Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pendekatan Rawan Pangan dan Gizi: Besaran, Karakteristik, dan Penyebabnya Tri Bastuti Purwantini
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 32, No 1 (2014): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v32n1.2014.1-17

Abstract

EnglishHuman Development Index (HDI) on development trend during 1980-2012 in Indonesia improved, but food insecurity is still frequently found and prone to chronic malnutrition. The paper aims to analyze the magnitude and characteristics of food insecurity and nutrition vulnerability as well as to identify their causes. Thus, it is expected that the incident case management can be handled earlier. Periodically performing and updating food and nutrition insecurity mapping are very relevant. The level of food insecurity and malnutrition in Indonesia is almost high. In relation to the MDG target, conditions are still far from the targeted magnitude. It requires a breakthrough in reducing the prevalence of malnutrition among infants and energy deficit population. In addition, it needs sustainable food supply by increasing food production through food self-sufficiency. Thus, food and nutrition security approach is alternative to implement for handling food insecurity and malnutrition by increasing cross-sector synergy. IndonesianSelama 1990-2012 trend perkembangan Human Development Index (HDI) di Indonesia membaik, namun masih banyak kejadian rawan pangan maupun rawan gizi kronis. Tulisan ini bertujuan menganalisis besaran, identifikasi dan karakteristik rawan pangan dan rawan gizi serta penyebabnya. Dengan demikian diharapkan akan lebih dini dalam penanganan kasus kejadian tersebut. Pemutakhiran pemetaan kerawanan/kerentanan pangan dan gizi secara berkala sangat relevan dilakukan. Data empirik menunjukkan bahwa tingkat kerawanan pangan dan gizi di Indonesia tergolong mendekati tinggi. Dikaitkan dengan target sasaran dari MDGs, kondisi tersebut masih jauh dari besaran yang ditargetkan. Untuk itu perlu terobosan dalam menurunkan prevalensi rawan pangan dan gizi kronis, yakni menurunkan prevalensi gizi kurang pada balita dan penduduk yang defisit energi. Selain itu, perlu adanya penyediaan pangan yang berkelanjutan dengan meningkatkan produksi pangan melalui kemandirian pangan. Mengingat pentingnya perwujudan ketahanan pangan dan gizi, maka ke depan diharapkan pendekatan ketahanan pangan harus dipadukan dengan pendekatan penanganan masalah gizi. Dengan demikian pendekatan ketahanan pangan dan gizi menjadi alternatif untuk diimplementasikan dalam penanganan masalah rawan pangan dan gizi dengan meningkatkan sinergi lintas sektor.
Potensi dan Prospek Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk Mendukung Ketahanan Pangan nFN Ashari; nFN Saptana; Tri Bastuti Purwantini
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 30, No 1 (2012): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v30n1.2012.13-30

Abstract

EnglishFood security remains as a fundamental problem in most countries along with population increase, purchasing power improvement, and climate change. To support national food security, it is necessary to implement it at the households’ level such as farming on backyard land (pekarangan) areas. This paper aims to review the potencies, policies and programs, as well as constraints related with use of backyard land in supporting food security at households’ level. Backyard land is potential for farming in order to supply family food needs, especially vegetables, to reduce household food expenditure, and to increase the household income. Some constrains are found in backyard farming, such as less intensive cultivation, not a core business, lack of specific technology, and less field workers’ of assistance. Support from various stakeholders is necessary in order to improve backyard farming. IndonesianKetahanan pangan akan tetap menjadi permasalahan pokok di sebagian besar negara di dunia seiring dengan semakin besar jumlah penduduk, peningkatan daya beli dan dinamika iklim global. Upaya membangun ketahanan pangan keluarga, salah satunya dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia, diantaranya melalui pemanfaatan lahan pekarangan.Tulisan ini bertujuan untuk mengulas potensi, kebijakan dan program, serta kendala pemanfaatan lahan pekarangan untuk mendukung ketahanan pangan, terutama di tingkat rumah tangga. Lahan pekarangan memiliki potensi dalam penyediaan bahan pangan keluarga, mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk pembelian pangan dan meningkatkan pendapatan rumah tangga petani. Sejumlah kendala terkait masalah sosial, budaya, dan ekonomi masih dijumpai dalam program pemanfaatan  lahan pekarangan, diantaranya belum membudayanya budidaya pekarangan secara intensif, masih bersifat sambilan dan belum berorientasi pasar, kurang tersedianya teknologi budidaya spesifik pekarangan, serta proses pendampingan dari petugas yang belum memadai. Oleh karena itu diperlukan perencanaan yang matang dan dukungan lintas sektoral dalam pemanfaatan lahan pekarangan sehingga mampu lebih optimal dalam mendukung ketahanan pangan.
Prospek Diversifikasi Usaha Rumah Tangga dalam Mendukung Ketahanan Pangan dan Penanggulangan Kemiskinan Handewi Purwati Saliem; Tri Bastuti purwantini; Yuni Marisa
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 24, No 1 (2006): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v24n1.2006.1-13

Abstract

EnglishThis paper aims to study the households’ activities diversification to support food security and poverty alleviation in Indonesia based on reviews of literatures and research results. The study shows that households’ activities diversification has a strategic prospect to support food security efforts and poverty alleviation. However, to apply the results we have to focus on: (1) At macro level, diversification developing efforts are directed toward policy on development model application focused on job creation and economic activities in rural areas, (2) In the era of regional autonomy, local governments’ roles are very strategic in policy implementation on job creation and economic activities through agro-industry development in rural areas based on local resources, (3) Various levels and factors affecting diversification require policy implementation on job creation and economic activities locally specific, (4) Policy on business development for lower and medium income groups facilitates their access to agricultural resources, while for higher income group the policy is to secure their investments in rural areas. Furthermore, policy on reduction of high-cost economy is urgently required.  IndonesianTulisan ini bertujuan untuk menelaah diversifikasi usaha rumah tangga dalam upaya mendukung ketahanan pangan dan penanggulangan kemiskinan di Indonesia melalui review hasil-hasil penelitian dan studi pustaka. Hasil review menunjukkan bahwa diversifikasi usaha rumah tangga memiliki prospek strategis dalam mendukung upaya pemantapan ketahanan pangan dan penanggulangan kemiskinan.  Namun demikian dalam penerapannya perlu memperhatikan beberapa hal yaitu: (1) Secara makro upaya pengembangan diversifikasi  diarahkan pada penerapan kebijakan model pembangunan yang difokuskan pada perluasan kesempatan kerja dan berusaha di pedesaan, (2) Berkaitan dengan otonomi daerah, peran Pemerintah Daerah sangat strategis dalam operasional kebijakan perluasan kesempatan kerja dan peluang berusaha melalui pengembangan agroindustri di pedesaan berbasis potensi wilayah setempat, (3) Adanya variasi tingkat dan faktor yang mempengaruhi diversifikasi usaha rumah tangga menuntut pentingnya penerapan kebijakan pengembangan perluasan kesempatan kerja dan peluang kerja yang bersifat lokal spesifik, (4)  Kebijakan pengembangan diversifikasi usaha bagi kelompok rumah tangga  dengan pendapatan rendah dan sedang diarahkan pada fasilitasi untuk akses terhadap sumberdaya pertanian, sedangkan bagi kelompok pendapatan tinggi dukungan kebijakan yang mampu mendorong keamanan dan kenyamanan berusaha bagi investor untuk melakukan investasi di pedesaan. Fasilitasi berupa kebijakan-kebijakan yang mampu menekan ekonomi biaya tinggi merupakan langkah yang perlu ditempuh.
ANALISIS KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PASCA KRISIS EKONOMI DI PROPINSI JAWA BARAT MEWA ARIANI; TRI BASTUTI PURWANTINI
SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 6, No. 1 Februari 2006
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan PB.Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia. Telp: (0361) 223544 Email: soca@unud.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (46.286 KB)

Abstract

Food is the most fundamental need for household, directly related to the quality ofhuman resources. The objective of this paper is to analyze the pattern of household foodconsumption in West Java province after economic crisis. Data are from SUSENAS year1996,1999 and 2002. The results are : 1) Prosperity level of households after economiccrisis is getting better, but it still lower than condition before crisis, 2) When theeconomic crisis happened, energy and protein consumptions of household decreased andthe slope of it in West Java province was higher than national level. After economiccrisis, consumption level of both nutrients then increase again, 3) Consumption of ricedecrease after crisis, but consumption of instant noodle increase. The pattern of staplefood consumption also change from rice pattern to rice-noodle pattern based of bothregion and income group. The implications of the policy is developing program of fooddiversification in the future must be implemented in more accurate way, supported bydeeper research about consumer behavior. Besides, efforts to increase purchasing powerand availability of some commodities such as animal foods, vegetables and fruits must bedone. In accordance with that, people awareness of food, nutrition and health must beincrease too. Political will and political power of governments are the success deciders.