Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EVALUASI MODEL KOMUNIKASI BIDAN DESA SEBAGAI UJUNG TOMBAK UPAYA PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU BERSALIN DI KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT Erlandia, Dedi Rumawan; Gemiharto, Ilham
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1135.913 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v2i2.7385

Abstract

Angka kematian ibu adalah risiko yang terkait dengan setiap kehamilan yaitu risiko obstetrik. Hal ini dihitung sebagai jumlah kematian ibu selama tahun tertentu per 100.000 kelahiran hidup pada periode yang sama. Pada Tahun 2012, Angka Kematian Ibu Ratio (MMR) di Indonesia meningkat tajam menjadi 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup dibandingkan dengan 228 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010. Provinsi Jawa Barat merupakan penyumbang terbesar MMR tinggi di Indonesia dengan 369/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 dan 238/100.000 hidup kelahiran pada tahun 2010. Sukabumi merupakan salah satu kabupaten dengan MMR tertinggi di Jawa Barat dengan sebanyak 363/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 dan 226/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010. Sementara target MDG’s untuk MMR pada tahun 2015 adalah 102/100.000 kelahiran hidup. Semua program yang diarahkan pada peran bidan desa sebagai ujung tombak upaya penurunan AKI di Indonesia. Seorang bidan dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi yang baik aktif, dan dinamis, dan dapat diterima oleh masyarakat karena keberhasilan program dalam menurunkan AKI di Indonesia, 73% ditentukan oleh keahlian seorang bidan dalam melayani pasien. Seperti di kabupaten lain di Indonesia, setiap bidan di Kabupaten Sukabumi juga melayani persalinan dari satu atau dua desa di wilayah tersebut. AKI di Sukabumi menurun lebih dari 60% dibandingkan dengan angka tahun sebelumnya. Komunitas model komunikasi bidan di Kabupaten Sukabumi dianggap memiliki kontribusi penting terhadap prestasi tersebut.
MOTIF ANGGOTA KOMUNITAS HIP HOP BANDUNG Achwan Noorlistyo Adi; Dedi Rumawan Erlandia; Antar Venus
Manajemen Komunikasi Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Manajemen Komunikasi Vol. 1 No.1 Otober 2016
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.579 KB) | DOI: 10.24198/jmk.v1i1.9584

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motif anggota komunitas memilih musik Hip Hop sebagai musik kesukaannya dan untuk mengetahui motif anggota komunitas untuk bergabung ke dalam komunitas Hip Hop Bandung.Penelitian menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan kualitatif dan metode fenomenologi dari pemikiran Alferd Schutz. Teknik pengumpulan data penelitian yang paling utama digunakan adalah wawancara mendalam kepada 7 (tujuh) orang informan yang merupakan anggota komunitas musik Hip Hop Bandung. Lokasi dalam penelitian adalah basecamp RUN BDG, Black Boi studio, dan Area Car Free Day Cikapayang, Dago Bandung. Adapun pelaksanaan wawancara dilakukan dalam kurun waktu dua bulan, terhitung mulai tanggal 17 Maret 2016 – 28 Mei 2016.Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa motif anggota dalam memilih musik Hip Hop adalah terbiasa mendengarkan musik Hip Hop pada masa lalu, adanya keinginan untuk berbeda dengan orang lain, dan memilih musik Hip Hop karena pengaruh dari orang lain. Motif untuk bergabung anggota komunitas Hip Hop terutama RUN BDG dibagi 2, because of motives dan in order to motives. Because of motives berupa ajakan dari pendiri dan in order to motives berupa keinginan untuk meningkatkan kualitas diri, mencari penghasilan, serta menjaga eksistensi komunitas Hip Hop di Bandung.Selain motif, penelitian ini juga menghasilkan makna musik Hip Hop bagi anggota komunitas musik Hip Hop di Bandung. Setiap anggota memaknai musik Hip Hop berbeda-beda sesuatu dengan apa yang dirasakan dan apa yang dilakukan. Makna musik Hip Hop yaitu sebagai simbol protes dan perjuangan, simbol universal, ketegasan dan kelugasan, simbol keasyikan serta simbol kehidupan dan kebebasan berekspresi.Keyword : Motif, Makna, Because of motives, In order to motives, Hip Hop, Komunitas, Musik
RURAL TOURISM DEVELOPMENT AS A ONE VILLAGE ONE PRODUCT (OVOP) APPROACH IN WEST BANDUNG REGENCY Iwan Koswara; Ilham Gemiharto; Dedi Rumawan Erlandia
Sosiohumaniora Vol 22, No 3 (2020): SOSIOHUMANIORA, NOVEMBER 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v22i3.29343

Abstract

West Bandung Regency is a part of West Java Province, which has many rural areas that can be developed as tourism places. One that can and starts to run is through One Village One Product (OVOP). This study aims to see how rural tourism develops with the One Village One Product (OVOP) Approach in West Bandung Regency. The research approach uses a qualitative approach to explain phenomena, data collection with a library research approach, and a field consisting of in-depth interviews, observation, and Focus Group Discussion (FGD). The data analysis technique used in this study is an interactive model that classifies data analysis in three steps, namely data reduction, data presentation, and concluding. The results of this study indicate that the KBB government began the development of tourism marketing through the OVOP program approach in Kampung Pasirangsana, Tourism Village, Renda, District of Cikalongkulon. The development of Tourism Villages in KBB through the OVOP program approach is a pioneering effort that still requires a timeless process to be able to produce the expected results. Several factors hinder the development of tourism village marketing through the OVOP approach, namely limited human resources and budget. Collaboration and consistency are needed for all parties to be able to realize the goal of developing tourist villages in the West Bandung Regency.
PELATIHAN PENGEMBANGAN KOMUNIKASI PEMASARAN INDUSTRI PARIWISATA MELALUI PRODUK INOVATIF KREATIF DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PANGANDARAN Iwan Koswara; Putri Trulline; Dedi Rumawan Erlandia
Dharmakarya Vol 8, No 3 (2019): September 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.877 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v8i3.19941

Abstract

Tujuan dari kegiatan PPM ini adalah untuk: (1) Memberikan pengetahuan dasar atas manfaat dan pentingnya komunikasi pemasaran bagi usaha kecil/industri kecil, dan menengah serta masyarakat pada umumnya, (2) Memberikan pengetahuan mengenai konsep pemasaran produk lokal orisinal, serta (3) Memberikan keterampilan praktis tentang pemilihan media komunikasi pemasaran (promosi) bagi pemasaran hasil industri produksi produk/jasa lokal. Peserta pelatihan ini adalah para usaha kecil, menengah, karang taruna/pemuda, serta masyarakat Desa Ciliang, Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran. Adapun metode pelaksanaan PPM ini, melalui penyuluhan, dialog, dan diskusi, serta simulasi praktek langsung kegiatan komunikasi pemasaran industri pariwisata. Kegiatan PPM ini diharapkan akan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat Desa Ciliang Kecamatan Parigi Khususnya, dan masyarakat Kabupaten Pangandaran pada umumnya, terutama para pelaku usaha kecil dan menengah. Kemampuan dan Keterampilan ini selanjutnya diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk terus mengembangkan diri dan menjadi wirausahawan sehingga dapat meningkatkan taraf kehidupannya.Adapun target yang menjadi indikator pencapaian tujuan dari kegiatan PPM ini: Secara Kualitatif meningkatnya pemahaman dan kemampuan masyarakat dalam mengembangkan potensi daerahnya dalam melakukan pemasaran industri pariwisata barang/jasa melalui produk inovatif kreatif; Secara Kuantitatif meningkatnya aktivitas kegiatan komunikasi pemasaran pariwisata dalam menunjang peningkatan perekonomian masyarakat, melalui penciptaan wirausaha baru yang kreatif dan inovatif, dengan sumber daya lokal dari masyarakat Kabupaten Pangandaran
HUBUNGAN ANTARA INFORMASI PADA AKUN INSTAGRAM @PASARCIKAPUNDUNGBARANGLAWAS DENGAN MINAT FOLLOW ERS UNTUK BERKUNJUNG Ryan Dwi Destyadi; Uud Wahyudin; Dedi Rumawan Erlandia
Widya Komunika Vol 10 No 1 (2020): JURNAL KOMUNIKASI DAN PENDIDIKAN WIDYA KOMUNIKA
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.wk.2020.10.1.2745

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara valensi (valance) dan bobot (weight) informasi pada akun instagram @pasarcikapundungbaranglawas dengan tingkat perhatian, ketertarikan, dan keinginan followers aktif dalam melahirkan minat berkunjung ke Pasar Seni dan Antik Cikapundung, Bandung. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan studi korelasional. Populasi penelitian ini berjumlah 151 orang. Jumlah sampel yakni sebanyak 109 responden yang ditarik dengan menggunakan teknik penarikan sampel acak sederhana (simple random sampling). Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara informasi pada akun instagram @pasarcikapundungbaranglawas dengan minat followers aktif untuk berkunjung ke Pasar Seni dan Antik Cikapundung. Kemudian, terdapat hubungan yang signifikan antara valensi informasi pada akun instagram @pasarcikapundungbaranglawas dengan tingkat perhatian, ketertarikan, dan keinginan followers aktif untuk berkunjung. Serta, terdapat hubungan yang signifikan bobot informasi pada akun instagram @pasarcikapundungbaranglawas dengan tingkat perhatian, ketertarikan, dan keinginan followers aktif untuk berkunjung.
PERAN HUMAS PEMERINTAH DALAM PEMASARAN CITY BRANDING MELALUI MEDIA MASSA Uud Wahyudin; Dedi Rumawan Erlandia
Jurnal Common Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.387 KB) | DOI: 10.34010/common.v2i2.1192

Abstract

Era globalisasi menuntut sebuah kota untuk mengelola citranya dan menjadikan citra itu sebagai komoditas, bersaing untuk menjadi yang terbaik. Media massa memainkan peran penting sebagai salah satu media pemasaran dalam membentuk city branding untuk sebuah kota. Dengan demikian, humas pemerintah harus melakukan komunikasi interaktif dengan media massa atau pers.Public Relations dan mitranya, media massa atau pers, tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Melalui media massa, Public Relations sebagai strategi promosi city branding dapat menyampaikan informasi tentang kota secara lebih komprehensif.Penerapan branding kota pemasaran melalui media massa oleh public relations pemerintah, dapat dilakukan dengan membuat profil kota / daerah yang harus disebarluaskan ke media massa di Indonesia dengan bahasa nasional, dengan desain yang menarik, sehingga mereka dapat dengan mudah menarik perhatian. Dalam praktik pemasaran atau promosi branding kota melalui media massa oleh humas pemerintah, setiap pemimpin daerah seperti walikota atau bupati harus diberi tanggung jawab untuk mempromosikan branding kota, terutama melalui media massa, baik cetak maupun elektronik. --------------------------------------------------------------------------------- The era of globalization requires a city to manage its image and make the image like a commodity, competing to be the best. Mass media plays an important role as one of the marketing media in forming city branding for a city. Thus, government public relations must make an interactive communication with the mass media or the press.Public Relations and its partners, mass media or the press, can not be separated from each other. Through mass media, Public Relations as a promotion strategy of city branding can convey information about a city more comprehensively.The application of marketing city branding through the mass media by government public relations, can be done by making a profile of the city/region that must be disseminated to the mass media in Indonesia with national language, with attractive designs, so that they can easily draw the attention. In the practice of marketing or promoting of city branding through the mass media by government public relations, every regional leader like a mayor or a regent must be given the responsibility to promote city branding, especially through mass media, both print and electronic.