Hasmila Sari
Bagian Keilmuan Keperawatan Jiwa Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU AGRESI PADA MAHASISWA Meliza Savira; Hasmila Sari; Inda Mariana Harahap
Idea Nursing Journal Vol 13, No 1 (2022): Idea Nursing Journal
Publisher : Fakultas Keperawatan-Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52199/inj.v13i1.22592

Abstract

Fenomena perilaku agresi yang terjadi di Indonesia telah mengalami peningkatan. Mahasiswa sebagai remaja akhir dan dewasa awal merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap terjadinya perilaku agresi. Kecerdasan emosional sangat diperlukan agar mahasiswa tersebut dapat menempatkan emosinya pada posisi yang tepat sehingga perilaku agresi tidak terjadi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan perilaku agresi pada mahasiswa di Universitas Syiah Kuala. Jenis penelitian adalah deskriptif korelatif dengan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Fakultas Keperawatan dan Fakultas Teknik (Teknik Sipil dan Teknik Pertambangan) di Universitas Syiah Kuala yang mengikuti jenjang S1 angkatan 2017-2020 yaitu berjumlah 297 orang. Teknik pengambilan sampel adalah proportional sampling dan convenience sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan dua kuesioner baku yaitu Schutte Emotional Intelligence Scale (SEIS) dan Buss-Perry Aggression Questionaire (B-PAQ) dengan cara survey online kepada semua responden. Hasil uji statistik Spearman Rank (Rho) menunjukkan bahwa ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan perilaku agresi pada mahasiswa di Universitas Syiah Kuala (p-value = 0,001). Berdasarkan hasil tersebut direkomendasikan kepada pihak universitas untuk memasukkan konsep kecerdasan emosional ketika menyampaikan materi perkuliahan saat proses belajar mengajar agar pemahaman mahasiswa terkait kecerdasan emosional menjadi optimal dan diharapkan dapat meminimalisir terjadinya perilaku agresi.
HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA Hasmila Sari; Shabri, Shabri
Idea Nursing Journal Vol 7, No 2 (2016): Idea Nursing Journal
Publisher : Fakultas Keperawatan-Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.059 KB) | DOI: 10.52199/inj.v7i2.6449

Abstract

ABSTRAKKurikulum Berbasis Kompetensi menuntut mahasiswa secara aktif dan mandiri menggali informasi untuk memecahkan masalah melalui metode problem based learning. Hal tersebut dapat menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa namun dapat juga sebaliknya jika tuntutan pembelajaran dirasa terlalu padat dan melelahkan. Setiap mahasiswa memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain yang dapat mempengaruhi motivasinya termasuk dalam hal kegiatan belajar. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tipe kepribadian dengan motivasi belajar mahasiswa Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Penelitian dilaksanakan mulai 22 Mei sampai 12 Juni 2014. Jenis penelitian adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional study. Populasi pada penelitian yaitu seluruh mahasiswa KBK Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala berjumlah 475 orang dengan sampel sebanyak 157 responden terdiri dari angkatan 2010, 2011, 2012, dan 2013 dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang pengumpulan datanya dilakukan melalui penyebaran angket. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi square. Hasil penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tipe kepribadian dengan motivasi belajar mahasiswa (p = 0,103).  Saran  bagi  Fakultas  Keperawatan  Universitas  Syiah Kuala agar mengoptimalkan mata kuliah psikologi kepribadian dengan menambahkan tes tipe kepribadian bagi mahasiswa sehingga mahasiswa dapat lebih mengenal kepribadiannya untuk dapat memaksimalkan performa dalam kehidupan sehari-hari. Kata kunci : tipe kepribadian, motivasi belajar, mahasiswa. ABSTRACTCompetency-Based  Curriculum  requires  students  to  actively  and  independently gather information to solve the problem through a problem based learning methods. It can motivate students to learn, but can also reverse if the demands of learning is too dense and exhausting. Each student has a different personality each other that can affect the motivation, including in terms of learning activities. The purpose of this reseach was find out the correlation between personality type and motivation to learn in student with competency-based curriculum. The research was excuted from May 22nd to June 12th 2014. This was a correlative research with cross sectional study approach. The population of this research was all of competency-based  learning totaling 475 people with 157 samples that consists of students from the class of 2010, 2011, 2012 and 2013. The samples were collected with stratified random sampling methods. Data were collected by using questionnaire method and analyzed with Chi Square test. The results showed that there was no significant correlation between personality type and motivation to learn (p = 0,103). Suggestions for Nursing Faculty of Syiah Kuala University in order to optimize the psychology of personality course by adding personality type test for the students  so that they can get to know their personality and able to maximize performance in daily life. Keywords : personality type, motivation to learn, students
DUKUNGAN KELUARGA DALAM MENCEGAH KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI POLIKLINIK RAWAT JALAN RSJ ACEH Hasmila Sari
Idea Nursing Journal Vol 2, No 3 (2011): Idea Nursing Journal
Publisher : Fakultas Keperawatan-Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.91 KB) | DOI: 10.52199/inj.v2i3.6380

Abstract

ABSTRAKDukungan keluarga merupakan pendukung utama yang berperan sangat penting dalam proses penyembuhan pasien skizofrenia terutama untuk mencegah terjadinya kekambuhan. Sikap keluarga yang tidak menerima pasien skizofrenia atau bersikap bermusuhan dengan pasien akan membuat kekambuhan lebih cepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga (dukungan emosional, dukungan informasional, dukungan instrumental dan dukungan penilaian) dengan pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Aceh tahun 2011. Desain penelitian adalah deskriptif korelatif, teknik pengambilan sampel nonprobability sampling dengan metode purposive sampling dan diperoleh jumlah responden sebanyak 95 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengedarkan kuesioner. Metode analisa data menggunakan uji statistik chi-square. Uji hipotesis dilakukan jika p-valueɑ (0,05) maka Ho diterima dan bila p-valueɑ (0,05) Ho ditolak. Hasil penelitian diketahui terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia (p-value 0,000) yang meliputi hubungan antara dukungan emosional keluarga dengan pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia (p-value 0,005), hubungan antara dukungan informasional keluarga dengan pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia (p-value 0,002), hubungan antara dukungan instrumental keluarga dengan pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia (p-value 0,000), serta hubungan antara dukungan penilaian keluarga dengan pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia (p-value 0,014). Diharapkan kepada perawat agar lebih melibatkan peran serta keluarga dalam perawatan pasien skizofrenia sehingga keluarga mampu merawat pasien di rumah dan akhirnya dapat memandirikan pasien.Kata kunci: Dukungan keluarga, kekambuhan, skizofrenia.ABSTRACT Family support is one of major which has crucial role in schizophrenia recovery mainly to prevent relaps of schizophrenia. Family behaviour which not accept patient with schizophrenia or hostile behaviour with patient will occur relaps more quickly. The research aims to identify correlation of family support (emotional support, informational support, instrumental support and evaluating support) with relaps prevention for patient with schizophrenia in polyclinic of Aceh government mental hospital in 2011. The research design was descriptive correlative by using nonprobability sampling as sampling techniques with purposive sampling method which resulting 95 respondents. Data collection was conducted by distributing questionnaire. Data analytical method used chi square statistics test. Hypothesis test was implemented if p-valueɑ (0,05) therefore Ho accepted and if p-valueɑ (0,05) Ho rejected. The result of the study showed that there is a significant correlation between family support and relaps prevention for patient with schizophrenia (p-value 0,000) involving correlation between family emotional support and relaps prevention for patient with schizophrenia (p-value 0,005), correlation between family infomational support and relaps prevention for patient with schizophrenia (p-value 0,002), correlation between family instrumental support and relaps prevention for patient with schizophrenia (p-value 0,000), and correlation between family evaluation support and relaps prevention for patient with schizophrenia (p-value 0,014). It is recommended for nurses to get involved the role of family in caring patient with schizophrenia so that family is able to take care patient at home and also empower patient.Keywords: Family support, relaps, schizophrenia.
PENERAPAN TERAPI KELOMPOK SUPORTIF PADA IBU HAMIL DENGAN ANSIETAS MELALUI PENDEKATAN TEORI MERCER DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA, BOGOR BARAT Hasmila Sari
Idea Nursing Journal Vol 2, No 2 (2011): Idea Nursing Journal
Publisher : Fakultas Keperawatan-Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.482 KB) | DOI: 10.52199/inj.v2i2.6375

Abstract

ABSTRAKKehamilan bagi seorang wanita merupakan salah satu periode kritis dalam kehidupan dan merupakan suatu keadaan yang dapat mempengaruhi kondisi psikologisnya. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok khusus yang rentan mengalami berbagai masalah kesehatan terutama masalah psikososial. Masalah psikososial yang sering dialami oleh ibu hamil adalah ansietas. Asuhan keperawatan terhadap ibu hamil dengan ansietas dapat dilakukan di rumah sakit dan di komunitas. Ansietas pada ibu hamil adalah suatu kondisi psikologis yang mengancam individu selama kehamilan atau menjelang persalinan dimana objek kecemasan itu tidak jelasdikarenakan adanya perubahan-perubahan fisiologis yang menyebabkan ketidakstabilan kondisi psikologis sehingga diperlukan suatu intervensi untuk mengurangi ansietas tersebut. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan penerapan Terapi Kelompok Suportif dalam manajemen kasus keperawatan spesialis pada ibu hamil dengan ansietas sedang melalui pendekatan konsep adaptasi stress Stuart dan teori Mercer. Jumlah ibu hamil yang dikelola sebanyak 13 orang. Hasil penerapan terapi ini menunjukkan bahwa terapi kelompoksuportif sangat efektif dilakukan pada ibu hamil yang mengalami ansietas sedang. Setelah mengikuti terapi, kelompok ibu hamil tersebut mampu mengontrol ansietas dan mampu memberikan dukungan positif terhadap ibu hamil yang lain serta mampu menyusun rencana tindak lanjut menghadapi persalinan.Kata Kunci: Karakteristik, Kecemasan, MenopauseABSTRACTPregnancy for a woman is one of the critical periods in life and is a condition that can affect the psychological condition. Pregnant women are one of the special groups that are susceptible to a variety of health problems, especially psychosocial problems. A psychosocial problem often experienced by pregnant women is anxiety. Nursing care for pregnant women with anxiety can be done in the hospital and in the community. Anxiety in pregnant women is a psychological condition that threatens individuals during pregnancy or before delivery where the object of anxiety is not clear because of the physiological changes that cause instability psychological condition that required an intervention to reduce the anxiety. This paper aims to describe the application of Supportive Group Therapy in specialist nursing case management in pregnant women with moderate anxiety through the Stuart concepts stress adaptation and theory of Mercer. Number of pregnant women (samples) who managed as many as 13 people. Results showed that the application of the supportive therapy group is very effective performed on pregnant women who experiencewith moderate anxiety. After the therapy, the group of pregnant women is able to control the anxiety and be able to provide positive support to other women who are able to plan and follow-up face of labor.Keywords: group therapy, pregnant women, anxiety
FAKTOR PREDISPOSISI PENDERITA SKIZOFRENIA DI POLI KLINIK RUMAH SAKIT JIWA ACEH Hasmila Sari; Wildan Sirna
Idea Nursing Journal Vol 6, No 2 (2015): Idea Nursing Journal
Publisher : Fakultas Keperawatan-Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.191 KB) | DOI: 10.52199/inj.v6i2.6530

Abstract

ABSTRAKFaktor predisposisi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya skizofrenia. Ketika seseorang menderita skizofrenia maka setiap  aspek  dalam  kehidupannya akan terganggu meliputi aspek biologi, psikologi, sosiokultural dan lingkungan. Di Indonesia, Provinsi Aceh berada pada urutan tertinggi untuk kasus skizofrenia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor predisposisi pada penderita skizofrenia di Poliklinik Rawat Jalan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Aceh tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif, teknik pengambilan sampel purposive sampling dengan jumlah sampel 102 orang. Penelitian dilakukan di Poliklinik Rawat Jalan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Aceh pada tanggal 12-28 Mei 2014 menggunakan kuesioner yang terdiri dari 18 item pertanyaan dengan metode wawancara terpimpin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor predisposisi pada penderita skizofrenia berupa faktor biologi yang disebabkan oleh gangguan neurotransmiter sebanyak 42 orang (41,2%), faktor psikologi yang disebabkan oleh trauma sebanyak 73 orang (71,6%), dan faktor sosiokultural lingkungan yang disebabkan oleh diintimidasi di sekolah/lingkungan sosial dan sulit mendapatkan pekerjaan sebanyak  24 orang (23,5%). Rekomendasi ditujukan kepada perawat Community Mental  Health  Nursing  (CMHN) di  puskesmas  diharapkan  dapat  memberikan penyuluhan bagi masyarakat agar para orang tua mampu menciptakan keluarga yang harmonis, hangat, dan stabil. Bagi mereka yang baru memperlihatkan tanda- tanda awal dari skizofrenia dapat dicegah dengan memberikan obat antipsikotik dan senantiasa memelihara suasana keluarga yang kondusif.Kata kunci: skizofrenia, faktor predisposisi, biologi, psikologi, sosiokultural. ABSTRACTPredisposition factors are the cause factor occuring schizophrenia. At the time a person suffering from schizophrenia, therefore each aspects in their lives will be disturbed involving biology, psychology, sociocultural and environment aspects. In Indonesia, Aceh province is on the highest level of schizophrenia cases. The purpose of the research was to identify description of predisposition factors in patient with schizophrenia in outpatient polyclinic general mental health hospital Aceh in 2014. The research used explorative descriptive with purposive sampling as sampling technique i.e 102 people. The research was conducted in outpatient polyclinic general mental health hospital Aceh between 12th and 28th may 2014 using a questionnaire  consisting of 18  items  with  questions  guided  interview method.  The result  of the research  showed  that  predisposition  factors  among patients with schizophrenia was biology factor caused by neurotransmitter disturbance i.e. 42 persons (41,2%), psychological factor caused by trauma i.e. 73 persons (71,6%), and sociocultural factor caused by intimidation at school/social environment and difficulty to have occupation i.e. 24 persons (23,5%). The recommendation   addressed   to   nurses   Community   Mental   Health   Nursing (CMHN) is expected to provide counseling for the public to the parents be able to create a harmonious, the family warm, and stable. For their new showing signs the beginning of schizophrenia can be prevented by giving an antipsychotic drugs and always maintain the family atmosphere conducive.Keywords: schizophrenia, predisposition factors, biologic, psychologyc, sociocultural.
HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA KEPERAWATAN SELAMA PERKULIAHAN DARING Silvi Monica; Hasmila Sari; Aiyub Aiyub
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandemi COVID-19 menyebabkan krisis di berbagai aspek, salah satunya pendidikan. Sebagai upaya penanganannya, pemerintah mengalihkan metode pembelajaran tatap muka menjadi metode daring. Perubahan ini menyebabkan perlunya adaptasi mahasiswa yang dipengaruhi oleh tipe kepribadian. Metode perkuliahan daring juga memperhatikan mutu pendidikan yang akan berdampak pada kepuasan terhadap perkuliahan daring. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara tipe kepribadian dengan tingkat kepuasan perkuliahan daring. Jenis penelitian adalah deskriptif korelatif dengan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitianyaitu mahasiswa Fakultas Keperawatan dengan teknik pengambilan sampel total sampling sebanyak 521 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner secara daring. Kuesioner yang digunakan yaitu Eysenck Personality Inventory (EPI) dan Online Course Satisfaction Scale (OCSS). Analisa bivariat dilakukan dengan menggunakan uji Kruskal Wallis untuk melihat hubungan antara tipe kepribadian dengan tingkat kepuasan mahasiswamenunjukkan nilai P-value 0,001. Sedangkan untuk melihat hubungan variabel kebisingan dengan tingkat kepuasan mahasiswa digunakan uji regresi linear dan didapatkan hasil P-value 0,001. Maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian dan kebisingan dengan tingkat kepuasan terhadap perkuliahan daring. Rekomendasi dalam penelitian ini yaitu yaitu perlunya ditingkatkan sistem perkuliahan daring yang lebih baik dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti tipe kepribadian mahasiswa dan juga mengurangi kemungkinan adanya kebisingan selama perkuliahan daring.
STIGMA MASYARAKAT TERHADAP ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA DI KECAMATAN KUTA MALAKA KABUPATEN ACEH BESAR Desi Putriyani; Hasmila Sari
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Vol 1, No 1
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di dunia dan di Indonesia banyak orang yang mengalami gangguan jiwa termasuk di  Aceh. Sering kali, orang dengan gangguan jiwa mendapatkan stigma dan diskriminasi dari kalangan publik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stigma masyarakat Di Kecamatan Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar berdasarkan stereotip,  prasangka dan diskriminasi. Jenis penelitian ini deskriptif dengan desain cross sectional study. Populasi penelitian adalah seluruh masyarakat di Desa Tumbo Baro, Desa Lam Ara Tunong dan Desa Reuleng Geulumpang Kecamatan Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar berjumlah 68 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode proporsional sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan teknik wawancara terpimpin dan alat ukur berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 69,1% responden memberikan stereotip terhadap orang dengan gangguan jiwa, 52,9% responden memberikan prasangka terhadap orang dengan gangguan jiwa dan 52,9% responden tidak melakukan diskriminasi terhadap orang dengan gangguan jiwa, sehingga dapat disimpulkan bahwa 51,5% responden tidak memberikan stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat gambaran dampak stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa dan diharapkan kepada pemerintah Kecamatan Kuta Malaka dapat bekerja sama dengan petugas kesehatan menyelenggarakan seminar/penyuluhan kepada masyarakat tentang stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa agar masyarakat mengerti dan paham mengenai stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa.
HUBUNGANSELF REGULATED LEARNING DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA KEPERAWATAN MASA PANDEMI Ocha Dwi Meilisa; Hasmila Sari; Laras Cyntia Kasih
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prestasi akademik menjadi tolak ukur dalam proses pembelajaran bagi mahasiswa. Namun disaat pandemi mahasiswa memiliki tantangan tersendiri untuk mencapai prestasi akademik yang memuaskan, sehingga dibutuhkan self regulated learning sebagai salah satu strategi yang dapat membantu mahasiswa agar mencapai prestasi akademik yang memuaskan. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa hubungan antara self regulated learning dengan prestasi akademik masa pandemi pada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala. Jenis penelitian ini adalah descriptive correlative dengan menggunakan desain cross sectional study. Jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 197 orang mahasiswa dengan metode simple random sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner online yaitu google formyang berisi data demografi, kuesioner Self Regulation Questionnaire (SRQ), indeks prestasi akademik (IPK). Berdasarkan hasil penelitian diperolehself regulated learning mahasiswa berada pada kategori tinggi (86.3%) dan prestasi akademik mahasiswa pada kategori sangat memuaskan (56.9%). Hasil dari uji statistik dengan menggunakan Spearman Rank (Rho) diperoleh hasil p-value = 0.002 dan α = 0.05, sehingga p-value (0.002) α (0.05), yang berarti terdapat hubungan antara self regulated learning dengan prestasi akademik. Rekomendasi dari penelitian ini diharapkan kepada pihak pengelola akademik dapat mengembangkan sistem dan metode pembelajaran yang dapat mendukung kemampuan belajar dan meningkatan prestasi akademik dengan mempertimbangkan berbagai faktor khususnya dimasa pandemi.
PENGAWASAN ORANGTUA TERHADAP RISIKO NAPZA PADA REMAJA Poppy Yuliastiti; Hasmila Sari
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Vol 2, No 3
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masa remaja merupakan masa peralihan dimana pada masa ini remaja cenderung ingin mencoba hal-hal baru dan mudah terpengaruh oleh teman kelompoknya. Hal ini yang membuat remaja berisiko ke dalam penyalahgunaan NAPZA. Pengawasan orang tua merupakan hal utama yang sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko penggunaan NAPZA pada remaja. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengawasan orang tua dengan risiko penggunaan NAPZA pada remaja di SMA Negeri 1 Ingin Jaya. Penelitian dilakukan pada tanggal 19 sampai 22 April 2017. Jenis penelitian descriptive correlative dengan teknik pengambilan sampel proportional stratified sampling berjumlah 66 responden. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner terdiri dari 28 pernyataan yang dibagikan langsung kepada 66 responden. Penelitian ini menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat. Hasil penelitian pengawasan orang tua berada pada kategori otoritatif sebanyak 59 responden (89,4%) dan risiko penggunaaan NAPZA berada pada kategori rendah sebanyak 36 orang (54,5%). Hasil pengolahan data hubungan pengawasan orang tua dengan risiko penggunaan NAPZA diperoleh nilai p-value 1,00, sehingga menunjukkan H0 diterima yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengawasan orang tua dengan risiko penggunaan NAPZA pada remaja di SMA Negeri 1 Ingin Jaya. Disarankan kepada pihak sekolah agar dapat mensosialisasikan mengenai bahaya penyalahgunaan NAPZA terhadap siswa dan khususnya untuk siswa agar dapat mengatasi permasalahan dan tekanan hidup tanpa menggunakan NAPZA. Selanjutnya untuk orang tua diharapkan dapat mengembangkan nilai-nilai moral dan spiritual dalam diri anak, mempertahankan komunikasi yang baik serta mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh anak.
GAMBARAN TINGKAT STRES DAN MEKANISME KOPING RESIDEN YANG MENGIKUTI REHABILITASI NAPZA DI BANDA ACEH Marziah Marziah; Hasmila Sari
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Vol 3, No 2
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengguna NAPZA memerlukan dan berhak mendapatkan pelayanan rehabilitasi. Pengguna NAPZA yang kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, tidak bisa menerima kenyataan jika harus menjalani rehabilitasi sehingga dapat mengakibatkan terjadinya stres pada pengguna NAPZA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat stres dan mekanisme koping residen yang mengikuti rehabilitasi NAPZA di Banda Aceh. Penelitian ini berbentuk deskriptif eksploratif dengan desain penelitian cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini adalah residen yang mengikuti rehabilitasi sebanyak 53 orang. Hasil uji reliabilitas Kuesioner PSS dan MAX pada 10 residen di Yayasan Harapan Kita (YAKITA) yaitu 0,826 dan 0,812. Tehnik pengambilan sampel yaitu dengan total sampling. Penelitian ini dilakukan dari 17 Juli hingga 20 Juli 2018 di tiga pusat rehabilitasi di Banda Aceh, yaitu Rumoh Harapan Aceh RSJ Aceh, Yayasan Pintu Hijrah (SIRAH), Yayasan Seuramo Mulya (SURYA). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data demografi dan kuesioner baku dari PSS (Perceived Stress Scale) dan kuesioner MAX. Hasil penelitian didapatkan dari 53 responden, sebanyak 33 responden(62,3%) mengalami stres sedang, 18 responden (34%) memiliki mekanisme koping adaptif,  19 residen (35,8%)  maladaptif, dan 16 residen (30,2%)  avoidance. Diharapkan  perawat dan konselor dapat memberikan dukungan emosional, mental, dan manajemen stres pada residen yang mengikuti rehabiliasi NAPZA agar mempermudah proses pemulihan residen.