Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Adulterasi Jamu yang Beredar di Banda Aceh Faridah Hanum; Rapitos Sidiq; Abdul Hadi; Farrah Fahdienie; Wardiati Wardiati
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.618 KB)

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Jamu merupakan salah satu sediaan farmasi yang paling luas penggunaannya dikalangan masyarakat Kota Banda Aceh.Sediaan jamu termasuk jenis sediaan yang rawan untuk “dipalsukan” dengan penambahan bahan kimia obat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bahan kimia obat dalam sediaan jamu yang beredar di Kota Banda Aceh secara spot test. Metode : Penelitian ini merupakan pemeriksaan laboratorium. Adulterasi jamu dianalisis secara kualitatif menggunakan metode spot test yaitu pendeteksian bahan dengan reagent/ pereaksi yang spesifik. Penelitian ini menganalisis kandungan parasetamol dalam sediaan jamu mengingat telah tersedianya metode yang layak.Dan hanya sampel jamu yang beredar dikawasan Kota Banda Aceh dan paling digemari oleh masyarakat yang dianalisis dalam penelitian ini.Penelitian dilakukan di Laboratorium Terpadu Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh pada Tanggal 21 Oktober sampai dengan 3 November 2015.Ksmpulan : Sampel jamu yang paling banyak dipilih oleh masyarakat di kota Banda Aceh didapatkan bahwa sample jamu sakit pinggang (merk sm), jamu tujuh angin (merk sm) dan jamu sehat pria (merk sm) mengandung bahan kimia obat paracetamol. Sedangkan sample Jamu Buah Merah (merk sp) dan daun mujarab (merk wj) tidak mengadung paracetamol. Jamu yang positif mengandung parasetamol tidak memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 003/MENKES/PER/I/2010 tentang saintifikasi jamu. Diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan metode kuantitatif. Abstrack Analysis of Jamu Adulterasi Outstanding in Banda Aceh Background : Jamu is one of the pharmaceutical preparation with the most widely used among the people in Banda Aceh. Herbal preparation like jamu, including the type of preparation that is prone to "falsified" by the addition of chemicals. This study aimed to analyze chemicals compound in jamu which is circulating in Banda Aceh.Methode : This study was a laboratory examination. Adulteration in Jamu were ana-lyzed qualitatively using the spot test. This methodeis the detection of a material with a specific reagent. This study analyzes existence of paracetamol in jamu. There was only samples of jamu which is circulating in Banda Aceh region and most favored by the peo-ple that were analyzed in this study. The study was conducted at the Laboratory of the Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh On 21 October until 3 November 2015. Conclusion : Adulteration of jamu which the most widely chosen by the people in Banda Aceh. The paracetamol were detected in jamu sakit pinggang (merk A, jamu tujuh angin (merk B) and jamu sehat pria (merk C). The paracetamol were not detected in jamu buah merah (merk D) and jamu daun mujarab (merk E). Jamu with paracetamol containing does not meet the requirements of the Minister of Health Regulation No. 003/Menkes/PER/I/2010 about Jamu. Hopefully this research can be continued by using quantitative methods.
Edukasi pemanfaatan daun kelor menjadi produk olahan pemberian makanan tambahan (PMT) balita di Desa Deunong, Aceh Besar Wiqayatun Khazanah; Andriani Andriani; Abdul Hadi; Ampera Miko
Jurnal PADE: Pengabdian & Edukasi Vol 5, No 2 (2023): Oktober
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/pade.v5i2.1549

Abstract

Latar Belakang :  Daun kelor (Imoringa oleifera) terbukti secara ilmiah memiliki kandungan gizi dan obat berkhasiat, sehingga diyakini memiliki potensi untuk mengatasi kekurangan gizi, kelaparan, serta mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit. Permasalahan yang terjadi yaitu belum banyak masyarakat Indonesia yang mengonsumsi daun kelor dikarenakan karakteristik daun kelor memiliki bau yang khas dan tidak disukai. Tujuan : Secara umum kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat agar dapat mengolah berbagai makanan PMT dengan menggunakan daun kelor. Hasil Kegiatan : Dari hasil perolehan nilai rata-rata pengetahuan dan keterampilan peserta yang mengikuti pre-test dan post-test terlihat bahwa ada peningkatan pengetahuan peserta sebesar 14,5% yaitu dari 62,6% menjadi 77,1%. Kemudian, terjadi peningkatan juga terhadap rata-rata keterampilan peserta sebesar 13% yaitu dari 79% menjadi 92%. Kesimpulan: Edukasi tentang pemanfaatan daun kelor menjadi produk olahan pemberian makanan tambahan (PMT) balita ini memberikan dampak yang positif bagi peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang pemanfaatan daun kelor sebagai PMT balita.