN PUPUK HAYATI (BIOFERTILIZER) PADA TANAMAN REMPAH DAN OBAT / Biofertilizer Utilization on Spices and Medicinal Plants Andriana Kartikawati; Octivia Trisilawati; Ireng Darwati
Perspektif Vol 16, No 1 (2017): Juni, 2017
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/psp.v16n1.2017.33-43

Abstract

ABSTRAK Peningkatan hasil produksi pertanian khususnya pada tanaman rempah dan obat lebih banyak menggunakan pupuk kimia. Hal tersebut dapat memberikan efek negatif bagi lingkungan, antara lain degradasi lahan baik secara fisik (degradasi struktur tanah), kimia dan biologi, serta polusi air tanah. Solusi yang diupayakan untuk menanggulangi dampak penggunaan pupuk kimia yaitu pemanfaatan mikroorganisme dalam pupuk hayati. Aplikasi pupuk hayati sudah dikembangkan secara luas pada tanaman rempah dan obat. Pupuk hayati menjaga lingkungan tanah yang kaya hara mikro dan makro melalui fiksasi nitrogen, pelarutan fosfor dan mineralisasi kalium, pelepasan zat pengatur tumbuh tanaman, produksi antibiotik dan biodegradasi bahan organik tanah. Mikroorganisme yang digunakan dalam pupuk hayati terdiri dari berbagai macam, seperti mikoriza, fungi dan bakteri, baik yang bersimbiosis dengan tanaman maupun yang hidup bebas di lingkungan.  Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pupuk hayati pada tanaman rempah dan obat. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pupuk hayati memberikan pengaruh positif pada berbagai tanaman rempah dan obat seperti lada, cengkeh, jahe, artemisia, ketumbar, panili, adas, dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan parameter pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah dan luas daun, perakaran), maupun hasil senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan. Penggunaan pupuk hayati pada tanaman memberi dampak kesehatan manusia dan lingkungan.  ABSTRACT Increased agricultural production, especially in spices and medicinal plants utilize chemical fertilizers wildly. It could provide negative effect to the environment, including land degradation by physically (soil structure degradation), chemically and biologically, and also groundwater pollution. Attempted solutions to cope with the impact of chemical fertilizers utilization is by using beneficial microorganisms in the form of biofertilizer. Biofertilizer maintains soil environment having rich in micro and macro nutrients through N fixation, solubilize and mineralize phosphorus and potassium, release plant growth regulators, antibiotic production and biodegradation of soil organic matter. There are various kinds of microorganisms contain in biofertilizers, such as mycorrhiza, fungi and bacteria, which have mutual symbiotic with plants and also free-living microorganisms in their environment. The application of biological fertilizer has been developed extensively on spices and medicinal plants. Many studies have been conducted to find the effect of biofertilizer on spices and medicinal plants. The results showed that the usage of biofertilizers have a positive effect on various crops and medicinal spices such as pepper, clove, ginger, artemisia, coriander, vanilla, fennel, and others. It can be seen on the increase of plant growth and secondary metabolites content produced by these plants. 
Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh IAA dan IBA Pada Pembibitan Kapulaga Sabrang Ireng Darwati; Hidayat Moko
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 2, No 2 (1987): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v2n2.1987.20-24

Abstract

PERTUMBUHAN AKAR RAMBUT PURWOCENG PADA BEBERAPA KOMPOSISI MEDIA DAN SUMBER KARBON Rohimatun Rohimatun; Ireng Darwati
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 2 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n2.2011.%p

Abstract

Purwoceng (Pimpinella pruatjan) merupa-kan tanaman asli Indonesia dan digunakan untuk afrodisiak, karena mengandung me-tabolit sekunder sitosterol, stigmasterol, bergapten dan saponin. Salah satu usaha untuk memproduksi metabolit sekunder purwoceng adalah dengan kultur akar rambut in vitro. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui komposisi media dan sumber karbon terbaik terhadap pertumbuhan akar rambut purwoceng. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor, dengan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu 7 macam komposisi media (B5/Gamborg, DKW/Driver Kuniyaki Walnut, MS/Murashige Skoog, ½ B5, ½ DKW, ½ MS, dan MS Vit DKW). Faktor ke-dua yaitu 2 sumber karbon (sukrosa dan glukosa). Akar rambut dipanen pada bulan ketiga. Parameter yang diamati meliputi bobot basah dan kering akar rambut serta kandungan metabolit sekunder. Pertum-buhan akar rambut purwoceng terbaik di-peroleh pada komposisi media ½ MS dengan sumber karbon sukrosa, ditunjuk-kan dengan penambahan bobot kering ter-tinggi pada bulan ketiga (0,126 g). Suk-rosa adalah sumber karbon terbaik untuk pertumbuhan akar rambut purwoceng, di-tunjukkan dengan penambahan bobot ba-sah bulan kedua (0,441 g) dan ketiga (0,834 g) lebih tinggi daripada sumber kar-bon glukosa. Kandungan sitosterol terting-gi (0,3809%) diperoleh pada perlakuan komposisi media ½ DKW dengan penam-bahan sukrosa. Kandungan stigmasterol dan saponin tertinggi (8,2255 dan 4,3715 %) diperoleh pada perlakuan komposisi media ½ MS dengan penambahan suk-rosa. Kandungan sitosterol, stigmasterol, dan saponin pada akar rambut purwo-ceng umur 3 bulan tersebut lebih tinggi 2,22, 17,03, dan 39,35 kali dibanding akar tanaman purwoceng di lapang umur 9 bulan (sitosterol 0,1558%, stigmasterol 0,4830% dan saponin 0,1111 %).
Pengaruh Berbagai Zat Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Setek Cengkeh Ireng Darwati; I Made Tasma; NFN Khaidir
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 3, No 2 (1988): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v3n2.1988.72-75

Abstract

Phenological Study and Determination of Physiological Maturity of Purwoceng Seeds Devi Rusmin; Ireng Darwati
JURNAL AGRONIDA Vol. 4 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.852 KB) | DOI: 10.30997/jag.v4i1.1534

Abstract

The experiment was conducted at Gunung Putri Experimental Station and PlantPhysiology Laboratory of Indonesian Medicinal and Aromatic Crops Research Institute(IMACRI), from November 2008 to July 2009. The aim of the experiment was to determinephysiological maturity of Pimpinella pruatjan seed and to study its morphological structures.Observation and sampling using one hundred plants with four replications. Results of theexperiment showed that the physiological seed maturity on the first and third umbell of P.Pruatjan was achieved at 7 weeks after anthesis, and physiological seed maturity on thesecond umbell was achieved at 8 weeks after anthesis. Seed dry weight on the physiologicalseed maturity on first, second and third umbells were 166,87; 158,20, and 141,35 mg/100pericarp, respectively. Germination percentage and germination speed on the first, secondand third umbells were 5,75 % and 0,22 %/etmal; 22,75 % and 0,94 %/etmal; 10,50 % and0,38 %/etmal, respectively.Keywords: flowering, pruatjan, seed quality, morphology