Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kesantunan Berbahasa di Era Digital: Tinjauan Analisis Moral Pada Komentar Berita Sepakbola di Akun Instagram Pengamat sepak bola Purwati Purwati; Indra Gunawan
IJAS: Indonesian Journal of Arabic Studies Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Departement of Arabic Language and Literature, IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.24235/ijas.v1i1.4908

Abstract

Social media is a new space for the public to interact in the digital era. This crowded means of interaction raises new problems in social relations that is the number of netizens who use abusive language in comments. As a result, social media becomes a tool to insult people, fight and spread hatred. Therefore, this study has the aim to describe the use of impolite language of netizens in the social media comment column and the factors that influence it. This study uses a qualitative descriptive approach, note taking techniques, theory triangulation, and analysis techniques based on a moral’s point of view. The subject is netizens, while the object is politeness in language on social media. The results of this study are: a) netizens' language in commenting is categorized as impolite because it is contrary to the maxim of wisdom, generosity, appreciation, simplicity, consensus, and sympathy; b) factors that influence netizens in commenting are moral knowledge, recognized needs, mental readiness to accept new public spaces, cyberspace character, equality and a sense of friendship. Based on this research, it is needed material for digital society in using social media.
PERAN TARI DALAM PERSPEKTIF GENDER DAN BUDAYA Ayu Vinlandari Wahyudi; Indra Gunawan
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/equalita.v2i2.7136

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan dan menjelaskan bagaimana peranan tari dalam perspektif gender dan budaya. Tulisan ini berangkat dari sebuah permasalahan yakni masih adanya pandangan stereotype gender tentang tari dalam pandangan masyarakat sosial. Pemahaman mengenai tari dalam sudut pandang masyarakat sosial masih menimbulkan pro dan kontra. Hal tersebut dikarenakan masih kurangnya rasa ingin tahu serta pemahaman terhadap tari itu sendiri, sehingga masih banyak yang menganggap bahwa tari hanya dapat ditarikan oleh wanita saja. Tari merupakan sebuah gejolak ekspresi manusia yang dituangkan ke dalam gerak ritmis yang indah, yang dapat ditarikan baik oleh laki-laki maupun perempuan. Dalam sebuah tarian memiliki tujuan dan fungsinya masing-masing.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi literatur. Analisis data menggunakan metode deskriptif analisis dengan tujuan untuk mendapatkan sebuah analisis dari permasalahan yang diusung. Penelitian ini menghasilkan sebuah analisis yakni tarian adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan tidak memandang gender.Kata Kunci : Tari, Gender, Budaya
PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI ISU KESETARAAN GENDER DALAM MEMPELAJARI BIDANG FILSAFAT Indra Gunawan; Ahmad Khaerurozi; Syamsul Maarif
Equalita: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/equalita.v3i1.8176

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa di IAIN Syekh Nurjati pada Tahun 2021 mengenai isu kesetaraan gender dalam mempelajari bidang filsafat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan triangulasi sumber sebagai validitas data. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada mahasiswi Filsafat Agama IAIN Syekh Nurjati dan kepada mahasiswa dan mahasiswi di luar jurusan Filsafat Agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan bias gender mengenai perempuan yang mempelajari bidang filsafat, antara lain adalah adanya asumsi bahwa filsafat lebih cocok didalami oleh kaum laki-laki yang cenderung lebih rasional dibanding perempuan yang dianggap cenderung emosional. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menghadirkan suatu realitas yang lebih adil, dimana tidak ada bias gender dalam pemilihan suatu bidang yang akan ditekuni, sehingga baik laki-laki maupun perempuan dapat memasuki suatu bidang ataupun karir pilihan mereka secara bebas tanpa adanya intervensi, diskriminasi, maupun stereotip.
Cerdas Berkarakter Sebagai Nilai Kebajikan Warganegara Indra Gunawan; Ayu Vinlandari Wahyudi
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32533/04202.2020

Abstract

Kondisi krisis nilai-nilai kebajikan Bangsa Indonesia pasca-reformasi menunjukkan capaian karakter cerdas yang diproses melalui pendidikan belum menghasilkan individu-individu dengan karakter cerdas yang terintegrasi dengan nilai-nilai kebajikan. Hilangnya nilai-nilai kebajikan pada masyarakat Indonesia tercerminkan dengan banyaknya fenomena yang terjadi seperti korupsi, intoleransi, tindakan kriminal, kerusakan lingkungan, ketidakadilan hukum, dan pelanggaran HAM yang dimana sebagian fenomena-fenomena tersebut dilakukan oleh individu yang tergolong cerdas dan berpendidikan. Fenomena dan fakta tersebut menyebabkan banyak pihak yang menyimpulkan bahwa Bangsa Indonesia bukan kekurangan individu cerdas, melainkan kekurangan individu cerdas yang terintegrasi dengan nilai-nilai kebajikan, sehingga tidak hanya cerdas dalam konteks intelektual kognitif melainkan cerdas dan berkarakter. Karakter cerdas seorang individu dapat dilihat dari prilakunya, bentuknya berupa pribadi utuh yang cerdas secara intelektual, emosional, sosial dan spiritual serta selalu mengamalkan kecerdasannya kepada nilai-nilai kebajikan untuk kemaslahatan banyak orang dan Negaranya.
Kontribusi Filsafat Moral dalam Meningkatkan Karakter Kinerja pada Masyarakat Produktif Indra Gunawan; Mustopa Mustopa; Fuad Nawawi; Hanung Sito Rohmawati
Jurnal Filsafat Indonesia Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jfi.v5i1.42290

Abstract

Dengan befikir filsafat, kita dapat mengatasi kerumitan hidup. Hal ini dapat terjadi karena dengan memahami apa itu filsafat, maka kita dapat menggunakannya atau menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak mengarah kepada jalur yang tidak pernah diharapkan sebelumnya. Beragam permasalahan bisa selesai dengan sendirinya, jika setiap orang Indonesia mau berfilsafat, yakni menjadikan filsafat sebagai jalan hidup, terlepas dari profesi sehari-hari mereka. Pengetahuan itu digunakan untuk menyempurnakan kehidupannya, termasuk dalam hal ini karakter kinerjanya. Sebab konsekuensi dari pandangan filsafat itu sangat penting dan menentukan sikap orang terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain, dunia, dan Tuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana filsafat moral dapat diaplikasikan dalam membentuk karakter kinerja di masyarakat usia produktif. Hasil dari penelitian adalah gejala-gejala kelemahkarsaan seorang individu dapat diminimalisir bahkan dihilangkan apabila seorang individu dapat memposisikan diri sebagai filsuf moral yang mampu menemukan jawaban-jawaban atas nilai keyakinan bagi karakter diri maupun kehidupannya. Pola semacam ini akan sangat berguna bagi kualitas kehidupan seorang individu di masa yang sedang dijalani maupun di masa depan, hal tersebut dikarenakan konstruksi berpikir filsafat dapat meredam gejolak-gejolak negatif di tengah-tengah kehidupan yang selalu bergerak dinamis dan fluktuatif.