Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KOMUNIKASI PEMASARAN PRODUK KOMODITAS LOKAL BERBASIS KOMUNITAS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA (Studi Kasus FruitsUp, UMKM di Jatinangor) Santi Susanti; Dwi Purnomo; Wahyu Gunawan; Diana Sari
Sosiohumaniora Vol 20, No 3 (2018): SOSIOHUMANIORA, NOPEMBER 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.52 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v20i3.15590

Abstract

ruitsUp merupakan salah satu produk UMKM Unpad yang berhasil melakukan diversifikasi produk olahan mangga menjadi puree buah. Pengembangan bisnis melalui Fruters Model mampu menjadikan bisnis FruitsUp yang dimulai dari skala kecil berjalan selama tiga tahun dan berkembang cukup baik dari sisi asset maupun kekayaan sumber daya manusianya. Meski demikian, pengembangan masih dilakukan FruitsUp, salah satunya perluasan pemasaran, agar produk dapat menjangkau lebih banyak target pasar sehingga skala penjualan dan skala produksi meningkat. Penelitian ini bertujuan mengetahui strategi pemasaran FruitsUp dalam menjangkau target pasar lebih luas melalui media massa dan media jejaring sosial. Hasil penelitian menunjukkan, televisi, radio, surat kabar dan media sosial dijadikan saluran komunikasi untuk mengenalkan FrutsUp secara luas kepada masyarakat. Perancangan dan penyampaian pesan disesuaikan dengan media yang digunakan. Melalui media massa dan jejaring sosial, diharapkan selain dikenal luas, FuitsUp dapat memberikan nilai tambah baik dari sisi pemasaran produk, maupun dari sisi peningkatan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. 
Model of Building Institutional Networks in Early Prevention of Social Conflicts in Urban Area of Bekasi Andi Sopandi; Yogi Suprayogi Sugandhi; Wahyu Gunawan
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 3, No 2 (2020): Budapest International Research and Critics Institute May
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v3i2.881

Abstract

This study discusses Building an Institutional Network for Early Prevention of Social Conflict in urban areas, a case study in Bekasi City, West Java Province, Indonesia. The purpose of this study is to find out: (1) to study the institutional network pattern of early prevention of social conflicts (conflicts over erection of places of worship, conflicts of a Primodial nature, and conflict of economic interests) in urban areas, especially Bekasi City, based on three institutional pillars, namely the Regulative pillar, Normative pillars, and Cognitive-cultural Pillars as stated by Scott (2001); (2) analyze other aspects that affect the institutional network in the early prevention system of social conflict in urban areas; and (3) examines the model of institutional networks in early social conflict prevention systems in urban areas. The research method used to explore and identify building institutional networks in early prevention in urban areas is qualitative. The model of building an institutional network in the early prevention of social conflict in urban areas, is very dependent on the set structure, which was developed, including.
Measurement of Social Impact of Community Empowerment Program Based Processed Product Using SBMC Maters (Study Case: Manggo Puree Fruits Up Social Business) Dwi Purnomo; Anas Bunyamin; Asri Iswa Nurbaiti; Marlis Nawawi; Diana Sari; Wahyu Gunawan
Agroindustrial Journal Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : APTA and DTIP FTP UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.944 KB) | DOI: 10.22146/aij.v6i2.56954

Abstract

Fruits Up designed as Agro-Industrial businesses with social business platform. Furthermore, this business is designed to provide a broad impact by connecting value chain and benefits from the village to the city. In its efforts, there are many key partners involved in the business model. Reinforcement of key partners is very important to keep the business sustainable. This research aims to find out the social impact brought by the business. The method used is descriptive with interviews in depth. To illustrate the social impacts of Fruits up Business used Social Business Model Canvas (SBMC). This research also produced a map that describe the distribution of impacts in qualitative and quantitative results from observations that done for 2 years. SBMC ripeness level measured through social impact measurement tools that designed specifically through Forum Group Discussion with stakeholders. Based on the analysis of the Social Business Model Canvas, Fruits Up successfully deliver measurable impacts to the community. Although financially fruits Up still needs to be much improved.
Peran dan Interaksi Aktor Lokal dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Citarum Hulu Inas Yaumi Aisharya; Budhi Gunawan; Oekan S. Abdoellah; Wahyu Gunawan; Jhon Jhohan Putra Kumara Dewa
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol 12 No 2 (2022): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Graduate School Bogor Agricultural University (SPs IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.12.2.335-351

Abstract

Peran masyarakat dan kerjasama dengan aktor-aktor lain merupakan upaya yang dapat menjamin keberlangsungan pengelolaan hutan. Penelitian ini menganalisis peran untuk menentukan kekuasaan dan kepentingan serta mengklasifikasikan kelompok dengan menganalisis kepentingan dan pengaruh, dan menganalisis jaringan aktor dengan menggunakan Analisis Jejaring Sosial (SNA) dengan aplikasi KUMU. PHBM merupakan bentuk kerjasama antara Perum Perhutani dengan masyarakat desa hutan. Perhutani berperan sebagai Key Player dalam program tersebut dengan peran memprakarsai program PHBM yang memiliki kontrol besar atas pengelolaan hutan seperti pengawasan dan perizinan akses hutan, juga Petani Kopi sebagai subyek utama program. Analisis SNA menunjukkan bahwa aktor kunci PHBM adalah LMDH sebagai aktor yang paling banyak berhubungan dengan aktor lain, pusat informasi, perantara informasi, dan juga yang paling dekat dengan aktor lain karena memiliki jalur komunikasi terpendek. Peran dan interaksi LMDH mendukung keberhasilan pengelolaan hutan berbasis masyarakat.
PROTOTIPE SISTEM PENDINGIN AIR DAN PENGHILANG KOTORAN PADA PANEL SURYA Wahyu Gunawan; Purwiyanto Purwiyanto; Arif Sumardiono
Journal of Energy and Electrical Engineering (JEEE) Vol 5, No 1: Oktober 2023
Publisher : Teknik Elektro Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jeee.v5i1.8482

Abstract

Panel surya adalah salah satu opsi energi alternatif yang ramah lingkungan dan memiliki potensi yang tak terbatas secara signifikan. Tetapi perlu perawatan dan pendinginan yang sesuai untuk memaksimalkan kinerja. Studi sebelumnya sudah mengenali batasan-batasan seperti penumpukan debu dan kotoran, serta pemanasan berlebih yang bisa mengurangi efisiensi kinerja panel surya. Sejumlah penelitian telah berupaya mengatasi isu tersebut melalui penerapan sistem pendinginan otomatis yang mengandalkan mikrokontroler. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa implementasi sistem pendingin telah berhasil mengurangi suhu rata-rata permukaan panel surya, yang pada gilirannya meningkatkan daya dan efisiensi keseluruhan sistem. Namun, sebagian besar sistem ini menggunakan layar LCD untuk pemantauan. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem pendinginan dan membersihkan panel surya dengan menggunakan wiper yang dapat diatur sesuai dengan jadwal waktu tertentu. Selain itu, sistem ini juga memiliki kemampuan dapat dipantau dan dikontrol melalui aplikasi mobile berupa user interface yaitu blynk sehingga memudahkan pengguna dalam memantau dan mengontrol pengoperasian panel surya. Hasil penelitian ini memberikan nilai tegangan rata-rata sebesar 21,34 V dalam kondisi normal, 21,27 V dalam kondisi berdebu, dan 21,91 V dalam kondisi dibersihkan. Dan terdapat nilai suhu rata-rata sebesar 46,2 °C pada kondisi normal, suhu 45,74 °C pada kondisi berdebu, serta suhu 39.34 °C dalam keadaan dibersihkan. Berdasarkan informasi tersebut, setelah dilakukan pembersihan, tegangan akan meningkat dan suhu akan menurun dibandingkan kondisi normal atau berdebu.
Edukasi Masyarakat dalam rangka meningkatkan kapasistas Keberfungsian Sosial Masyarakat Desa Dayeuhkolot Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Heri Wibowo; Aditya Candra Lesmana; Wahyu Gunawan; R. Nunung Nurwati; Hadiyanto Abdul Rachim; Desi Yunita; Muhammad Fedryansyah; Ardi Maulana Nugraha
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (JPPM) Vol 4, No 3 (2023): Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (JPPM)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v4i3.51582

Abstract

Desa Dayeuhkolot merupakan wilayah yang sering terserang banjir pada setiap musim penghujan. Ketika banjir melanda, dan merendam wilayah tersebut, maka hampir seluruh proses belajar mengajar di sekolah terhenti. Hal ini banyak mengakibatkan banyak murid tertinggal pelajaran. Program pengabdian pada masyarakat ini berbentuk program jangka panjang (1-3 tahun) dalam bentuk peningkatan kapasitas keberfungsian paripurna masyarakat, serta menjadi komunitas yang mampu mandiri menangkal ragam bencana yang berpotensi menimpa, kian hari kian berat. Dengan tujuan utama agar setiap individu dan keluarga memiliki cara pandang, sikap serta pola perilaku yang lebih baik terhadap diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitarnya. Sehingga diharapkan, mereka semakin mampu menjadi bagian dari anggota masyarakat yang saling mampu memberikan kontribusi antara satu dan lainnya. Sistem pembelajaran dilakukan secara kombinasi, dalam rangka untuk menjaga keberlangsungan proses belajar dan keberlanjutan interaksi dan aksi kolaborasi. Adapun pemberian materi belajar, dilakukan dalam dua skema, yaitu skema tatap muka, dimana tim hadir ke lokasi, dan skema daring yang diberikan satu pekan 2-4 materi. Pola ini diharapkan mampu menjaga semangat belajar masyarakat dalam rangka meningkatkan kapasitas keberfungsian paripurnanya.