Evendi, Azhari
Sociology Study Program, Mataram University, Jl. Majapahit No. 62 Mataram, 83125

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual

Pengembangan Wisata Alam Denda Seruni Melalui Pemanfaatan Dana Desa Azizah Azizah; Ika Wijayanti; Azhari Evendi
RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual Vol 3 No 1 (2021): Juni
Publisher : Prodi Sosiologi Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/resiprokal.v3i1.55

Abstract

Penelitian ini membahas tentang pengembangan Wisata Alam Denda Seruni melaui pemanfaatan dana desa dan kendala serta upaya yang dihadapi oleh pemerintah desa dalam mengembangakan Wisata Alam Denda Seruni. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teori yang digunakan yaitu teori Praktik Sosial Pierre Bourdieu yang menjelaskan tentang (Habitus x Modal + Ranah) = Praktik. Terdapat empat modal dalam teori prakik sosial Pierre Bourdie antara lain, modal ekonomi, modal sosial, modal kultural atau budaya dan modal simbolik. Melalui habitus yang dimiliki oleh agen yang didukung oleh modal ekonomi melalui pemanfaatan dana desa, modal sosial, modal budaya dan modal simbolik menciptakan sebuah praktik sosial dalam pengembangan Wisata Alam Denda Seruni. Namun dalam pengembangan Wisata Alam Denda Seruni belum bisa memanfaatkan modal-modal yang dimiliki secara optimal. Kurangnya sosialisasi dan pemberian informasi oleh pemerintah desa, pengelola dan pokdarwis mengenai perubahan status Desa Wisata kepada masyarakat Desa Seruni Mumbul menyebabkan masyarakat kurang barpartisipasi dan belum sadar sepenuhnya mengenai pentingnya pengembangan wisata di desa. Oleh karena itu pemanfaatan habitus dan modal-modal masyarakat Seruni Mumbul masih kurang maksimal dan belum efektif dalam pengembangan wisata Denda seruni. Kendala yang dihadapi oleh pemerintah desa dalam mengembangkan Wisata Alam denda Seruni antara lain: (1) Terkendala dana (2) Etos kerja masih rendah (3) Adanya mis komunikasi antara pengelola dan pemuda (4) Adanya kesalahpahaman manajemen tata kelola keuangan (5) Kurangnya sosialisasi oleh Pokdarwis (6) Adanya pandemi Covid 19 menjadi kendala dalam mengembangkan wisata Denda Seruni.
Modal Sosial Masyarakat Pulau Maringkik dalam Menghadapi Bencana Azhari Evendi; Rosiady H. Sayuti; Oryza Pneumatica Inderasari
RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual Vol 3 No 1 (2021): Juni
Publisher : Prodi Sosiologi Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/resiprokal.v3i1.57

Abstract

Tujuan tulisan ini adalah untuk merangkai korelasi antara modal sosial dengan mitigasi bencana pada komunitas kepualauan di Pulau Maringkik, Lombok Timur. Wilayah kepulauan merupakan wilayah yang memiliki risiko bencana yang cukup tinggi yang mengancam eksistensi masyarakat. Mayoritas masyarakat lebih memilih tinggal di pulau maringkik dari pada pindah ke tempat yang risiko bencananya lebih rendah. masyarakat memiliki sistem pengetahuan yang menjadi modal sosial untuk menghadapi berbagai risiko bencana alam dan non alam. Dengan menggunakan metode kualitatif ditemukan bahwa masyarakat Pulau Maringkik memiliki modal sosial dalam hal mitigasi bencana yang terdapat pada sikap saling percaya, partisipasi dalam suatu jaringan, resiprositas, dan norma-norma sosial. Modal sosial dalam hal mitigasi bencana menjadi kekuatan sosial masyarakat Pulau Maringkik untuk melangsungkan hidup di gugus pulu kecil walaupun risiko bencananya cukup tinggi.
Konstruksi Sosial Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Iwan Efendi; Muh. Taqiuddin; Azhari Evendi
RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual Vol 4 No 1 (2022): Juni
Publisher : Prodi Sosiologi Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/resiprokal.v4i1.129

Abstract

The research is entitled " Social Construction of Community-Based Disaster Risk Reduction in the Mandalika Special Economic Zone ". Sengkol Village is one of the disaster-prone villages, especially in the hamlets of Gerupuk 1, Gerupuk 2, Ebangah which is located in the coastal area. The Village Disaster Preparedness Team (TSBD) was formed as a communitybased disaster risk reduction. This study uses the social construction theory of Peter L. Berger and Luckmann. This research uses a qualitative case study method. Research informants from the management of the Village Disaster Preparedness Team, the CONSEPSI field staff of the Caritas Germany program, and the village head of Sengkol, Central Lombok. Data collection techniques used structured interview techniques, field observations, and documentation results. The data analysis technique used is an interactive model from Milles and Habberman in three (3) ways, namely data reduction, data presentation,and conclusion drawing. The validity technique uses extended observations and triangulation methods to check the level of confidence. The results showed that based on the results of the analysis using social construction theory, Berger and Luckman Social construction are formed through 3 (three) dialectical processes, namely, first, externalization is reflected in the existence of local wisdom in the tsunami early warning system with the appearance of Layur fish on the beach, indicating that a disaster will occur. Second, the objectification process, through the rules for implementing disaster management and philosophical values so that it successfully legitimizes the existence of community-based disaster risk reduction. Third, the internalization process through primary socialization using the TSBD institution to mobilize the community in community-based disaster risk reduction. This becomes the capital in reducing disaster risk in Sengkol Village.