Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Modal Sosial Sebagai Strategi Pemulihan Pasca Gempa Di Desa Gondang Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara Wen Farizi Zullam; Syarifuddin Syarifuddin; Maya Atri Komalasari
RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual Vol 2 No 1 (2020): Juni
Publisher : Prodi Sosiologi Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/resiprokal.v2i1.26

Abstract

The study was entitled "Social Capital as a Post-Earthquake Recovery Strategy in Gondang Village, Gangga District, North Lombok Regency." The impact of the earthquake not only resulted in damage to infrastructure and, residential buildings, and other social facilities, but earthquakes also result in psychological conditions and underdevelopment of socio-economic life, which is caused by the paralysis of all sectors of the people's line of life. This research is a qualitative research which aims to explain and find social capital owned by the community in the post-disaster recovery process in Gondang village, Gangga District, North Lombok Regency. The focus of this research is to find and identify forms of social capital in the village of Gondang, then how the form of social capital is used as a post-earthquake recovery strategy. This study aims to identify the forms of social capital, and find out the form of social capital as a post-earthquake recovery strategy. This study uses the theory and concept of social capital from James S. Coleman who was born from his rational choice theory. This research also uses qualitative methods using case studies, and data and information collection techniques using in-depth interviews, field observations and documentation results that contain photos, videos and other documents obtained from various parties. Activities in data analysis are data reduction, data presentation, approval / verification, and credibility The results showed the form of social capital in Gondang Village community consisting of beliefs, networks and norms. Community trust in religion, trust in government, trust in volunteers, and trust in community members. The formed network is a network originating from inside and outside the community, inside network is a relation from P3A and KWT, and network from outside is a relation from ACT. As well as the values and norms that are still implemented by the community, namely dead gawe and live gawe, as well as the subak and loving system. While the form of social capital is the result of traditions or customs in the form of sangkep, ngibukang, and nembakuh. As well as values and norms in the form of strong community ties and solidarity, which are the result of the application of inherent traditions or customs.
Integrasi Alam dan Budaya Lokal Masyarakat Adat Sembalun Lawang solikatun solikatun; Ika Wijayanti; Maya Atri Komalasari
SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan Vol. 4 No. 1 (2021): Special Issues: Religion and the COVID-19 Pandemic
Publisher : Prodi Sosiologi Agama dan Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia (ASAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/sangkep.v4i1.1667

Abstract

Hubungan masyarakat dengan alam semesta sangat erat. Masyarakat memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat dalam berinteraksi dengan alam menggunakan nilai dan aturan-aturan yang nantinya menjadi adat istiadat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam integrasi alam dan budaya lokal masyarakat Sembalun Lawang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian berada di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Subyek dari penelitian ini adalah masyarakat di Desa Sembalun Lawang dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling (bola salju). Adapun proses analisis dilakukan dalam beberapa tahapan yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan/verifikasi data dalam bentuk laporan penelitian. Hasil penelitian ini adalah masyarakat Sembalun Lawang sendiri memiliki hubungan yang sangat erat dengan alam. Dimana pandangan masyarakat mengenai alam, alam harus diperlakukan dengan sebaik mungkin. Masyarakat sangat tergantung pada alam, baik dalam bidang ekonomi, dan pariwisata. Alam juga turut serta memberi dampak terhadap berbagai tindakan sosial yang dilakukan oleh manusia. Interaksi antara manusia dan lingkungan alam menimbulkan adanya nilai dan norma-norma yang telah disepakati bersama oleh masyarakat setempat. Untuk menjaga dan melestarikan alam dan budaya lokal dibutuhkan partisipasi masyarakat dan kerjasama dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta.
Kapabilitas Manusia dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat: Suatu Upaya Mengatasi Kesenjangan Maya Atri Komalasari
Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 43 No 2 (2019): Volume 43 Nomor 2 Agustus 2019
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.567 KB) | DOI: 10.31105/mipks.v43i2.2146

Abstract

Kesenjangan yang masih saja terjadi dan menjadi masalah di Indonesia. Pemberdayaan masyarakat  menjadi salah satu upaya yang perlu terus dilakukan untuk mengatasinya. Tidak cukup hanya sekedar pemberdayaan masyarakat semata yang dibutuhkan. Lebih dari itu perlunya kapabilitas manusia dan pemanfaatan modal sosial dalam pemberdayaan masyarakat. Berdaya sebagai seorang individu atau manusia ditegaskan dengan perhatian pada perluasan, kesempatan akses pilihan-pilihan hidup yakni kapabilitas. Sementara itu, ruang untuk berdaya sebagai suatu kelompok dan atau masyarakat juga seiring sejalan dengan tingginya modal sosial masyarakatnya. Pemberdayaan masyarakat hendaknya sejak awal mampu mempertimbangkan dan memperhatikan aspek kapabilitas. Selain itu, juga memerlukan pemanfaatan atau pengoptimalan modal sosial dalam masyarakat.
Studi Fenomena Penyalahgunaan Kartu Keluarga Sejahtera pada Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan Rahayu Dewi; Siti Nurjannah; Maya Atri Komalasari
RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual Vol 4 No 1 (2022): Juni
Publisher : Prodi Sosiologi Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/resiprokal.v4i1.140

Abstract

This study examines the phenomenon of misuse of Prosperous Family Cards (KKS) carried out by Family Beneficiaries of the Family Hope Program (KPM-PKH) in Babakan Village, Sandubaya District, Mataram City. This research aims to (1) find out the forms of abuse committed by KPM-PKH and (2) the motives behind KPM-PKH committing acts of abuse KKS. The study used Alfred Schutz's motive theory that focused on Because of Motive and In Order to Motive to analyze the motives of actors committing KKS abuse. The research method used is qualitative with a phenomenological approach to obtaining more in-depth data. The data collection techniques used are interviews, observations and documentation. The data analysis used is the Milles and Huberman model, namely by reducing data, presenting data and drawing conclusions or verification. The results of the study found that the form of KKS abuse carried out by KPM-PKH in Babakan Village was by practicing KKS pawns. In the practice of pawn KKS researchers found that there are two stages passed by KPM-PKH individuals, namely (1) negotiations and (2) transactions. The Reason for the Motives behind KPM's conduct of KKS pawn actions is (1) financial difficulties (2) ease of making transactions (3) environmental influences (4) monitoring and prevention efforts that are less than optimal (5) unequivocal sanctions. While In Order to Motive the actors doing KKS pawns are (1) obtaining money loans (2) meeting unexpected and urgent needs (3) obtaining loans faster.
Pengaruh Intensitas Penggunaan Gadget Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sukamulia Timur Saat Pandemi Covid-19 Ismy Agustina Putri; Maya Atri Komalasari; Solikatun .
Jurnal DinamikA Vol 3, No 1 (2022): Jurnal DinamikA
Publisher : IAIN Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/dinamika.v3i1.1-22

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah intensitas penggunaan gadget yang meningkat pada saat angka penyebaran corona virus atau covid-19 tinggi. Covid-19 ini membuat segala bentuk kegiatan masyarakat terkendala dan dibatasi misalnya saja dalam hal bekerja dan juga pendidikan. Banyak hal pada saat ini dilakukan melalui media virtual atau membutuhkan alat perantara guna memperlancar komunikasi antar individu. Hal inilah yang membuat laju pertumbuhan penggunaan gadget saat ini mengalami peningkatan, begitu juga dengan adanya perubahan dalam kondisi sosial ekonomi masyarakat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara intensitas penggunaan gadget terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Sukamulia Timur selama masa pandemi covid-19. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif dengan pengumpulan data melalui observasi, kuesioner dan dokumentasi serta di analisis menggunakan uji chi-square. Penelitian ini juga di analisis menggunakan teori sosial yakni teori pilihan rasional dari James S Coleman. Adapun hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh antara intensitas penggunaan gadget terhadap kondisi sosial ekonomi yang dilihat dari hasil nilai pada uji chi-square dimana nilai p value (0,00) lebih kecil dari nilai chi-square (22,01) dan juga hasil dari nilai chi-square hitung (22,014) lebih besar () dari chi-square tabel (9,487) maka dapat dikatakan bahwa H1 diterima yakni ada pengaruh antara intensitas penggunaan gadget terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Sukamulia Timur saat pandemi covid-19.
KONSTRUKSI SOLIDARITAS SOSIAL BESIRU MASYARAKAT DI DESA SEMBALUN BUMBUNG Siti Ilhami Fatmahandayani; Peri Anggraeni; Nurul Haromain; Maya Atri Komalasari
Jurnal Warta Desa (JWD) Vol. 1 No. 2 (2019): Jurnal Warta Desa (JWD)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.477 KB) | DOI: 10.29303/jwd.v1i2.47

Abstract

Masyarakat indonesia terkenal dengan sikap ramah, kekeluargaan dan kesetiakawanan memungkinkan lahirnya prinsip hidup bersama yang kemudian di sebut gotong royong. Hal ini menjadi penguat karakter bangsa. Gotong royong hidup dalam masyarakat yang dinamis, bersamanya masyarakat tertantang untuk mewariskan prinsip hidup dari generasi ke generasi. Namun, Kemajuan teknologi informasi menjadi suatu hal yang tidak dapat dihindari, arus globalisasi yang deras menawarkan gaya hidup yang cenderung pragmatis mengutamakan prinsip individualis, materialis serta gaya hidup konsumtif.  Perlahan-lahan hal ini telah  mereduksi nilai-nilai yang diajarkan dalam kearifan lokal. Pergeseran nilai akibat globalisasi bukan hanya menjadi tantangan tapi dapat menjadi ancaman pada perubahan karakter bangsa. Demikian pula pada masyarakat di Pulau Lombok, perkembangan teknologi global yang semakin pesat, kemajuan pariwisata dan menjamurnya pusat perbelanjaan modern memberikan dampak yang sangat signifikan dan cenderung berakibat pada tersingkirnya nilai-nilai kearifan lokal seperti budaya tolong menolong atau yang dikenal dengan budaya besiru pada masyarakat Lombok. Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui masyarakat konstruksi sosial budaya besiru  di Desa Sembalun Bumbung dengan metode  penelitian kualitataif dan menggunakan analisa diskriptif. Hasil Penelitian  pada masyarakat desa Sembalun bumbung mecerminkan kontruksi sosial solidaritas besiru yang didasari atas 3 landasan hidup masyarakat di desa sembalun bumbung.Kata Kunci: Gotong royong, globalisasi, kearifan lokal, solidaritas besiru, sembalun bumbung
PENGUATAN KEPERCAYAAN DIRI PEREMPUAN PESISIR UNTUK BERPERAN DALAM PEMBANGUNAN DESA Maya Atri Komalasari; Rosiady Husaenie Sayuti; Azhari Evendi
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 3 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i3.21170

Abstract

Gok Bay is relatively remote, isolated and unequal. Difficult access prevents women from being involved in activities related to village development so that their involvement is still minimal and limited. Community service activities are carried out by strengthening the confidence of coastal women to play a role in village development. The target of the activity was 15 women in Teluk Gok, Medang Hamlet, West Sekotong Village, West Lombok. Strengthening is carried out through various stages, namely field surveys, socialization / counseling and Focus Group Discussions (FGD) related to women's self-confidence (women's ability and capacity to be brave and confident to express opinions, have initiatives to communicate / discuss) to be involved in development processes and programs. Socialization / counseling is carried out by the community service team by delivering material with lectures and related videos related to women's self-confidence to play a role in village development. The results of the discussion or FGD show that their active role in village development has not been optimal because many have not dared to voice opinions related to development. The impact after the community service activities took place was that women began to have discussions regarding efforts they could make for the development of their living environment and were more courageous to express their opinions. It is hoped that the Government can increase community service activities that provide skills and expertise in order to increase the capacity of women in this location ABSTRAK: Teluk Gok merupakan daerah yang tergolong terpencil, terisolir dan mengalami ketimpangan. Akses yang sulit menghambat perempuan untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan terkait dengan pembangunan desa sehingga  keterlibatannya masih minim dan terbatas. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat  dilakukan dengan  melakukan penguatan kepercayaan diri perempuan pesisir untuk berperan dalam pembangunan desa. Sasaran kegiatan adalah 15 orang perempuan di Teluk Gok, Dusun Medang, Desa Sekotong Barat, Lombok Barat. Penguatan dilakukan melalui berbagai tahapan, yakni survei lapangan, sosialisasi/penyuluhan serta Focus Group Discussion (FGD) terkait kepercayaan diri perempuan (kemampuan dan kapasitas perempuan untuk berani dan percaya diri untuk mengemukakan pendapat, memiliki inisiatif untuk berkomunikasi/berdiskusi) hingga terlibat dalam proses dan program pembangunan. Sosialisasi/penyuluhan dilakukan oleh tim pengabdian kepada masyarakat  dengan penyampaian materi dengan ceramah  dan video-video terkait terkait kepercayaan diri  perempuan  untuk berperan dalam pembangunan desa. Hasil diskusi atau FGD menunjukkan bahwa peran aktif mereka dalam pembangunan desa belumlah optimal karena banyak yang belum berani menyuarakan pendapat terkait dengan pembangunan. Adanya dampak setelah berlangsungnya kegiatan pengabdian kepada masyarakat yakni para perempuan mulai melakukan diskusi terkait  upaya-upaya yang dapat mereka lakukan untuk pengembangan lingkungan tempat tinggal mereka serta lebih berani mengeluarkan pendapat. Diharapkan Pemerintah dapat memperbanyak kegiatan-kegiatan pengabdian kepada  masyarakat yang memberikan keterampilan dan keahlian dalam rangka meningkatkan kapasitas perempuan di lokasi ini.
Faktor Pendorong Praktik Perkawinan Anak Di Desa Taman Baru, Kecamatan Sekotong Sherly Kurnia Dafani; Maya Atri Komalasari; Hafizah Awalia
Multikultural: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 1 No. 1 (2023): Multikultural: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Program Studi Sosiologi, FISIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/multikultural.v1i1.54

Abstract

Child marriage is a marriage performed under the age permitted to marry. Although various regulations have been made, the number of child marriages each year has not decreased significantly. Related to this, the factors that underlie child marriage actors in carrying out child marriage practices can be a reference in answering this problem. This study aims to find out what are the factors that encourage youth to practice child marriage in Taman Baru Village, Sekotong District, West Lombok Regency. The research method used is qualitative with a phenomenological research design. The unit of analysis in this study is an individual who knows about the issue of child marriage. The subject collection technique used was purposive sampling. Data collection techniques used are observation, interviews and documentation. The data analysis technique used is condensation, data presentation, and drawing conclusions. In testing the validity of the data, this study used a source triangulation technique. The results of the study show that the factors that encourage youth to practice child marriage consist of internal and external factors. Internal factors include because of their own desires; External factors include parental factors, partner factors, economic factors, traditional factors, friendship environmental factors, religious factors, and internet factors.
POJOK BACA “CERIA”: UPAYA PENGEMBANGAN LITERASI PEREMPUAN PESISIR DESA SEKOTONG BARAT Maya Atri Komalasari; Rosiady Husaenie Sayuti; Azhari Evendi; Lalu Hendra Wirawan; Muhammad Zaroqi Rabbani; Khairul Nur Hazami; Lalu Gigih Izzul Islam; Khaeratun Hisan; Dwi Kurniawati
Jurnal Gembira: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 02 (2024): APRIL 2024
Publisher : Media Inovasi Pendidikan dan Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nusa Tenggara Barat (NTB)  masuk dalam 10 daerah buta aksara, dan  memiliki jumlah penduduk buta huruf terbanyak posisi kedua untuk usia 15 – 59 tahun. Tantangan ekstra dihadapi perempuan di  pesisir karena masih menghadapi rendahnya akses perempuan terhadap informasi. Pembentukan dan sosialisasi rintisan pojok baca dalam pengembangan literasi perempuan pesisir di Dusun Batu Leong, Desa Sekotong Barat, Kabupaten Lombok Barat menjadi kegiatan pengabdian masyarakat sekaligus solusi mengatasi permasalahan tersebut. Metode kegiatan ialah sosialisasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat telah terlaksana dengan peresmian Pojok Baca “Ceria” serta sosialisasi terkait pojok baca tersebut. Respon positif perempuan terhadap sosialisasi pojok baca terlihat dari partisipasi yang tinggi pada acara sosialisasi serta aktivitas membaca dan meminjam buku  yang meningkat.