Nony Ariesta
Laboratorium Fisiologi dan Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGGUNAAN CAIRAN FOLIKEL DALAM MEDIA MATURASI IN VITRO OOSIT KAMBING BLIGON Diah Tri Widayati; Devita Hery Fatmawati; Nony Ariesta; Kustono K
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 1 (2014): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.993 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i1.1263

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh medium maturasi terhadap kompetensi perkembangan in vitro oosit kambing bligon. Ovarium kambing diperoleh dari Rumah Potong Hewan, dibawa ke laboratorium dalam 0,9% NaCl pada suhu 31-34 C. Oosit diaspirasi dari folikel berdiameter 2-6 mm dengan menggunakan syringe 3 ml dan jarum 23 G. Oosit dengan minimal 2 lapisan sel-sel kumulus diproses untuk maturasi in vitro. Oosit dicuci 3 kali dengan dulbecco’s phosphate buffered saline (DPBS) dan tissue culture medium 199 (TCM) 199, kemudian didistribusikan ke dalam 50 μl medium maturasi yang berbeda, yaitu TCM 199 (tanpa suplementasi),
PENGGUNAAN CAIRAN FOLIKEL DALAM MEDIA MATURASI IN VITRO OOSIT KAMBING BLIGON Diah Tri Widayati; Devita Hery Fatmawati; Nony Ariesta; Kustono K
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 1 (2014): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i1.1263

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh medium maturasi terhadap kompetensi perkembangan in vitro oosit kambing bligon. Ovarium kambing diperoleh dari Rumah Potong Hewan, dibawa ke laboratorium dalam 0,9% NaCl pada suhu 31-34 C. Oosit diaspirasi dari folikel berdiameter 2-6 mm dengan menggunakan syringe 3 ml dan jarum 23 G. Oosit dengan minimal 2 lapisan sel-sel kumulus diproses untuk maturasi in vitro. Oosit dicuci 3 kali dengan dulbecco’s phosphate buffered saline (DPBS) dan tissue culture medium 199 (TCM) 199, kemudian didistribusikan ke dalam 50 μl medium maturasi yang berbeda, yaitu TCM 199 (tanpa suplementasi),