Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pola Sebaran dan Kelimpahan Hiu Berjalan Halmahera (Hemiscyllium halmahera) di Teluk Weda Maluku Utara, Indonesia Mu’min Mu’min; Nebuchadnezzar Akbar; Abdurrachman Baksir; Irmalita Tahir; Rommy M. Abdullah; Yunita Ramili; Firdaut Ismail; Rustam E Paembonan; Ikbal Marus; Eko S Wibowo; Hawis Madduppa; Beginer Subhan; Iswandi Wahab
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik Vol 5 No 2 (2021): Mei
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2021.Vol.5.No.2.128

Abstract

The Halmahera walking shark is a nocturnal species that lives at the bottom of waters and is a species endemic to North Maluku. Weda Bay is one of the largest bays on the island of Halmahera and contains marine resources and high diversity. The aims research was analyze the distribution pattern and abundance of Halmahera walking shark at that location. The research was conducted in September - November 2020. The sampling in Weda Bay, is carried out in two methods, (1) catch of nets with a mesh size of 2,5 cm stretched from the mangrove ecosystem, seagrass to coral reefs with a length of ± 50 meters and a height of 1,5 meters, (2) hand sampling equipment namely the sample catch it by hand with transect area (50x50m2) or 0,25 ha using basic diving equipment (snorkeling) to a depth of 3 meters at high tide in the night. Distribution pattern data analysis used Morisita Index and abundance analysis used reef fish abundance equation. Results the research found 28 individuals, namely 17 females and 11 males. There are 2 distribution patterns of the Halmahera epaullette shark, namely Grouping and Random. The clustered distribution pattern is found at stations 1, 2 and 4, while the random distribution pattern is found at station 3. Overall the distribution pattern of the Halmahera walking shark in Weda Bay is grouped. The highest abundance of Halmahera walkingshark was at station 1, namely 17,33 ind/ha and the lowest abundance at stations 3 and 4 was 5,33 ind/ha. The highest abundance is at station 1, this is because the habitat is still very good from the mangrove, seagrass and coral reef ecosystems to find food and the growth of the Halmahera walking shark.
Analisis kestabilan pantai berdasarkan karakteristik sedimen di Pulau Maitara, Kota Tidore Kepulauan Najamuddin -; Irmalita Tahir
Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (959.427 KB) | DOI: 10.33387/jikk.v1i1.681

Abstract

ABSTRAKKarakterisitik sedimen yang menyusun suatu wilayah pantai dapat dijadikan indikator untuk menentukan kestabilan wilayah pantai. Tujuan penelitian adalah mengklasifikasi kategori tekstur sedimen, menentukan karakteristik sedimen penyusun pantai, dan menentukan tingkat kestabilan pantai perairan Pulau Maitara. Klasifikasi kategori tekstur sedimen menggunakan skala Wenworth dan analisis karakteristik sedimen dilakukan dengan aplikasi program GSA (grain size analysis). Hasil penelitian diperoleh kategori tekstur sedimen penyusun pantai Pulau Maitara terdiri dari 6 kategori yaitu pasir sangat kasar, pasir kasar, pasir sedang, pasir halus, pasir sangat halus dan lumpur dengan kategori tekstur sedimen yang dominan menyusun pantai pulau Maitara adalah jenis pasir sedang dan pasir halus. Karakteristik sedimen penyusun pantai Pulau Maitara untuk kategori sorting adalah tersortir sedang (moderately sorted), skewness adalah mendekati simetris (nearly symmetrical), dan kurtosis adalah tumpul (platykurtic). Tekstur dan karakteristik sedimen pantai yang menyusun Pulau Maitara menunjukkan indikasi bahwa dibagian timur Pulau Maitara merupakan wilayah pantai yang stabil. Adapun di wilayah pantai bagian utara dan selatan mengindikasikan wilayah pantai yang mengalami erosi.kunci: kestabilan pantai, tekstur, sedimen, Pulau Maitara
Struktur komunitas ekosistem mangrove di kawasan pesisir Sidangoli Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara Nebuchadnezzar Akbar; Abdurrachman Baksir; Irmalita Tahir
Depik Vol 4, No 3 (2015): DECEMBER 2015
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.869 KB) | DOI: 10.13170/depik.4.3.3052

Abstract

Abstract. Mangroves is important ecosystem in coastal. However, multiple  destructive activities to cause reduced mangrove area. The information about area and criteria of mangrove in Sidangoli coastal area, had been doing, however information ecology mangrove unexplored. This information is required to plan better conservation strategy of mangrove. The study was conducted to infer the ecology of mangrove in the Sidangoli coastal of west halmahera regency, North Mollucas. A total of location diveded by four and perform in November 2014. Mangrove sampling, done by the "spot check". The results showed that mangrove of thickness ranging from 145-750 meters and founded 11 specieses from 5 families of mangroves. The ecology analysis showed that frequency and density of mangrove founded station three. Whereas persent cover contained station four and value sicnificant analysis in all station. The mangrove vegetation analysis contained the high frequency, density and value sicnificant is Rhizopora stylosa and high persent cover Sonneratia alba.the overall observation of mangrove explaided that mangrove ecosystem enter in low/damage criteria.Keywords:  Mangroves;  Rhizopora stylosa; spot check; Sonneratia alba Abstrak. Mangrove merupakan ekosistem penting di kawasan pesisir. Tetapi, berbagai macam aktivitas yang bersifat destruktif telah menurunkan luas penyebaran lahan mangrove. Informasi tentang luas dan kriteria mangrove di kawasan pesisir Sidangoli, Kabupaten Halmahera Barat telah dilakukan. Akan tetapi informasi tentang nilai ekologi mangrove belum dilaporkan, sehingga perlu adanya kajian tentang anailsis ekologi mangrove. Informasi nilai ekologi dapat dijadikan sebagai data untuk dijadikan sebagi acuan dalam merencanakan strategi konservasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai ekologi mangrove dikawasan pesisir Sidangoli Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Lokasi penelitian dibagi menjadi empat dan penelitian dilaksanakan pada November 2014. Pengambilan contoh mangrove, di lakukan dengan menggunakan metode “spot chek”. Hasil penelitian menunjukkan ketebalan mangrove berkisar 145-750 meter dan diperoleh sebanyak 11 jenis dari 5 famili mangrove. Analisis ekologi memperlihatkan bahwa nilai total kerapatan dan frekuensi tertinggi ditemukan pada stasiun  tiga. Sedangkan tutupan tertinggi pada stasiun empat serta nilai penting pada setiap stasiun adalah 300. Analisis vegetasi mangrove disetiap stasiun diperoleh kerapatan, frekuensi dan nilai penting jenis tertinggi adalah Rhizopora stylosa serta tutupan jenis tertinggi adalah Sonneratia alba. Total pangamatan jenis mangrove dan jumlah yang tersedia, menggambarkan kondisi ekosistem mangrove di pesisir Sidangoli masuk dalam kategori rendah/rusak.
Struktur komunitas dan pemetaan ekosistem mangrove di pesisir Pulau Maitara, Provinsi Maluku Utara, Indonesia Nebuchadnezzar Akbar; Nasir Haya; Abdurrachman Baksir; Zulhan A. Harahap; Irmalita Tahir; Yunita Ramili; Raismin Kotta
Depik Vol 6, No 2 (2017): August 2017
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.017 KB) | DOI: 10.13170/depik.6.2.6402

Abstract

Mangrove is ecosystem important in coastal area. Human exploited make decrease habitat mangroves ecosystem. The highly activity in this area threaten quantity ecology ecosystem mangroves.The objective of the present study was to examine the ecological indices and mapping of mangrove in coastal region on Maitara Island, North Moluccas.Information about that most important for sustainable mangrove management. The results showed that mangroves composition found that 4 specieses belong to 3 families.total density of stations namely 215.78 tree/hectare, frequency 722.22 tree/hectare, percent cover 189.29% and significantion value 300 every stations. The density and frequency highest of species found Rhizopora apicullata, Avicennia alba, Sonneratia alba. The density and frequency lowest Sonneratia caseolaris. The percent cover highest types derived Sonneratia alba, Sonneratia caseolaris, Avicennia alba and percent lowest is Sonneratia caseolaris. Overall the ecological index analysed diversity of mangroves found is minor. The characterize mangrove zonation that Rhizhopora Sp is aleadingconstituentof mangrove ecosystem from coast to land inthe Maitara Island. Extensivemangroveobtained fromfieldclassificationandmapping resultsof4.91hectares. Correctionfield data andpreviousliterature studiesindicatedthere have been adecline inmangroveareaat1.09during 3 years.The overall necessaryapproaches to conservationandsustainable managementofmangroveecosystem andconservation interestson the Maitara Island. Mangrove merupakan ekosistem penting di daerah pesisir.Meningkatnya exploitasi manusia menurunkan habitat ekosistem mangrove. Tingginya aktivitas mengancam kuantitas ekologi ekosistem mangrove.Tujuan penelitian ini untuk melihat struktur komunitas dan pemetaan ekosistem mangrove. Pengambilan data mangrove dilakukan pada tahun 2015. Hasil penelitian menemukan bahwa komposisi jenis mangrove yang ditemukan terdiri dari 3 family dengan 4 spesies. Total keseluruhan kerapatan stasiun yaitu 215.78 batang/hektar, frekuensi 722.22 batang/hektar, tutupan 189.29% dan nilai penting 300 tiap stasiun. Kerapatan dan frekuensi jenis tertinggi ditemukan Rhizopora apicullata, kemudian Avicennia alba, disusul Sonneratia alba dan terendah Sonneratia caseolaris. Tutupan jenis tertinggi diperoleh jenis Sonneratia alba, kemudian Sonneratia caseolaris, disusul  Avicennia alba dan terendah Rhizopora apicullata. Nilai penting tertinggi pada jenis Sonneratia alba, kemudian Rhizopora apicullata, setalah itu Avicennia alba dan terendah adalah jenis Sonneratia caseolaris. Secara umum keseluruhan indeks nilai keanekaragaman jenis mangrove di Pulau Maitara yang diperoleh rendah. Tipe zonasi yang ditemukan bahwa jenis Rhizhopora Sp merupakan penyusun terdepan  hutan  mangrove dari arah laut ke daratan di Pulau Maitara.Luas mangrove yang didapat dari klasifikasi lapangan dan hasil pemetaan sebesar  4.91 hektar. Koreksi data lapangan dan studi literature sebelumnya mengindikasikan telah terjadi penurunan luas mangrove sebesar 1.09 Ha dengan rentan 3 tahun. Sehingga diperlukan pendekatan konservasi dan pengelolaan berkelanjutan untuk kepentingan pelestarian hutan mangrove di Pulau Maitara. 
Struktur komunitas ekosistem mangrove di kawasan pesisir Sidangoli Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara Nebuchadnezzar Akbar; Abdurrachman Baksir; Irmalita Tahir
Depik Vol 4, No 3 (2015): DECEMBER 2015
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.4.3.3052

Abstract

Abstract. Mangroves is important ecosystem in coastal. However, multiple  destructive activities to cause reduced mangrove area. The information about area and criteria of mangrove in Sidangoli coastal area, had been doing, however information ecology mangrove unexplored. This information is required to plan better conservation strategy of mangrove. The study was conducted to infer the ecology of mangrove in the Sidangoli coastal of west halmahera regency, North Mollucas. A total of location diveded by four and perform in November 2014. Mangrove sampling, done by the "spot check". The results showed that mangrove of thickness ranging from 145-750 meters and founded 11 specieses from 5 families of mangroves. The ecology analysis showed that frequency and density of mangrove founded station three. Whereas persent cover contained station four and value sicnificant analysis in all station. The mangrove vegetation analysis contained the high frequency, density and value sicnificant is Rhizopora stylosa and high persent cover Sonneratia alba.the overall observation of mangrove explaided that mangrove ecosystem enter in low/damage criteria.Keywords:  Mangroves;  Rhizopora stylosa; spot check; Sonneratia alba Abstrak. Mangrove merupakan ekosistem penting di kawasan pesisir. Tetapi, berbagai macam aktivitas yang bersifat destruktif telah menurunkan luas penyebaran lahan mangrove. Informasi tentang luas dan kriteria mangrove di kawasan pesisir Sidangoli, Kabupaten Halmahera Barat telah dilakukan. Akan tetapi informasi tentang nilai ekologi mangrove belum dilaporkan, sehingga perlu adanya kajian tentang anailsis ekologi mangrove. Informasi nilai ekologi dapat dijadikan sebagai data untuk dijadikan sebagi acuan dalam merencanakan strategi konservasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai ekologi mangrove dikawasan pesisir Sidangoli Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Lokasi penelitian dibagi menjadi empat dan penelitian dilaksanakan pada November 2014. Pengambilan contoh mangrove, di lakukan dengan menggunakan metode “spot chek”. Hasil penelitian menunjukkan ketebalan mangrove berkisar 145-750 meter dan diperoleh sebanyak 11 jenis dari 5 famili mangrove. Analisis ekologi memperlihatkan bahwa nilai total kerapatan dan frekuensi tertinggi ditemukan pada stasiun  tiga. Sedangkan tutupan tertinggi pada stasiun empat serta nilai penting pada setiap stasiun adalah 300. Analisis vegetasi mangrove disetiap stasiun diperoleh kerapatan, frekuensi dan nilai penting jenis tertinggi adalah Rhizopora stylosa serta tutupan jenis tertinggi adalah Sonneratia alba. Total pangamatan jenis mangrove dan jumlah yang tersedia, menggambarkan kondisi ekosistem mangrove di pesisir Sidangoli masuk dalam kategori rendah/rusak.
Struktur komunitas dan pemetaan ekosistem mangrove di pesisir Pulau Maitara, Provinsi Maluku Utara, Indonesia Nebuchadnezzar Akbar; Nasir Haya; Abdurrachman Baksir; Zulhan A. Harahap; Irmalita Tahir; Yunita Ramili; Raismin Kotta
Depik Vol 6, No 2 (2017): August 2017
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.6.2.6402

Abstract

Mangrove is ecosystem important in coastal area. Human exploited make decrease habitat mangroves ecosystem. The highly activity in this area threaten quantity ecology ecosystem mangroves.The objective of the present study was to examine the ecological indices and mapping of mangrove in coastal region on Maitara Island, North Moluccas.Information about that most important for sustainable mangrove management. The results showed that mangroves composition found that 4 specieses belong to 3 families.total density of stations namely 215.78 tree/hectare, frequency 722.22 tree/hectare, percent cover 189.29% and significantion value 300 every stations. The density and frequency highest of species found Rhizopora apicullata, Avicennia alba, Sonneratia alba. The density and frequency lowest Sonneratia caseolaris. The percent cover highest types derived Sonneratia alba, Sonneratia caseolaris, Avicennia alba and percent lowest is Sonneratia caseolaris. Overall the ecological index analysed diversity of mangroves found is minor. The characterize mangrove zonation that Rhizhopora Sp is aleadingconstituentof mangrove ecosystem from coast to land inthe Maitara Island. Extensivemangroveobtained fromfieldclassificationandmapping resultsof4.91hectares. Correctionfield data andpreviousliterature studiesindicatedthere have been adecline inmangroveareaat1.09during 3 years.The overall necessaryapproaches to conservationandsustainable managementofmangroveecosystem andconservation interestson the Maitara Island. Mangrove merupakan ekosistem penting di daerah pesisir.Meningkatnya exploitasi manusia menurunkan habitat ekosistem mangrove. Tingginya aktivitas mengancam kuantitas ekologi ekosistem mangrove.Tujuan penelitian ini untuk melihat struktur komunitas dan pemetaan ekosistem mangrove. Pengambilan data mangrove dilakukan pada tahun 2015. Hasil penelitian menemukan bahwa komposisi jenis mangrove yang ditemukan terdiri dari 3 family dengan 4 spesies. Total keseluruhan kerapatan stasiun yaitu 215.78 batang/hektar, frekuensi 722.22 batang/hektar, tutupan 189.29% dan nilai penting 300 tiap stasiun. Kerapatan dan frekuensi jenis tertinggi ditemukan Rhizopora apicullata, kemudian Avicennia alba, disusul Sonneratia alba dan terendah Sonneratia caseolaris. Tutupan jenis tertinggi diperoleh jenis Sonneratia alba, kemudian Sonneratia caseolaris, disusul  Avicennia alba dan terendah Rhizopora apicullata. Nilai penting tertinggi pada jenis Sonneratia alba, kemudian Rhizopora apicullata, setalah itu Avicennia alba dan terendah adalah jenis Sonneratia caseolaris. Secara umum keseluruhan indeks nilai keanekaragaman jenis mangrove di Pulau Maitara yang diperoleh rendah. Tipe zonasi yang ditemukan bahwa jenis Rhizhopora Sp merupakan penyusun terdepan  hutan  mangrove dari arah laut ke daratan di Pulau Maitara.Luas mangrove yang didapat dari klasifikasi lapangan dan hasil pemetaan sebesar  4.91 hektar. Koreksi data lapangan dan studi literature sebelumnya mengindikasikan telah terjadi penurunan luas mangrove sebesar 1.09 Ha dengan rentan 3 tahun. Sehingga diperlukan pendekatan konservasi dan pengelolaan berkelanjutan untuk kepentingan pelestarian hutan mangrove di Pulau Maitara.