Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Suluh Pendidikan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION (AIR) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI SMP NEGERI 2 HILIDUHO Martalenta Zebua; Amin Otoni Harefa
Jurnal Suluh Pendidikan Vol 11 No 2 (2023): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas HKBP Nom- mensen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36655/jsp.v11i2.1238

Abstract

Matematika merupakan mata pelajaran yang penting dikuasai oleh siswa disekolah. Namun kenyataannya siswa SMP Negeri 2 Hiliduho masih megalami hambatan dalam memecahkan masalah matematis karena proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional. Sehingga siswa tidak mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP Negeri 2 Hiliduho. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Auditory Intellectually Repetition (AIR).Tahap pertama pada model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) adalah Auditory berarti belajar dengan mendengar, tahap kedua yaitu Intellectually berarti menunjukkan apa yang siswa lakukan di pikiran mereka ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk memikirkan pengalaman dan membuat koneksi, makna, rencana dan nilai dari pengalaman dan tahap ketiga yaitu Repetition adalah pengulangan yang berarti pendalaman, perluasan dan penguatan dengan cara mengajar siswa melalui tugas atau kuis. Selanjutnya, hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan pengujian hipotesis, yaitu thitung = 11,30 dan ttabel = 1,68. Karena thitung = 11,30 > ttabel = 1,68, maka tolak Ho dan terima Ha, yang berarti: “Ada pengaruh model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembalajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) memiliki pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
ANALISIS GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 GIDO Ernita Humendru; Amin Otoni Harefa
Jurnal Suluh Pendidikan Vol 11 No 2 (2023): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas HKBP Nom- mensen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36655/jsp.v11i2.1240

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi dari hasil pengamatan peneliti selama melaksanakan program magang di SMP Negeri 1 Gido dan ditemukan bahwa prestasi belajar matematika siswa masih dibawah KKM dan adanya perbedaan gaya belajar serta kurangnya motivasi belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan dan mendeskripsikan hubungan antara gaya belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode korelasional. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket gaya belajar, angket motivasi belajar dan tes prestasi belajar matematika. Banyaknya populasi pada penelitian ini yaitu 292 dengan sampel yaitu 292 orang yang di ambil dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pada hipotesis pertama, nilai Zhitung (3,04) > Ztabel (1,96). Dengan demikian maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang mana semakin tinggi tingkat gaya belajar siswa maka semakin tinggi prestasi belajar siswa begitu pun sebaliknya. Pada hipotesis kedua, nilai Zhitung (4,09) > Ztabel (1,96). Dengan demikian maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang mana semakin tinggi tingkat motivasi belajar siswa maka semakin tinggi prestasi belajar siswa begitu pun sebaliknya. Pada hipotesis ketiga, nilai Zhitung (2,41) > Ztabel (1,96). Dengan demikian maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang mana semakin tinggi tingkat gaya belajar siswa maka semakin tinggi motivasi belajar siswa begitu pun sebaliknya. Pada hipotesis keempat, nilai Fhitung (23,29) > Ftabel (3,02). Dengan demikian maka H0 ditolak dan H1 diterima dengan besar koefisien determinasi = 0,146. Kedua variabel bebas bersama-sama memiliki hubungan dengan variabel terikat dengan persentase 14,6%.