Djwantoro Hardjito
Petra Christian University

Published : 80 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB PEMUAIAN DALAM PEMBUATAN AGREGAT RINGAN GEOPOLIMER BERBASIS LUMPUR SIDOARJO Hilda Utami Citra; Crystie Angelina Leuw; Antoni ,; Djwantoro Hardjito
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.302 KB)

Abstract

Semburan lumpur Sidoarjo merupakan bencana sekaligus permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, karena semburan lumpur yang tak kunjung berhenti sehingga menyebabkan volume lumpur semakin banyak dan tidak berguna. Makalah ini membahas upaya pemanfaatan lumpur tersebut sebagai agregat ringan buatan melalui proses geopolimerisasi khususnya pada faktor-faktor penyebab pemuaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan larutan sodium silikatyang melebihi 50% massa lumpur membuat benda uji mengalami pemuaian sehingga menghasilkan berat jenis yang lebih kecil. Larutan sodium silikat yang digunakan bervariasi dari 50%, 55%, 60%, serta 70% dari massa lumpur. Molaritas NaOH yang digunakan sebesar 2M serta suhu curing divariasikan pada 60°, 85°, dan 110°C. Untuk menghasilkan berat jenis yang lebih kecil maka ditambahkan serbuk aluminium yang di variasikan sebanyak 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2% dari massa lumpur. Pengujian kuat tekan dilakukan pada sample berukuran 5×5×5 cm3, sedangkan uji berat jenis, stabilitas serta absorbsi pada pelet berdiameter ± 1cm. Hasil terbaik yang diperoleh adalah agregat ringan buatan dengan berat jenis 0,97 gr/cm3 dan kuat tekan sebesar 4,02 MPa pada usia 7 hari.
KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG Ryan Renaldo Wijaya; Antoni Antoni; Djwantoro Hardjito
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 6, No 2 (2017): AGUSTUS 2017
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.566 KB)

Abstract

Penggunaan bahan sisa pada beton sebagai pengganti semen semakin meningkat karena bahan sisa ini dapat menyebabkan lebih murahnya biaya konstruksi dan meningkatkan beberapa sifat fisik, mekanik, dan ketahanan pada mortar atau beton di lingkungan yang ekstrim. Perhatian utama pada lingkungan ini adalah evaluasi daya tahan mortar 100% fly ash pada jangka panjang. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap ketahanan di lingkungan asam, kuat tekan dan penyusutan mortar 100% fly ash dengan penambahan boraks dan kalsium hidroksida. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan hasil-hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan boraks dan kalsium hidroksida berperan positif baik terhadap ketahanan di lingkungan asam maupun terhadap kekuatan tekan mortar 100% fly ash hingga umur 90 hari. Akan tetapi penambahan boraks hanya dapat meningkatkan kekuatan tekan mortar sampai suatu titik tertentu. Penambahan boraks juga dapat meminimalkan penyusutan pada mortar. Lebih dari itu, ketahanan mortar 100% fly ash di lingkungan asam lebih baik dari mortar dengan semen
PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN FLY ASH DENGAN BERBAGAI KALSIUM HIDROKSIDA TERHADAP KARAKTERISTIK MORTAR 100% FLY ASH Kent Setiono; Nico Christiono; Antoni Antoni; Djwantoro Hardjito
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 8, No 1 (2019): FEBRUARI 2019
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.062 KB)

Abstract

Fly ash telah banyak digunakan sebagai additive maupun pengganti semen yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan semen. Permasalahan yang sering terjadi dalam penggunaan fly ash adalah kadar kalsium yang dimiliki fly ash lebih rendah dibandingkan kadar kalsium pada semen yang menyebabkan rendahnya kuat tekan campuran mortar ataupun beton. Oleh karena itu diperlukan penambahan senyawa kalsium hidroksida pada campuran mortar yang berfungsi untuk meningkatkan kuat tekan mortar 100% fly ash. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ini, dapat disimpulkan bahwa penggantian fly ash dengan berbagai jenis sumber kalsium hidroksida pada campuran mortar 100% fly ash dapat meningkatkan kuat tekan mortar itu sendiri. Kalsium hidroksida yang paling berpengaruh terhadap peningkatan kuat tekan mortar adalah kalsium hidroksida yang bersumber dari limbah karbit dan gamping. Kadar optimum penggantian fly ash dengan kalsium hidroksida untuk campuran yang menggunakan fly ash tipe C dan tipe F adalah 40% dan 50% penggantian, dimana kuat tekan yang dicapai adalah 41.03 MPa dan 36.8 MPa untuk fly ash tipe C dan F pada umur 28 hari. Penggantian fly ash dengan kalsium hidroksida juga berbanding lurus dengan kebutuhan Superplasticizer (SP) tiap campuran, dimana semakin tinggi penggantian fly ash dengan kalsium hidroksida, semakin banyak pula kadar SP yang dibutuhkan.
PENGEMBANGAN MORTAR GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR CIRCULATING FLUIDIZED BED COMBUSTION FLY ASH Stacia Dwi Shenjaya; Maria Lupita; Djwantoro Hardjito; David Wiyono; Antoni Antoni
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2019): AGUSTUS 2019
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1119.674 KB)

Abstract

Berdasarkan sistem pembakarannya, terdapat 2 jenis fly ash, yaitu Pulverized Coal Combustion (PCC) dan Fluidized Bed Combustion (FBC). Berdasarkan tingkat fluidisasinya, terdapat 2 jenis FBC fly ash yaitu bubbling bed unit dan circulating unit (CFBC). PCC fly ash lebih sering digunakan sebagai bahan dasar geopolimer dibandingkan CFBC fly ash karena bentuknya yang tidak beraturan dan luas permukaannya lebih besar sehingga membutuhkan lebih banyak air. Penelitian ini berfokus untuk membandingkan variasi konsentrasi larutan NaOH dan variasi perbandingan alkali activator terhadap setting time dan kuat tekan mortar geopolimer, serta menganalisa tampilan fisik mortar geopolimer berbahan dasar CFBC fly ash tipe F. Konsentrasi larutan NaOH yang digunakan sebesar 6M, 8M, 10M, dan 12M, sedangkan perbandingan alkali activator yang digunakan sebesar 3.0, 2.5, 2.0, 1.0, dan 0.5. CFBC fly ash tipe F yang digunakan diambil 2 kali dengan waktu yang berbeda pada sumber yang sama. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa CFBC fly ash memiliki potensi sebagai bahan dasar dalam pembuatan mortar geopolimer. Hal ini didukung dengan hasil kuat tekan mortar geopolimer tertinggi yang dihasilkan, yaitu sebesar 33.4 MPa pada usia 90 hari meskipun tidak konsisten jika menggunakan fly ash yang berbeda waktu pengambilannya.. Selain itu, konsentrasi larutan NaOH sebesar 12M dan perbandingan alkali activator sebesar 0.5 merupakan komposisi yang tidak tepat.
PENGGUNAAN FLY ASH DARI PLTU NGORO SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN DALAM PEMBUATAN MORTAR Vellyana Wardoyo; Daniel Christanto; Antoni Antoni; Djwantoro Hardjito
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 7, No 2 (2018): AGUSTUS 2018
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.389 KB)

Abstract

Proses pembuatan semen yang berbahaya bagi lingkungan menimbulkan berbagai penelitian yang bertujuan untuk menemukan material pengganti semen. Salah satu material yang dapat menggantikan semen adalah fly ash karena sifatnya yang mengikat. Pada umumnya, fly ash menambah kelecakan pada campuran karena bentuknya yang bulat. Namun dari informasi yang dikumpulkan saat kunjungan ke PLTU Ngoro, fly ash Ngoro justru tidak menambah workability malah membutuhkan air yang banyak. Uji Konsistensi Normal dilakukan untuk mengtahui kebutuhan air dasar dari fly ash PLTU Ngoro dan memang air yang dibutuhkan semakin meningkat seiring bertambahnya fly ash. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash PLTU Ngoro terhadap kuat tekan dan workability mortar Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa sifat fly ash Ngoro menyerap air dan berlawanan dengan sifat fly ash pada umumnya. Hal ini terjadi karena bentuk partikelnya yang tidak bulat yang membuat air malah terserap ke dalam pori-pori. Bentuk partikelnya terjadi karena tipe boiler yang digunakan yaitu Fluidized Bed Combustion. Fly ash Fluidized Bed Combustion tetap bisa dimanfaatkan namun dengan bantuan superplasticizer dan memiliki kuat tekan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan mortar kontrol yang terbuat dari 100% semen.
PEMANFAATAN BOTTOM ASH DAN FLY ASH TIPE C SEBAGAI BAHAN PENGGANTI DALAM PEMBUATAN PAVING BLOCK Kevin Klarens; Michael Indranata; Antoni Antoni; Djwantoro Hardjito
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2016): AGUSTUS 2016
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.834 KB)

Abstract

PT. PLTU Paiton menghasilkan 7.5 ton fly ash dan 2.5 ton bottom ash setiap jam. Pemanfaatan bottom ash masih sangat minimal, sehingga mengakibatkkan timbunan bottom ash yang semakin meningkat, dan cendrung mencemari lingkungan dan kesehatan. Berdasarkan alasan tersebut maka perlu adanya usaha untuk memanfaatkan limbah batu bara, salah satunya melalui pembuatan paving block. Sampel tahap pertama terbuat dari campuran semen dan bottom ash (lolos ayakan 2 atau 5 mm) dengan perbandingan massa 1:3, 1:4, dan 1:5. Komposisi campuran dengan properti paling baik (kuat tekan, serapan air, dan ketahanan aus) dimodifikasi dalam tahap kedua, yaitu mengganti porsi semen sebanyak 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, dan 80% dengan fly ash tipe C. Pada tahap ketiga, sampel dengan 30 dan 50% fly ash dibuat kembali menggunakan gabungan bottom ash lolos ayakan 5 dan 10 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah curing selama 28 hari, penggunaan bottom ash lolos ayakan 5 mm menghasilkan paving dengan properti lebih baik dibanding bottom ash lolos ayakan 2mm. Penambahan jumlah bottom ash menurunkan properti paving dan penggantian fly ash atas semen paling optimum adalah sebesar 20-50%. Penggunaan 50% bottom ash lolos ayakan 10 mm dan 50% lolos ayakan 5 mm meningkatkan properti paving dengan kuat tekan melampaui 40 MPa.
OPTIMASI PENGGUNAAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH PLTU SURALAYA DALAM PEMBUATAN PAVING BLOCK MUTU TINGGI Aldwin Ivan Gan; Henry Sutikno; Antoni Antoni; Djwantoro Hardjito
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 7, No 2 (2018): AGUSTUS 2018
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.574 KB)

Abstract

Fly ash dan bottom ash merupakan limbah hasil pembakaran batu bara yang dapat dimanfaatkan dalam bidang konstruksi. Pemanfaatan bottom ash masih sangat jarang, sehingga pada penelitian ini bottom ash dan fly ash dimanfaatkan untuk menggantikan sebagian agregat halus dan semen dalam pembuatan paving block. Untuk menghasilkan paving block dengan kuat tekan yang optimal, perlu dicari kepadatan tertinggi dari kombinasi agregat halus yang digunakan. Selain kuat tekan, penyerapan air dan ketahanan aus juga menjadi kualifikasi dalam penentuan mutu paving block.Dari hasil pembuatan paving block, kuat tekan tertinggi yang bisa didapat dari penambahan bottom ash yaitu 41.60 MPa dengan kode C1BA3 yang masuk dalam kelas A. Namun untuk uji penyerapan air dan ketahanan aus, paving C1BA3 hanya masuk dalam kelas B dan C. Dengan penambahan fly ash, kuat tekan maksimum yang dihasilkan hanya mencapai 26.80 MPa yang masuk dalam kelas B. Akan tetapi penambahan fly ash berdampak pada ketahanan aus yang pada awalnya hanya memenuhi kelas C, kini bisa mencapai kelas A. Secara keseluruhan, paving block yang menghasilkan mutu paling bagus dan ekonomis yaitu paving dengan kode C5F5B30, dengan komposisi 50% semen : 50% fly ash dan 100% bottom ash.
PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO PADA PEMBUATAN BATA RINGAN NON STRUKTURAL DENGAN METODE CELLULAR LIGHTWEIGHT CONCRETE (CLC) Gerardus Abi; Billy Susilo; Antoni .; Djwantoro Hardjito
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2015): AGUSTUS 2015
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.797 KB)

Abstract

Penelitian terhadap pemanfaatan lumpur Sidoarjo telah banyak dilakukan. Hasil penelitian mendapatkan bahwa lumpur Sidoarjo dapat digunakan sebagai material pozzolan karena kaya kandungan silika (SiO2) dan alumina (Al2O3). Pada penelitian ini, lumpur Sidoarjo dimanfaatkan dalam pembuatan bata ringan non-struktural dengan metode cellular lightwieght concrete (CLC). Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bata ringan ini adalah harus memenuhi syarat ASTM C 869, yaitu kuat tekan > 1.4 MPa, dry density < 700 kg/m3 dan water absorption < 25% berdasarkan volume. Variabel penelitiannya adalah perbandingan volume foam agent : air, perbandingan massa foam : cementitious material dan penambahan pasir silika sebagai agregat halus untuk mengurangi penggunaan pasta campuran. Dari hasil penelitian, perbandingan volume foam agent : air yang memenuhi syarat ASTM C 869 adalah 1 : 50. Bila dibandingkan dengan bata ringan tanpa pasir silika, penambahan pasir silika menyebabkan kuat tekan berkurang dan water absorption lebih tinggi, untuk dry density yang relatif sama.
PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM TERHADAP SETTING TIME DAN KUAT TEKAN GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH TIPE C Jason Ghorman Herianto; Evelin Anastasia; Antoni Antoni; Djwantoro Hardjito
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 6, No 1 (2017): FEBRUARI 2017
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.988 KB)

Abstract

Perkembangan fly ash sebagai bahan pengganti semen saat ini sudah banyak digunakan khususnya pada beton geopolimer. Fly ash tipe C dengan kandungan CaO yang tinggi bila digunakan sebagai material dasar geopolimer dapat menyebabkan terjadinya flash setting atau pengerasan beton yang sangat cepat namun juga dapat meningkatkan kekuatan tekan pada beton geopolimer. Hal ini dapat menimbulkan masalah apabila digunakan sebagai bahan dasar beton geopolimer dalam skala yang besar yang memerlukan setting time yang cukup lama. Kandungan CaO dapat diindikasikan dengan nilai pH fly ash sehingga penelitian ini menggunakan larutan asam untuk menurunkan nilai pH awal dari fly ash. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa penambahan larutan asam pada fly ash dapat menyebabkan pH awal fly ash berkurang namun initial setting time yang didapatkan justru bertambah cepat ± 40-60%. Initial setting time yang paling cepat dialami fly ash yang ditambahkan dengan larutan asam klorida (HCl). Selain itu, penggunaan larutan asam pada fly ash dapat menyebabkan kekuatan mortar geopolimer menurun. Dengan demikian, penggunaan larutan asam dapat menurunkan pH fly ash tetapi tidak dapat membuat setting time geopolimer berbahan dasar fly ash tipe C menjadi lebih lama.
PENGARUH URUTAN PENCAMPURAN DAN KOMPOSISI ALKALI ACTIVATOR TERHADAP KARAKTERISTIK MORTAR GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH TIPE C Wempy Erlando; Goey Frengki; Djwantoro Hardjito; Antoni Antoni
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2018): FEBRUARI 2018
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.839 KB)

Abstract

Geopolimer umumnya dibuat dengan mencampurkan fly ash dengan larutan alkali activator. Penggunaan fly ash tipe C yang memiliki kandungan kalsium yang tinggi menyebabkan flash setting dalam pembuatan geopolimer. Pada penelitian sebelumnya, sudah diperoleh solusi untuk menyelesaikan masalah ini yaitu mengubah urutan pencampuran mortar geopolimer. Namun, hal ini berakibat pada menurunnya kuat tekan dari mortar geopolimer. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh urutan pencampuran, lama waktu pencampuran, dan komposisi alkali activator terhadap setting time dan kuat tekan mortar geopolimer. Campuran dibagi menjadi 2 yaitu dengan rasio sodium silikat/NaOH sebesar 2.5 dan dengan sodium silikat tetap. Konsentrasi NaOH yang digunakan dari 6M sampai 14M. Berdasarkan hasil penelitian, urutan pencampuran berpengaruh pada initial setting time dan kuat tekan. Pada rasio sodium silikat/NaOH sebesar 2.5, semakin tinggi konsentrasi NaOH yang digunakan, maka semakin lama initial setting time yang dihasilkan. Penggunaaan konsentrasi NaOH lebih dari 10M bisa menyebabkan menurunnya kuat tekan mortar geopolimer. Campuran dengan komposisi sodium silikat tetap, semakin tinggi konsentrasi NaOH menyebabkan initial setting time menjadi semakin cepat, tetapi kuat tekannya bertambah
Co-Authors , Antoni Agie Vianthi Agie Vianthi Agung Sugiarto Albert Natanegara Albertus Yonathan Aldi Vincent Sulistio Aldwin Ivan Gan Aldwin Ivan Gan Aleksander Jodjana Aleksander Jodjana Alvin Adiputra Widjaja Alvin Adiputra Widjaja, Alvin Adiputra Alvin Cahyadi Djoewardi Alvin Cahyadi Djoewardi Alvin Krisnanta Widianto Alvin Krisnanta Widianto, Alvin Krisnanta Andi Widjaya Andi Widjaya Andreas Andreas Andry Wirananda Angdiarto, Stella Patricia Anton Prayogo Go Anton Prayogo Go Antoni , Antoni , Antoni . Antoni . Antoni . Antoni Antoni Antoni Antoni Antoni Antoni Antoni Antoni Antoni Antoni Antoni Antoni Ariyanto Mulya Sim Ariyanto Mulya Sim, Ariyanto Mulya Arnold Phengkarsa Arnold Phengkarsa Arthur Arthur Austin Purwantoro B.V Rangan Benedictus Trista Dmitri Billy Susilo Billy Susilo, Billy Chrisco Nathaniel Thomas Christanto, Daniel Chrysilla Natallia Chrysilla Natallia Chrystian Hadinata Crystie Angelina Leuw Crystie Angelina Leuw Daniel Christanto David Christianto David Christianto David Wiyono David Wiyono David Wiyono David Wiyono Dewanti Ratna Paramitha Diar Januar Utomo Diar Januar Utomo Dmitri, Benedictus Trista Dody M.J. Sumajouw Ediantonius Lubis Edvan Benefisco Edwin Christian Edwin Valentino Edwin Valentino Eric Budisetiawan Eric Budisetiawan Erwin Suryawangi Erwin Suryawangi Evelin Anastasia Fanuel Jeffry Christianto Fanuel Jeffry Christianto Febrina Ekaputri Susanto Febrina Ekaputri Susanto, Febrina Ekaputri Felicia Tria Nuciferani Gan, Aldwin Ivan Gary Kartadinata Gary Kartadinata Geraldo Theodore Santoso Gerardus Abi Gerardus Abi, Gerardus Ghozali, Kurniawati Ester Goey Frengki Gregorius Franky Tanggu Hans Tobias Wijaya Hendra S. Wibawa Hendra S. Wibawa Hendra Surya Wibawa Henry Sutikno Hilda Utami Citra Hilda Utami Citra Jason Ghorman Herianto Jerry Laksmana Wiranegara Jerry Laksmana Wiranegara, Jerry Laksmana Jonathan Robby Joshua Wilson Thiofilus Juan Satria Juan Satria, Juan Kent Setiono Kevin Desailly Kevin Guyana Kevin Klarens Kevin Saputra Kevin Saputra Yusuf Krisno Phoanajaya Krisno Phoanajaya Kristella Nathania Lairenz Kurniawati Ester Ghozali Lucky Chandra Lucky Chandra Lydia Yuniarti Meok Maria Lupita Maria Lupita Masyogo Pangestu Masyogo Pangestu, Masyogo Michael Benjamin Honny Michael Indranata Natanegara, Albert Nataniel Alexsander Roberto Nico Christiono Oswyn Karsten Wattimena Owen Malvin Sirapanji Permana Putra Prasetio Permana Putra Prasetio Raven Andrean Subroto Raven Andrean Subroto Reiner Tirtamulya Surja Ricard Mintura Ricky Surya Ryan Renaldo Wijaya Sam Wahyudi Winata Sam Wahyudi Winata Samuel Santosa Samuel Wahjudi Singgih Suryajaya Stacia Dwi Shenjaya Stacia Dwi Shenjaya Stanley Filberto Steenie E. Wallah Stella Patricia Angdiarto Sugiarto, Agung Sutikno, Henry Teguh Hermawan Widodo Teguh Hermawan Widodo Thomas, Chrisco Nathaniel Vellyana Wardoyo Vindy Satrya Wangsa Hioewono Chandra Wardoyo, Vellyana Wempy Erlando Widya Suyanto William Alexander Yoanes Maria Louis Adhi Prasetya Yohanes Christian Yohanes Takarendehang Yohanes Takarendehang Yonathan, Albertus