Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Uji efektivitas salep ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.) terhadap penyembuhan luka bakar derajat iii pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan strain wistar sakdiah sakdiah; Hijdrian Milzam; Roziana Roziana
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 21, No 3 (2021): Volume 21 Nomor 3 Desember 2021
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v21i3.23041

Abstract

Abstrak. Luka bakar derajat III merupakan luka bakar yang telah meliputi  seluruh lapisan kulit, dimana jaringan kulit telah mengalami destruksi total yang menyebabkan proses penyembuhan menjadi lama karena proses re-epitalisasi tidak terjadi secara spontan. Proses penyembuhan luka bakar dapat dipercepat dengan penggunaan tanaman tradisional, salah satunya adalah daun Binahong. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh salep ekstrak daun Binahong terhadap penyembuhan luka bakar derajat III dan mengetahui dosis salep ekstrak daun Binahong yang paling efektif dalam penyembuhan luka bakar derajat III pada tikus wistar jantan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik posttest only control group design. Hewan yang digunakan adalah tikus putih jantan strain wistar sebanyak 30 ekor yang diberikan perlakuan luka bakar derajat III pada punggung sebelah kiri dengan luas 20 mm x 20 mm. Pengelompokan hewan coba menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap yang dibagi ke dalam 5 kelompok (n = 6 ekor) yaitu kontrol positif, kontrol negatif, perlakuan 1, perlakuan 2 dan perlakuan 3. Luas luka bakar diukur selama 20 hari seiring dengan berjalannya penelitian. Hasil uji statistik dengan One way ANOVA dan uji beda dengan metode Duncan menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang bermakna dari setiap kelompok perlakuan dengan aktivitas tertinggi dicapai oleh kontrol positif, salep ekstrak daun binahong (SEDB) 40%, 20%, 10% dan kontrol negatif.Kata kunci : Daun Binahong (Anrereda cordifolia (Ten.) Steenis.), salep, luka bakar derajat III, penyembuhan luka, tikus putih jantanAbstract. The third-degree burn is a burn that covers the entire layer of the skin, having destroyed the skin tissue that prolongs the healing process because the re-capitalization process does not occur spontaneously. The healing process for burns can be sped up by using traditional plants, including binahong leave. The purpose of this research was to study the effect of binahong leaf extract ointment on the healing of third degree burns and to know the most effective dose for healing third degree burn wounds in white male Wistar rats. This investigation was an experimental laboratory investigation with a post-test only control group design. The animals used in this study are 30 white male Wistar rats that were given a third degree burn on the left back of each rat with an area of 20mm x 20mm. The grouping method used in this experimental study was randomized control studies divided into 5 treatment groups (n = 6 heads) that were positive control treatment, negative control treatment, treatment 1, treatment 2 and treatment 3 20 Measured over days during the study. The results of the statistical tests with One Way ANOVA and another test with Duncan's method showed that there was a significant influence of each treatment group with the highest activity, which was achieved with the positive control treatment, Binahong Leaf Extract Ointment (SEDB) 40%, 20%, was achieved. 10% treatment and negative control.Keywords: Binahong leaf (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis), ointment, third degree burn, wound healing, white male rat
ANALISIS KEMAMPUAN MAHASISWA MENYEDERHANAKAN RANGKAIAN LISTRIK MENGGUNAKAN TEOREMA THEVENIN Roziana Roziana; Islahudin Islahudin; Johri Sabaryati
ORBITA: Jurnal Kajian, Inovasi dan Aplikasi Pendidikan Fisika Vol 3, No 2 (2017): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.813 KB) | DOI: 10.31764/orbita.v3i2.1006

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa menyederhanakan rangkaian listrik menggunakan Teorema Thevenin di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Mataram Tahun Akademik 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Semester I, semester III, semester V dan semester VII yang berjumlah 60 orang mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram Akademik 2016/2017. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester III (angkatan 2015) dan semester V (angkatan 2014) Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UniversitasMuhammadiyah Mataram Tahun 2017 yang sudah menempuh mata kuliah Elektronika Dasar I. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Analisis data yang digunakan yaitu Distribusi Frekuensi dan Indeks Prestasi Kelompok (IPK). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua bentuk tes, yaitu bentuk tes soal I menganalisisgambar rangkaian listrik dan menuliskan persamaan Rth yang berjumlah 20 soal dan bentuk tes soal II merubah persamaan hambatan Teorema Thevenin menjadi rangkaian listrik yang terdiri dari 20 soal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa menganalisis gambar rangkaian listrik dan menuliskan persamaan Rth (Instrumen I) MencapaiIPK 47,85 yang tergolong dalam kategori kemampuan sangat rendah, sedangkan IPK semester III (angkatan 2015) mencapai IPK 48,75 yang tergolong dalam kategori sangat rendah dan IPK semester V (angkatan 2014) mencapai IPK 47,03 yang tergolong dalam kategori sangat rendah, sedangkan kemampuan mahasiswa merubah persamaan hambatanTeorema Thevenin menjadi rangkaian listrik (Instrumen II) mencapai IPK 38,2 tergolong kategori sangat rendah, sedangkan IPK semester III (angkatan 2015) mencapai IPK 38,95 yang tergolong dalam kategori sangat rendah dan IPK semester V (angkatan 2014) mencapaiIPK 37,5 yang tergolong dalam kategori sangat rendah.
RUPTUR UTERI SEBAGAI KOMPLIKASI TOLAC PADA PASIEN DENGAN KETUBAN PECAH DINI Rajuddin Rajuddin; Komalasari Komalasari; Roziana Roziana
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 4: No. 2 (November, 2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v4i2.1042

Abstract

Ruptur uteri inkomplit secara klinis signifikan terjadi setelah persalinan caesar sebelumnya dan merujuk pada gangguan lengkap dari semua lapisan uterus, kecuali serosa. Meskipun kejadiaanya sangat jarang, kurang dari 1% dari seluruh uji coba persalinan setelah kelahiran sesar (TOLAC). Komplikasi ini dapat memberikan outcome buruk termasuk komplikasi yang berhubungan dengan perdarahan berat, laserasi kandung kemih, histerektomi, dan morbiditas neonatal yang terkait dengan hipoksia intrauterin. Ruptur uteri inkomplit merupakan salah satu komplikasi TOLAC yang harus segera dikenali agar mendapatkan outcome maternal dan fetal yang lebih baik. Kami melaporkan satu kasus ruptur uteri inkomplit sebagai komplikasi TOLAC pada wanita multipara (G2P1A0) berusia 33 tahun hamil 39-40 minggu dengan ketuban pecah dini. Pasien menolak untuk terminasi kehamilan melalui tindakan seksio sesaria dan diputuskan untuk menjalani TOLAC dengan skor VBAC (Vaginal birth after cesarean delivery) adalah 2 (60%) dan skor Weinstein 4 (58%). Ketika observasi kemajuan persalinan pasien mengalami nyeri perut hebat, kontraksi hipertonik tanpa kelainan denyut jantung janin dan tanpa ring bundlesign. Pasien kemudian menjalani terminasi kehamilan perabdominal. Temuan intraoperatif menunjukkan suatu hematoma di bawah lapisan serosa sebagai akibat dari ruptur uterus inkomplit hingga ke lateral kiri. Setelah menjalani tindakan SC(Sectio Caesarea), ibu dan bayi dalam kondisi yang baik. Ruptur uteri inkomplit terjadi pada sekitar kurang dari 1% dari pasien yang menjalani TOLAC. Ketuban pecah dini yang terkait dengan abruptio plasenta dapat menjadi risiko terjadinya komplikasi ruptur uteri pada TOLAC. Namun, hal ini masih membutuhkan penelitian lanjutan. Sebagian besar ruptur uteri inkomplit asimptomatis atau menunjukkan gejala yang tidak khas. Pengenalan awal kondisi ini dapat menghasilkan outcome maternal dan fetal yang lebih baik.
Management Placenta Percreta Succesfully With Total Abdominal Hysterectomy. A Case Review : Rajuddin Rajuddin; Roziana Roziana; Munawar Munawar; Muhammad Iqbal
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 5: No. 1 (Mei, 2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v5i1.1628

Abstract

Background: Placenta accreta spectrum is one of the most serious complications of placenta previa and is frequently associated with severe obstetric hemorrhage usually necessitating hysterectomy. The management of placenta accrete spectrum will be discussed here and is essentially the same. The following discussion of management of placenta accreta spectrum applies to all depths of placental invasion. Incidence: In 1950 placentaaccreta was rare, occurring 1 in 30.000 deliveries in the United States. Duringbetween 2008 and 2011 in a cohort of over 115.000 deliveries in 25 hospitals in the United States reaching 1 in 731 deliveries. The marked increase has been attributed to the increasing prevalence of cesarean delivery in recent decades.The incidence of placenta accreta spectrum will also increase due to increasing of caesarean section rate. Case: Mrs.44 yo, G3P2 36-37weekslive, previous cesarean section 2 time,placenta previa totalis, placenta percreta. She’s comes with a chief complaint of lower abdominal cramps, patients regularly antenatal care at obstetrician. Ultrasound finding, a single fetus lives at transvers lie, dorso superior, corresponding to 36-37 weeks, placenta previa, placenta percreta (PAI:83%). This patient planned for elective conservative surgery management, due to cesarean section and or cesarean hysterectomy. Discussion:Surgical conservative management giving birth a baby without a placenta, followed by a hysterectomy, has been shown to reduce the risk of bleeding and the need for blood transfusion. The discovery of placenta accreta spectrum earlier when antenatal care, better birth planning than multidisciplinary science includedfetomaternal, gyneco-oncologist, anesthesiologist, thorac& cardiovascular surgeon, radiology intervention, intensivist - obstetric intensive care, urologist and neonatology can determine the success of handling cases of placenta accreta spectrum so as to reduce maternal, fetal morbidity and mortality. Conclusions:  The discovery of placenta accreta spectrum earlier when antenatal care, planning delivery is better than multidisciplinary science. Management with corporal incisions away from placental implantation, giving birth baby without a placenta, followed by a hysterectomy, has been shown to reduce the risk of bleeding and the need for blood transfusion.
PENGARUH EDUKASI KESEHATAN BAGI IBU HAMIL DAN KELUARGA TERHADAP PRAKTEK INISIASI MENYUSU DINI (IMD), ASI EKSLUSIF DAN PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI SAMPAI BERUSIA 1 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG BARU KOTA PEKANBARU YESSI ALZA; ROZIANA ROZIANA; FITRIANI FITRIANI
JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Vol 5 No 1 (2016): JURNAL PROTEKSI KESEHATAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.534 KB) | DOI: 10.36929/jpk.v5i1.45

Abstract

Edukasi dalam menyusui merupakan metoda intervensi yang paling efektif meningkatkan inisiasi menyusu dalam jangka pendek.Metode intervensi edukasi pada ibu tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu, tapi juga mempengaruhi prilaku mereka dalam pemberian ASI.Inisiasi menyusu dini (IMD) dan pemberian ASI Eksklusif semenjak lahir hingga berumur 6 bulan merupakan praktek pemberian ASI yang sangat penting untuk kelangsungan hidup anak, pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Disamping itu pemberian ASI Ekslusif tanpa MP ASI sampai bayi berusia 6 bulan telah terbukti dapat meningkatkan rata-rata kenaikan berat bayi lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang telah diberikan MP-ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan (modul IMD dan ASI Ekslusif) bagi ibu hamil dan keluarga terhadap praktek IMD, ASI Ekslusif dan peningkatan berat badan bayi hingga usia 1 bulan.Jenis penelitian ini quasi eksperimentaldengan rancangan one group pretest-posttest. Sampel dalam penelitian adalah ibu hamil trimester tiga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Simpang Baru Kota Pekanbaru yang diambil secara total sampling. Hasil penelitian menunjukkan Edukasi memberikan pengaruh terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan prilaku bagi ibu hamil dan keluarga terhadap praktek IMD dan ASI eksklusif serta memberikan pengaruh terhadap peningkatan berat badan bayi.
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAKAN DENGAN KEJADIAN PREDIABETES PADA REMAJA OBESITAS DI SMA TALUK KUANTAN YESSI ALZA; ROZIANA ROZIANA; FITRIANI FITRIANI
JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Vol 5 No 2 (2016): JURNAL PROTEKSI KESEHATAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.047 KB) | DOI: 10.36929/jpk.v5i2.53

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan hubungan antara asupan makan dengan kejadian prediabetes pada remaja obesitas di SMA Taluk Kuantan. Desain penelitian menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan cross sectional. Waktu penelitian dilakukan dari bulan April sampai Oktober 2016. Sampel penelitian berjumlah 35 orang dengan teknik accidental sampling kemudian disesuaikan dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil penelitian adalah rerata kadar gula darah puasa (GDP) 78,09 ml/dl. Rerata asupan Energi untuk laki-laki 62,15%, protein 77,87%, lemak 62,85%, karbohidrat 42,96%, PUFA 215,6% dan fiber 16,68%. Rerata asupan energi untuk perempuan 62,05%, protein 207,15%, lemak 72,535%, Karbohidrat 34,25%, PUFA 145,4% dan Fiber 13,915%. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara zat gizi energi, protein, lemak, karbohidrat, PUFA dan serat dengan kadar gula darah dengan r 0,064, -0,025, 0,067, 0,006, 0,110, dan -0,092. Simpulan pada penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikat antara asupan makan (Energi, protein, lemak, karbohidrat, PUFA dan serat) dengan kadar gula darah.
EDUKASI GIZI SEIMBANG TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN PADA CALON PENGANTIN DI KOTA PEKANBARU Yessi Alza; Fitriani Fitriani; Hesti Atasasih; Roziana Roziana; Husnul Khotimah
ARGIPA (Arsip Gizi dan Pangan) Vol 1 No 2 (2016)
Publisher : UHAMKA PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.003 KB)

Abstract

ABSTRACTNutrition and food is not only necessary for the growth, the development of physical,mental and health, but is also necessary for fertility or fertility in order to get a descent. The stateof maternal nutrition prior to conception influence on fertilization, fetal health, and maternalhealth. Fetal growth and birth weight of children is strongly influenced by the nutritional statusof pregnant women, both before and during pregnancy. Mothers with poor nutrition statushas deposits of nutrients is not enough to support the growth and development of the fetusand the mother’s health, as a result of fetal growth retardation, birth defects, miscarriage and low birth weight (LBW). The low nutritional status is affected by the lack of knowledge aboutnutritious food. An action based on knowledge will be better than the deed that is not basedon knowledge. Domain knowledge is very important for the formation of a person’s actions.The purpose of this study was to determine the effect of nutrition education on knowledgeabout balanced nutrition changes on the bride and groom in Pekanbaru. This study was aPre-experimental research design with pre-post test with a total sample of 51 people taken byaccidental sampling. The variables studied were knowledge bride. Data were analyzed usingpaired t test technique with SPSS for Windows version 21. The results showed that there was asignifcant difference (p-value = 0,000) about the average percentage of nutritional knowledgeof respondents between before and after education, the average knowledge before being educated45.9 ± 13.211% increased to 62.37 ± 15.916%.Keywords: education, knowledge balanced nutrition
EDUKASI KONSUMSI SAYUR DAN BUAH BAGI ANAK USIA DINI PADA GURU PAUD Roziana Roziana; Fitriani Fitriani; Irma Susan Paramita
Diklat Review : Jurnal manajemen pendidikan dan pelatihan Vol 7 No 1 (2023)
Publisher : Komunitas Manajemen Kompetitif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35446/diklatreview.v7i1.1292

Abstract

Konsumsi sayur dan buah pada anak masih sangat minim dan masih banyak yang belum sesuai dengan rekomendasi. Rendahnya konsumsi sayur dan buah ini berkaitan dengan meningkatnya risiko terjadinya penyakit kronik seperti penyakit jantung dan diabetes. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah melakukan edukasi konsumsi sayur dan buah bagi anak usia dini pada guru PAUD. Kegiatan dalam pengabdian masyarakat ini meliputi pengkayaan materi dan pendampingan guru dalam membuat media edukasi konsumsi sayur dan buah pada anak usia dini dilaksanakan mulai dari bulan Januari-November 2020 di PAUD Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu pengetahuan guru PAUD terjadi peningkatan sebelum dan sesudah dilakukan edukasi dan guru PAUD mampu membuat alat peraga/media yang edukatif dan dapat dijadikan sebagai alat penyuluhan yang interaktif mengenai buah dan sayur pada anak usia dini dalam kegiatan belajar mengajar. Saran yang dapat disampaikan yaitu sebaiknya guru PAUD lebih aktif lagi dalam mencari informasi mengenai gizi anak usia dini baik melalui buku maupun media sosial sehingga guru dapat memberikan contoh dan ajakan kepada muridnya untuk menjalankan gizi seimbang.