Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Studi Evaluasi Pengembangan Ternak Sapi dan Kerbau Aladin Nasution
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 2, No 1 (1983): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v2n1.1983.32-42

Abstract

IndonesianPopulasi ternak sapi dan kerbau yang menurun secara nasional telah mendorong pemerintah untuk melancarkan program-program yang diharapkan dapat merubah trend yang terjadi. Pengembangan kedua jenis ternak ini terutama diarahkan bagi penyediaan daging dan tenaga kerja. Pada wilayah-wilayah yang potensial untuk pengembangan ternak sapi dan kerbau diperlukan suatu program yang mantap dan terarah sehingga pengembangan yang dilakukan benar-benar dapat meningkatkan produktivitas seperti yang diharapkan. Studi Evaluasi Pengembangan Ternak Sapi dan Kerbau ini bersifat evaluatif dan diarahkan pada pembahasan program-program pengembangan ternak sapi dan kerbau pada tingkat Nasional dan Propinsi/Kabupaten contoh. Studi ini mengambil dua lokasi pengembangan ternak sapi dan kerbau yaitu Propinsi Lampung dan Jawa Barat. Ciri yang berbeda antara kedua lokasi diatas diharapkan akan membrikan suatu gambaran permasalahan yang lebih luas. Dari hasil studi yang dilakukan dapat  dikemukakan beberapa hal berikut. Pada tingkat nasional perkembangan sapi dan kerbau yang kurang memuaskan telah menimbulkan respon yang kuat untuk menanggulanginya. Peningkatan kegiatan penyebaran ternak sapi sebagai pelaksanaan program ekstensifikasi mempunyai sasaran utama pada wilayah-wilayah potensial di luar Jawa. Peranan pemerintah dalam pengadaan dan penyebaran ternak bibit bersifat esensial.
Analisis perkembangan sewa menyewa lahan di pedesaan Lampung Gatoet Sroe Hardono; Mewa Ariani; Aladin Nasution
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 9, No 2-1 (1992): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v9n2-1.1992.104-112

Abstract

IndonesianBertambahnya jumlah penduduk dan keberhasilan dalam pembangunan irigasi telah menyebabkan permintaan terhadap lahan meningkat. Akibat selanjutnya dari keadaan ini adalah berubahnya pola penguasaan lahan dan meningkatnya harga dan nilai sewa lahan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perkembangan sistem sewa menyewa lahan, nilai sewa lahan di pedesaan propinsi Lamnpung. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara kepada rumah tangga petani yang tersebar di 9 desa (dari 12 desa yang diteliti, transaksi sewa menyewa lahan ditemukan di 9 desa). Desa-desa tersebut dikelompokkan menjadi 3 daerah agro ekosistem yaitu sawah irigasi, tadah hujan dan lahan kering. Jumlah responden untuk setiap desa adalah 40 rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transaksi sewa menyewa lahan banyak terjadi di daerah sawah irigasi daripada daerah sawah tadah hujan maupun lahan kering dengan luasan 0,25 - 0,50 ha. Demikian pula harga (nilai) sewa untuk lahan sawah irigasi lebih tinggi daripada jenis lahan lainnya. Dari hasil analisis dengan model hedonic menunjukkan bahwa ketersediaan air pada lahan sawah irigasi dan tahun transaksi sewa menyewa lahan secara nyata dan positif mempengaruhi nilai sewa lahan. Implikasi dari hasil ini, perlu digalakkan upaya perbaikan dan peningkatan saluran tersier yang ada di sekitar lahan sawah irigasi tersebut sehingga semua lahan sawah irigasi yang ada mendapat  cukup air dan dapat ditanami secara terus menerus. Untuk daerah-daerah yang kurang subur seperti daerah sawah tadah hujan dan lahan kering, perlu diciptakan lapangan pekerjaan untuk kegiatan lain seperti dibidang peternakan (unggas, kambing) dan usaha industri rumah tangga.
Keterkaitan jenis sumberdaya lahan dengan besar dan jenis pengeluaran rumah tangga di pedesaan Lampung Aladin Nasution
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 9, No 2-1 (1992): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v9n2-1.1992.40-46

Abstract

IndonesianSecara umum tingkat pendapatan dapat mempengaruhi pola konsumsi suatu rumahtangga. Pada tingkat tertentu, yakni apabila kebutuhan pokok telah terpenuhi, maka pola konsumsi akan bergeser kepada barang-barang sekunder. Mengingat semakin meningkatnya pendapatan masyarakat di pedesaan, timbul kekhawatiran akan terjadinya pergeseran pola pikir kearah negatif, seperti timbulnya sifat boros masyarakat pada barang-barang yang tidak produktif. Bertitik tolak dari permasalahan diatas tulisan ini melihat keterkaitan jenis sumberdaya lahan dengan besar dan jenis pengeluaran rumahtangga, baik setelah kebutuhan pokoknya terlampaui.
Sistem Komoditi Protein Hewani Aladin Nasution
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 2, No 2 (1983): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v2n2.1983.29-42

Abstract

IndonesianGambaran umum di Indonesia dengan taraf pendapatan yang masih rendah menunjukkan permasalahan pangsa yang berorientasi kuat pada komoditi-komoditi makanan pokok. Dewasa ini kelompok bahan makanan yang termasuk padi-padian (beras, jagung dan gandum) menyumbangkan lebih dari duapertiga dari jumlah kalori dan protein dan protein yang dikonsumsi secara nasional. Sedangkan konsumsi protein yang secara rata-rata sebesar 44.5 gram per kapita per hari, hanya 10 persen yang berasal dari hewani (daging, telur, susu dan ikan). Studi Sistem Komoditi Protein Hewani ini bertujuan untuk pendiskripsian sistem yang bersifat holistik yang meliputi identifikasi fungsi tujuan dan peubah-peubah sistem dari sistem komoditi protein hewani dengan komponen-komponen utama produksi, distribusi dan konsumsi. Dari hasil studi diperoleh kesimpulan bahwa, permintaan akan komoditi protein hewani mempunyai korelasi dengan pertambahan penduduk dan pendapatan. Protein hewani yang berasal dari ternak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dimana seperti daging sapi mempunyai kecenderungan kuat merupakan komoditi yang mewah sedang daging ayam dan telur cenderung dikonsumsi secara meluas. Produksi ternak unggas telah mengalami perubahan yang cukup nyata dengan mengaplikasikan teknologi modern seperti bibit unggul, formula ransum yang ilmiah dan teknik pencegahan dan pengobatan yang modern.
Dimensi perdagangan kelapa dan kopra rakyat di Sulawesi Utara Budiman Hutabarat; Tri Pranadji; Aladin Nasution
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 11, No 2 (1993): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v11n2.1993.24-36

Abstract

IndonesianPengembangan produksi kelapa di Sulawesi Utara sangat terkait dengan perilaku pasar hasil antara atau hasil akhirnya dan keadaan industri yang mengolahnya. Fenomena-fenomena ini tidak sepenuhnya terjadi di Sulawesi Utara saja, tetapi dapat berada di wilayah lain atau di luar negeri melalui jalur perdagangan. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan keragaan perdagangan kelapa rakyat dan menyelidiki bentuk dan perilaku pasarnya, dengan melakukan pengamatan pada bulan Agustus - Oktober 1989. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini antara lain adalah : i) petani kelapa berada pada kedudukan yang paling lemah dalam sistem perdagangan kelapa; ii) persaingan diantara pedagang atau pengolah sebetulnya ada, tetapi tidak efektif karena mahalnya biaya angkutan per satuan volume, dan malahan menyebabkan persaingan yang tidak sehat, sehingga sistem pemasaran agak didominasi oleh bermodal kuat; dan akhirnya iii) industri pengolah hasil kelapa juga merupakan pedagang yang mengantar-pulaukan atau mengekspornya.
Pengaruh luas kebun dan pendapatan usahatani kelapa dalam pengolahan pasca panen kelapa di tingkat petani Budiman Hutabarat; Tri Pranadji; Aladin Nasution
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 9, No 2-1 (1992): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v9n2-1.1992.78-85

Abstract

IndonesianPengolahan pasca panen kelapa merupakan suatu pilihan yang terbuka bagi petani. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh luas kebun, pendapatan, dan faktor lain yang mempengaruhi keputusan tersebut. Penelitian dilakukan di Lampung dan Sulawesi Utara sepanjang bulan Agustus sampai Oktober 1989 dengan melakukan wawancara kepada petani-petani kelapa. Terlihat bahwa luas kebun dan pendapatan usahatani kelapa, serta pengeluaran untuk konsumsi keluarga berpengaruh nyata terhadap keputusan pengolahan kelapa.
Perubahan harga lahan dalam kaitannya dengan pembangunan pertanian di pedesaan Lampung Aladin Nasution
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 9, No 1 (1991): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v9n1.1991.56-63

Abstract

IndonesianDalam pembangunan pertanian diperlukan empat faktor penggerak yaitu sumberdaya lahan, sumberdaya manusia, teknologi dan kelembagaan. Keempat faktor diatas saling terkait satu sama lain, sehingga bila salahsatu faktor diatas mengalami hambatan sulit tercapai sasaran yang diinginkan. Pesatnya laju pembangunan beberapa tahun terakhir, menyebabkan sumberdaya lahan terasa semakin terbatas. Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan fungsi lahan untuk kepentingan pembangunan itu sendiri. Bertitik tolak dari permasalahan diatas, sumberdaya lahan khususnya lahan pertanian dapat merupakan permasalahan pada masa mendatang. Sumberdaya lahan untuk pertanian akan merupakan suatu komoditi langka dan mempunyai nilai yang tinggi. Kondisi seperti ini akan banyak membawa dampak, baik terhadap nilai lahan, kelembagaan pertanian dan lain sebagainya. Prubahan-perubahan yang terjadi sudah tentu akan mempengaruhi pembangunan pertanian pada masa mendatang.
Prospek pengembangan tanaman ubikayu dalam kaitannya dengan produktivitas usahatani di daerah transmigrasi Jambi. Aladin Nasution
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 5, No 1-2 (1987): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v5n1-2.1987.38-44

Abstract

IndonesianPada dasarnya pembangunan pertanian di daerah transmigrasi adalah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani transmigran. Dalam pelaksanaannya banyak hambatan yang dihadapi antara lain, produkstivitas tanah yang rendah, keterbatasan modal, keterampilan petani dan lain sebagainya. Atas dasar hal tersebut di atas tulisan ini ingin melihat kemungkinan pengembangan tanaman ubikayu sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan pendapatan petani. Penelitian ini dilakukan di daerah pemukiman transmigrasi Singkut III dan Pamenang I Jambi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey yang menggunakan daftar pertanyaan. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pengusahaan ubikayu mempunyai prospek yang cukup baik dimasa mendatang. Hal ini dimungkinkan karena tersedianya faktor-faktor penunjang seperti, infrastruktur yang baik, kesesuaian lahan yang ditunjukkan oleh tingkat produktivitas tanaman ubikayu dan tersedianya pabrik pengolahan tapioka. Dengan demikian diharapkan harga ubikayu di tingkat petani dapat lebih tinggi dengan makin pendeknya rantai pemasaran.
Distribusi pemilikan dan pengusahaan tanah di Sumatera barat Aladin Nasution
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 3, No 2 (1984): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v3n2.1984.27-36

Abstract

There is no abstract available from the publish and or printed article
Agribisnis Kelapa Rakyat di Indonesia: Kendala dan Prospek Aladin Nasution; Muchjidin Rachmat
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 10, No 2-1 (1993): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v10n2-1.1993.19-28

Abstract

IndonesianPengembangan komoditas kelapa menghadapi kendala besar terutama persaingan dengan sumber minyak/lemak lain terutama sawit. Permasalahan menjadi menonjol mengingat penanganan komoditas kelapa menyangkut jutaan rumahtangga petani yang terlibat. Tulisan ini melihat keragaan, kendala dan prospek agribisnis kelapa di Indonesia, sebagai hasil studi di Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Jawa timur, pada bulan Juni sampai Agustus 1990. Hasil studi menunjukkan penggunaan kelapa saat ini sebagian besar diperuntukkan bagi industri minyak kelapa, baik melalui bahan baku kopra maupun langsung dari kelapa segar, dan permasalahan timbul dalam industri hilir tersebut menyangkut permintaan dan persaingan dalam industri minyak kelapa/goreng tersebut. Upaya efisiensi industri perlu ditingkatkan agar dapat lebih bersaing, menyangkut lokasi industri, keterpaduan antara sektor usahatani dan industri pengolahan dan efisiensi dalam tataniaga bahan baku. Dengan semakin beratnya persaingan dengan sumber dengan sumber minyak lain dimasa mendatang maka diperlukan diversifikasi produk pemanfataan kelapa untuk tidak sepenuhnya tergantung kepada hasil kopra dan minyak kelapa. Upaya diversifikasi dapat dilakukan baik dalam pemanfaatan produk buah kelapa seperti pembuatan kelapa parut kering, santan awet, juga diversifikasi dalam pemanfaatan kelapa seperti pengembangan gula kelapa, industri dan gula kayu kelapa, tempurung, sabut dan air kelapa. Upaya untuk memperkuat posisi kelapa dan  sisi usahatani juga masih diperlukan seperti perlunya peremajaan kelapa tua, pengembangan kelapa unggul terutama jenis kelapa dalam dan pengembangan tanaman sela/tumpangsari bernilai tinggi.