Achmad Fickry Faisya
Universitas Sriwijaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS KEPADATAN LARVA AEDES SPP DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE Romadhoni Romadhoni; Achmad Fickry Faisya; Yuanita Windusari
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 5, No 2: Agustus 2020 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v5i2.399

Abstract

Latar belakang: Aedes merupakan genus nyamuk yang berasal dari daerah tropis dan subtropis, Aedes berperan menularkan demam berdarah dengue. Aedes Aegypti merupakan vektor utama penyebab DBD. Adanya kejadian DBD bisa disebabkan karena kepadatan larva Aedes spp yang terdapat di wilayah tersebut. Tujuan: Penelitian ini adalah mengetahui hubungan kepadatan larva Aedes spp dengan kejadian DBD di Kecamatan Sukarami Kota Palembang. Metode: Penelitian ini merupakan observasi analitik dengan pendekatan kasus kontrol. Penelitian ini dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 168 orang. Sampel diambil dengan metode Total Sampling untuk kelompok kasus dan multistage random sampling untuk kelompok kontrol. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dianalisis statistik dengan uji chi-square dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil: Dari 168 subyek penelitian, kelompok kasus yang memiliki kepadatan larva tinggi 23 rumah (41,1%) dan kepadatan larva rendah 33 rumah (58,9%), sedangkan kelompok kontrol yang memiliki kepadatan larva Tinggi 64 rumah (57,1%) dan kepadatan larva rendah 48 rumah (42,9%). Uji chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna p=0,113(>p=0,05) antara kepadatan larva Aedes spp dengan kejadian DBD di  Kecamatan Sukarami Kota Palembang. Saran: Bagi masyarakat, perlu meminimalisir tempat penampungan Air didalam rumah karena nyamuk Aedes Aegypti lebih cenderung berkembang biak didalam rumah, Perlunya meningkatkan kegiatan sanitasi lingkungan khususnya ditujukan pada pemutusan rantai perkembangbiakan larva dan nyamuk Aedes Aegypti, misalnya dengan penggunaan abate, kegiatan 3M (menguras dan menutup tempat penampungan air serta mengubur kaleng bekas) serta pemeliharaan ikan tempalo.Kata Kunci: Kepadatan Larva Aedes SPP, Kejadian DBD
ANALISIS RISIKO PAPARAN GAS HIDROGEN SULFIDA DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH SUKAWINATAN KOTA PALEMBANG Eka Fithriyani; Nur Alam Fajar; Achmad Fickry Faisya
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 5, No 2: Agustus 2020 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v5i2.388

Abstract

Latar belakang: Pencemaran udara akibat proses dekomposisi sampah merupakan salah satu dampak lingkungan yang  ditimbulkan dari tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Gas toksik hasil dekomposisi sampah yang berbau sangat tajam yaitu hidrogen sulfida (H2S) merupakan salah satu gas berbahaya di TPA yang berpotensi menimbulkan gangguan pernapasan. Tingkat risiko paparan gas hidrogen sulfida (H2S)  terhadap kesehatan dapat dinilai melalui pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) dengan menghitung nilai RQ (Risk Quotient) untuk menentukan tingkat risiko paparan pada kategori aman atau tidak aman terhadap kesehatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko paparan gas hidrogen sulfida di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Sukawinatan kota Palembang. Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan ARKL (Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan) untuk menilai risiko paparan gas hidrogen sulfida di TPA Sukawinatan kota Palembang. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat berupa distribusi frekuensi. Hasil: Hasil penilaian ARKL menunjukkan bahwa risiko paparan gas hidrogen sulfida di TPA Sukawinatan berada di tingkat risiko tidak aman (RQ>1). Saran: adanya tingkat risiko paparan gas hidrogen sulfida yang tidak aman bagi kesehatan pemulung di TPA Sukawinatan, maka diharapkan pemulung dapat menggunakan alat pelindung diri untuk mengurangi risiko paparan gas hidrogen sulfida.Kata Kunci: ARKL, Gas Hidrogen Sulfida, Risk Quotient
KORELASI KEBERSIHAN KUKU TERHADAP INFEKSI KECACINGAN PADA PEMULUNG ANAK DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) Febrianti Komalasari; Achmad Fickry Faisya; Yuanita Windusari; Hamzah Hasyim
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 6, No 2: Agustus 2021 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v6i2.659

Abstract

Latar belakang: Infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah oleh cacing parasit yaitu, Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang. Risiko terinfeksi kecacingan lebih meningkat di lingkungan dengan kondisi air, sanitasi dan penerapan personal hygiene yang buruk. Kegiatan memulung sampah di TPA banyak dilakukan oleh pemulung dewasa maupun pemulung anak. Infeksi kecacingan pada anak akan sangat berdampak karena, anak masih dalam proses pertumbuhan. Karena, aktivitas pemulung anak yang secara langsung bersentuhan dengan barang-barang yang kotor, serta bersentuhan langsung dengan tanah yang telah terkontaminasi oleh telur cacing parasit. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebersihan kuku terhadap infeksi kecacingan pada pemulung anak. Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional  dengan 65 pemulung anak sebagai responden. Penelitian ini dilaksanakan tanggal 01 Januari s.d 10 Februari 2021di TPA Sukawinatan. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner dan observasi kuku responden serta, pemeriksaan feses respoden dilakukan dengan metode kato-katz. Teknik analisa data secara univariat dan uji chi-square. Hasil: Prevalensi infeksi kecacingan sebesar 29,2% dengan jenis cacing yang menginfeksi adalah Ascaris lumbricoides. Uji statistik menujukkan hubungan signifikan antara kebersihan kuku terhadap infeksi kecacingan (p=0,003; PR=3,351 95%CI 1,529-7,293). Saran: Diharapkan untuk diadakan penyuluhan berkala dan pemeriksaan kecacingan serta, pemberian obat cacing kepada pemulung. Kata kunci : Infeksi Kecacingan, Personal Hygiene, Kebersihan Kuku