Heinrich Saneba
Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Manado

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Manajemen Organisasi Karang Taruna Heinrich Saneba; Deitje A. Katuuk; Viktory N.J. Rotty; Jeffry S.J. Lengkong
Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan Vol 10, No 1 (2021): Volume 10 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jbmp.v10i1.112283

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana memberdayakan pemuda dengan menerapkan manajemen organisasi karang taruna. Manajemen organisasi terdiri dari berbagai kegiatan yang berupa perencanaan dan pengelolaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang merupakan suatu bentuk penelitian yang memiliki tujuan dalam memberikan gambaran umum  yang diperoleh dari data lapangan yang dikumpulkan secara objektif dengan menggunakan tipe fenomenologis. Metode penelitian yang digunakan yaitu systematic review untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan interpretasi terhadap semua hasil penelitian yang relevan terkait  pertanyaan penelitian tertentu, topik tertentu, atau fenomena yang menjadi perhatian. Systematic review yang digunakan pada penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif (meta-sintesis) dengan teknik naratif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa memberdayakan pemuda dengan menerapkan manajemen organisasi karang taruna cukup berjalan dengan baik namun belum dapat dikatakan berjalan secara optimal, hal ini dikarenakan masih terdapat beberapa hal yang masih perlu untuk dibenahi dan ditingkatkan lagi. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek (1) Strategi ketika merencanakan kegiatan dalam manajemen organisasi dan koordinasi dengan rencana tersebut. (2) Pengorganisasian, khususnya perundingan dengan perangkat yang menyelenggarakan kegiatan karang taruna sesuai pembagian kerja dan sistem pada pemuda, memerlukan perencanaan yang tepat agar dapat melaksanakan kegiatan secara efektif. (3) Dilakukan melalui organisasi yang efisien dan pemeliharaan komunikasi. Kinerja dalam sebuah organisasi tidak terlepas dari kontribusi seluruh anggota tim yang terlibat. (4) Mengawasi bidang tanggung jawab dan prestasi kelompok pemuda yang menduduki posisi perwakilan masyarakat, khususnya pemuda yang selalu bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
Pendidikan dan Pelatihan Kerukunan Umat Beragama untuk Meningkatkan Solidaritas Penggerak Nilai Toleransi di Kalangan Guru Agama Heinrich Saneba; Joulanda A.M Rawis; Mozes Markus Wullur; Viktory N.J. Rotty
Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan Vol 10, No 2 (2021): Volume 10 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jbmp.v10i2.115403

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan kosep dan peran guru agama dalam kerukunan umat beragama, dan serta bentuk pendidikan dan pelatian guru agama untuk meningkatkan solidaritas sebagai penggerak nilai toleransi bagi peserta didiknya secara khusus, dan masyarakat secara umum. Penelitian ini merupakan studi literatur dengan pendekatan systematic review. Meta-sintesis dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimana indikator-indikator tantangan efektivitas supervise instraksional yang dilakukan kepala sekolah. Peneliti tidak membatasi tahun publikasi dari referensi-referensi yang digunakan selama relevan dengan topik yang dibahas dalam artikel ini. Studi literatur dalam artikel ini dilakukan dalam enam tahap kegiatan yaitu: (a) memformulasikan pertanyaan penelitian, (b) melakukan pencarian literatur, (c) melakukan skrining dan seleksi artikel penelitian, (d) melakukan analisis dan sintensis temuan-temuan kualitatif, (e) memberlakukan kendali mutu, dan (f) menyusun laporan akhir. Salah satu model pendidikan dan pelatihan kerukunan umat beragama direkomendasaikan oleh Mohammed Abu-Nimer merekomendasikan model pelatihan kerukunan umat beragama yang disebutnya sebagai “Training Model of Interreligion Peacebuilding”. Model pelatihan ini menyajikan tantangan, proses, dan metode pelatihan peacebuilding dalam konteks lintas agama. Model pendidikan dan pelatihan ini melibatkan ketiga dimensi segitiga perubahan sikap: Head, Heart, Hand yang sesuai untuk kognisi, emosi, dan perilaku Intervensi berhasil jika mereka dapat mempengaruhi pemikiran para pihak, melibatkan mereka dalam emosi yang positif pengalaman, dan tunjukkan kepada mereka cara untuk menerapkan pembelajaran baru mereka melalui praktik langsung pengalaman atau kesempatan untuk bertindak.