. Siswanto
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Prospek Ekstrak Daun Tembakau Sebagai Nematisida Nabati . Wiratno; . Siswanto; I.M. Trisawa
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 5, No 2 (2013): Oktober 2013
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bultas.v5n2.2013.91-98

Abstract

Nematisida nabati adalah salah satu jenis nematisida alami yang saat ini sedang banyak dipelajari peranan-nya dalam mengendalikan nematoda. Nematisida ini relatif aman bagi lingkungan dan organisme hidup karena bahan aktifnya berasal dari senyawa metabolit sekunder tanaman yang mudah terurai. Pemanfaatan senyawa metabolit sekunder tanaman sebagai bahan aktif nematisida nabati didasarkan pada fungsinya bagi tanaman, di antaranya sebagai sarana untuk perlindungan diri dari serangan hama dan penyakit. Salah satu tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan adalah tembakau (Nicotiana tabacum). Daun tembakau mengandung senyawa nikotin dan secara in vivo mampu membunuh nematoda Meloidogyne incognita dengan nilai LC50 dan LC90 berturut-turut sebesar 1,9 dan 3,6 mg ekstrak/ml air. Nematoda yang mati terpapar ekstrak daun tembakau berbentuk keriting (curly), menyerupai bentuk nematoda yang mati terpapar insektisida organo-fosfat dan karbamat yang menghambat pembentukan senyawa acetylcholine dalam sistem syaraf organisme hidup. Fenomena ini dapat dijadikan salah satu indikator untuk mendeteksi cara kerja berbagai senyawa se-kunder tanaman dalam membunuh hama yang hingga kini masih belum banyak diketahui. Tujuan dari penu-lisan tinjauan ini adalah untuk mengkaji prospek ekstrak daun tembakau sebagai nematisida nabati, juga sebagai alternatif diversifikasi pemanfaatan tembakau selain untuk bahan baku rokok. Botanical nematicide is one type of natural pesticide, which is currently being studied for its role in the control of nematodes. This nematicide is safer for the environment and living organisms as the active ingredient de-rived from secondary metabolite of plants is biodegradable. Utilization of this compound as active ingredients of botanical nematicide is based on naturally used as a mean of self-protection against pests and diseases. One plant that potentially to be used as nematicide is tobacco (Nicotiana tabacum). Tobacco leaves extract is able to kill the root knot nematode, Meloidogyne incognita, with LC50 and LC90 values are 1.9 and 3.6 mg extract/ml of water, respectively. Body of the dead nematodes exposed by this extract shows curly shape similar to that of exposed by an organophosphate and carbamate groups, which acts as acetyl cholinesterase inhibitors. Meanwhile the body of naturally dead nematode shows straight shape. This phenomenon can be used as an indicator to detect the mode of action of plant secondary metabolite compounds that have not been widely known. This paper would discuss about possibility of using extracted tobacco leaf as botanical nematicide, and also alternatife of tobacco diversification usage except cigarette.
URET PADA TANAMAN TEBU DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALIANNYA DALAM MENDUKUNG PERTANIAN BERKELANJUTAN . Siswanto; . Sumanto; Deciyanto Soetopo
Perspektif Vol 15, No 2 (2016): Desember, 2016
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/psp.v15n2.2016.110-123

Abstract

AbstrakUret atau lundi merupakan hama endemis di berbagai wilayah tebu di Indonesia, terutama pada lahan kering dengan kandungan tanah dominan berpasir. Akibat serangan uret pada pertanaman tebu sering menyebabkan kehilangan  hasil gula cukup besar, yakni mampu menurunkan hasil gula hingga 50 % per ha. Di Indonesia tercatat ada 30 spesies uret, dan empat genera di antaranya berpotensi sebagai hama tebu yaitu Lepidiota, Leucopholis, Phyllophaga dan Apogonia, dan spesies Lepidiota stigma paling dominan di berbagai wilayah pengembangan tebu yang menghadapi masalah uret. Hampir semua Negara produsen gula tebu mengalami kendala serangan uret dalam usahatani tebunya, tetapi genus dan spesies uret yang menyerang umumnya berbeda di setiap Negara.  Strategi pengendalian uret di berbagai negara, sebagaimana halnya pengendalian hama dan penyakit saat ini lebih mengarah pada keamanan lingkungan dan kesehatan, yakni mengusahakan seminim mungkin penggunaan insektisida kimiawi sintetis dengan memadukan berbagai teknik pengendalian yang efisien, efektif dan kompatibel. Karena itu berbagai kegiatan penelitian dan pengendalian uret difokuskan pada pengembangan varietas toleran, pemanfaatan musuh alami, tindakan kultur teknis, serta cara mekanis dan fisik, yang kompatibel satu sama lain melalui konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT).   Hasil penelitian penting terkait, antara lain:(1) Klon tebu toleran serangan uret di Indonesia PS862 dan Kenthung (khususnya L. stigma:), di Philipina klon CP29116,  di Thailand, varieties Uthong 3 dan K 88-92, (2) Entomophatogen serangga potensial pengendali uret: jamur Metharizium anisopliae, Beauveria bassiana, nematode Steinernema sp. Implementasi strategi pengendalian uret ramah lingkungan mendukung program pertanian berkelanjutan akan efektif bila diselaraskan dengan karakter biologi hama, sarana prasarana pengembangan perbenihan dan pengendali hayati, cukup memadainya pemahaman tentang pengendalian hama terpadu baik petani maupun para pengambil kebijakan terkait usaha tani tebu.Kata Kunci : Tebu, uret, pengendalian, pertanian berkelanjutanAbstract          White grubs are endemic pest in sugarcane plantation of Indonesia, mainly on the sandy loam dry land.  The pest attack would cause up to 50%  loss of yield  in a ha.  In Indonesia there are 30 species of grubs related to sugarcane plantation, while four of them dominantly are Lepidiota, Leucopholis, Phyllophaga dan Apogonia, but the species of Lepidiota stigma is the most dominant in the plantation which usually have severe  problem on grubs infestation. Most of sugarcane producing countries are undergone the grubs problem in their plantation though in different genus or species. In the decade, the grubs control to be developed in some countries are directing to friendly environment strategy supporting sustainable agricultural development, by minimizing the use of chemical insecticides.  Therefore research and development for the grubs control in Indonesia are also focusing on these strategy such as the development of tolerant varieties/klones,the use of natural enemies, cultivation methods, as well as mechanize and physical control methodes. Research results showed (1) PS862 and Kenthung klones are tolerant to L. stigma, (2) Entomophatogenic agents such as Metharizium anisopliae, Beauveria bassiana, Steinernema sp. To implement the strategy of friendly environment control supporting sustainable agricultural program would be effective by understanding the biological character of grubs, development infrastructure for superior seeds and biological control agents, empowering farmer and policy makers concerning  sugarcane plantation.Keyword: Sugarcane, whitegrubs, control strategy, sustainable agriculture
Prospek Ekstrak Daun Tembakau Sebagai Nematisida Nabati . Wiratno; . Siswanto; I.M. Trisawa
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 5, No 2 (2013): Oktober 2013
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bultas.v5n2.2013.91-98

Abstract

Nematisida nabati adalah salah satu jenis nematisida alami yang saat ini sedang banyak dipelajari peranan-nya dalam mengendalikan nematoda. Nematisida ini relatif aman bagi lingkungan dan organisme hidup karena bahan aktifnya berasal dari senyawa metabolit sekunder tanaman yang mudah terurai. Pemanfaatan senyawa metabolit sekunder tanaman sebagai bahan aktif nematisida nabati didasarkan pada fungsinya bagi tanaman, di antaranya sebagai sarana untuk perlindungan diri dari serangan hama dan penyakit. Salah satu tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan adalah tembakau (Nicotiana tabacum). Daun tembakau mengandung senyawa nikotin dan secara in vivo mampu membunuh nematoda Meloidogyne incognita dengan nilai LC50 dan LC90 berturut-turut sebesar 1,9 dan 3,6 mg ekstrak/ml air. Nematoda yang mati terpapar ekstrak daun tembakau berbentuk keriting (curly), menyerupai bentuk nematoda yang mati terpapar insektisida organo-fosfat dan karbamat yang menghambat pembentukan senyawa acetylcholine dalam sistem syaraf organisme hidup. Fenomena ini dapat dijadikan salah satu indikator untuk mendeteksi cara kerja berbagai senyawa se-kunder tanaman dalam membunuh hama yang hingga kini masih belum banyak diketahui. Tujuan dari penu-lisan tinjauan ini adalah untuk mengkaji prospek ekstrak daun tembakau sebagai nematisida nabati, juga sebagai alternatif diversifikasi pemanfaatan tembakau selain untuk bahan baku rokok. Botanical nematicide is one type of natural pesticide, which is currently being studied for its role in the control of nematodes. This nematicide is safer for the environment and living organisms as the active ingredient de-rived from secondary metabolite of plants is biodegradable. Utilization of this compound as active ingredients of botanical nematicide is based on naturally used as a mean of self-protection against pests and diseases. One plant that potentially to be used as nematicide is tobacco (Nicotiana tabacum). Tobacco leaves extract is able to kill the root knot nematode, Meloidogyne incognita, with LC50 and LC90 values are 1.9 and 3.6 mg extract/ml of water, respectively. Body of the dead nematodes exposed by this extract shows curly shape similar to that of exposed by an organophosphate and carbamate groups, which acts as acetyl cholinesterase inhibitors. Meanwhile the body of naturally dead nematode shows straight shape. This phenomenon can be used as an indicator to detect the mode of action of plant secondary metabolite compounds that have not been widely known. This paper would discuss about possibility of using extracted tobacco leaf as botanical nematicide, and also alternatife of tobacco diversification usage except cigarette.