Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Efek Penyuntikan Dosis Rendah Hormon Gonadotropin terhadap Jumlah dan Besar Telur Itik Alabio Abd. Malik; Aam Gunawan
Jurnal Ilmu Ternak Vol 8, No 1 (2008)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v8i1.2221

Abstract

Penelitian bertujuan untuk meningkatkan besar dan jumlah telur itik Alabio melalui penyuntikan hormon gonadotropin dosis rendah. Sebanyak 40 ekor itik Alabio umur 5 bulan dibagi kedalam 40 cages. Perlakuan yang diberikan terdiri dari K0 (disuntik NaCl fisiologis sebagai kelompok kontrol), K1 (disuntik dengan hormon PMSG dosis 25 IU), K2 (disuntik dengan hormon HCG dosis 25 IU) dan K3 (disuntik dengan hormon kombinasi PMSG dan HCG). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 10 ulangan. Pengamatan jumlah dan besar telur dilakukan selama 42 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuntikan hormon gonadotropin berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah telur yang dihasilkan, namun berpengaruh tidak nyata terhadap besar telur itik Alabio. Jumlah telur tertinggi dihasilkan oleh perlakuan penyuntikan HCG saja yaitu sebayak 22,9 butir/ekor.Kata kunci: Itik Alabio, Gonadotropin, Telur.
Pengaruh Penggunaan Minyak Ikan Lemuru, Tallow, dan Tongkol Jagung dalam Ransum terhadap Kinerja dan Komposisi Asam Lemak Daging Itik Aam Gunawan; Nasroedin (Nasroedin); Tri Yuwanta
Buletin Peternakan Vol 24, No 1 (2000): Buletin Peternakan Vol. 24 (1) Februari 2000
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v24i1.1399

Abstract

Artikel dalam bentuk PDF
PENGARUH PENYUNTIKAN PROSTAGLANDIN TERHADAP PERSENTASE BIRAHI DAN ANGKA KEBUNTINGAN SAPI BALI DAN PO DI KALIMANTAN SELATAN SUDARMAJI SUDARMAJI; ABD. MALIK; AAM GUNAWAN
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 10 No 1 (2007)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.293 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon birahi dan angka kebuntingan pada sapi Bali dan PO di Kalimantan Selatan melalui gertak birahi dengan prostaglandin (PGF2? Jumlah sapi yang digunakan sebanyak 69 ekor yang terdiri atas 23 ekor sapi Bali dan 46 ekor sapi Peranakan Ongole (PO) yang tersebar di tiga desa. Semua sapi disuntik dengan PGF2?ebanyak dua kali dengan jarak penyuntikan 11 hari. Tiga hari setelah penyuntikan PGF2?ang kedua, dilakukan inseminasi buatan dan setelah tiga bulan dilakukan pengamatan terhadap angka kebuntingan. Data mengenai persentase estrus dan angka kebuntingan dianalisis dengan menggunakan uji ?Chi-Square?. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah penyuntikan pertama dengan PGF2?persentase birahi sapi PO (67,39%) lebih tinggi secara sangat nyata daripada sapi Bali (39,13%), dari semua sapi birahi setelah penyuntikan kedua. Angka kebuntingan sapi Bali (83,33%) lebih tinggi secara sangat nyata daripada sapi PO (47,37%).
SUBTITUSI EMPULUR SAGU FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH UMUR 50-99 HARI Aam Gunawan; Muh. Syarif Djaya; Irwan Arisandi
AL-ULUM: JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.6 KB) | DOI: 10.31602/ajst.v1i1.380

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar tingkat subtitusi empelur sagu fermentasi terhadap produksi telur burung puyuh umur 50-99 hari. Burung puyuh umur 50 hari sebanyak 300 ekor dibagi ke dalam 20 petak kandang, setiap petak diisi dengan 15 ekor burung puyuh dan dipelihara selama 7 minggu. Perlakuan yang dicobakan terdiri dari P0=  Empulur Sagu Fermentasi 0% + Pakan Komersial 100%, P5=  Empulur Sagu Fermentasi 5% + Pakan Komersial 95%; P10 =  Empulur Sagu Fermentasi 10% + Pakan Komersial 90%; P15 = Empulur Sagu Fermentasi 15% + Pakan Komersial 85%; dan P20 = Empulur Sagu Fermentasi 20% + Pakan Komersial 80%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan empulur sagu fermentasi sampai 20% dalam ransum burung puyuh tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum, tetapi menurunkan produksi telur dan berat telur puyuh serta tidak efisien yang ditandai dengan nilai konversi ransum yang semakin meningkat.
SUBTITUSI EMPULUR SAGU FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH UMUR 50-99 HARI Irawan Arisandi; Aam Gunawan; syarif Djaya
Kandang : Jurnal Peternakan Vol. 7 No. 1 (2015)
Publisher : Prodi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32534/jkd.v7i1.210

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar tingkat substitusi empelur sagu fermentasi terhadap produksi telur burung puyuh umur 50-99 hari. Burung puyuh umur 50 hari sebanyak 300 ekor dibagi ke dalam 20 petak kandang, setiap petak diisi dengan 15 ekor burung puyuh dan dipelihara selama 7 minggu. Perlakuan yang dicobakan terdiri dari P0=  Empulur Sagu Fermentasi 0% + Pakan Komersial 100%, P5=  Empulur Sagu Fermentasi 5% + Pakan Komersial 95%; P10 =   Empulur Sagu Fermentasi 10% + Pakan Komersial 90%; P15 = Empulur Sagu Fermentasi 15% + Pakan Komersial 85%; dan P20 = Empulur Sagu Fermentasi 20% + Pakan Komersial 80%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan empulur sagu fermentasi sampai 20% dalam ransum burung puyuh tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum, tetapi menurunkan produksi telur dan berat telur puyuh serta tidak efisien yang ditandai dengan nilai konversi ransum yang semakin meningkat.Kata Kunci : Burung puyuh, empulur sagu dan fermentasi