Muhammad Nauval
Fakultas Kedokteran Universitas Islam AL-Azhar

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

RAPID DIAGNOSTIC TEST (RDT) DALAM DETEKSI MALARIA (Literature Review) I Made Dwija Suarjana; Muhammad Nauval
JURNAL KEDOKTERAN Vol 5 No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.36 KB) | DOI: 10.36679/kedokteran.v5i1.167

Abstract

LATAR BELAKANG : Penyakit malaria merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit malaria, suatu protozoa darah genus plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk anopheles betina yang terinfeksi. Tes diagnostik cepat untuk malaria berpotensi dapat digunakan di fasilitas ritel obat perifer swasta. Mereka sensitif dan dapat digunakan dengan pelatihan minimal. Di sektor publik formal, menggantikan ini untuk diagnosis klinis (non-tes) dalam pengaturan periferal tanpa akses ke laboratorium umumnya mengarah ke penargetan yang lebih baik. Surveilans epidemiologi terhadap penyakit dapat menentukan penilaian situasi suatu penyakit, di antaranya malaria. Pengamatan yang terus menerus atas distribusi dan kecenderungan penyakit malaria melalui pengumpulan data yang sistematis sangat diperlukan untuk penentuan penanggulangan yang terbaik dan tepat sasaran. METODE : Pada artikel ini digunakan 2 jurnal Randomize Controll Trial mengenai Uji Rapid Diagnostic Test (RDT) malari untuk mengetahui spseifitas dan sensitivitas dari uji diagnostic tersebut. Penilaian spesifitasdan sensitivitas kami lakukan secara manual menggunakan table tradisional 2x2. DISKUSI : penelitian uji diagnostic RDT jika dibandingakan dengan standart baku yaitu blood smear, menunjukkan sensitivitas dan spesifitas yang sangayt baik.
HUBUNGAN ANTARA JENIS TERAPI HIPERTENSI PADA ANGKA KEJADIAN GAGAL GINJAL DI RSUD DR. R. SOEDJONO SELONG Muhammad Nauval; Uswatun Hasanah
JURNAL KEDOKTERAN Vol 4 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.599 KB) | DOI: 10.36679/kedokteran.v4i1.58

Abstract

Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya end-stage renal disease (ERDS) bersama dengan diabetes mellitus. Hipertensi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan perubahan-perubahan struktur pada arteriol di seluruh tubuh, ditandai dengan fibrosis dan sklerosis dinding pembuluh darah. Organ sasaran utama keadaan ini adalah salah satunya ginjal. Beratnya pengaruh hipertensi pada ginjal tergantung dari tingginya tekanan darah dan lamanya menderita hipertensi. Semakin tinggi tekanan darah dalam waktu lama maka semakin berat komplikasi yang dapat ditimbulkan. Pemberian terapi hipertensi yang adekuat akan dapat mencegah komplikasi yang di timbulkan oleh penyakit hipertensi. Terapi kombinasi diberikan untuk meningkatkan kontrol tekanan darah dalam batas normal pada penderita hipertensi.Subjek penelitian merupakan pasien hipertensi kronis dengan lama hipertensi > 3 tahun. Jumlah sample dalam penelitian ini adalah 79 orang. Pengambilan data dilakukan dengan penelusuran rekam medis pasien hipertensi kronis yang berobat di RSUD DR. R Soedjono selong. Subjek pria sebanyak 35 orang (44,3%) dan wanita 44 orang (55,7%). Sebanyak 34 (43,03%) orang mendapatkan monoterapi, dan 45 (56,96%) orang lainnya menerima terapi kombinasi.Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan rancangan Cross sectional. Tempat penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Soedjono Selong. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2017.Hasil Uji Chi Kuadrat (X2) diperoleh nilai signifikan 0,001 (p<0,05) dan CI 95% 1.106-1.303, berarti terdapat hubungan bermakna antara jenis terapi hipertensi dengan kejadian gagal ginjal pada RSUD DR. R. Soedjono Selong. Odds Ratio (OR) di dapatkan sebesar 5.147. (CI 95% : 1.960-13.513) menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara jenis terapi hipertensi dengan kejadian gagal ginjal.
PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP VO₂ MAX PADA KOMUNITAS BERLARI RUNJANI KOTA MATARAM TAHUN 2018 Lalu Muhammad Arief As'ad; Siti Ruqayyah; Muhammad Nauval
JURNAL KEDOKTERAN Vol 4 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.318 KB) | DOI: 10.36679/kedokteran.v4i2.108

Abstract

Latar Belakang: Kebugaran jasmani merupakan salah satu aspek fisik dari kesegaran menyeluruh (total fitness). Latihan Sirkuit adalah suatu program latihan terdiri dari beberapa stasiun dan di setiap stasiun seorang atlet melakukan jenis latihan yang telah ditentukan. VO₂ Max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intensif sampai akhirnya terjadi kelelahan. Pengukurannya dapat digunakan untuk menganalisis efek dari suatu program latihan fisik. Tujuan: Mengetahui pengaruh latihan sirkuit terhadap VO₂ Max pada Komunitas Berlari RUNJANI Kota Mataram. Metode: Penelitian ini menggunakan metode pre eksperimental dengan desain penelitian one group pre test post test design. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan total sampel sebanyak 30 subjek. Data yang telah terkumpul diolah menggunakan program SPSS. Hasil: Berdasarkan nilai VO2 Max pre-test didapatkan 5 subjek kategori terlatih (16.6%), 2 subjek kategori baik sekali (6.6%), 8 subjek kategori baik (26.6%), dan 10 subjek kategori sedang (33.3%). Pada nilai VO2 Max post-test didapatkan 6 subjek kategori terlatih (20%), 1 subjek kategori baik sekali (3.33%), 14 subjek kategori baik (46.6%), dan 9 subjek kategori sedang (30%). Standard deviasi sebelum perlakuan sebesar 1,62095 dan setelah perlakuan sebesar 1,83366 dengan hasil p-value sebesar 0,1 (p < 0,05), berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara latihan sirkuit degan nilai VO₂ Max.
HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD KOTA MATARAM TAHUN 2017 Muhammad Nauval; Andi Setiawan Tahang; Niky Reisiva Afna
JURNAL KEDOKTERAN Vol 4 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.671 KB) | DOI: 10.36679/kedokteran.v4i1.63

Abstract

Preeklampsia adalah salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kematian pada wanita hamil di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram. Beberapa wanita hamil yang mengalami preeklmpsia juga dapat mempengaruhi janin yang akan menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara preeclampsia dengan kejadian asfiksia neonatorum Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram tahun 2017.Metode penelitian yang digunakan bersifat analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Subyek penelitian adalah wanita hamil yang memiliki diagnosis preeklampsia di rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram sebanyak 100 orang.Studi ini menggunakan 100 orang sampel wanita hamil Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram pada tahun 2017 dengan usia rata-rata 32 (±7,012) tahun. Sebanyak 35 orang melahirkan secara SC, dan 35 lainnya melahirkan secara normal. 67 orang subjek mengalami preeclampsia dan 45 diantaranya melahirkan bayi asfiksia. Hasil analisis uji Chy Square diperoleh nilai signifikan sebesar 0,008 atau p <0,005 (0,008 <0,005).Terdapat hubungan antara preeklampsia dengan kejadian asfiksia neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram pada tahun 2017 dengan koefisien kontingensi sebesar 1,705 yang menunjukkan kekuatan hubungan yang cukup bermakna.
KULIAH KERJA LAPANGAN KESEHATAN MASYARAKAT STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KELURAHAN DASAN CERMEN TAHUN 2017 Muhammad Nauval; Ronanarasafa Ronanarasafa
JURNAL KEDOKTERAN Vol 3 No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagaimana ketentuan yang termaksud dalam Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa setiap warga berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan serta setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya, maka ketentuan tersebut menjadi dasar bagi pemerintah untuk menyelenggarakan upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya-upaya dalam meningkatkan derajat kesehatan dapat berupa kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan maupun dengan masing-masing individu. (UU Kesehatan, 2009)